Tuhan Kesepian-->Keheningan Klimaks Muncul Nafsu Keinginan

Started by chingik, 14 November 2008, 11:08:04 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

chingik

Dalam buku karya master Yinshun, ada satu kalimat menarik yang dia gambarkan tentang jalan pikiran Tuhan. Kalimat ini diambil dari filosofi Taoisme,  "Keheningan Klimaks Muncul Aktivitas".
Menurut Master YInshun, kalimat Taoisme ini menggambarkan sifat Tuhan dengan sangat pas.
Menurut Agama Monotheistik , Tuhan adalah makhluk adikuasa pencipta semesta yang eksis secara personifikasi. Tuhan adalah awal dari segala sesuatu di mana Dia telah ada sebelum manusia diciptakan.
Sebelum ada alam semesta beserta isinya, Tuhan tentu berada dalam keheningan kosong. Tidak ada yang tau sudah berapa lama Tuhan dalam kondisi keheningan ini. Mungkin sudah bermilyar2 milenium.
Kemudian Tuhan menciptakan semesta ini, menciptakan iblis, manusia , matahari , bulan dan planet, dll.
Master Yinshun merasa sosok Tuhan seperti ini sangat pas sekali dengan ungkapan dalam filosofi Taoisme, "Kehenginan Klimaks Muncul Aktivitas"
Ya, pikiran Tuhan telah tergerak. Dalam Buddhisme, ini adalah sikap meditatif yang terganggu oleh gejolak pikiran. Keheningan sejati bebas dari gejolak pikiran. Namun Tuhan dalam meditatif yang lama, saat  mencapai klimaks , pikirannya mulai terganggu oleh apa yang dinamakan dalam Buddhisme: tanha (nafsu keinginan).
Apakah Tuhan bosan dan kesepian dengan kesadaran meditatifnya yang sudah berlangsung lama?
Menurut Yinshun, ini sangat memungkinkan, karena terbukti Tuhan akhirnya memanfaatkan 'kekuasaan'nya utk menciptakan alam semesta , semata-mata utk menghibur dan memuaskan dirinya. Konsekuensinya adalah makhluk ciptaannya yang walaupun merasakan kesenangan, namun ada juga yang MENDERITA.
Inilah yang membuat master Yinshun merasa ada yang tidak wajar dalam konsep Tuhan Monotheistik ini, dan merasa aneh jika menganggap Tuhan itu sebagai makhluk yang tertinggi dan teragung. Mengapa? Makhluk teragung adalah Makhluk yang batinnya teguh, tidak tergoyah, bebas dari dualisme, tidak bergerak dan tidak berdiam, tidak muncul dan tidak lenyap. Batin yang demikian tidak akan menciptakan aktivitas yang membawa konsekuensi pada penderitaan makhluk lain , apalagi makhluk ciptaannya. Oleh karena itu,  Tuhan meskipun Adikuasa, namun tidaklah Agung. Jika Tuhan itu Agung, maka tidaklah mungkin dia akan terjebak dalam "Keheningan Klimaks Muncul Keinginan" . Dengan munculnya ini, maka muncullah itu, dengan munculnya itu maka muncullah akibat-kibat yang berkesinambungan hingga timbul lahir, tua, sakit , mati, dan berbagai penderitaan di semesta ini. 
Akhirnya YInshun memilih Buddhisme.
Buddhisme juga mencintai Tuhan, namun Buddhisme memiliki pilihan hidupnya sendiri, yakni membebaskan diri dari kungkungan penderitaan ini. 
Semoga Tuhan mau mengerti.