News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[ask] Siapakah gadis tercatik dalam tripitaka?

Started by johan3000, 14 April 2011, 08:07:53 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

wang ai lie

 :o total keturunan 8.420 (20 anak kandung, 400 cucu, 8000 cicit) semua tidak ada yg meninggal satupun dikala beliau meninggal umur 120thn.

_/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Peacemind

Quote from: wang ai lie on 22 April 2011, 02:58:15 AM
:o total keturunan 8.420 (20 anak kandung, 400 cucu, 8000 cicit) semua tidak ada yg meninggal satupun dikala beliau meninggal umur 120thn.

_/\_

Dari informasi pada umumnya, memang dikatakan demikian bahwa semua anak cucu Visakha hidup ketika ia meninggal pada umur 120 tahun. Tetapi, sebenarnya, saya pribadi tidak tahu  sumber mana yang mengatakan demikian. Ada yang tahu? :) Namun demikian, Visākhāsutta, Udanapāli menginformasikan peristiwa di mana suatu kali Visākhā mengunjungi Sang Buddha dengan baju dan rambut basah kuyup sambil menangis. Setelah ditanya Sang Buddha, ia mengatakan kalau salah satu cucu tercintanya meninggal dunia.

wang ai lie

kalau umur yg panjang sampai 100 lebih mungkin banyak, tapi mendapatkan keturunan segitu banyak dan cucu, benar2 hal yg bikin saya kaget, ngurus 1 anak aja repot sekali , apalagi 20 anak .. bisa pingsan saya  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

pannadevi

kisah ini sy juga pernah dengar tp suttanya ga ingat, justru karena beliau merasakan kesedihan yg luar biasa maka beliau memohon kewelas-asihan sang Buddha agar diberi berkah "tidak ada yg meninggal semua keturunannya". kemudian sang Buddha memberkahi beliau sehingga setelah itu tidak ada lagi keturunan nya yg meninggal.

mettacittena,

seniya

Quote from: pannadevi on 22 April 2011, 09:11:27 AM
kisah ini sy juga pernah dengar tp suttanya ga ingat, justru karena beliau merasakan kesedihan yg luar biasa maka beliau memohon kewelas-asihan sang Buddha agar diberi berkah "tidak ada yg meninggal semua keturunannya". kemudian sang Buddha memberkahi beliau sehingga setelah itu tidak ada lagi keturunan nya yg meninggal.

mettacittena,

Apakah berarti jika karma baik kita mencukupi, kita bisa memohon berkah kpd Sang Buddha (tentu saja ketika Buddha masih hidup)?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Lex Chan

Quote from: seniya on 22 April 2011, 01:45:17 PM
Apakah berarti jika karma baik kita mencukupi, kita bisa memohon berkah kpd Sang Buddha (tentu saja ketika Buddha masih hidup)?

rasanya bukan begitu cara kerjanya..

Sang Buddha punya kemampuan melihat proses kamma-vipaka. Seandainya Sang Buddha tahu bahwa ada keturunan Visakha yang akan meninggal selama Visakha masih hidup, maka Sang Buddha tidak akan memberkahi walaupun Visakha memohon ribuan kali..
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

seniya

Quote from: Lex Chan on 22 April 2011, 02:08:51 PM
rasanya bukan begitu cara kerjanya..

Sang Buddha punya kemampuan melihat proses kamma-vipaka. Seandainya Sang Buddha tahu bahwa ada keturunan Visakha yang akan meninggal selama Visakha masih hidup, maka Sang Buddha tidak akan memberkahi walaupun Visakha memohon ribuan kali..

