Musik Rohani Buddhis

Started by K.K., 30 April 2009, 09:47:06 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 May 2009, 04:21:14 PM
Quote from: purnama on 01 May 2009, 12:42:51 PM
sebenar thread ini bahasnya tuh seberapa pantasnya sebuah kesenian beberbentuk lampiran agama itu layak dipentaskan, didengarkan, di tampilkan. Bukannya pelaranganan.

Ada point dari Bro indra tuh yang benarnya. Ada beberapa jenis musik yang semestinya tidak tampil dalam pengajaran Budhism contoh apa mungkin kalo misal Sutta atau Sutra ditampilkan dalam bentuk musik metal, Tecno atau lainnya. Jenis musik ini belum tentu mengikis LDM walau syairnya ada kandungan Budhism, hal ini mestinya ada faktor pengimbangan dalam jenis musik keras.

Kalo ambil point 2 jujur saja saya juga milih point no2. Musik juga mampu mengikis LDM, Selama Kontribusinya itu musik layak didengar.
Saya rasa harusnya kita beri benang merah dimana suatu musik Buddhis layak di dengarkan atau tidaknnya. walau opini paling tidak ada faktor pengimbangnya

Saya buka thread ini sama sekali bukan mau melarang atau menghentikan kegiatan kesenian oleh umat Buddha. Saya sendiri berlatih musik setiap hari. Di sini saya mau mengupas lebih jelas hubungan objek dan pikiran, sehingga umat Buddha tidak mudah terpola pikir bahwa kalau objek + embel2 agama = objek religius.


Baru tau ternyata Bro Kain musisi juga, boleh tau alat apa yg anda mainkan?

K.K.

Quote from: purnama on 01 May 2009, 04:52:37 PM
kalo mau bahas dari segi ini itu semua tergantung setiap konsep pribadi orang masing 2 bro, u ngak memungkinkan berdasarkan 1 konsep, karena ada yang merasa terbantu dengan adanya musik,  ada yang merasa dengan wejangan, yang bakalan ada tuh banyak opini bro. Tapi pentingnya tuh opini jgnlah melenceng saja dari etika yang ada.

Sudah dibahas sebelumnya kalau dari sisi "terbantu" atau tidak, setiap orang adalah berbeda, jadi memang subjektif. Masalahnya adalah pola pikir yang membedakan lagu "rohani" dan "duniawi" hanya karena ada istilah agama (seperti pertanyaan hatRed juga). Lalu misalnya di agama lain, kata-kata yang berhubungan dengan "Tuhan" dalam agamanya adalah sakral dan memiliki muatan rohani tertentu, sehingga musik apa pun juga kalau dalam kata-katanya ada berhubungan dengan agama, memiliki semacam kekuatan rohani.

Bagaimana dengan Buddhisme? Apakah begitu juga?




Quote from: purnama on 01 May 2009, 04:57:18 PM
Drama juga bisa lokh kayak misal suatu akting dimana Buddha kita sambil memberikan dharma ke umatnya apa itu bisa disebut objek religius? (supaya jangan ada salah paham dulu, maka dibahas)
Betul, bahkan bukan hanya drama, tetapi film, tarian, lukisan, puisi dan lain-lain, bahkan kitab "suci".


K.K.

Quote from: Indra on 02 May 2009, 02:06:55 AM
Baru tau ternyata Bro Kain musisi juga, boleh tau alat apa yg anda mainkan?

Dulu di band jadi Bassist/Drummer. Sekarang cuma main gitar (Acoustic).

purnama

Bagaimana dengan Buddhisme? Apakah begitu juga?
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 May 2009, 08:52:51 AM
Quote from: Indra on 02 May 2009, 02:06:55 AM
Baru tau ternyata Bro Kain musisi juga, boleh tau alat apa yg anda mainkan?

Dulu di band jadi Bassist/Drummer. Sekarang cuma main gitar (Acoustic).


Lumayan tuh dah lengkap ;D
Penyanyi udah ada,
Gitaris ada
Drumer basis ada
Tinggal apa lagi nih ?


Hendra Susanto


Elin

Butuh PR / marcom gak?
Hohoho....

Equator

Produser ?
Pencipta lagu ?
Dana ?
Marketing ?

Jadi deh Band Dc dibentuk ..  =D> =D> =D> hurayyy..  ;D
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

F.T



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Sunce™


ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

HUSH! HUSH!!
JUNKER DILARANG MASUK!!!!

K.K.

Karena sudah lebih dari 2 minggu tidak ada masukan lagi, saya buat kesimpulan (sementara):

1. Ditinjau dari sudut pandang Sosial-Budaya, maka sebuah lagu dikategorikan Musik Rohani Buddhist jika liriknya memuat kalimat yang merupakan kutipan dari Ajaran Buddha, sedangkan kategori musiknya sendiri digeneralisasikan tidak terlalu keras dan cepat, sehingga cenderung memberikan ketenangan bagi pendengar pada umumnya.


2. Ditinjau dari sudut pandang Dhamma, Musik tidak lain dan tidak bukan hanyalah sebuah objek yang dipersepsi indera telinga, menghasilkan perasaan tubuh menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta perasaan bathin menyenangkan, netral, dan tidak menyenangkan. Tidak ada sebuah elemen yang membuat musik lebih dari hanya sekadar objek demikian.

Sementara lirik (dalam lagu) juga hanya merupakan objek sebuah ide yang dihubungkan oleh bahasa dengan media pendengaran. Objek itu sendiri netral, tidak ada objek "religius" dan "non-religius". Namum memang objek mempengaruhi bagaimana pikiran bergerak, apakah ke arah "religius" (yang dalam Dhamma maksudnya adalah pengikisan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin) dan "non-religius".

Satu contoh sederhananya adalah ketika Buddha mengatakan bahwa "tubuh ini adalah kekotoran" (Dhammapada Atthakatha 21-23), kedua orang tua dari Magandiya (Ratu dari Raja Udena) mengembangkan objek kekotoran tubuh dan menjadi Anagami, sementara Magandiya sendiri mengembangkan kebencian luar biasa karena tubuh cantiknya (yang menurutnya bukan kekotoran) dikatakan sebagai kekotoran. Satu objek kalimat yang sama, dua pengaruh yang sama sekali berbeda.

Dengan demikian, menurut Dhamma, tidak ada yang namanya Objek bermuatan Religius karena semua objek adalah netral. Bagaimana pikiran kita menanggapi suatu objeklah yang tidak netral. Oleh karena itu tidak ada juga yang namanya Musik Rohani Buddhist, menurut Dhamma.



<Lock sementara, kalau mau beri tambahan, silahkan hubungi moderator>