KIAT MENCARI SAHABAT SEJATI*)

Started by markosprawira, 09 August 2007, 11:40:44 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

By : Mr. Selamat Rodjali

Manusia adalah mahluk sosial. Begitu ia lahir, minimal terdapat satu orang di dekatnya. Walaupun ia memulai kehidupannya dengan menangis, ia disambut dengan sebuah senyuman kecuali oleh orang yang tidak memiliki perasaan yang normal. Kondisi kesehatannya, pendidikannya, kekayaannya dan seterusnya dipengaruhi pula oleh lingkungan tempat ia dilahirkan. Lingkungan sosialnya menjadi makin luas dan makin luas seiring usianya yang meningkat. Ketika ia muda, orang tuanya harus men-supervisi sehingga ia tidak bergaul dengan relasi yang tidak cocok, sebab jika tidak, ia akan mengalami masalah. Ketika ia mulai dewasa ia mulai mencari sendiri sahabat-sahabat namun ia harus memilih sahabat-sahabat tersebut dengan hati-hati karena tidak semua relasi dapat dianggap sebagai sahabat sejati, dan ia tak dapat berharap kepada semua relasinya bila dalam kebutuhan. Ada istilah;'a friend in need is a friend indeed.'

Secara psikologis, pikiran-pikiran yang muncul dalam batin saudara sangat mungkin juga akan muncul pada pikiran orang lainnya. Ini merupakan hukum persahabatan yang umum dimengerti orang. Menurut hukum ini sahabat karib saudara adalah orang yang 'sehati', sepaham dengan saudara, orang yang akan melakukan sesuatu yang saudara inginkan. Prinsip umum ini adalah persetujuan. Seseorang merupakan sahabat karib saudara karena saudara telah membuat pikiran orang itu berpikir seperti pikiran saudara. Bila saudara menjumpai orang-orang yang pikirannya berbeda, bertentangan dengan pikiran saudara, maka saudara tidak mendapatkan kesenangan bersama mereka, dan saudara katakan bahwa mereka bukan sahabat karib saudara.

Namun, secara nyata, sahabat karib tidaklah sama dengan sahabat sejati. Sahabat karib umumnya bersifat harmoni bersama orang entah dalam perbuatan tidak benar atau perbuatan yang benar. Sahabat karib seperti itu dapat menjerumuskan sahabatnya ke dalam jurang penderitaan bila yang dilakukannya didasarkan pada akar kekotoran yaitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.

Lalu, bagaimanakah kriteria sahabat sejati?

Seseorang seyogyanya tidak memilih teman karena statusnya, kekayaannya, kesempurnaan tubuhnya, pangkatnya dan hal sejenisnya, namun pilihlah sahabat yang batinnya selalu mengarah pada terkikisnya keserakahan, kebencian dan kebodohan batin baik pada dirinya maupun pada batin sahabatnya, karena dialah sesungguhnya sahabat sejati bagi sahabatnya. Lantas, apa ciri-ciri sahabat sejati itu?

Pikiran merupakan pelopor, pikiran merupakan pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Pikiran merupakan prekursor (kondisi sebab) perbuatan seseorang. Secara garis besar, seorang sahabat sejati memiliki tujuh kualitas, yaitu:
1. ia memberi sesuatu yang sukar diberi
2. ia mengerjakan sesuatu yang sukar dikerjakan
3. ia menanggung sesuatu yang sukar ditanggung
4. ia mengungkapkan rahasianya
5. ia merahasiakan rahasia sahabatnya
6. ia tidak meninggalkan sahabatnya yang ditimpa kemalangan/stres
7. ia tidak memandang hina/merendahkan sahabatnya yang runtuh

Dalam bagian lain yang merupakan ungkapan psikologis seorang sahabat sejati, dinyatakan, bahwa sahabat sejati adalah sahabat yang tulus, dan sahabat yang tulus memiliki 16 ciri, sebagai berikut:
1. Sahabat yang tulus/sejati adalah sahabat yang suka menolong:
a. ia menjaga diri saudara sewaktu saudara sedang lengah
b. ia menjaga milik saudara sewaktu saudara sedang lengah
c. ia akan melindungi saudara sewaktu saudara sedang ketakutan
d. ketika saudara ingin mengerjakan sesuatu, ia akan membantu saudara dengan bekal dua kali lipat dari yang saudara butuhkan
2. Sahabat yang tulus/sejati adalah sahabat di waktu senang/susah
a. ia mengungkapkan rahasianya kepada saudara
b. ia merahasiakan rahasia saudara
c. jika saudara dalam kesusahan, ia tidak akan meninggalkan saudara
d. ia bahkan bersedia mengorbankan kehidupannya untuk membela saudara
3. Sahabat yang tulus/sejati adalah sahabat yang suka memberi
nasehat baik:
a. ia akan mencegah saudara berbuat salah
b. ia menganjurkan saudara berbuat baik
c. ia memberitahukan sesuatu yang saudara belum pernah dengar
d. ia menunjukkan saudara jalan ke kebahagiaan/sorga
4. Sahabat yang tulus/sejati adalah sahabat yang memperhatikan
keadaan saudara:
a. ia tidak bergembira atas bencana yang menimpa saudara
b. ia turut berbahagia atas keberhasilan saudara
c. ia mencegah orang lain berbicara jelek tentang saudara
d. ia menyetujui setiap orang yang memuji saudara

Selanjutnya, untuk keharmonian antar orang yang terlibat sebagai sahabat satu sama lain, maka ia seyogyanya murah hati atas kebutuhan sahabatnya; berbicara benar, sopan dan lembut kepada sahabatnya; menjaga relasi/keluarga sahabatnya; adil terhadap sahabatnya; dan menepati janji terhadap sahabatnya.

Sebaliknya, bila di dalam pergaulan tidak menemukan sahabat yang dapat dipercaya baik dalam moral dan tingkah lakunya, maka seyogyanya berjuanglah seorang diri tanpa melekat kepada orang- orang tersebut, tanpa susah hati, tanpa tekanan batin. Inilah kiat mencari sahabat sejati, tanpa dirundung oleh kecemasan dan stres.

Bahan bacaan selanjutnya:

Pyinnyathiha. 1990. The Way To social Harmony, 1 Old Church Lane Vihara, London, 88p.

markosprawira

SAHABAT-SAHABAT PALSU

Sebagai seorang manusia yang tidak hidup menyendiri seperti seorang pertapa hutan, ia bertalian dengan sesamanya di dalam kelompok-kelompok atau masyarakat. Sesuai dengan usia, tingkat dan status sosialnya, ia memiliki beberapa kewajiban dan tanggung jawab dalam mengarungi hidupnya.
Ajaran Buddha menekankan agar tidak terikat kepada keduniawian, namun hal ini tidak berarti ajaran Buddha mengabaikan aspek-aspek kehidupan berekonomi dan bermasyarakat. Misalnya ajaran Buddha mengajarkan kepada kita agar bergaul dengan sahabat-sahabat yang baik, dan menganjurkan kepada kita agar tidak bercampur gaul dengan sahabat yang buruk.
Terdapat empat jenis sahabat-sahabat palsu seperti yang disebutkan oleh Sang Buddha, sebagai berikut :

Mereka yang mengajak berkawan untuk tujuan menipu
Mereka yang hanya berbicara manis di mulut saja
Mereka yang memuji-muji dan membujuk
Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa kepada kerugian dan kehancuran.
Keempat jenis sahabat di atas bukanlah sahabat-sahabat yang sesungguhnya; mereka adalah sahabat-sahabat yang menjerumuskan; dan kita seharusnya tidak bergaul dengannya.

Mereka yang mengajak berkawan untuk tujuan menipu, mempunyai empat ciri :

mereka hanya memikirkan tentang apa yang akan mereka peroleh dalam bersahabat dengan kita
mereka memberi sedikit dan berpikir bagaimana untuk memperoleh banyak
apabila mereka berada di dalam bahaya mereka akan melakukan hal-hal bagi kita sehingga memperkokoh persahabatan dan saling melindungi
mereka bergaul dengan kita hanya karena mereka tahu bahwa pergaulan itu memberikan keuntungan bagi mereka.

Mereka yang hanya berbicara manis di mulut saja mempunyai empat ciri :

Mereka selalu membicarakan hal-hal yang telah lampau dan tak berguna
Mereka cenderung membicarakan hal-hal yang belum terjadi
Mereka membantu mengerjakan hal-hal yang tidak berguna
Apabila diminta utnuk membantu, mereka selalu mengatakan tidak dapat membantu (dengan berbagai dalih untuk menghindari).

Mereka yang memuji-muji dan membujuk, mempunyai empat ciri :

Jika berbuat jahat mereka akan setuju dan membenarkannya
Jika kita berbuat baik, mereka akan setuju dan membenarkannya
Di hadapan kita mereka akan memuji-muji kita
Di Belakang kita mereka akan mencela kita.

Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju kejalan yang membawa kepada kerugian dan kehancuran, memiliki empat ciri :

Mereka mengajak kita untuk meminum minuman yang memabukkan
Mereka mengajak kita berkeliaran di malam hari
Mereka mengajak kita sehingga kita melekat untuk mengejar kesenangan-kesenangan semu
Mereka membuat kita untuk menjadi seorang penjudi


Bahan :
Chaiyotha, D. th 1974, Buddhism for Young Students Book
V. The Buddhist Sunday School of Mahamakut Buddhist University .
Vajirananavarorasa. 1980. Navakovada (terjemahan), Yayasan Dhammadipa Arama, Jakarta

DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
31 Juli 1988


Melindunginya bila lengah (badannya, hartanya), melindunginya dari ketakutan, menawarkan bantuan dengan bekal yang lebih, tak membocorkan rahasia kawannya, tak meninggalkannya dalam kesukaran, mengorbankan hidupnya bagi kawannya, mencegahnya berbuat jahat, menganjurkan berbuat baik, memberitahukan hak yang belum di dengar, menunjukkan jalan ke sorga, bersimpati dalam dukhanya, berbahagia atas sukkhanya, mencegah orang lain bicara jelek tentangnya, menyetujui jika orang memuji kawannya. Inilah sahabat sejati baginya....

Gunawan

Anumodana Bro Markos.........Semoga kita bisa memilih Teman yang Sejati secara bijaksana...... :)
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

hatRed

 [at] markosprawira

ini, ada di sutta mana ya? saya lupa tuh.
i'm just a mammal with troubled soul



Gunawan

Quote from: hatRed on 21 November 2008, 04:08:53 PM
[at] markosprawira

ini, ada di sutta mana ya? saya lupa tuh.

Saya yang wakili Yach.....Kalo gak salah di Sigalovada Sutta ,Mas Hatred..... :)
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Andi Sangkala

semoga aku menjadi sahabat yang baik

Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Gunawan

Quote from: Andi Sangkala on 21 November 2008, 04:16:44 PM
semoga aku menjadi sahabat yang baik



Bung Andi pasti akan selalu Menjadi Sahabat dalam Dhamma di Forum DC ini........  ^:)^
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Hikoza83

Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

hatRed

Quote from: Gunawan on 21 November 2008, 04:11:45 PM
Quote from: hatRed on 21 November 2008, 04:08:53 PM
[at] markosprawira

ini, ada di sutta mana ya? saya lupa tuh.

Saya yang wakili Yach.....Kalo gak salah di Sigalovada Sutta ,Mas Hatred..... :)

wah.... siiiip ocre.. teng q bos Gunawan
i'm just a mammal with troubled soul



mushroom_kick


1. ia memberi sesuatu yang sukar diberi
2. ia mengerjakan sesuatu yang sukar dikerjakan
3. ia menanggung sesuatu yang sukar ditanggung
4. ia mengungkapkan rahasianya
5. ia merahasiakan rahasia sahabatnya
6. ia tidak meninggalkan sahabatnya yang ditimpa kemalangan/stres
7. ia tidak memandang hina/merendahkan sahabatnya yang runtuh

