tentang poligami

Started by vathena, 01 December 2008, 07:40:34 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

CKRA

Mungkin juga ada yang tahu perkembangan dai terkenal dari Bandung yang popularitasnya menurun drastis di kalangan umatnya sendiri setelah melakukan poligami? Perusahaannya yang pada masa jaya sampai bisa mendirikan stasiun TV juga hampir bangkrut tuh. Artinya di dalam kalangannya sendiri hal itu juga menjadi kontroversi.

Reenzia


candra_mukti19

Quote from: upasaka on 16 December 2008, 02:43:44 PM
[at] Bro Candra...

Anda mengatakan kalau kita bisa mencapai Nibbana dengan berpoligami...
Singkat katanya, poligami itu menikah kan? Kalau menikah itu berhubungan intim gak?

Kalau berhubungan intim itu didasari tanha (nafsu) atau apa?

Mohon pendapat Anda...  _/\_

ya benar. hubungan intim itu didasari tanha.
dalam ajaran agama saya, ketika seseorang bersenggama, maka dia disebut "sedang keluar dari wilayah ilahiah". ada 4 hal yang diajarkan kepada kami tentang senggama :
1. senggama adalah kelakuan binatang
2. senggama adalah kegilaan
3. dari senggama menyebabkan lahir anak bila anak tersebut besar, memusingkan orang tua
4. dari senggama menyebabkan lahir anak, bila anak tersebut meninggal sebelum orang tua, menyebabkan dukha kesedihan.
tapi,....
manusia suci itu harus keluar dari wilayah ilahiyah untuk menegakan keadilan ragawi dengan melakukan hubungan biologis. secepat itu dia keluar dari wilayah ilahiah, secepat itu pula dia masuk kembali ke wilayah ilahiah. ada sarana untuk "secepat itu" keluar masuk kesucian, yaitu dengan apa yang disebut "mandi janabah".

bond

Quote from: candra_mukti19 on 16 December 2008, 03:11:04 PM
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 02:43:44 PM
[at] Bro Candra...

Anda mengatakan kalau kita bisa mencapai Nibbana dengan berpoligami...
Singkat katanya, poligami itu menikah kan? Kalau menikah itu berhubungan intim gak?

Kalau berhubungan intim itu didasari tanha (nafsu) atau apa?

Mohon pendapat Anda...  _/\_

ya benar. hubungan intim itu didasari tanha.
dalam ajaran agama saya, ketika seseorang bersenggama, maka dia disebut "sedang keluar dari wilayah ilahiah". ada 4 hal yang diajarkan kepada kami tentang senggama :
1. senggama adalah kelakuan binatang
2. senggama adalah kegilaan
3. dari senggama menyebabkan lahir anak bila anak tersebut besar, memusingkan orang tua
4. dari senggama menyebabkan lahir anak, bila anak tersebut meninggal sebelum orang tua, menyebabkan dukha kesedihan.
tapi,....
manusia suci itu harus keluar dari wilayah ilahiyah untuk menegakan keadilan ragawi dengan melakukan hubungan biologis. secepat itu dia keluar dari wilayah ilahiah, secepat itu pula dia masuk kembali ke wilayah ilahiah. ada sarana untuk "secepat itu" keluar masuk kesucian, yaitu dengan apa yang disebut "mandi janabah".

Nah ini khan teori agama Anda, jadi jangan dicampur adukan dengan ajaran Sang Buddha. Ngak bakalan ketemu. Orang suci itu selalu sadar dan tidak mungkin mau memakan kotoran lagi karena dia tau itu mengandung penyakit dan melemahkan kesadaran. Kalau masih mau keluar masuk, namanya masih belum suci, lemah syahwat kesadarannya. Ini perbedaan mendasarnya bro.

Smoga mengerti ya
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

CKRA

Kita sepakat saja untuk tidak sepaham. Tidak perlu memaksakan paham masing-masing.

Nevada

Quote from: candra_mukti19 on 16 December 2008, 03:11:04 PM
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 02:43:44 PM
[at] Bro Candra...

Anda mengatakan kalau kita bisa mencapai Nibbana dengan berpoligami...
Singkat katanya, poligami itu menikah kan? Kalau menikah itu berhubungan intim gak?

Kalau berhubungan intim itu didasari tanha (nafsu) atau apa?

