RETRET dgn Biksuni Chan Khong, 7-10 Mei 09

Started by Elin, 14 April 2009, 12:36:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Elin


Elin

Biksuni Chan Khong

Biksuni Chan Khong yang memiliki nama kecil "Cao Ngoc Phuong" lahir pada tahun 1983 di Ben Tre, Vietnam. Anak ke-8 dari 9 bersaudara, hidup dalam keluarga yang termasuk serba berkecukupan, ayahandanya mengajarkan semua anak-anaknya tentang betapa pentingnya nilai sebuah usaha dan kerendahan hati. Ia selalu mengutip kata-kata ayahnya: "...jangan pernah tawar menawar dengan petani miskin karena beberapa dong (mata uang Vietnam) tidak begitu berarti bagimu, namun itu saja sudah cukup menghidupi anak-anak mereka"

Pada tahun 1958, ia diterima di Universitas Saigon di bidang studi Biologi, kemudian ia juga ikut terjun aktif dalam aksi politik, menjadi pemimpin di Universitas Saigon, menghabiskan banyak waktu untuk membantu rakyat miskin dan mereka yang sakit di area kumuh di pinggir perkotaan.

Biksuni Chan Khong bertemu Mahaguru Zen Thich Nhat Hanh pada tahun 1959 dan menjadikan beliau sebagai guru spiritualnya. Pada tahun 1963 Ia berangkat ke Paris untuk menyelesaikan kuliahnya di bidang Biologi dan selesai pada tahun 1964. Pada tahun itu juga ia kembali ke Vietnam dan bergabung dengan Thay Nhat Hanh untuk membangun Universitas Van Hanh dan Sekolah Pemuda Pelayanan Sosial (School for Youth and Social Service, SYSS). Beliau merupakan staf yang paling aktif dalam berbagai kegiatan SYSS, mengelola pengobatan, pendidikan dan fasilitas pertanian di daerah pedalaman Vietnam selama masa perang Vietnam. SYSS pernah melibatkan lebih dari 10000 pekerja sosial muda yang mana mereka membangun kembali desa-desa yang telah hancur akibat perang. Ketika Thay Nhat Hanh kembali dari Amerika Serikat, Biksuni Chan Khong yang menjalankan roda kehidupan organisasi.

Pada tanggal 5 Februari 1966, Biksuni Chan Khong ditahbiskan sebagai enam orang pertama dari anggota Order of Interbeing (OI), mereka disebut sebagai "Six Cedars". Pada saat menerima penahbisan itu, beliau diberikan nama Chan Khong yang berarti "Kekosongan Sejati". Pada kesempatan menjelaskan arti nama itu, beliau berkata: "Dalam ajaran Buddha, istilah 'kekosongan' merupakan terjemahan dari istilah Sanskerta yaitu Sunyata, makna sunyata adalah 'kosong dari aku yang terpisah'. Istilah ini tidak negatif atau membuat kita putus asa, justru istilah untuk menunjukkan betapa pentingnya kesalingtersambunga n (interconnectedness ), saling berkaitan. Kekosongan berarti tidak ada sesuatu pun yang bisa eksis hanya bergantung pada dirinya sendiri saja, segala sesuatu tidak mungkin terlepas dari kesalingtersambunga n dengan sesuatu yang lain.
Saya sadar sepenuhnya untuk bekerja keras untuk mengingat bahwa aku kosong dari diri yang terpisah dan penuh dengan berbagai keajaiban alam semesta ini, termasuk kedermawanan kakek dan nenekku begitu juga orang tuaku, sahabat dan guruku yang telah membantu dan mendukung saya dalam sepanjang jalan ini, begitu juga engkau para pembaca, tanpa engkau semua maka buku ini tidak bisa hadir di sini. Kita saling berkaitan, oleh karena itu kita kosong dari identitas yang terpisah dari kesalingtersambunga n kita."

Order of Interbeing terdiri dari biksu, biksuni, pria dan wanita awam. Enam orang yang ditahbiskan pertama kali diberikan kebebasan untuk memilih kehidupan sesuai kehendaknya masing-masing dan berlatih sebagai monastik atau umat awam. Tiga orang wanita memilih untuk hidup selibat layaknya biksuni walaupun mereka tidak mencukur habis rambutnya, sementara tiga orang pria memilih untuk menikah dan berlatih sebagai umat awam. Salah satu di antara tiga orang wanita itu adalah Nhat Chi Mai, setahun kemudian dia mengorbankan diri dengan cara membakar dirinya untuk menyadarkan orang tentang perdamaian.

Dari tahun 1969 hingga 1972 Biksuni Chan Khong bekerja untuk Thay Nhat Hanh di Paris, membangun Delegasi Perdamaian Buddhis yang menyerukan perdamaian untuk Vietnam. Sejak itu ia bekerja bersama Thay Nhat Hanh membangun komunitas Kentang Manis "Sweet Potato" pertama kali di sekitar Paris, komunitas ini kemudian berubah menjadi Sangha Plum Village pada tahun 1982. Beliau menemani dan membantu Thay Nhat Hanh ketika sedang berkunjung ke berbagai tempat. Namun demikian ia tetap meneruskan kegiatan menolong dan meringankan beban mereka yang membutuhkannya di Vietnam, mengelola parsel makanan untuk membantu para anak-anak miskin dan obat-obatan bagi mereka yang sakit, dan pada saat bersamaan terus membantu mengelola kegiatan di Plum Village.