_/\_ expect less
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Lily W

Quote from: mushroom_kick on 25 November 2008, 04:23:16 PM

1. ia memberi sesuatu yang sukar diberi
2. ia mengerjakan sesuatu yang sukar dikerjakan
3. ia menanggung sesuatu yang sukar ditanggung
4. ia mengungkapkan rahasianya
5. ia merahasiakan rahasia sahabatnya
6. ia tidak meninggalkan sahabatnya yang ditimpa kemalangan/stres
7. ia tidak memandang hina/merendahkan sahabatnya yang runtuh

_/\_ expect less

Apakah kita sudah memiliki kualitas seperti itu?
Mari kita renungkan masing-masing... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

mushroom_kick

Quote from: Lily W on 25 November 2008, 04:27:31 PM
Quote from: mushroom_kick on 25 November 2008, 04:23:16 PM

1. ia memberi sesuatu yang sukar diberi
2. ia mengerjakan sesuatu yang sukar dikerjakan
3. ia menanggung sesuatu yang sukar ditanggung
4. ia mengungkapkan rahasianya
5. ia merahasiakan rahasia sahabatnya
6. ia tidak meninggalkan sahabatnya yang ditimpa kemalangan/stres
7. ia tidak memandang hina/merendahkan sahabatnya yang runtuh

_/\_ expect less

Apakah kita sudah memiliki kualitas seperti itu?
Mari kita renungkan masing-masing... ;D

_/\_ :lotus:
maksud na sy gk berharap banyak dr org lain ce...kl dr pihak sy, sy menilai sy gk ad kualitas sprt itu... :P :P
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Reenzia

 [at] markos

saya terharu membacanya :'(

markosprawira

Quote from: Gunawan on 21 November 2008, 04:11:45 PM
Quote from: hatRed on 21 November 2008, 04:08:53 PM
[at] markosprawira

ini, ada di sutta mana ya? saya lupa tuh.

Saya yang wakili Yach.....Kalo gak salah di Sigalovada Sutta ,Mas Hatred..... :)

anumodana bro gunawan

betul sekali bahwa kriteria tersebut ada dalam Sigalovada sutta, Digha Nikaya 31

berikut saya akan memberikan tambahan dari Dhammapada :

Janganlah bergaul dengan teman-teman jahat;
Jangan pula bergaul dengan orang berbudi rendah.
Hendaknya bergaul dengan sahabat-sahabat baik, dan orang berbudi luhur.
[Dhammapada:VI (Paóòita Vagga) 3/78].

Apabila dalam pengembaraan, seseorang tak dapat menjumpai
Sahabat yang lebih baik atau sebanding [kebajikannya] dengan dirinya,
Ia hendaknya mengembara seorang diri. Tak ada persahabatan dengan orang sesat.
[Dhammapada:V (Bâla Vagga) 2/61].

warning ayat 61 di Bala Vaga ini jgn dianggap bhw qta jgn bergaul jk lingkungan kita "kotor", namun ke bagaimana kita jgn sampe "ketularan", jadi harus selaraskan dgn ayat 78 di Pandita Vagga


Semoga bermanfaat bagi kita semua  _/\_

Gunawan

#14
Quotewarning ayat 61 di Bala Vaga ini jgn dianggap bhw qta jgn bergaul jk lingkungan kita "kotor", namun ke bagaimana kita jgn sampe "ketularan", jadi harus selaraskan dgn ayat 78 di Pandita Vagga


Yup Setuju sama Bro Markos Prawira,

Orang Bijaksana bisa bergaul dengan siapa saja, namun tidak akan menjadi siapa saja
Sifat Orang Bijaksana Bagaikan AIR
AIR dimasukan kedalam Botol AIR akan berbentuk Botol
AIR dimasukan kedalam Gelas AIR akan berbentuk Gelas
Namun AIR tidak akan pernah menjadi menjadi Botol ataupun Gelas
AIR adalah Tetap menjadi AIR

Orang Bijaksana tidak akan terpengaruh dengan Lingkungannya yang kurang baik.

_/\_
Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"