Ketika Sang Buddha Sakyamuni hidup 2500 tahun yang lalu

Started by Riky_dave, 02 November 2009, 03:10:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Saya ingin bertanya,apakah didaerah India,tempat Sang Buddha pernah terlahir,menggunakan bahasa Pali?
Darimana munculnya bahasa Pali ini yang menjadi bahasa kitab Suci Tipitaka itu?
Mengapa adalah perbedaan antara bahasa Pali(TIPITAKA) dan Sansekerta(SANSEKERTA)?
Ketika Sang Buddha membabarkan "Dhamma" ,Sang Buddha menggunakan Bahasa?

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Peacemind

        Sebenarnya istilah Pali yang mengacu kepada nama sebuah bahasa muncul belakangan. Dalam kitab2 Komentar milik agama Buddha, Sang Buddha dikatakn menggunakan bahasa Magadhi. Alasannya Sang Buddha hidup di negara Magadha. Sewaktu Bhikkhu Buddhaghosa datang ke Sri Lanka dan mau menerjemahkan Sinhala Aṭṭhakathā, beliau mengatakan bahwa beliau akan menerjemahkan Sinhala Aṭṭhakathā yang berbahasa Sinhala pada saat itu ke bahasa Magadhi, bahasa yang digunakan oleh Sang Buddha dalam pembabaran Dhammanya.

        Jadi pada jaman Sang Buddha, ada bahasa yang bernama Magadhi (bahasanya orang Magadha) dan dianggap sebagai bahasa yang digunakan Sang Buddha sebagai sarana bahasa dalam pembabaran Dhamma. Perlu dingat di sini bahwa bahasa Magadhi, oleh banyak sarjana Buddhist, juga dianggap sama dengan bahasa Prakrit (bahasa umum yang digunakan oleh semua kalangan di India pada jaman Sang Buddha).

        Bahasa Magadhi yang dikatakan sebagai bahasa Sang Buddha ini, belakangan, dikenal sebagai bahasa Pali. Sebenarnya dalam kitab komentar dan sub-komentar, istilah Pali digunakan untuk mengacu kepada 'teks" atau kitab suci (Tipitaka). Namun lama kelamaan, istilah Pali yang sebelumnya hanya mengacu pada teks Tipitaka menjadi nama bahasa – bahasa  teks (bahasa Pali).

        Selain bahasa Magadhi / Pali / Prakrit, tentu kita tidak lupa bahwa pada jaman Sang Buddha juga ada bahasa Sanskrit (Sansekerta). Bahasa Pali / konon sebagai bahasa Magadhi berbeda dari bahasa Sanskrit. Bahasa Magadhi digunakan oleh siapa saja, sedangkan bahasa Sansekerta di India kuno digunakan oleh para brahmana saja. Kasta rendah tidak diperbolehkan menggunakan bahasa Sanskrit. Oleh karena itu, sesuai dengan apa yang tercatat dalam Vinayapitaka, Sang Buddha menolak permohonan dua bhikkhu yang berasal dari kasta brahmana yang meminta beliau untuk mengijinkan mereka menerjemahkan ajaran Sang Buddha ke bahasa Sanskrit. Jika permintaan ini dikabulkan, maka ajaran Sang Buddha hanya bisa dinikmati oleh kaum elit / brahmana pada jaman itu, sedangkan kasta rendah tidak bisa mempelajari ajaran beliau. Untungnya, Sang Buddha menolaknya.

       Sebenarnya, bahasa yang digunakan Sang Buddha dalam pembabarn Dhamma, masih diperdebatkan. Apakah beliau menggunakan bahasa Pali atau tidak juga masih diperdebatkan Ini disebabkan karena di dalam Sutta2, tidak ada referensi yang mengatakn tentang bahasa yang digunakan oleh Sang Buddha. Hanya ada satu sutta bernama Araṇavibhangasutta yang memberikan clue bahwa Sang Buddha setidaknya mengenal tujuh bahasa. Namun di Sutta inipun, tidak ada referensi bahwa Sang Buddha menggunakan bahasa yang  bernama Pali. Akan tetapi, jika kita melihat apa yang dijelaskan di atas, yang jelas, Sang Buddha telah menggunakan bahasa Magadhi yang juga diidentifikasikan sebagai bahasa Pali atau bahasa Prakrit. Kemungkinan besar, beliau juga menggunakan bahasa Sansekerta juga, karena banyak murid beliau juga dari kasta brahmana. Selain itu, karena beliau juga mempunyai murid2 dari alam dewa dan brahma, beliau juga harus menggunakan bahasanya mereka, dan kita nggak tahu bahasa mereka apa yah... :D :D :D
   
                                                  May u be happy

adi lim

Pada Jaman Buddha Gotama, kalangan rakyat biasa(kasta rendah) menggunakan bahasa Pali sebagai bahasa sehari2 tetapi mereka tidak mengenal tulisan, jadi ketika Buddha membabarkan Dhamma, sering menggunakan bahasa Pali, sedangkan bahasa Sansekerta (ada tulisan) dipakai di kalangan kasta tinggi (brahmana, ksatria).

