News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

KARMA BURUKKAH?

Started by Sostradanie, 14 January 2010, 03:53:08 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

exam

seperti menanam benih
ada yang sudah di sirami tapi tidak tumbuh
ada yg tumbuh tapi tidak maximal
ada yg tumbuh dan berbuah


Sostradanie

Quote from: exam on 17 January 2010, 09:57:48 PM
seperti menanam benih
ada yang sudah di sirami tapi tidak tumbuh
ada yg tumbuh tapi tidak maximal
ada yg tumbuh dan berbuah

tumben yang namam exam bisa bijaksana seperti ini kata-katanya.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

exam

#17
Quote from: sriyeklina on 18 January 2010, 12:04:20 AM
Quote from: exam on 17 January 2010, 09:57:48 PM
seperti menanam benih
ada yang sudah di sirami tapi tidak tumbuh
ada yg tumbuh tapi tidak maximal
ada yg tumbuh dan berbuah

tumben yang namam exam bisa bijaksana seperti ini kata-katanya.

i'm no body

maksudnya biarpun benihnya gak semua tumbuh dan berbuah
kita tetap hrs pergi menanam benih

kayak orang buka toko
meskipun hari ini belum tentu ada yang mampir tetep buka toko
meskipun akhirnya ada yg mampir tapi gak beli cuma liat2,tetep buka toko
masak gara-gara sehari gak ada yg beli, terus besok ngambek
kalo gitu nanti kita sendiri yang rugi
toko2 yang lain aja buka terus
hehehe

stephen chow

Menurut aku kamu tdk melakukan karma buruk klo tujuan kamu dari awalny smp akhir itu mau baik trhdp dia.. Itu adlh kesemptan baik yg kamu beri padanya, slnjutny dia lah yg mengarahkan diriny mau baik/buruk dialah yg tntukan.. Aku jg prnh tolong org dan mlh di blz dgn keburukan wlpn tdk separah kisah kamu, aku sih tdk ambl pusg, laen x kmu lbh hati2 az tolong org lbh bijaksanalah dgn pnglaman kamu yg buruk itu, klo kmu dkat bgt dgn tmn kmu itu, kmu hrs tahu donk sifatny itu sprt apa, apakah akn mengarah baik ato buruk nantinya trhdpmu..
"Ada seorang manusia yg mengalami sakit yg parah sekali, seorang dokter yg baik coba menolongnya dgn semampuny tp akhrny org itu tdk trtolong dan mati"
Apkh dokter itu melakukan karma buruk?
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

stephen chow

Satu lagi.. Klo kmu laen x ada mau bntu tmn kmu dan msi bngung mst bgmn.. Kmu crta saja di DC, mngkn tmn2 DC bs bnt ksi saran yg baik bwt kmu.. Trsrh kamu mau crta ato ngk sih..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

CHANGE

 [at]  sri

Saya coba menjawab dan menambahkan dari sudut lain, karena apa yang telah dijawab oleh Bro Forte sudah sangat baik.

Didalam hidup, kita setiap hari menghadapi problema kehidupan yang pasang surut. Jika kita selalu selalu waspada terhadap PERUBAHAN ini, sebenarnya tanpa kita sadari bahwa kita telah mengalami suatu kemajuan yakni pengalaman- pengalaman yang men DEWASA kan mentalitas ( pola pikir ). Hal-hal apa saja yang dapat men DEWASA kan kita dalam menghadapi pasang surut kehidupan :

1. Belajarlah dari buku yang bermanfaat dan para ahli yang pintar dan bijaksana, dan banyak terdapat di forum DC ini ( bukan memuji tetapi memang demikian adanya ) misalnya Kainyn, Upasaka, Indra, Fabian, Forte, Bond dan lain-lain yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
2. Belajarlah dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang sama dan merugikan diri sendiri dan orang lain.
3. Belajarlah dari kesalahan diri sendiri, sehingga setiap pikiran, ucapan dan perbuatan yang telah terjadi, dilakukan evaluasi.

Tiga point diatas  ini dianalogikan sebagai IBU, dan kita yang sedang belajar dianalogikan sebagai ANAK  untuk artikel dibawah ini.

Satu kutipan yang sangat saya sukai :

Setiap orang pasti menjadi tua.
Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat.
Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam PERUBAHAN.
Ingatlah, MENJADI TUA adalah KEHARUSAN, tetapi menjadi DEWASA adalah PILIHAN.


MENUNTUN DIRIMU HINGGA BERANGSUR DEWASA

Saya bukan ahli dalam memelihara bunga dan tanaman, selain itu juga tidak memiliki waktu banyak untuk merawat. Oleh sebab itu saya hanya membeli satu, dua vas bunga yang mudah dirawat seperti Lidah Buaya dan Rumput Wangi sebagai penghias rumah agar nampak lebih hidup. Selain itu saya juga ingin membiarkan anak saya terlibat dan belajar memahami tanaman. Kedua tanaman yang saya beli itu tidak boleh disiram terlalu banyak air, maka bila terkadang lalai, juga tidak akan menjadi masalah.


Setelah anak saya masuk SD, tugas menyiram tanaman saya serahkan padanya. Dia belajar dengan cepat, karena tidak lama kemudian, dia sudah bisa mengamati keadaan tanah pada tanaman  apakah sudah mengering, sehingga harus disiram lagi ataukah masih basah tanahnya? Ia tidak perlu lagi menanyakan pada sa-ya kapan harus menyi-ramnya. Suatu hari  di luar dugaan, tanpa mena-nyakan ke saya, anak saya telah berinisiatif memakai sisa air minumannya yang di-ngin untuk menyirami tanam-an-tanaman itu. Tak pelak, saaat saya mengetahui daun rumput wangi telah jadi me-nguning. Saya lalu menunjukkan hal ini pada anak saya dan menjelaskan ini sebagai akibat dari air siraman yang ia pakai. Saya juga menambahkan bahwa tanaman tidak sama seperti manusia yang harus minum air yang sudah direbus. Bila kita menyiram tanaman dengan air matang, maka tanaman itu malah akan mati karena kekurangan gizi. Sebab setelah air dididihkan, bukan saja semua bakteri jadi mati, mineral dan gizi yang diperlukan tanaman itu juga akan hilang.


"Oh, ternyata air yang berbeda punya efek berbeda pada tanaman!," anak saya sangat heran.

"Tentu saja", saya menjawabnya sambil memegang kepalanya,


"Air hujan adalah pupuk alami yang paling baik, dan air ledeng tanpa disinari matahari bisa melukai bunga, itulah mengapa ibu menaruh bejana itu agar terkena sinar matahari dan dapat kamu pergunakan. Masih ada banyak hal  yang tidak kamu ketahui, jadi jangan merasa idemu itu bagus lantas tidak perlu me-nanyakan kepada orang tua.


Dia mengangguk-anggukkan kepala. Suatu hari, saat melewati sebuah kios bunga, pemilik kios sedang giat menawarkan "kacang 7 warna" kepada orang yang lalu lalang di sana. Daunnya berbentuk seperti cabai. Dan diantara daunnya yang berwarna hijau, rata tersebar buah-buah kecil sebesar kacang tanah yang berwarna-warni : hijau, kuning, merah, ungu dan lainnya.


Satu buah, mulai dari tumbuh hingga layu, warnanya akan mengalami berbagai macam perubahan, sangat menarik sekali! Saya pikir anak saya tentu akan senang memilikinya, maka saya membeli satu vas. Si penjual masih menghadiahkan lagi satu vas kecil.


Sesampainya di rumah, saya katakana pada anak saya, "Kamu sudah tahu bagaimana menyiram, maka mulai saat ini kamu adalah tuan kecil bagi dua batang "kacang 7 warna" ini, nyawa mereka berada di tanganmu. Jangan mengira mereka tidak bisa bicara lalu tidak merawatnya dengan baik. Mereka sepenuhnya mengerti perlakuan dan perhatian kita. Bila kamu memperhatikan , dan memuji mereka, maka mereka akan tumbuh dengan baik."


Sejak awal anak saya sudah tahu bahwa tanaman dapat mengerti musik, dia juga percaya tanaman itu mengerti kata-katanya. Dengan jenaka ia berkata, "Jangan kawatir Bu! Saya pasti bisa menjaga mereka dengan baik."


Anak saya menyiramnya dengan teliti, seringkali melapor dengan gembira, "Tumbuh lagi satu buah1" atau "Lihat, dia berubah menjadi merah." Atau "Lihat, betapa bagusnya saya menjaga mereka"


Dalam sekejab, musim panas pun berlalu, musim gugur mulai mendatang. "Kacang 7 warna" terlihat mulai kehilangan cahaya remajanya yang indah. Daun hijau tua kasar berguguran, buah kecilnya pun tidak banyak tersisa, terutama pada "Kacang 7 warna" yang kecil. Disela-sela ranting dan daunnya seperti terselubung oleh debu.