Hmmm, mungkin benar juga, seperti kisah pangeran Bodhi dlm Dhammapada Atthakatha. Sang pangeran tidak punya anak dan memohon berkah dr Sang Buddha agar punya anak. Namun Sang Buddha tidak memberikan berkah tsb krn karma buruk pasangan suami istri tsb di masa lampau menyebabkan mereka tak punya anak di kehidupan sekarang.....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Peacemind

Quote from: pannadevi on 22 April 2011, 09:11:27 AM
kisah ini sy juga pernah dengar tp suttanya ga ingat, justru karena beliau merasakan kesedihan yg luar biasa maka beliau memohon kewelas-asihan sang Buddha agar diberi berkah "tidak ada yg meninggal semua keturunannya". kemudian sang Buddha memberkahi beliau sehingga setelah itu tidak ada lagi keturunan nya yg meninggal.

mettacittena,

Kayaknya tidak ada sutta yang mengisahkan demikian. Justru ketika Visakhā datang kepada Sang Buddha dan menceritakan penyebab kesedihannya, Sang Buddha menunjukkan betapa kemelekatan cinta (piya) merupakan penyebab penderitaan. Sang Buddha menjelaskan bahwa satu cinta akan mengakibatkan satu penderitaan, seratus cinta akan menyebabkan seratus penderitaan, dst.

Lex Chan

Quote from: seniya on 22 April 2011, 07:58:23 PM
Hmmm, mungkin benar juga, seperti kisah pangeran Bodhi dlm Dhammapada Atthakatha. Sang pangeran tidak punya anak dan memohon berkah dr Sang Buddha agar punya anak. Namun Sang Buddha tidak memberikan berkah tsb krn karma buruk pasangan suami istri tsb di masa lampau menyebabkan mereka tak punya anak di kehidupan sekarang.....

Betul. Sang Buddha hanya mengatakan apa adanya, tetapi tidak dapat mengubah buah kamma semua makhluk. Seandainya Sang Buddha punya kemampuan seperti itu, maka tinggal "sim-salabim" saja dan semua makhluk sudah menjadi arahat tanpa perlu mengajar Dhamma.. 8)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Adhitthana

Quote from: seniya on 22 April 2011, 07:58:23 PM
Hmmm, mungkin benar juga, seperti kisah pangeran Bodhi dlm Dhammapada Atthakatha. Sang pangeran tidak punya anak dan memohon berkah dr Sang Buddha agar punya anak. Namun Sang Buddha tidak memberikan berkah tsb krn karma buruk pasangan suami istri tsb di masa lampau menyebabkan mereka tak punya anak di kehidupan sekarang.....
kasih gambar/lukisan beserta kisahnya .... biar lebih afdol  ;D

[spoiler][/spoiler]
Kisah Bodhirajakumara


Suatu ketika Pangeran Bodhi membangun sebuah istana yang sangat indah untuk tempat tinggalnya. Ketika istana tersebut selesai dibangun, ia mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makanan.

Untuk acara istimewa ini, ia menghias bangunan dengan memberi pengharum ruangan 4 macam wangi-wangian dan dupa. Juga, kain yang panjang dilembarkan di lantai untuk alas, mulai dari ambang pintu sampai ke dalam ruangan. Karena ia tidak mempunyai anak, pangeran menyatakan harapan yang sungguh-sungguh, berkata dalam hati: "Bila aku dapat mempunyai anak, Sang Buddha akan menginjak kain ini."

Ketika Sang Buddha tiba, Pangeran Bodhi dengan hormat memohon kepada Beliau sebanyak 3 kali untuk memasuki ruangan. Tetapi Sang Buddha tidak beranjak, hanya melihat pada Ananda. Ananda mengerti dan meminta kepada Pangeran Bodhi untuk memindahkan kain dari ambang pintu. Dan Sang Buddha pun masuk ke dalam istana.

Kemudian pangeran mempersembahkan makanan yang enak dan terpilih kepada Sang Buddha. Selesai makan, pangeran bertanya : " Bhante, mengapa Bhante tidak mau berjalan di atas kain alas?"

Sang Buddha bertanya balik kepada pangeran: "Bukankah pangeran membentangkan kain itu dengan harapan agar dikaruniai anak apabila Buddha berjalan di atas kain itu?"

Pangeran membenarkan pertanyaan itu. Kepadanya Sang Buddha mengatakan bahwa ia dan istrinya tidak akan memperoleh anak akibat perbuatan jahat yang mereka lakukan dimasa lampau. Sang Buddha kemudian menceritakan kisah masa lalu mereka.