Biksuni Chan Khong ditahbiskan sebagai biksuni oleh Thay Nhat Hanh pada tahun 1988 di Puncak Nasar India.
Selama 3 bulan perjalanan kembali ke Vietnam (Bulan Januari hingga awal April 2005), Thay Nhat Hanh berbicara di hadapan ribuan orang dari berbagai negara, para birokrat, politisi, intelektual, penjaja jalanan, supir taksi, artis. Biksuni Chan Khong juga mengajar dan mengadakan berbagai latihan hidup penuh kesadaran sebagai tambahan bagi ceramah dharma dari Thay Nhat Hanh. Beliau memimpin nyanyian lagu-lagu di Plumvillage, chanting, memandu sesi "relaksasi total". Di sisi lain, Biksuni Chan Khong juga hidup bersahaja, menerapkan warisan budaya Vietnam ke dalam cara hidup modern sehingga sesuai dengan banyak orang yang bertemu dengannya. Selama Tet (perayaan tahun baru Vietnam) pada bulan Februari, beliau juga membantu dalam "oracle reading" bagi ratusan pengikut buddhis.


Semoga Semua Makhluk Berbahagia,
Elin

Elin

Kutipan:
Para muridku juga merupakah guruku. Saya belajar banyak dari murid-muridku. Biksuni Chan Khong (Kekosongan Sejati) merupakan salah satu yang cukup berpengaruh diantara semua murid-muridku. Ia punya kemampuan luar biasa untuk berbahagia dan ceria.  Hal inilah membuat saya begitu menyanjung tinggi hidup yang dijalankannya. Keyakinan tak tergoyahkan dia dalam Dharma semakin kokoh setiap hari sehingga dia bisa terus menikmati hasil transformasi dan penyembuhan lahir dalam latihannya. Stabilitas, keceriaan, dan kebahagiaannya yang begitu menakjubkan merupakan dukungan bagi kami di lingkungan Plum Village maupun sangha yang lebih luas. Bekerja untuk perubahan sosial dan membantu banyak orang merupakan sumber keceriaan baginya. Cinta kasih dan perhatian yang melandasi kerjanya sangat dalam. Kekosongan Sejati juga merupakan Cinta Sejati. Kisah hidupnya tidak hanya sekedar kata-kata saja. Seluruh hidupnya merupakan ceramah Dharma. - Thich Nhat Hanh

Masalah begitu banyak. Kadang-kadang saya merasa begitu kewalahan. Namun saya tetap bekerja setiap hari. Jika kita hanya mengkhawatirkan urusan-urusan besar, maka kita tak berdaya. Rahasiaku adalah memulai sekarang juga, mengerjakan hal kecil-kecil apa pun yang bisa aku kerjakan. Saya mencoba untuk memberikan keceriaan untuk satu orang di pagi hari, dan menghilangkan penderitaan satu orang di sore hari......inilah rahasianya. Mulailah sekarang juga!
Namun saya tidak selalu berbahagia. Bahkan kita juga tidak selalu damai di dalam Sangha Plum Village. Ketika seorang monastik wanita atau pria yang kurang stabil, seluruh komunitas akan merasakan efeknya. Oleh karena itu kami mencoba untuk selalu segar dan bahagia, ketika ada seseorang tidak bahagia, engkau punya ketentraman untuk menanggulangi kesulitan itu.

Pendapat Mahaguru Thich Nhat Hanh dan Biksusni Chan Khong atas 8 Pematuhan Hormat (Garudharma)
Tentu saja, Namun di Plum Village, kami tidak menerapkan Pematuhan Hormat itu [8 pematuhan hormat biksuni terhadap biksu] karena Thay Nhat Hanh mengatakan bahwa 8 pematuhan itu diciptakan hanya untuk membantu ibu tiri Buddha saja. Thay bilang "Anda perlu menjalankan 14 Latihan Perhatian murni dengan baik, hanya itu saja. Tentu saja Thay tidak memandang rendah terhadap peraturan tradisional, saya menerima pematuhan hormat itu untuk menghadirkan keceriaan bagi para biksu yang berlatih secara tradisional. Seandainya saya bisa menghadirkan keceriaan, kemudian saya berkesempatan untuk membagikan pemahaman saya tentang wanita dan mereka tidak akan menjadi tertutup dalam pengertian mereka.

Suatu kesempatan langka, Sangha Agung Indonesia, Ekayana Buddhist Center, Penerbit Karaniya beserta Majelis Buddhayana Indonesia mengundang Monastik dari Plum Village (www.plumvillage.org) yang diwakilkan oleh Biksuni Chan Khong (Asisten utama Master Zen Thich Nhat Hanh), bersama Biksuni Dinh Ngiem (eks Kepala Wihara New Hamlet Plum Village di Perancis), Biksu Phap De dan Biksu Phap Ho untuk memberikan serangkaian acara seperti :

1. Ceramah Umum dan Peluncuran Buku "Learning True Love" yang diterbitkan oleh Penerbit Karaniya (www.karaniya.com), Kamis 7 Mei 2009
2. Retret "Being Peace and Loving in the Most Stressful Situation" Kamis-Minggu, 7- 10 Mei 2009 di Kinasih Resort Bogor
3. Ceramah umum diberbagai kota di Indonesia

Mengingat tempat retret terbatas dan peminat sangat banyak, kami akan mendahulukan mereka yang bisa ikut full, bagi yang lain akan kami jadikan waiting list. Sangat langka kesempatan seperti demikian, karena untuk menghadirkan monastik yang benar-benar menjadikan hidup penuh kesadaran sebagai bagian dari hidupnya, menuju indahnya kehidupan.

Pendaftaran Retret ditutup tanggal 20 April 2009, hubungi: 
Henry Chandra - 08161815767
Liana - 08159138270



Semoga Semua Makhluk Berbahagia,
Elin