Tadinya saya mengira ini semua memang gelagat tanaman itu saat memasuki musim gugur, jadi saya biarkan saja. Kemudian anak saya menemukan banyak ulat-ulat kecil pada tanaman "Kacang 7 warna" yang kecil. Saat saya semprot dengan air, dau menjadi lebih segar, tetapi tidak lama kemudian ulat-ulat itu datang lagi. Sungguh tak berdaya, mak tidak saya urus lagi. Tak lama kemudian "Kacang 7 warna" kecil itu pun layu dan mati. Melihat saya membuang tanaman yang mati itu ke tong sampah, anak saya dengan sedih menyalahkan dirinya, �Belakangan ini, saya tidak merawatmu seperti dulu, masih mengatakan bahwa kamu tidak sebagus tanaman yang satunya. Saya juga merasa malu atas keteledoran ini, hanya bisa menghibur anak saya untuk merawat lebih baik tanaman yang satunya lagi.


Tak disangka, "Kacang 7 warna" yang besar juga mulai dijangkiti ulat kecil, daun-daun yang banyak ulatnya mulai layu. Sampai di sini saya baru merasa pasti bahwa ulat-ulat itulah pembunuhnya. Maka saya pergi ke pasar bunga untuk mencari informasi. Dengan mudah akhirnya saya dapatkan obat yang khusus menghilangkan ulat jenis laba laba merah ini. Setelah kembali ke rumah, saya aduk menurut perbandingan takaran yang ada. Obat lalu saya semprotkan ke tanaman itu selama beberapa hari, akhirnya penyakit ulat pada tanaman bisa teratasi. Di akhir musim dingin, walau dahan dan daunnya sempat menjadi layu, tetapi tanaman itu tetap bisa melewati musim dingin.


Saat musim semi datang, tanaman itu menampakkan kembali cahaya kehidupan. Bunga-bunga putih kecil, sekuntum demi sekuntum tumbuh diantara daun yang hijau. Satu demi satu buah-buah kecil tumbuh susul menyususl, lalu berangsur tumbuh menjadi besar dan warnanya selalu silih berganti. Di samping itu, di akarnya telah tumbuh tunas yang baru. Anak saya dapat merasakan perubahan dari �Kacang 7 warna�, ia telah mempelajari perubahan kehidupan pada setiap musim; dengan wajar telah memupuk ketelitian hatinya dalam mengamati dan merawat.


Dengan bangga ia sering berkata, "kacang 7 warna" milikku" Dan saya sering berkata kepadanya, �Kamu adalah "Kacang 7 warna". Ibu adalah kacang kecil yang lucu!. Mendengar ini, dia sangat gembira, raut wajahnya berseri-seri, dari dalam matanya terpancar rasa terima kasih yang sangat dalam.


Suatu hari, dia berkata bahwa bunga di dalam kelasnya juga terjangkit ulat jenis laba laba merah hingga bunga itu menjadi layu. Tiada seorang pun yang tahu apa yang harus diperbuat. Ketika guru menanyakan orang tua murid siapa yang bisa menyembuhkan bunga itu, dengan suka rela anak saya lalu menyatakan kesediaannya. Dia bertanya pada saya, apakah di rumah masih ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit laba-laba merah. Saya katakan bahwa sudah habis terpakai. Melihat wajahnya yang penuh kekecewaan, saya tersenyum dan berkata, Ibu akan pergi membeli dan kamu nanti bisa membawakannya untuk gurumu. Mendengar kata-kataku ini, matanya segera bersinar, dalam posisi duduk sekujur tubuhnya juga menampakkan reaksi kegembiraan , merasa yakin dan bangga akan usahanya. Akhirnya obat yang dia bawa itu benar-benar telah menyembuhkan bunga yang ada di kelasnya itu.


