News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

please bantu tentang Hetu

Started by lykim176, 02 May 2009, 12:33:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

lykim176

Dear bro and sis,
Tolong bantu saya menjawab pertanyaan terakhir dari renungan saya ini. dan tolong benarkan bila ada konsep yang salah. thanks.

ahetu = Lobha, Dosa dan Moha.
dvihetu = Alobha dan Adosa
Tihetu = Alobha, Adosa dan Amoha.

contoh perbuatan 2 akar = berdana tanpa pengertian benar
contoh perbuatan 3 akar = berdana dengan pengertian benar.

pertanyaan #1 : apakah perbuatan 2 akar mengandung moha?
jawaban yg saya dapat : tidak
pertanyaan #2 : berarti bisa disebut Amoha, berarti sama saja dengan Tihetuka dong?
jawaban yg saya dapat : tidak bisa disebut Amoha, karena Amoha = panna(kammasakata panna & vipassana panna). contoh orang yang belajar matematika = pikirannya tidak mengandung Moha tapi juga tidak mengandung Amoha/Panna.

Sampai sini sebenarnya saya sudah jelas dengan konsep ini.
namun saya berpikir karena:
Moha = kebodohan batin.
Amoha = tanpa kebodohan batin/panna.

bila tidak sedang Moha dan tidak sedang Amoha, seperti sedang belajar MTK pikirannya mengandung akar tidak ya???
Dunia tidak runtuh dari langit

tesla

*ahetu = tidak berakar

Quotepertanyaan #1 : apakah perbuatan 2 akar mengandung moha?
jawaban yg saya dapat : tidak
mungkin saja.
kombinasi dwihetu bisa juga:
  moha+lobha
  moha+dosa

Quotepertanyaan #2 : berarti bisa disebut Amoha, berarti sama saja dengan Tihetuka dong?
belum tentu: ada perbuatan yg memang cuma dilandasi alobha&adosa, tetapi tidak disertai dg kebijaksanaan. :)

Quotebila tidak sedang Moha dan tidak sedang Amoha, seperti sedang belajar MTK pikirannya mengandung akar tidak ya???
yup, apa motif belajar matematika?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

markosprawira

Kenapa bisa hanya ada Alobha dan Adosa, bro? karena itu masih mengandung Amoha.....

Ini lebih disebabkan karena pada kehidupan2 lampau, kita sering berbuat tanpa pandangan benar, jarang melatih konsentrasi yg benar, dsbnya....

jika sedang belajar? banyak muncul khan, misal lobha pada mainan di rumah, atau dosa pada pelajaran MTK.....

coba deh bro rasakan apa citta yg muncul saat melakukan sesuatu yg disenangi dan saat melakukan yg tidak disenangi.....

lykim176

Quote
Quote
*ahetu = tidak berakar
Quotepertanyaan #1 : apakah perbuatan 2 akar mengandung moha?
jawaban yg saya dapat : tidak
mungkin saja.
kombinasi dwihetu bisa juga:
  moha+lobha
  moha+dosa

bukannya ahetu disebut tidak berakar karena tidak ada akar baiknya(alobha, adosa dan amoha).
konsep yang saya tahu dvihetu = alobha + adosa. nah maksud saya karena tanpa amoha, apakah dvihetu = alobha + adosa + moha ?

Quote
Quotebila tidak sedang Moha dan tidak sedang Amoha, seperti sedang belajar MTK pikirannya mengandung akar tidak ya???
yup, apa motif belajar matematika?
[/quote]
Ok, kalo begitu tidak semua perbuatan ada akarnya(L,D,M,AL,AD,AM). namun perbuatan tersebut tidak bisa juga disebut Ahetu, karena istilah Ahetu hanya untuk perbuatan yang tanpa akar baik(AL, AD, AM). jadi istilah Ahetu, dvihetu atau Tihetu tidak berlaku untuk jenis perbuatan seperti itu (misal belajar MTK tanpa disertai Lobha, Dosa, Moha)
Dunia tidak runtuh dari langit

lykim176

Quote
Kenapa bisa hanya ada Alobha dan Adosa, bro? karena itu masih mengandung Amoha.....
maaf saya tambah bingung bro marcos, bisa dijelaskan ?

Quote
jika sedang belajar? banyak muncul khan, misal lobha pada mainan di rumah, atau dosa pada pelajaran MTK.....
Yup saya setuju, namun untuk contoh blajar MTK disini pikirannya tanpa Lobha dan Dosa, misal ambil contoh lagi orang yang mandi atau buang air. yang melakukan hal tersebut tanpa Lobha dan Dosa.
Dunia tidak runtuh dari langit

HITAM-PUTIH

wah, kalau konsep saya cukup simple.
: baik-buruk, tinggi-rendah, hitam-putih, manis-pahit, cantik-jelek, besar-kecil, hidup-mati, panas-dingin, pria-wanita.

lykim176

Quote from: HITAM-PUTIH on 04 May 2009, 10:34:17 AM
wah, kalau konsep saya cukup simple.
: baik-buruk, tinggi-rendah, hitam-putih, manis-pahit, cantik-jelek, besar-kecil, hidup-mati, panas-dingin, pria-wanita.
maaf bro bukan lagi bahas konsep simple kaya gitu, konsep banyak didunia ini bro, selama kita masih berkonsep selama itu pula kita masih berputar-putar di samsara ini.
Dunia tidak runtuh dari langit

HITAM-PUTIH

 [at] lykim176
bagi saya bukan konsep sebagai ciri bahwa dia masih berada di alam samsara. tapi, jika dia berkonsep salah, tentu dia berada di alam samsara.
jika maksud kamu kekosongan, ya silahkan. jika kekosongan, saya tidak mampu membicarakan. :D
lam kenal ya. :D

lykim176

kekosongan sendiri adalah konsep.
tolong dicatat yah nibbana hanya bisa direalisasi, bukan dikonsep. jadi maksud saya selama kita masih berkutat di konsep, selama itu pula kita masih terus terlahir disamsara.
Dunia tidak runtuh dari langit

HITAM-PUTIH

 [at] lykim176
terima kasih ya. . . telah membantu menjelaskan kekosongan.
tapi, saya ingin tahu dari kamu, bagaimana keadaan kekosongan itu??
apakah rasa masih berlaku pada orang yg telah mencapai kekosongan??
dan, kekosongan berada di mana saja??
teng kyu. . . .

lykim176

Quote from: HITAM-PUTIH on 04 May 2009, 12:58:08 PM
[at] lykim176
terima kasih ya. . . telah membantu menjelaskan kekosongan.
tapi, saya ingin tahu dari kamu, bagaimana keadaan kekosongan itu??
apakah rasa masih berlaku pada orang yg telah mencapai kekosongan??
dan, kekosongan berada di mana saja??
teng kyu. . . .
Gak tau saya rasanya kekosongan.
setelah anda bertanya seperti ini, saya harus mengakui ada kesalahan dalam penjelasan saya. bahkan kata "nibbana" sendiri itu adalah konsep. bila anda ingin tahu pandangan saya tentang konsep dan kebenaran sejati, tolong baca saja thread "kebenaran sejati".

pikiran tidak pernah kosong dari objek, orang yang bermeditasi dengan objek kekosongan, sebenarnya pikirannya berisi objek kekosongan.
Dunia tidak runtuh dari langit

HITAM-PUTIH


markosprawira

Quote from: lykim176 on 04 May 2009, 10:30:35 AM
Quote
Kenapa bisa hanya ada Alobha dan Adosa, bro? karena itu masih mengandung Amoha.....
maaf saya tambah bingung bro marcos, bisa dijelaskan ?


Utk lihat ini, bro lykim harus lihat kembali ke tabel cetasika......... alobha dan adosa adanya di sobhanasadharana cetasika 19

sementara Amoha/Panna adanya di Pannindriya-cetasika...... Walau disebut pannavipayutta, namun sesungguhnya masih ada panna walau dalam kadar yg sedikit alias tidak total sama sekali....

Namun yg harus saya perjelas disini bhw HETU adalah akar BAIK dari kelahiran puggala, bro....... BUKAN pada perbuatan sehari2 loh.....

Quote
Quote
jika sedang belajar? banyak muncul khan, misal lobha pada mainan di rumah, atau dosa pada pelajaran MTK.....
Yup saya setuju, namun untuk contoh blajar MTK disini pikirannya tanpa Lobha dan Dosa, misal ambil contoh lagi orang yang mandi atau buang air. yang melakukan hal tersebut tanpa Lobha dan Dosa.

Apa bener begitu bro? pernah ga lihat kenapa waktu mandi, anda suka dengan semprotan shower tertentu, jarak tertentu, panas tertentu, dsbnya...

atau saat buang air besar? ada preferensi2 tertentu misal posisi duduk, dsbnya........ bahkan saat buang air kecil aja, bnyk org yg melekat pada kenikmatan yg ditimbulkan loh.....

Selama kita masih putthujhana, TIDAK ADA action yg netral, bro....... coba lihat dari 7 Javana, semuanya KUSALA atau AKUSALA....

yg netral itu hanyalah ada di citta yg fungsinya tertentu yaitu santirana, sampaticchana, pancadvaravajjana dan manodvaravajjana citta, bukan di Citta "Action" atau Javana.... Ini yg orang sering salah mengerti bhw seolah2 ada tindakan/action yg netral

semoga dimengerti yah..........

markosprawira

#13
Quote from: lykim176 on 04 May 2009, 10:26:23 AM

Quote
Quote
*ahetu = tidak berakar
Quotepertanyaan #1 : apakah perbuatan 2 akar mengandung moha?
jawaban yg saya dapat : tidak
mungkin saja.
kombinasi dwihetu bisa juga:
  moha+lobha
  moha+dosa

bukannya ahetu disebut tidak berakar karena tidak ada akar baiknya(alobha, adosa dan amoha).
konsep yang saya tahu dvihetu = alobha + adosa. nah maksud saya karena tanpa amoha, apakah dvihetu = alobha + adosa + moha ?

ga mungkin sobhanasadharana cetasika gabung ama mocatuka cetasika bro.......

tapi kalo alobha + adosa yg sobhanasadharana muncul, bisa dengan panna (pannasampayutta) -> menjadi Tihetuka puggala
tapi bisa juga tanpa panna (pannavipayutta) -> jadi dvihetuka puggala

kembali bhw HETU ini hanyalah pada yg menjadi dasar dari Bhavanga anda, yg membuat anda jadi dvihetuka, tihetuka atau sugati ahetuka atau bahkan dugati puggala

Quote
Quote
Quotebila tidak sedang Moha dan tidak sedang Amoha, seperti sedang belajar MTK pikirannya mengandung akar tidak ya???
yup, apa motif belajar matematika?

Ok, kalo begitu tidak semua perbuatan ada akarnya(L,D,M,AL,AD,AM). namun perbuatan tersebut tidak bisa juga disebut Ahetu, karena istilah Ahetu hanya untuk perbuatan yang tanpa akar baik(AL, AD, AM). jadi istilah Ahetu, dvihetu atau Tihetu tidak berlaku untuk jenis perbuatan seperti itu (misal belajar MTK tanpa disertai Lobha, Dosa, Moha)

HETU hanya di kelahiran sebagai mahluk baru, bukan di perbuatan sehari2 bro.......