'atas nama toleransi' bolehkah?

Started by sinom, 08 September 2012, 02:43:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

sinom

new be ........... belajar posting
tanpa sengaja saya menemukan ini, sebuah proyek pembangunan 'candi sima' dengan akun fb [spoiler]https://www.facebook.com/candi.sima.7[/spoiler] dan mungkin bukan candi buddhis, kayaknya dipelopori tokoh2 buddhis, memejang foto
[spoiler]https://www.facebook.com/photo.php?fbid=131876606959204&set=a.131871390293059.42655.100004105960063&type=3&theater[/spoiler] tanpa mengurangi ketulusan hati dan rasa hormat menurut saya menghadirkan simbol-simbol yang kurang pada tempatnya,  ^:)^ maafffff
bagaimana menurut anda?
*******

Mas Tidar

#1
kalau dipedalaman (desa) yang jauh dari campur aduknya belenggu tiap ajaran ini itu, adalah suatu yang biasa jika non muslim pake baju koko, sarung & peci karena itu adalah budaya setempat.

mungkin ini suatu hal yang terasa janggal bin aneh liat pakaian beserta kelengkapannya tapi itu budaya setempat.
terlebih jika orang "kota" yang melihat keluguan mereka yang terbebas dari label iman ini itu.

lagi pula di photo2 tsb juga ada polisi yang bantu warga kerja, angkat batu. padahal tugas polisi tugas utamanya menjaga keamanan.
sah2 saja jika itu dilakukan tanpa label ini itu, lebih indah & damai kan ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

sinom

#2
1. saya setuju "mungkin ada budaya setempat" namun menurut saya atribut kain sorban, itu agak jarang -sulit ditemui-  berbeda dengan peci sebagai budaya nasional. 
2. harus disadari bahwa ada klaim tunggal terhadap simbol2 itu, dan sensitifitas rasa keber-agama-an.
3. saya setuju polisi sebagai pengayom masyarakat.
4. ada dua kemungkinan: bahwa itu dalkukan oleh umat budha dengan simbol2 tertentu atau benar2 non budha
5. tanpa embel2 atau label? kembali ke no.2

*******

sanjiva

Sayang foto2nya tidak bisa ditampilkan langsung di sini ya...  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »