News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Apakah kita harus percaya?

Started by san, 18 October 2007, 10:51:24 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

san

Mungkin hal ini sudah ditanyakan berulang-ulang. Kita sudah sering mendengar/ baca tentang Kalama Sutta yaitu mengenai bagaimana kita mempercayai/ menolak suatu ajaran.
Sebelum sutta itu diucapkan oleh sang Buddha, suku kalama bukanlah penganut ajaran buddha. Dan atas alasan itulah sang Buddha memberikan pedoman bagaimana memilih suatu ajaran kebenaran.
Salah satunya yaitu untuk melihat terlebih dahulu apakah ajaran tersebut membawa kebaikan atau justru membawa keburukan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dalam bacaan yang lain juga disebutkan bagaimana kita memilih guru pembimbing yang baik, yakni dengan melihat ucapan dan perbuatannya, apakah patut dicontoh atau tidak.

Nah, setelah suku kalama/ orang lain meyakini (mungkin telah membuktikan atau memahami) kebenaran ajaran sang Buddha, mereka mengucapkan tiga perlindungan, kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Pertanyaannya, setelah kita mengucapkan tiga perlindungan, dimana kita mengakui Buddha, Dhamma, dan Sangha sebagai guru, ajaran dan pembimbing, "apakah kita masih boleh bersikap tidak percaya/ tidak yakin terhadap ajaran sang Guru? apakah sang Buddha pernah menyatakan bahwa "kewajiban murid adalah yakin terhadap ajaran gurunya?"
Ini saya tanyakan karena mengingat dasar keyakinan terhadap sang guru dan ajaran seharusnya sudah kita tetapkan pada saat memilih sang guru dan ajarannya yaitu sang guru memiliki ucapan dan perbuatan yang tidak tercela dan ajaran tersebut mengajarkan untuk terbebas dari keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.

Terima kasih buat tanggapannya :)
be happy ^^

Sumedho

Nah, soal kalama sutta kan itu sudah jelas ada sutta nya, kalau kewajiban murid adalah yakin terhadap ajaran gurunya itu dari mana yah sumbernya ?

AFAIk dalam kalama sutta dijelaskan bahwa kewajiban murid terhadap guru adalah

   1. Dengan bangun dari tempat duduk mereka (memberi hormat);
   2. Dengan melayani mereka
   3. Dengan tekad baik untuk belajar;
   4. Dengan memberikan persembahan kepada mereka;
   5. Dan dengan memberikan perhatian sewaktu diberi pelajaran.
There is no place like 127.0.0.1

Sukma Kemenyan

Quotesetelah kita mengucapkan tiga perlindungan, dimana kita mengakui Buddha, Dhamma, dan Sangha sebagai guru, ajaran dan pembimbing, "apakah kita masih boleh bersikap tidak percaya/ tidak yakin terhadap ajaran sang Guru?
Moga moga tulisan berikut bisa menjawab:

Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama.
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu,

karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan.
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri.

Jika itu baik bagimu, terimalah.
Jika tidak, janganlah engkau terima.

(Digha Nikaya 25; Patika Vagga;Udumbarika-Sihanada Sutta)

ryu

Soal keyakinan , hal ini haruslah bisa seimbang dengan Kebijaksanaan.

Tanpa ada kebijaksanaan maka keyakinan akan menjadikan seseorang berpikiran sempit dan tidak mau terbuka dan cenderung menjadi fanatisme.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hikoza83

kalo jadi murid, jadilah murid yang baik.  ;)
kalo jadi Guru, jadilah Guru yang baik. :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

kosdi

dari pernyataan ini
QuoteAku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama.
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu,

karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan.
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri.

Jika itu baik bagimu, terimalah.
Jika tidak, janganlah engkau terima.

berserta kata2 ehipassiko dan kalama sutta maka sudah pasti sang buddha berkali-kali mengatakan bahwa kita harus selalu meragukan siapapun
di kalama sutta ada kata2 "Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci;" kan? juga
"atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu"
itu refer kepada semua guru termasuk sang buddha sendiri karena guru kita adalah seorang petapa juga.

ini menurut saya sih.... ada sanggahan?  _/\_

williamhalim

setuju,

hanya ada tambahan opini:
ehipassiko lebih baik dimengerti sebagai proses perenungan dan meng-compare dengan pengalaman sendiri serta menerapkannya dalam kehidupan.

bukannya disuruh meragukan seluruh ajaran, tetapi lebih tepat berusaha untuk membuktikannya dengan pengalaman diri sendiri.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

kosdi

#7
betul sekali bro willi,maaf setelah membaca ulang baru saya sadar bahwa kata2 saya terkesan seperti yang anda maksudkan.

williamhalim

Quote from: kosdi on 25 October 2007, 03:14:28 PM
betul sekali bro willi,maaf setelah membaca ulang baru saya sadar bahwa kata2 saya terkesan seperti yang anda maksudkan.

wah...eh... he3x
bukan begitu .. Bro Kosdi...
Pas tadi baca beberapa postingan diatas, aku lgsg teringat tentang makna ehipassiko ini yg pernah aku bahas dgn teman2...

saya jadi baca ulang postingan Bro Kosdi, rasanya gak ada yg aneh... oke punya kok. Setuju tuh.

_/\_

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)