News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kisah masa tua bagi seorang ayah

Started by chizz_roll, 12 September 2008, 10:06:23 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

chizz_roll

> SEDIKIT RENUNGAN BUAT KITA-K IT A YANG MASIH MUDA ( YANG
> KELAK AKAN
> MENJADI  TUA PULA .... )
>
> Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo
> atau lebih
> terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan
> teman-temannya.
> Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu
> tua, tiba-tiba
> mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk
> menyendiri
> sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
>
> Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba
> mengajaknya
> berbicara.. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau
> mengobrol dengannya
> dan si opa menceritakan kisah hidupnya.
>
> Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus
> mencari usaha
> yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak
> yang sangat saya
> cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami
> bisa tinggal
> dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang
> sangat bagus.
>
> Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil
> sekolah sampai
> ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi.
> Akhirnya
> mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan
> juga dalam
> berkeluarga..
>
> Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya
> pensiun dan
> menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang
> selalu setia
> menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini
> meninggal dunia
> karena sakit yang sangat mendadak. Sejak kematian istri
> saya tinggallah
> saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami
> sudah
> mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang,
> tiada lagi
> orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan
> nya.
>
> Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun
> memberi kabar
> melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan
> mengatakan
> kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien
> juga toh saya
> dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga
> saya
> menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah
> besar lagi tapi
> tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah
> itu saya ikut
> dengan anak saya yang sulung.
>
> Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk
> sendiri-sendiri
> dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun
> mereka mau menyapa
> saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah
> saya selalu
> hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak
> pernah
> sakit-sakitan.
>
> Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya
> berharap kalau saya
> akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak.
> Yang lebih
> menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti,
> mereka
> menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk
> keselamatan
> saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya
> memecahkan
> alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya
> makan dan minum
> dari alat-alat kayu atau
> plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para
> pembantu dan
> anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil
> mengucurkan
> airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
>
> Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak
> yang dulu
> sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu
> adalah seorang anak
> yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi
> apa yang saya
> dapatkan?
>
> Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak
> saya dan istrinya
> mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim
> saya untuk
> tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya
> teman untuk
> berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi
> saya.
>
> Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun
> dari mereka yang
> datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan
> kesukaan saya.
> Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya
> besarkan dengan
> segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya
> bertanya-tanya mengapa
> kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya
> bukanlah
> orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil.
> Saya hanya
> minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk
> dengan diri
> sendiri.
>
> Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan
> anak-anak yang
> demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman
> dan juga
> kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi
> tetap saya
> merindukan anak-anak saya.
>
> Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk
> datang kesana dan
> berbicara dengan sang opa.
> Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti
> dengan
> keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa
> serta
> anak-anaknya untuk berkunjung.
>
> Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan
> menyesali
> hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
>
> Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua
> dan kesepian ?
> Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di
> dunia dan
> menjadi seperti ini.
>
> Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab
> banyak anak
> yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
>
> Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada orang yang
> peduli
> kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.
>
> When was the last time you chat to your parent? THEY NEED
> YOU!
>
> Love your parents in anyway they are...

PS : kalo repost, tolong di delete ya.. thanks  _/\_
ketika kehidupan memberimu seribu alasan untuk menangis, tunjukkan kalo kamu mempunyai sejuta alasan untuk tersenyum.. Tersenyumlah selalu.. :)

Sunce™


gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

mince

Tak lama lagi tubuh ini tidak berkesadaran lagi, digeletakkan di tanah bagaikan sebatang kayu yang tak berguna
(Dhammapada 41)

Adhitthana

Quote from: karuna_murti on 12 September 2008, 10:12:21 PM
Makanya, lepaskan...

Kk ..karuna, maksudnya lepaskan apa?? .... kemelekatan pada anak?

Anumodana  :lotus: , Agnes

Semoga gw selalu berbakti pd ortu ....  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Pitu Kecil

Smile Forever :)

Fudotakika

THE WORLD IS JUST AWESOME

huihui

sampai kapan pun ortu hui gak bakal hui masukin ke panti jompo... Tanpa mereka gak ada keceriaan di rumah  ^-^ (gak ada yang bisa diisengin sama hui  ^-^)

Sunce™


hanes

g baca ampe nangis.
kalau tau gt lbh baik di buang k tong sampah aj tuh anak.
dasar anak durhaka.
_/\_
Mukjizat terbesar adalah
perubahan orang yang gelap hati
menjadi orang yang bijaksana.

Pitu Kecil

Quote from: hanes on 24 September 2008, 12:09:43 PM
g baca ampe nangis.
kalau tau gt lbh baik di buang k tong sampah aj tuh anak.
dasar anak durhaka.
_/\_
Ngapain ke Tong Sampah, bikin rusak pemandangan aja, buang aja ke laut
Smile Forever :)

sl99

Orang tua harus MEMILIKI harta sendiri, jangan beri semuanya ke anak-anak.

Kalau orang tua mandiri, punya kekayaan sendiri, tidak ada alasan harus masuk panti jompo.
Jangan bergantung pada orang lain.

Banyak kegiatan yang bisa di lakukan oleh orang tua.

Hanya perlu merubah cara pikir dan cara pandang orang-orang tua.

CMIIW
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha