News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

RESIKO SAYA MENYAKINI BUDHA

Started by mrlucky, 18 June 2015, 01:26:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

btj

Bukankah tujuan beragama adalah untuk kebaikan dan kesejahteraan. Terutama utk kesejahteraan kita dan orang lain.
Dan biasanya usaha mensejahterakan  tsb dimulai dari orang2 sekitar kita seperti keluarga, kerabat dan teman2.
Nah jika hal yg ditimbulkan (terjadi) adalah sebaliknya seperti pertengkaran, permusuhan sampai pemutusan hubungan keluarga, kerabat atau pekerjaan, sy pikir ini sepertinya ada yg salah dengan agama yg kita ikuti.

Saya pikir lebih baik kita mengganti pola dari yg biasanya dengan cara memeluk dan menyakini, menjadi cukup dengan menjalankan dan menerapkan saja.
Karena keyakinan yg berlebihan berpotensi menimbulkan sikap fanatik. Sedangkan sikap fanatik berpotensi menimbulkan konflik (pembelaan mati2an ketika merasa diusik atau diserang).

Ajaran Buddha adalah jalan sehari2. Dapat diterapkan oleh siapapun, di mana saja dan kapan saja. Tak perlu harus dengan masuk sebagai penganutnya.
Jika memang berjodoh maka akan datang sendirinya, jika tidak maka lebih baik jangan dipaksa.
Penerapan/implementasi ajaranNya dlm kehidupan nyata sehari2 (seperti berbakti pada orang tua, tidak membunuh, tidak berbohong, tidak mencuri, dll) lebih penting ketimbang label pada KTP dan ritualnya (seperti cara sembahyangnya, cara berbusana, dll).

Maaf kalau ada salah kata.

adi lim

Quote from: btj on 26 June 2015, 07:27:30 AM
Bukankah tujuan beragama adalah untuk kebaikan dan kesejahteraan. Terutama utk kesejahteraan kita dan orang lain.
Dan biasanya usaha mensejahterakan  tsb dimulai dari orang2 sekitar kita seperti keluarga, kerabat dan teman2.
Nah jika hal yg ditimbulkan (terjadi) adalah sebaliknya seperti pertengkaran, permusuhan sampai pemutusan hubungan keluarga, kerabat atau pekerjaan, sy pikir ini sepertinya ada yg salah dengan agama yg kita ikuti.

Saya pikir lebih baik kita mengganti pola dari yg biasanya dengan cara memeluk dan menyakini, menjadi cukup dengan menjalankan dan menerapkan saja.
Karena keyakinan yg berlebihan berpotensi menimbulkan sikap fanatik. Sedangkan sikap fanatik berpotensi menimbulkan konflik (pembelaan mati2an ketika merasa diusik atau diserang).

Ajaran Buddha adalah jalan sehari2. Dapat diterapkan oleh siapapun, di mana saja dan kapan saja. Tak perlu harus dengan masuk sebagai penganutnya.
Jika memang berjodoh maka akan datang sendirinya, jika tidak maka lebih baik jangan dipaksa.
Penerapan/implementasi ajaranNya dlm kehidupan nyata sehari2 (seperti berbakti pada orang tua, tidak membunuh, tidak berbohong, tidak mencuri, dll) lebih penting ketimbang label pada KTP dan ritualnya (seperti cara sembahyangnya, cara berbusana, dll).

Maaf kalau ada salah kata.

tapi kalo di suruh berdoa atau sembahyang 5x sehari, utk 'berbicara' dengan tuhan, gimana ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.