TUHAN itu ada

Started by JackDaniel, 30 November 2007, 07:15:24 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kokuzo

Tenang Mbah Menyan, gw juga orang yang 'anti-tuhan', cuma ga menonjolkan diri aja  ;D

Ginny

 

sungguh terlalu...  :o masa tuhan mereka disamain dengan tukang cukur. besok2 disamain dengan tukang sapu,tukang beca, tukang bakso (maaf tidak menyinggung agama tetangga) tapi benar sungguh terlalu

Sukma Kemenyan

Um... Gmana yach...
Gue membaca para Deva/Brahma membantu mereka2x para arahat,
dan dasar bantuan mereka bukan karena para arahat meminta;

Namun sebaliknya...
para deva/brahma pernah merasa berhutang pada arahat (dikehidupan lampau)

kalao dipikir2x...
Ini adalah bentuk "Buah" karma, namun dengan campur tangan deva/brahma

Demikianlah apa yg kubaca dari buku yg disosor medok :hammer:

Kelana

Saya rasa dalam topik ini, konsep tuhan-nya sudah jelas, yaitu konsep tuhan yang berpersonal sesuai dengan cerita di atas. So, kita tidak perlu bahas konsep "tuhan"  ala Buddhis Indonesia, betul tidak? Jika kita bahas maka akan OOT ;)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

mei_lee

ahahahahaha jd intina si tukang cukur itu Tuhan dunk???? ^^V
sama aja kan? kan si gondrong gak dtg sama dy jd keg gt.
nah klo tuhan kan anak2 na yang gak dtg ke dy jd gak keurus???
lgan ktana tuhan maha pengasih.
masa rela c ngeliat anak2 nya atau ciptaan nya terlantar seperti itu? ya gak??? ^^
anak nya tukang cukur pun dirawat sama dy, rambutnya di rapiin. :p

markosprawira

abis itu disuruh "bayar" juga......

sama ky "anak2" yang disuruh menyembah si T.... ;D

Kokuzo

hahaha...
iya neh... ke tukang cukur mana ada yang gratis...
kalo rame, kudu ngantri lagi... (maseh banyak banget tuh yang antri ampe sekarang  ^-^)

williamhalim

Quote from: Ginny on 02 December 2007, 12:46:29 AM


sungguh terlalu...  :o masa tuhan mereka disamain dengan tukang cukur. besok2 disamain dengan tukang sapu,tukang beca, tukang bakso (maaf tidak menyinggung agama tetangga) tapi benar sungguh terlalu

anda benar sekali, banyak yg menjadikan tuhan sebagai:
~ sinterklas (tempat minta rezeki)
~ dukun (minta kesembuhan)
~ iblis yg kejam (menciptakan tsunami dan bencana)
~ tukang roti (tempat meminta makanan)
~ killer (pembunuh manusia)

peranan tuhan disesuaikan sekehendak hati sesuai dengan keinginan manusia.

menurutku 'tuhan' adalah tokoh dongeng yg paling terkenal sepanjang masa. paling top dan paling bertahan lama. setan juga, ikut kecipratan jadi terkenal juga.


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Suchamda

Rekan-rekan semuanya,
Memang apa yang dituliskan dalam artikel pertama di topik ini terlihat memaksakan suatu pemahaman yang tidak benar. Akan tetapi sebaiknya kita tidak menghina figur "Tuhan" yang mana merupakan suatu figur yang dihormati oleh umat beragama lain. Saya khawatirkan bahwa hal ini bisa menjadi bumerang bagi umat Buddhis sendiri nantinya.
Menurut saya, hal-hal yang menurut kita tidak benar sudah semestinya kita jawab secara rasional tetapi tetap mengindahkan tata etika dan kesopanan yang berlaku. Cukup kita kemukakan point-point kesalahannya tetapi tidak perlu diberi bumbu emosional. Karena nuansa emosional justru menggambarkan bahwa diri kita bukan orang yang beradab dan bermartabat. Kalau kita berhadapan dengan hal-hal seperti itu, sudah semestinya kita menggunakan cara-cara berkelas untuk memajukan Buddhism, bukan dengan cara-cara yang terkesan 'kampungan'. Karena hal itu akan merugikan citra Buddhism.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

mei_lee

brarti kalo mau jd anak tuhan gak gratisan ya??? hahahaha

setuju dgn suchamda...
kalo di luaran gue jg gak brani kok ngom keg gt. mending diem ajah ya drpd nyari mslh. ntr yang punya agama ngerasa tersinggung. lgan kata bante Uttamo : agama itu kecocokan sama seperti saya yang cocok mengenakan jubah dan anda mengenakan jas2.. hwhw ^^V (nyambung gak yuaaa)

Pitu Kecil

Quote from: Suchamda on 05 December 2007, 12:11:26 PM
Rekan-rekan semuanya,
Memang apa yang dituliskan dalam artikel pertama di topik ini terlihat memaksakan suatu pemahaman yang tidak benar. Akan tetapi sebaiknya kita tidak menghina figur "Tuhan" yang mana merupakan suatu figur yang dihormati oleh umat beragama lain. Saya khawatirkan bahwa hal ini bisa menjadi bumerang bagi umat Buddhis sendiri nantinya.
Menurut saya, hal-hal yang menurut kita tidak benar sudah semestinya kita jawab secara rasional tetapi tetap mengindahkan tata etika dan kesopanan yang berlaku. Cukup kita kemukakan point-point kesalahannya tetapi tidak perlu diberi bumbu emosional. Karena nuansa emosional justru menggambarkan bahwa diri kita bukan orang yang beradab dan bermartabat. Kalau kita berhadapan dengan hal-hal seperti itu, sudah semestinya kita menggunakan cara-cara berkelas untuk memajukan Buddhism, bukan dengan cara-cara yang terkesan 'kampungan'. Karena hal itu akan merugikan citra Buddhism.

saya setuju daripada menambah masalah, bagusnya jadi penonton aja  _/\_
Smile Forever :)