Mohon pendapat Anda...  _/\_

ya benar. hubungan intim itu didasari tanha.
dalam ajaran agama saya, ketika seseorang bersenggama, maka dia disebut "sedang keluar dari wilayah ilahiah". ada 4 hal yang diajarkan kepada kami tentang senggama :
1. senggama adalah kelakuan binatang
2. senggama adalah kegilaan
3. dari senggama menyebabkan lahir anak bila anak tersebut besar, memusingkan orang tua
4. dari senggama menyebabkan lahir anak, bila anak tersebut meninggal sebelum orang tua, menyebabkan dukha kesedihan.
tapi,....
manusia suci itu harus keluar dari wilayah ilahiyah untuk menegakan keadilan ragawi dengan melakukan hubungan biologis. secepat itu dia keluar dari wilayah ilahiah, secepat itu pula dia masuk kembali ke wilayah ilahiah. ada sarana untuk "secepat itu" keluar masuk kesucian, yaitu dengan apa yang disebut "mandi janabah".

Jadi pandangan itu berbeda dengan Buddhisme. Sekiranya memang perbedaan pandangan ini sudah terlihat jelas sekarang. Adalah kesalahan apabila Bro Candra berargumen bahwa Buddhisme sejalan dengan pandangan di atas tadi...

candra_mukti19

Quote from: bond
Nah ini khan teori agama Anda, jadi jangan dicampur adukan dengan ajaran Sang Buddha. Ngak bakalan ketemu. Orang suci itu selalu sadar dan tidak mungkin mau memakan kotoran lagi karena dia tau itu mengandung penyakit dan melemahkan kesadaran. Kalau masih mau keluar masuk, namanya masih belum suci, lemah syahwat kesadarannya. Ini perbedaan mendasarnya bro.

Smoga mengerti ya

teori agama manapun tidak akan saya percayai dan tidak akan saya gunakan, seandainya tidak ada kebenaran di dalamnya. bagiamana saya menekuni meditasi samatha-vipssana setiap hari, tidak peduli dari agama mana meditasi itu berasal. karena saya melihat kebenaran di dalamnya, kenapa tidak. untuk apa membedakan label ini budha, ini hindu, ini muslim. saya tidak membedakan agama dengan label-label seperti itu, melainkan dibedakan dengan dua hal saja, "ini ajaran yang benar, dan itu yang salah". itu saja.

Reenzia

 [at] candra

nah kalo begitu, apakah anda menemukan kebenaran dalam hal ini?

Quotemanusia suci itu harus keluar dari wilayah ilahiyah untuk menegakan keadilan ragawi dengan melakukan hubungan biologis. secepat itu dia keluar dari wilayah ilahiah, secepat itu pula dia masuk kembali ke wilayah ilahiah. ada sarana untuk "secepat itu" keluar masuk kesucian, yaitu dengan apa yang disebut "mandi janabah".


candra_mukti19

Quote from: upasaka
Jadi pandangan itu berbeda dengan Buddhisme. Sekiranya memang perbedaan pandangan ini sudah terlihat jelas sekarang. Adalah kesalahan apabila Bro Candra berargumen bahwa Buddhisme sejalan dengan pandangan di atas tadi...

pandangan tersebut memang berbeda dengan budhisme. seperti yang saya katakan setiap dua hal selalu memiliki persamaan dan perbedaan. perbedaannya dimana dan persamaannya dimana, saya sudah dapat melihatnya dengan jelas. walaupun keduanya memliki persamaan dan perbedaan, tapi keduanya tidak memiliki pertentangan. hanya karena kesalahan berpikir logic, maka orang menganggapnya dua ajaran berbeda tersebut bertentangan. apakah sama perbedaan dengan pertentangan?

candra_mukti19

Quote from: Reenzia on 16 December 2008, 03:32:00 PM
[at] candra

nah kalo begitu, apakah anda menemukan kebenaran dalam hal ini?

Quotemanusia suci itu harus keluar dari wilayah ilahiyah untuk menegakan keadilan ragawi dengan melakukan hubungan biologis. secepat itu dia keluar dari wilayah ilahiah, secepat itu pula dia masuk kembali ke wilayah ilahiah. ada sarana untuk "secepat itu" keluar masuk kesucian, yaitu dengan apa yang disebut "mandi janabah".



tentu saja!

candra_mukti19

Quote from: Edward on 16 December 2008, 02:01:48 PM
Kebenaran menurut versi apa bro?
Kebenaran adalah benar sesuai dengan dasarnya sendiri.
Jika sudah memiliki dasar yang berbeda, maka akan ada versi kebenaran yg berbeda.

saya sudah menyatakan tentang tiga hukum kebenaran :

1. kebenaran ilmiah
2. kebenaran logika
3. kebenaran universal/dhamma

apapun yang orang bicarakan, tidak akan keluar dari 3 hukum kebenaran.
kita harus mengerti, apa yang dimaksud dengan hukum kebenaran ilmiah beserta kaidah-kaidahnya untuk pembuktiannya.

kita harus mengerti, apa yang dimaksud dengan hukum kebenarna logika berserta kaidah-kaidah untuk membuktikannya.

kita juga harus mengerti, apa yang dimaksud dengan kebenaran dhamma, dan praktik untuk dapat membuktikannya.