Pada salah satu kehidupan mereka yang lampau, pangeran dan istrinya adalah satu-satunya orang yang selamat dari bencana kapal. Mereka terdampar pada pulau yang tidak berpenghuni. Disana mereka hidup dengan memakan telur-telur burung, anak-anak burung, dan burung, tanpa perasaan menyesal satu saat pun. Untuk perbuatan jahat itu, mereka tidak dikaruniai anak. Jika mereka mempunyai rasa sesal atas perbuatan mereka pada salah satu saat, mereka akan mempunyai satu atau dua orang anak pada kehidupan sekarang.

Kembali kepada pangeran, Sang Buddha berkata, "Seseorang yang mencintai dirinya sendiri harus menjaga dirinya sendiri di semua tahap kehidupan, atau sedikitnya dalam satu tahap kehidupannya."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

"Attānañ ce piyaṃ jaññā
rakkheyya naṃ surakkhitaṃ
tiṇṇaṃ aññataraṃ yāmaṃ
paṭijaggeyya paṇḍito."

Bila orang mencintai dirinya sendiri,
maka ia harus menjaga dirinya dengan baik.
Orang bijaksana selalu waspada
selama tiga masa dalam kehidupannya.

Bodhirajakumara mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

--------
Notes :
Maksud tahap kehidupan di atas adalah masa kanak-kanak, masa muda, dan masa tua.
Cara terbaik menjaga diri sendiri adalah dengan mempraktekkan
kebajikan.

Pangeran Bodhi adalah putra Raja Udena dari Kosambi; ibunya adalah putrid Raja Candappajjota dari Avanti. Porsi sutta dari §2 sampai §8 juga terdapat di Vin Cv Kh 5/ii. 127-29, yang membawa pada formulasi peraturan yang disebutkan di catatan berikutnya.


MA menjelakan bahwa Pangeran Bodhi tidak mempunyai anak dan menginginkan seorang putra. Dia mendengar bahwa keinginan orang-orang bisa terkabul bila mereka memberikan persembahan khusus kepada Sang Buddha, maka dia membentangkan kain putih dengan pemikiran: "Jika aku bisa mempunyai putra, Sang Buddha akan menapak di atas kain ini; jika aku tidak bisa mempunyai anak, Beliau tidak akan menapak di atas kain ini." Sang Buddha mengetahui bahwa karena karma buruk di masa lampaunya, Pangeran dan istrinya ditakdirkan untuk tidak mempunyai anak. Jadi Beliau tidak menapak di atas kain itu. Di kemudian hari, Beliau membuat suatu peraturan disiplin yang melarang para bhikkhu menapak di atas kain putih, tetapi kemudian mengubah peraturan itu dengan mengijinkan para bhikkhu melangkah di atas kain sebagai pemberkahan kepada para perumah-tangga.


Pacchimam janatam Tathagato apaloketi. Versi Vin di sini terbaca anukampati, "memiliki kasih sayang," yang lebih disukai. MA menjelaskan bahwa Y.M. Ananda mengatakan hal ini dengan pemikiran: "Di masa mendatang orang-orang akan menganggap para bhikkhu sebagai jalan untuk memastikan terkabulnya keinginan-keinginan duniawi mereka, dan akan kehilangn keyakinan pada Sangha jika penghormatan yang mereka lakukan tidak membawa hasil yang diinginkan."
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

PIKOCHAN RAPTOR

Kecantikan bersifat fana, segala yang terkondisi tidak abadi.
_/\_  SSBS _/\_
 [at]  Perjalanan seribu mil diawali dengan sebuah langkah.
[at]  Sebuah batu permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, seperti halnnya seorang manusia disempurnakaan dengan cobaan hidup.

kuswanto

Quote from: PIKOCHAN RAPTOR on 06 May 2011, 07:38:59 PM
Kecantikan bersifat fana, segala yang terkondisi tidak abadi.
_/\_  SSBS _/\_

maka manfaatkan kecantikan tsb sebelum luntur =))

PIKOCHAN RAPTOR

Jmn skrng kecantikan bnyk yg berkedok makeup  :P

_/\_ SSBS
 [at]  Perjalanan seribu mil diawali dengan sebuah langkah.
[at]  Sebuah batu permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, seperti halnnya seorang manusia disempurnakaan dengan cobaan hidup.