Orang-orang sering mengatakan . Anak adalah sekuntum bunga. Maka biarkanlah ia juga bisa menjadi seorang tukang kebun untuk sementara waktu. Bimbinglah ia agar bisa menjadi tukang kebun yang berhasil. Seiring dengan ketekunanya, ia bukan saja akan menjadi tukang kebun yang handal, tetapi yang lebih penting lagi hal ini akan menambah pengetahuan dan wawasannya, terutama tentang hakekat kehidupan, bahwa setiap kehidupan pasti akan mengalami perputaran hidup, mulai dari lahir, tua, sakit dan mati. Hal ini akan menumbuhkan rasa kasihnya terhadap setiap makhluk; juga dapat membuatnya memahami pentingnya melakukan kewajiban dan tanggung jawab serta mempunyai rasa syukur dan terima kasih. Bukan hanya itu, Sakyamuni yang bijak pernah berkata,�Sekuntum bunga, sehelai daun, semuanya adalah dunia.� Untuk itu, mungkin saja ia juga akan mendapatkan berkah dan kearifan yang berlimpah dalam hidupnya!

Semoga Bermanfaat.

Yakinlah pada diri anda !!! Yakinlah pada setiap kemungkinan meskipun banyak orang meragukannya. Yakinlah pada diri anda !!! karena dengan keyakinan kita melangkah, dengan keyakinan kita dapat meraih keberhasilan, dengan keyakinan kita dapat meraih segalanya. Yakinlah pada diri Anda !!!


Langkah pertama mencapai keberhasilan adalah melakukan suatu perkerjaan kecil dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang benar, hingga keberhasilan dapat tercapai. Setelah itu lakukanlah pada hal-hal yang  lebih besar.

ORANG YANG BIJAKSANA SELALU MENCURAHKAN PERHATIANNYA UNTUK MENGERJAKAN HAL-HAL YANG DISEBUT DASAR YANG HIDUP DAN KEHIDUPAN. JIKA HAL ITU DILAKUKAN MAKA JALAN AKAN DIPAHAMI SECARA ALAMIAH.


_/\_

exam

Quote from: CHANGE on 22 January 2010, 10:30:39 AM
[at]  sri

Saya coba menjawab dan menambahkan dari sudut lain, karena apa yang telah dijawab oleh Bro Forte sudah sangat baik.

Didalam hidup, kita setiap hari menghadapi problema kehidupan yang pasang surut. Jika kita selalu selalu waspada terhadap PERUBAHAN ini, sebenarnya tanpa kita sadari bahwa kita telah mengalami suatu kemajuan yakni pengalaman- pengalaman yang men DEWASA kan mentalitas ( pola pikir ). Hal-hal apa saja yang dapat men DEWASA kan kita dalam menghadapi pasang surut kehidupan :

1. Belajarlah dari buku yang bermanfaat dan para ahli yang pintar dan bijaksana, dan banyak terdapat di forum DC ini ( bukan memuji tetapi memang demikian adanya ) misalnya Kainyn, Upasaka, Indra, Fabian, Forte, Bond dan lain-lain yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
2. Belajarlah dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang sama dan merugikan diri sendiri dan orang lain.
3. Belajarlah dari kesalahan diri sendiri, sehingga setiap pikiran, ucapan dan perbuatan yang telah terjadi, dilakukan evaluasi.

Tiga point diatas  ini dianalogikan sebagai IBU, dan kita yang sedang belajar dianalogikan sebagai ANAK  untuk artikel dibawah ini.

Satu kutipan yang sangat saya sukai :

Setiap orang pasti menjadi tua.
Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat.
Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam PERUBAHAN.
Ingatlah, MENJADI TUA adalah KEHARUSAN, tetapi menjadi DEWASA adalah PILIHAN.


MENUNTUN DIRIMU HINGGA BERANGSUR DEWASA

Saya bukan ahli dalam memelihara bunga dan tanaman, selain itu juga tidak memiliki waktu banyak untuk merawat. Oleh sebab itu saya hanya membeli satu, dua vas bunga yang mudah dirawat seperti Lidah Buaya dan Rumput Wangi sebagai penghias rumah agar nampak lebih hidup. Selain itu saya juga ingin membiarkan anak saya terlibat dan belajar memahami tanaman. Kedua tanaman yang saya beli itu tidak boleh disiram terlalu banyak air, maka bila terkadang lalai, juga tidak akan menjadi masalah.


