sudah lama tidak mengisi jurnal
kali ini pengen bercerita..
Judul : Kesabaran adalah praktek yang tertinggi ..
Pada hari selasa minggu lalu, saya memesan suatu produk suplemen untuk dikonsumsi. Setelah memesan via ym, telah disepakati saya harus mentransfer sejumlah uang dan saya memesan agar produk tersebut dikirim secepatnya, si penjual pun berjanji barang akan sampai pada hari kamis. Setelah hari kamis tiba, ternyata barang tersebut juga belum tiba, segera saya mengirim sms kepada penjual kenapa barangnya belum sampai. Si penjual membalas bahwa dia lupa mengirim barangnya, jadi baru dikirim kamis pagi, saya pun berusaha bersabar dan membalas, oke yang penting barangnya sudah dikirim. (Padahal biasanya dengan sifat yang perfeksionis pasti sudah marah2, karena saya paling benci dengan hal2 seperti ini
)
Hari jumat pun tiba, barang gak kunjung datang, sabtu tiba, minggu tiba, saya kembali inisiatif mengirim sms, menanyakan perihal pengiriman. Ternyata barang yang dikirim pecah, penjual pun berjanji akan mengirim pada hari senin, dan saya pun kembali bersabar untuk tidak mempersoalkan.. (Dutiyampi.. untuk masih bisa tahan untuk tidak meledak ..
)
Pada hari ini, selasa, barang pun tiba, dengan perasaan gembira menerima paket dan membukanya, ternyata barang yang dikirim salah.. Saya pun mengirim sms menanyakan mengapa salah kirim barang. Akhirnya penjual pun berjanji mengirim barangnya besok, dan meminta barang yang salah dikirim kembali. Karena cukup kecewa, akhirnya saya menelepon si penjual untuk menyampaikan ketidakpuasan, dan merasa dirugikan karena harus terbebani oleh ongkos pengiriman retur plus malas untuk pergi ke JNE.. Si penjual pun merasa terpojokkan dan bersedia membayar ongkos retur.. dan seketika saya menjadi sadar, kenapa tidak bisa mentolerir suatu kesalahan ? mentolerir suatu kelupaan ? Bukankah si penjual sudah mengakui dia khilaf ? Sekejap menjadi malu pada diri sendiri, tidak bisa bersabar dan memahami perasaan orang lain. Kenapa tidak berusaha mencari solusi tetapi hanya membahas masalah ?
Akhirnya saya pun berkata : oke barangnya akan saya kirim dan ongkos pengiriman tidak perlu diganti. Dan perasaan saya pun menjadi lebih tenang dan lega. Dan sempat juga berpikir : Mengeluarkan uang puluhan ribu untuk menyenangkan diri tidak memberatkan, kenapa "berdana u/ amal" karena seseorang yang melakukan kesalahan harus diawali dengan ketidakpuasan terlebih dahulu.. Ternyata Forte masih pelit.. hehehe..