belum ditrisarana kan? bagaimana?

Started by Delv, 27 March 2014, 01:43:24 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Delv

Namo buddhaya

Saya dri kecil ikut ortu ke vihara mahayana ,
Saat sudh masuk sd -smp dimasukkan ke vihara maitreya karena dekat,ortu dulu belum tau bedanya vihara maitreya dgn mahayana,

skrg uda kelas 9 , tidak tau apa2, cara bernamaskara sj tdk tau,
Hbs lulus kls 9 ingn kembali ke mahayana,
Tapi belum di trisarana kan , apa ada hubungan antara tdk di trisarana dan di trisarana?

Salam metta,
_/\_

Sumedho

tidak. itu merupakan formalisasi kita untuk belindung dibawah triratna. Kalau sendiri sudah bertekad berlindung dibawah triratna yah sama saja. beda upacara dan formalisasinya aja. CMIIW
There is no place like 127.0.0.1

seniya

Berikut ada artikel ttg makna berlindung kepada Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Sangha) atau lebih dikenal dengan istilah Tisarana/Trisarana secara umum:

QuoteMakna Berlindung kepada Tiga Permata

Tiga Permata (Tiratana/Triratna) adalah tiga pilar utama ajaran Buddha, yg terdiri dari Buddha sbg guru junjungan tertinggi, Dhamma sbg kebenaran yg diajarkan-Nya, Sangha sbg komunitas spritual yg menja...lankan dan merealisasi kebenaran tsb. Berlindung kpd Tiga Permata mrpk langkah pertama dlm menapaki ajaran Buddha. Rumusan tradisional perlindungan kpd Tiga Permata (Tisarana) dibentuk dlm bentuk syair (gatha) sbb:


Buddham saranam gacchami
Aku pergi berlindung kepada Buddha

Dhammam saranam gacchami
Aku pergi berlindung kepada Dhamma

Sangham saranam gacchami
Aku pergi berlindung kepada Sangha


Pada masa Sang Buddha masih hidup, umumnya para pengikut dari ajaran lain setelah bertanya, berdiskusi, bahkan berdebat dg Sang Buddha dan mendengarkan uraian ajaran Buddha, menjadi yakin pd kebenaran ajaran tsb dan menyatakan berlindung dlm kata2 sbb:

"Sungguh indah, Bhagavà, sungguh menakjubkan! Bagaikan seseorang yg menegakkan apa yg terjatuh, atau menunjukkan jalan bagi ia yg tersesat, atau menyalakan pelita di dlm gelap, shg mereka yg memiliki mata dpt melihat apa yg ada di sana. Demikian pula Yang Terberkahi telah membabarkan Dhamma dlm berbagai cara. Bhagavà, aku berlindung kpd Sang Bhagavà, kpd Dhamma, dan kpd Sangha. Sudilah Bhagavà menerimaku sbg seorang umat awam yg telah menerima perlindungan dlm diri-Nya sejak hari ini hingga akhir hidupku!"

Pengikut awam yg pertama kali menyatakan perlindungan kpd Buddha, Dhamma, Sangha adalah orang tua Yasa yg bertemu dg Sang Buddha (yg saat itu baru saja mencapai Pencerahan) ketika mencari Yasa (yg kemudian menjadi bhikkhu). Setelah Sang Buddha memberikan kotbah, mereka menyatakan keyakinannya dg mengucapkan kata2 di atas.

Kata "berlindung" dlm bahasa Pali adalah "sarana" yg menurut Pali-English Dictionary berarti "protection, shelter, house". Tampaknya di zaman India Kuno seperti pada masa Sang Buddha, "sarana" merupakan pengukuhan keyakinan seseorang dlm guru spiritual tertentu, ajarannya, dan komunitas para siswanya. Tetapi Sang Buddha memaknai "sarana" sebagai perlindungan dari dukkha, yaitu tindakan aktif menjalankan Dhamma untuk mencapai akhir dukkha, seperti yg dikatakan dlm Dhammapada syair 188-192:

"Krn rasa takut, banyak orang pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung, ke arama-arama (hutan buatan), ke pohon-pohon dan ke tempat-tempat pemujaan yg dianggap keramat.

Tetapi itu bukanlah perlindungan yg aman, bukanlah perlindungan yg utama. Dengan mencari perlindungan seperti itu, orang tidak akan bebas dari penderitaan.

Ia yg telah berlindung kpd Buddha, Dhamma dan Sangha, dg bijaksana dpt melihat Empat Kebenaran Mulia, yaitu dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukkha, serta Jalan Mulia Berunsur Delapan yg menuju pd akhir dukkha.

Sesungguhnya itulah perlindungan yg utama. Dg pergi mencari perlindungan seperti itu, orang akan bebas dari segala penderitaan."


1. Berlindung kpd Buddha bermakna meneladani kualitas2 dari seorang Buddha seperti yg ditunjukkan oleh Buddha Gotama, yaitu kesucian, kebijaksanaan agung (mahapanna), dan belas kasih agung (mahakaruna) yg berasal dr pencapaian Pencerahan-Nya.

2. Berlindung kpd Dhamma bermakna mempelajari ajaran yg diajarkan Sang Buddha spt yg terdpt dlm Tipitaka, menjalankan ajaran tsb, dan merealisasi tujuan akhirnya, yaitu akhir dukkha atau Nibbana.

3. Berlindung kpd Sangha bermakna menghormati Sangha sbg pewaris dan pelestari ajaran Buddha yg sejati serta meneladaninya sbg panutan praktek Dhamma dlm kehidupan sehari-hari.

Mengapa perlu berlindung kpd Triratna? Krn dlm mengarungi lingkaran kehidupan (samsara) ini, kita memerlukan pedoman yg benar agar dpt bebas darinya. Pedoman tsb ibarat peta yg menunjukkan jalan menuju Nibbana, tempat yg aman dan terlindungi dari berbagai marabahaya. Krn Buddha telah mencapai Pencerahan Sempurna/Nibbana itu sendiri, Dhamma adalah ajaran-Nya yg telah sempurna dibabarkan-Nya dan membawa pd tujuan akhir tsb, dan Sangha adalah perkumpulan para siswa Sang Buddha yg telah menjalankan Dhamma dg sempurna dan mencapai tujuan tsb, maka ketiganya adl pedoman yg tepat utk mengarungi lautan samsara ini.

Perlu ditekankan di sini bahwa Buddha bukanlah juru selamat yg dpt menganugerahkan perlindungan melalui utusan-Nya. Keselamatan atau pembebasan bergantung pd kita, pd kegigihan dan ketekunan kita sendiri dlm menjalani ajaran-Nya. Buddha terutama adalah seorang guru yg menunjukkan jalan yg hrs kita tapaki sendiri dg kekuatan dan kecerdasan kita. Dhamma adalah perlindungan yg sesungguhnya. Sbg tujuan, Dhamma adalah keadaan aman yg bebas bahaya (Nibbana); sbg jalan, Dhamma adalah jalan utk tiba di tujuan itu; dan sbg ajaran, Dhamma adalah sekumpulan petunjuk yg menggambarkan cara menapaki jalan tsb. Utk menggunakan cara-cara tsb secara efektif sesuai dg kondisi kita, kita membutuhkan bantuan dr pihak lain yg telah mengenal jalan tsb. Mereka yg mengenal jalan tsb terhimpun dlm Sangha, para penolong dlm menemukan perlindungan, kesatuan sahabat-sahabat spiritual yg dpt membimbing kita menuju pencapaian jalan tersebut.