Setelah anak saya masuk SD, tugas menyiram tanaman saya serahkan padanya. Dia belajar dengan cepat, karena tidak lama kemudian, dia sudah bisa mengamati keadaan tanah pada tanaman  apakah sudah mengering, sehingga harus disiram lagi ataukah masih basah tanahnya? Ia tidak perlu lagi menanyakan pada sa-ya kapan harus menyi-ramnya. Suatu hari  di luar dugaan, tanpa mena-nyakan ke saya, anak saya telah berinisiatif memakai sisa air minumannya yang di-ngin untuk menyirami tanam-an-tanaman itu. Tak pelak, saaat saya mengetahui daun rumput wangi telah jadi me-nguning. Saya lalu menunjukkan hal ini pada anak saya dan menjelaskan ini sebagai akibat dari air siraman yang ia pakai. Saya juga menambahkan bahwa tanaman tidak sama seperti manusia yang harus minum air yang sudah direbus. Bila kita menyiram tanaman dengan air matang, maka tanaman itu malah akan mati karena kekurangan gizi. Sebab setelah air dididihkan, bukan saja semua bakteri jadi mati, mineral dan gizi yang diperlukan tanaman itu juga akan hilang.


"Oh, ternyata air yang berbeda punya efek berbeda pada tanaman!," anak saya sangat heran.

"Tentu saja", saya menjawabnya sambil memegang kepalanya,


"Air hujan adalah pupuk alami yang paling baik, dan air ledeng tanpa disinari matahari bisa melukai bunga, itulah mengapa ibu menaruh bejana itu agar terkena sinar matahari dan dapat kamu pergunakan. Masih ada banyak hal  yang tidak kamu ketahui, jadi jangan merasa idemu itu bagus lantas tidak perlu me-nanyakan kepada orang tua.


Dia mengangguk-anggukkan kepala. Suatu hari, saat melewati sebuah kios bunga, pemilik kios sedang giat menawarkan "kacang 7 warna" kepada orang yang lalu lalang di sana. Daunnya berbentuk seperti cabai. Dan diantara daunnya yang berwarna hijau, rata tersebar buah-buah kecil sebesar kacang tanah yang berwarna-warni : hijau, kuning, merah, ungu dan lainnya.


Satu buah, mulai dari tumbuh hingga layu, warnanya akan mengalami berbagai macam perubahan, sangat menarik sekali! Saya pikir anak saya tentu akan senang memilikinya, maka saya membeli satu vas. Si penjual masih menghadiahkan lagi satu vas kecil.


Sesampainya di rumah, saya katakana pada anak saya, "Kamu sudah tahu bagaimana menyiram, maka mulai saat ini kamu adalah tuan kecil bagi dua batang "kacang 7 warna" ini, nyawa mereka berada di tanganmu. Jangan mengira mereka tidak bisa bicara lalu tidak merawatnya dengan baik. Mereka sepenuhnya mengerti perlakuan dan perhatian kita. Bila kamu memperhatikan , dan memuji mereka, maka mereka akan tumbuh dengan baik."


Sejak awal anak saya sudah tahu bahwa tanaman dapat mengerti musik, dia juga percaya tanaman itu mengerti kata-katanya. Dengan jenaka ia berkata, "Jangan kawatir Bu! Saya pasti bisa menjaga mereka dengan baik."


Anak saya menyiramnya dengan teliti, seringkali melapor dengan gembira, "Tumbuh lagi satu buah1" atau "Lihat, dia berubah menjadi merah." Atau "Lihat, betapa bagusnya saya menjaga mereka"


Dalam sekejab, musim panas pun berlalu, musim gugur mulai mendatang. "Kacang 7 warna" terlihat mulai kehilangan cahaya remajanya yang indah. Daun hijau tua kasar berguguran, buah kecilnya pun tidak banyak tersisa, terutama pada "Kacang 7 warna" yang kecil. Disela-sela ranting dan daunnya seperti terselubung oleh debu.


Tadinya saya mengira ini semua memang gelagat tanaman itu saat memasuki musim gugur, jadi saya biarkan saja. Kemudian anak saya menemukan banyak ulat-ulat kecil pada tanaman "Kacang 7 warna" yang kecil. Saat saya semprot dengan air, dau menjadi lebih segar, tetapi tidak lama kemudian ulat-ulat itu datang lagi. Sungguh tak berdaya, mak tidak saya urus lagi. Tak lama kemudian "Kacang 7 warna" kecil itu pun layu dan mati. Melihat saya membuang tanaman yang mati itu ke tong sampah, anak saya dengan sedih menyalahkan dirinya, �Belakangan ini, saya tidak merawatmu seperti dulu, masih mengatakan bahwa kamu tidak sebagus tanaman yang satunya. Saya juga merasa malu atas keteledoran ini, hanya bisa menghibur anak saya untuk merawat lebih baik tanaman yang satunya lagi.


Tak disangka, "Kacang 7 warna" yang besar juga mulai dijangkiti ulat kecil, daun-daun yang banyak ulatnya mulai layu. Sampai di sini saya baru merasa pasti bahwa ulat-ulat itulah pembunuhnya. Maka saya pergi ke pasar bunga untuk mencari informasi. Dengan mudah akhirnya saya dapatkan obat yang khusus menghilangkan ulat jenis laba laba merah ini. Setelah kembali ke rumah, saya aduk menurut perbandingan takaran yang ada. Obat lalu saya semprotkan ke tanaman itu selama beberapa hari, akhirnya penyakit ulat pada tanaman bisa teratasi. Di akhir musim dingin, walau dahan dan daunnya sempat menjadi layu, tetapi tanaman itu tetap bisa melewati musim dingin.


Saat musim semi datang, tanaman itu menampakkan kembali cahaya kehidupan. Bunga-bunga putih kecil, sekuntum demi sekuntum tumbuh diantara daun yang hijau. Satu demi satu buah-buah kecil tumbuh susul menyususl, lalu berangsur tumbuh menjadi besar dan warnanya selalu silih berganti. Di samping itu, di akarnya telah tumbuh tunas yang baru. Anak saya dapat merasakan perubahan dari �Kacang 7 warna�, ia telah mempelajari perubahan kehidupan pada setiap musim; dengan wajar telah memupuk ketelitian hatinya dalam mengamati dan merawat.


Dengan bangga ia sering berkata, "kacang 7 warna" milikku" Dan saya sering berkata kepadanya, �Kamu adalah "Kacang 7 warna". Ibu adalah kacang kecil yang lucu!. Mendengar ini, dia sangat gembira, raut wajahnya berseri-seri, dari dalam matanya terpancar rasa terima kasih yang sangat dalam.


Suatu hari, dia berkata bahwa bunga di dalam kelasnya juga terjangkit ulat jenis laba laba merah hingga bunga itu menjadi layu. Tiada seorang pun yang tahu apa yang harus diperbuat. Ketika guru menanyakan orang tua murid siapa yang bisa menyembuhkan bunga itu, dengan suka rela anak saya lalu menyatakan kesediaannya. Dia bertanya pada saya, apakah di rumah masih ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit laba-laba merah. Saya katakan bahwa sudah habis terpakai. Melihat wajahnya yang penuh kekecewaan, saya tersenyum dan berkata, Ibu akan pergi membeli dan kamu nanti bisa membawakannya untuk gurumu. Mendengar kata-kataku ini, matanya segera bersinar, dalam posisi duduk sekujur tubuhnya juga menampakkan reaksi kegembiraan , merasa yakin dan bangga akan usahanya. Akhirnya obat yang dia bawa itu benar-benar telah menyembuhkan bunga yang ada di kelasnya itu.


Orang-orang sering mengatakan . Anak adalah sekuntum bunga. Maka biarkanlah ia juga bisa menjadi seorang tukang kebun untuk sementara waktu. Bimbinglah ia agar bisa menjadi tukang kebun yang berhasil. Seiring dengan ketekunanya, ia bukan saja akan menjadi tukang kebun yang handal, tetapi yang lebih penting lagi hal ini akan menambah pengetahuan dan wawasannya, terutama tentang hakekat kehidupan, bahwa setiap kehidupan pasti akan mengalami perputaran hidup, mulai dari lahir, tua, sakit dan mati. Hal ini akan menumbuhkan rasa kasihnya terhadap setiap makhluk; juga dapat membuatnya memahami pentingnya melakukan kewajiban dan tanggung jawab serta mempunyai rasa syukur dan terima kasih. Bukan hanya itu, Sakyamuni yang bijak pernah berkata,�Sekuntum bunga, sehelai daun, semuanya adalah dunia.� Untuk itu, mungkin saja ia juga akan mendapatkan berkah dan kearifan yang berlimpah dalam hidupnya!

Semoga Bermanfaat.

Yakinlah pada diri anda !!! Yakinlah pada setiap kemungkinan meskipun banyak orang meragukannya. Yakinlah pada diri anda !!! karena dengan keyakinan kita melangkah, dengan keyakinan kita dapat meraih keberhasilan, dengan keyakinan kita dapat meraih segalanya. Yakinlah pada diri Anda !!!


Langkah pertama mencapai keberhasilan adalah melakukan suatu perkerjaan kecil dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang benar, hingga keberhasilan dapat tercapai. Setelah itu lakukanlah pada hal-hal yang  lebih besar.

ORANG YANG BIJAKSANA SELALU MENCURAHKAN PERHATIANNYA UNTUK MENGERJAKAN HAL-HAL YANG DISEBUT DASAR YANG HIDUP DAN KEHIDUPAN. JIKA HAL ITU DILAKUKAN MAKA JALAN AKAN DIPAHAMI SECARA ALAMIAH.


_/\_

bagus yah  articlenya  :)

markosprawira

Quote from: sriyeklina on 14 January 2010, 03:53:08 AM
Ada 1 hal yang sering membuat saya jadi bingung.Menolong orang itu sebenarnya baikkan?
Saya suka bisa membantu orang lain jika saya sanggup.Dan sering terjadi dimana kita telah membantu,kita malah ditusuk dari belakang.Bahkan terkadang orang itu malah menjadikan kita lawannya.Atau membuat kita tambah rumit.

Contoh:dulu pernah ada teman yang saya pinjami duit.Padahal ketika itu saya lagi butuh.Tapi karena saya segan,karena dia pernah menolong saya.Bahkan saya diajarin dagang mulanya dari dia.Kami udah berteman cukup lama.Tahunan lah.
Bukannya kembaliin tapi malah kabur tanpa kabar.

Dan ada juga contoh yang lain.Saya memperkenalkan orang itu pada teman saya.Dipinjami modal.Awalnya bagus dan berjalan lancar.Setelah itu ga bayar-bayar lagi.Akhirnya saya terpaksa yang bayar.

Kalau contoh yang lain,dia udah dibantuin tapi bukan duit.berupa barang..dan saya buat sedemikian rupa caranya biar saya ga kena lagi seperti yang sudah-sudah.Hasilnya lumayan orang itu bisa berhasil.Tapi setelah berhasil,malah saya yang mau dihancurkan.Dia menghasut antar pekerja saya,juga antara saya dan pekerja.Biar saya gagal.

Kadang kalau ingat semua kejadian itu jadi malas aja untuk peduli dengan orang lain.Saya ga berpikir itu karma masa lalu saya.Karena saya bisa aja memilih untuk tidak memberi.Tapi terkadang kasihan kalau melihat orang itu punya peluang tapi ga tau caranya.Tapi ga semua sih seperti itu.Kebanyakan seperti itu.

Yang saya mau tanya,apakah saya membantu orang untuk membuat karma buruk dengan cara begitu?Terkadang ada yang saya juga tau bahwa ini saya pasti kena.Tapi tetap saya tempuh karena berbagai pertimbangan.Untuk membuktikan bahwa orang itu pasti gagal dengan caranya.

Ada yang bisa kasih saran harus bagaimana?makasih sebelumnya....



kondisi sama sering terjadi saat kita berhadapan dengan pengemis, pengamen, atau org lain (bahkan mahluk lain) yg mungkin butuh bantuan

jika memang kita ingin membantu, lakukanlah segera tanpa mikir apa duitnya nti dipake bener ato ga... tanpa mikir nti dipake buat beli minuman keras, dsbnya

jika kita memang tidak ingin membantu, jgn pula membuat pikiran2 akusala misal "ah, dia masih sehat, pasti itu org males", atau "nyanyinya aja ga enak, ngapain dikasih duit?", dsbnya

singkatnya, kalo mo bantu, lakukan segera : itu perbuatan kusala, jgn dicemari dengan pikiran2 akusala
tapi kalo emg ga niat utk bantu, pun jgn ditambahin dengan akusala lainnya

diatas itu kalo kita belum tahu objeknya apakah benar menderita atau tidak

tapi misal kita sudah tahu objek itu tidak benar menggunakan duit yg diterima, misal utk minum, merokok, dsbnya..... udah jelas kita tidak usah memberi karena walau dana adalah perbuatan yg baik namun ditaruh di ladang yg buruk

kira2 seperti itu lah dituntut kebijaksanaan/panna kita, sis

semoga bermanfaat

Sostradanie

[at] bro markos
makasih masukannya yang singkat,padat, dan jelas.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)