News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Dua pilihan

Started by chizz_roll, 27 August 2008, 08:15:55 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

chizz_roll

Dua Pilihan
>
> Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk
> sekolah anak-anak
> cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah
> disana menghantarkan satu
> pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang
> menghadiri acara itu.
>
> Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut
> mengangkat satu topik:
>
> 'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab
> eksternal, segala proses
> yang terjadi dalam alam ini berjalan secara
> sempurna/ alami. Namun tidak
> demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat
> mempelajari hal-hal
> sebagaimana layaknya anak-anak yang lain.
> Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam
> diri anakku? '
>
> Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.
>
> Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa,
> untuk seorang anak seperti
> Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan
> fisik sedari lahir,
> satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini
> berasal dari bagaimana
> orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"
>
> Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:
>
> Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman
> ketika beberapa orang
> anak sedang bermain baseball. Shay bertanya
> padaku,"Apakah kau pikir mereka
> akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa
> kebanyakan anak-anak itu
> tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut
> dalam tim mereka, namun
> aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat
> kesempatan untuk bermain dalam
> tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan
> dibutuhkan dan kepercayaan
> untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi
> fisiknya yang cacat.
>
> Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan
> bertanya apakah Shay dapat
> ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak.
> Anak itu melihat
> sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6
> putaran dan sekarang sudah
> babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim
> kami dan kami akan
> mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak
> kesembilan nanti'
>
> Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan
> mengenakan seragam tim
> dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di
> mataku dan kehangatan dalam
> hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan
> seorang ayah yang gembira
> karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.
>
> Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak
> beberapa skor, namun masih
> ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay
> mengenakan sarungnya dan
> bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang
> mengarah padanya, dia
> sangat antusias hanya karena turut serta dalam
> permainan tersebut dan berada
> dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di
> wajahnya ketika aku
> melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran
> kesembilan, tim Shay
> mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka
> out, kemungkinan untuk
> mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang
> terjadwal untuk menjadi
> pemukul berikutnya.
>
> Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan
> mengabaikan kesempatan
> untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci
> kemenangan mereka?
>
> Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan
> itu pada Shay.
>
> Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah
> mustahil karena Shay bahkan
> tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan
> benar, apalagi
> berhubungan dengan bola itu. Yang terjadi adalah,
> ketika Shay melangkah maju
> kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim
> Shay telah mengesampingkan
> kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting
> dalam hidup Shay,
> mengambil beberapa langkah maju ke depan dan
> melempar bola itu perlahan
> sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak
> dengan bola itu.
>
> Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya
> dengan ceroboh dan
> luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa
> langkah kedepan, dan melempar
> bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu
> datang, Shay mengayun kearah
> bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan
> perlahan kembali kearah
> pitcher.
>
> Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher
> tsb bisa saja dengan
> mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan
> keluar, dan permainan akan
> berakhir.
>
> Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati
> baseman pertama, jauh dari
> jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan
> kedua tim mulai
> berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base
> satu!". Tidak pernah dalam
> hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi
> dia berhasil melaju ke
> base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan
> matanya. Semua orang
> berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"
>
> Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan
> canggung ke base dua. Ia
> terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam
> perjuangannya menuju base dua.
> Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap
> kanan memegang bola itu
> di tangannya.
>
> Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan
> dia saat itu mempunyai
> kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk
> pertama kali dalam
> hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu
> ke penjaga base dua.
> Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang
> pitcher, sehingga diapun
> dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke
> atas jauh melewati
> jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju
> base ketiga.
>
> Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay,
> teruskan perjuanganmu Shay">
> Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan
> berlari ke arahnya dan
> memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti
> ditempuh. Pada saat Shay
> menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua
> tim dan para penonton yang
> berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home,
> lari ke home!".
>
> Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan
> dielu-elukan bak seorang
> hero yang memenangkan grand slam. Dia telah
> memenangkan game untuk timnya.
>
> Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang
> berlinangan di wajahnya,
> para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah
> cinta yang tulus dan
> nilai kemanusiaan kedalam dunia.
>
> Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut
> dan meninggal musim
> dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah
> melupakan momen dimana
> dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah
> membuat ayahnya bahagia,
> dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan
> air mata bahagia akan sang
> pahlawan kecilnya.
>
> Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan
> dinilai dari cara
> mereka memperlakukan seorang yang paling tidak
> beruntung diantara mereka.
>
> Catatan kaki:
>
> Kita sering mengirim ribuan jokes lewat email tnp
> pikir panjang, namun bila
> kita harus mengirimkan mail tentang pilihan dalam
> hidup, kita seringkali
> ragu. Kejadian-kejadian vulgar, kasar dan mengerikan
> acap terjadi dalam
> hidup ini, namun pembicaraan tentangnya seolah
> tertelan waktu, baik itu di
> lingkungan pendidikan atau kerja.
>
> Jika Anda berpikir untuk forward email ini,
> kemungkinannya Anda akan memilih
> daftar orang-orang dari email address Anda yang Anda
> pikir layak untuk
> menerima email Anda. Ingatlah, bahwa orang yang
> mengirimi Anda email ini
> berpikir bahwa kita semua dapat membuat perbedaan.
>
> Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup
> setiap harinya untuk dapat
> memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak
> hubungan antar 2
> manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah
> meninggalkan 2 pilihan bagi
> kita:
>
> Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan
> atau, Apakah kita telah
> melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih dengan
> mereka yang kurang
> beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi
> dingin?

Ps : kalo repost, tolong didelete, tq
ketika kehidupan memberimu seribu alasan untuk menangis, tunjukkan kalo kamu mempunyai sejuta alasan untuk tersenyum.. Tersenyumlah selalu.. :)