Dlm perumpamaan sederhana, jika kita sakit dan ingin sembuh, kita memerlukan dokter utk mendiagnosis penyakit dan meresepkan obat, memerlukan obat utk menyembuhkan penyakit, dan memerlukan perawat utk mengurusi kebutuhan kita. Dokter dan perawat tdk dpt menyembuhkan kita, mereka hanya memberikan obat dan memastikan kita meminumnya. Obat adalah penyembuh sebenarnya, yg memulihkan kesehatan kita. Demikian juga, ketika mencari pembebasan dari penderitaan dan tekanan, kita mengandalkan Buddha sbg dokter yg dapat menemukan sebab penyakit dan menunjukkan cara untuk sembuh, Dhamma sbg obat yg menyembuhkan, dan Sangha sbg perawat yg membantu kita utk meminum obat tsb. Kita tdk bisa hanya berdiam diri dan mengharapkan dokter yg melakukan semuanya utk menyembuhkan kita. Dg cara yg sama, utk menemukan pembebasan dari penderitaan, kita harus menjalankan Dhamma krn Dhamma adalah pelindung sejati yg membawa pada pembebasan.

Oleh sebab itu, menjelang akhir hayat-Nya, Sang Buddha menasehati Bhikkhu Ananda sbb:

"Oleh karena itu, Ananda, engkau harus hidup bagaikan pulau bagi dirimu sendiri, menjadi pelindungmu sendiri, tdk berlindung pd orang lain, dg Dhamma sbg pulau, dg Dhamma sbg pelindungmu, tdk ada perlindungan lain. Dan bagaimanakah seorang bhikkhu hidup sbg pulau bagi diri sendiri, ... tdk ada perlindungan lain? Di sini, Ananda, seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani, tekun, sadar jernih, penuh perhatian, dan setelah menyingkirkan segala keserakahan dan cengkeraman terhadap dunia, dan demikian pula sehubungan dengan perasaan, pikiran dan objek-objek pikiran. Itu, Ananda, adalah bagaimana seorang bhikkhu hidup sbg pulau bagi dirinya sendiri, ... tidak ada perlindungan lain. Dan mereka yg hidup saat ini pd masa-Ku atau setelahnya menjalani kehidupan demikian, mereka akan menjadi yang tertinggi, jika mereka ingin belajar." (Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16)

Sumber: https://www.facebook.com/notes/dhammacitta/makna-berlindung-kepada-tiga-permata/291962220895573/?refid=18

Dalam tradisi Mahayana pun, sebelum seseorang mengambil perlindungan kepada Tiga Permata (Trisarana) dalam upacara tertentu, diwajibkan bagi calon untuk memahami makna berlindung ini sesungguhnya:

QuoteIstilah kalyāṇamitra dalam Buddhisme bukanlah merujuk pada kawan baik yang akrab dengan kita. Lebih dari sekadar teman biasa, seorang kalyāṇamitra adalah seorang guru yang mampu membimbing kita menuju kemajuan spiritual dalam jalan Dharma.

Mengingat pentingnya kalyāṇamitra untuk mencapai kemajuan dalam segala praktek, maka sebelum mengambil Tiga Perlindungan, kita harus meneliti terlebih dahulu kualitas calon guru pembimbing. Kita tidak mungkin memohon Tiga Perlindungan dari seseorang yang dirinya sendiri tidak berlindung kepada Triratna, atau ia telah kehilangan substansi Perlindungan karena, misalnya, ia mempraktekkan/meyakini ajaran spiritual non-Buddhis atau ia sangat mengandalkan benda-benda bertuah, jimat-jimat, "isi" patung-patung, dsb.

Apabila kita sudah yakin bahwa calon guru tersebut kompeten untuk membimbing kita, maka berikutnya kita juga harus mengerti makna sesungguhnya berlindung kepada Triratna (http://tinyurl.com/q4yr8gm) serta apa saja komitmen yang harus kita jaga setelah berlindung (http://tinyurl.com/mbc332r). Jika tidak, walaupun kita mengikuti upacara Tiga Perlindungan, maka upacara tersebut kosong belaka, dan tidak ada substansi Perlindungan yang kita terima.

Sumber: http://silavisodhana.blogspot.com/search/label/Tiga%20Perlindungan
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa