Bertuhan bukan berarti bermoral

Started by morpheus, 17 July 2007, 09:23:15 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kelana

Quote from: Dharmakara on 01 August 2007, 01:35:32 AM
udah lama gak buka milis .. jadi kurang tau perkembangan perang salib budhisme yang paling aktual, .. kalo bro davit pengen tau "perang salib" ala budhisme silahkan join denga milis sp, sammagiphala, mumpung topiknya masih membara, silahkan ber-ehipashiko...

Apakah Buddhist menggunakan simbol salib ya ^-^ baru tahu  ^-^
Pertama. Di sana tidak ada yang menggunakan salib [-X
Kedua. Di sana tidak ada pertumpahan darah [-X
Ketiga. Di sana tidak memperebutkan tanah suci [-X

Jadi tidak ada alasan menggunakan istilah "perang salib" baik dengan embel-embel "ala Buddhisme".  Dan sangatlah lucu jika setiap kata menggunakan tambahan kata "ala"
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Muten Roshi

lebih tepat disebut perang stupa kali ya.. ?
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Kokuzo

perang para penyembah berhala aja bagaimana?

langitbiru

kepanjangan judulnya  [-X

dlm memilih judul/brand hrs yg gampang diingat, dan mudah diucapkan  [-X *apaan sih*

perang patung deh  :P
oni... kao titi bobo... gigi...

Kokuzo

wah, ngomong branding, nyium bau" marketing ato dkv neh...  :P

dipasena

Quote from: Dharmakara on 01 August 2007, 05:27:06 PM
lebih tepat disebut perang stupa kali ya.. ?


hush... jangan suka plagiat ah  [-X  kan itu ide ku  :D  yg kreatif ah... masa suka nyontoh trus  :whistle:

perang stupa TM by dhanuttono * biar ga di plagiat-in mulu *  :))

FZ

Quote from: dhanuttono on 01 August 2007, 09:54:56 PM
perang stupa TM by dhanuttono * biar ga di plagiat-in mulu *  :))

perang spatuTM by Hedi Kasmanto  ;D

Sugara Yao

Beragama bukan berarti bermoral.
Menceritakan kenyataan yang dialami agama-agama sekarang,
Masyarakat dibarat lebih memilih hidup sesuai hukum yang berlaku dinegaranya,
Hukum yang berlaku telah melindungi dirinya dari kejamnya alam,
Hukum yang berlaku telah memberikan bukti "damai diantara masyarakat selalu
dilindungi".
Hukum yang berlaku telah memberikan bukti "ketenangan hidup berbangsa dan
bernegara".

Kenyataan pula ada ajaran agama yang menjanjikan kebahagiaan abadi,
Ada ajaran agama yang menjanjikan hidup yang kekal,
Ada ajaran agama yang memberikan janji bagi yang percaya masuk surga dan
Ada ajaran agama yang menakut-nakuti bagi yang tidak percaya akan masuk neraka,
Ada ajaran agama yang memaksa umatnya mentaati doktrin agamanya.
Ada hukuman yang sepertinya disesuaikan dengan fatwa yang ditetapkan majelis
agama.

Tidak lupa sembahyang sepertinya menjadi ukuran orang bermoral.
Korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi hal yang tidak lagi memalukan.
Bermoral dan tidak bermoral menjadi semakin tidak dimengerti.
Menyesuaikan diri sesuai standard ajaran agama sepertinya menjadi ukuran orang
yang memiliki etika.
Standard yang diterapkan tidak jelas asal usulnya dan tidak pernah
dimengertinya.
Memiliki etika dan tidak memiliki etika menjadi semakin tidak dimengerti.

Kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi semakin terpuruk.
Menyalahkan negara lain sebagai penyebab keterpurukan berbangsa dan
bernegaranya.
Penyebabnya negara lain telah memanfaatkan kekuasaan politik dan ekonominya
terhadap negaranya.
Menyalahkan negara lain telah bertindak tidak sesuai standard ajaran agamanya.
Negara yang telah berusaha melindungi rakyatnya dari kejamnya alam, mencapai
kemakmuran dan ketenangan bermasyarakat.
Walaupun standard ajaran agama belum terbukti mampu melindungi umatnya dari
kejamnya alam, mencapai kemakmuran dan ketenangan bermasyarakat.

Ajaran agama hanya mampu melindungi umatnya yang sepenuhnya mengerti dan
menjalankan perintah ajaran agamanya.
Tidak semua umat mampu sepenuhnya mengerti dan menjalankan perintah ajaran
agamanya.
Masyarakat yang dilindungi dari kejamnya alam, dilindungi setiap hasil usaha/
kerja kerasnya dan ketenangan bermasyarakat menjadi impian setiap orang.
Impian setiap orang yang sepenuhnya mengerti maupun tidak mengerti dan
menjalankan maupun tidak menjalankan perintah ajaran agama.
Karena itu negara yang memiliki undang-undang, pemerintahan dan hakim sangat
diperlukan.
Undang-undang, pemerintahan dan hakim yang melindungi rakyatnya dari kejamnya alam,
melindungi setiap hasil usaha/ kerja kerasnya dan menjamin
ketenangan bermasyarakat sangat dibutuhkan setiap orang.