Demikian yang saya pernah dengar dari cerita diatas ini.
Semoga bermamfaat
_/\_

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

gajeboh angek

tambahan, kemungkinan bahasa magadhi yang digunakan adalah ardhamagadhi.
ardamagadhi ini asal mulanya dari sansekerta kuno yang terdapat di regveda. karena regveda konon berasal dari para dewa, maka pali dan sansekerta kuno sering disebut dev vani, bahasa para dewa. konon pula sebagian besar bahasa di dunia berasal dari bahasa ini.

tetapi jangan samakan sansekerta sekarang dengan sansekerta kuno yak. sansekerta yang ada sekarang itu distandarisasi oleh panini, sekitar abad ke 4

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

char101

Quote from: Peacemind on 02 November 2009, 05:09:25 PM
Selain itu, karena beliau juga mempunyai murid2 dari alam dewa dan brahma, beliau juga harus menggunakan bahasanya mereka, dan kita nggak tahu bahasa mereka apa yah... :D :D :D

Di biografinya Acarn Mun (moga-moga tidak salah orang) disebutkan Beliau berkomunikasi dengan dewa melalui "language of heart", mungkin sama dengan telepati.

Nevada

Sebagai tambahan...

Bahasa Magadhi adalah salah satu dari bahasa dialek umum di rumpun Prakrit. Prakrit adalah nama dari sebuah rumpun di India Tengah. Bahasa dialek umum ini dikenal dengan nama Prakrit Dramatis (Dramatic Prakrits). Istilah "dramatis" digunakan karena catatan utama bahasa ini berasal dari dialog karakter minor yang ada di Drama Sanskrit.

Prakrit Dramatis ini terbagi menjadi tiga jenis Bahasa Prakrit, yaitu:

1) Maharashtri Prakrit => yang digunakan di sekitar barat daya India, yang kemudian berkembang hingga ke selatan India; mencakup Marathi dan Konkani.

2) Sauraseni Prakrit => yang digunakan di sekitar perbatasan utara India Tengah, dan berkembang menjadi bahasa Indo-Arya pusat; yaitu Hindi, Urdu dan Punjabi.

3) Magadhi Prakrit => yang digunakan di timur India, dan berkembang menjadi bahasa Indo-Arya timur; yaitu Bengali, Assamese, Oriya, dan bahasa-bahasa Bihari (Bhojpuri, Magadhi modern, Maithili, dll.)


Membaca kisah 45 tahun perjalanan Buddha Gotama, sepertinya Beliau lebih aktif menggunakan dialek Bahasa Magadhi Prakrit. Sejak dilahirkan dan beranjak dewasa, dan bahkan pergi bertapa dan berkhotbah (setelah menjadi Buddha), Beliau seringkali singgah di daerah-daerah yang berada dalam kawasan Kerajaan Magadha. Empat tempat perziarahan (Lumbini, Bodhgaya, Sarnath dan Kusinara) juga berdiri di kawasan Kerajaan Magadha. Di dalam Tipitaka (Pali Kanon), disebutkan bahwa Sang Buddha adalah Guru yang piawai dalam bertata-bahasa dan pandai dalam menggunakan kata-kata dalam mengajar. Sepertinya memang Sang Buddha adalah seorang yang mempunyai kecerdasan linguistik yang tinggi, sehingga Beliau menguasai banyak bahasa. Terlebih lagi jika Beliau adalah seorang Sammasambuddha, sepertinya memang bukan mustahil untuk berbicara dalam bahasa apapun juga.

Tapi sejauh bukti yang ditemukan ini, semua hipotesa mengarah pada kesimpulan bahwa Sang Buddha lebih aktif berbicara dalam Bahasa Magadhi. Dan Bahasa Magadhi yang diabadikan dalam bentuk tulisan disebut sebagai "teks" (Pali).

Peacemind

For Upasaka:

Very nice information.. thanks for this.

chingik

Tidak satupun bagian dari Kitab Suci Pali ada menyebutkan bahwa Sang Buddha berbahasa Pali. Kata 'Pali' tidak ditemukan dlm Tripitaka. Kemunculannya yg pertama ada di masa belakangan di dalam Komentar-Komentar. Dalam Komentar-Komentar kata 'Pali' sering berarti suatu ' naskah kitab suci'. Sedangkan utk bahasa dari Kitab Suci 'Pali', Komentar-Komentar memberitahu kita bahwa itu adalah bahasa Magadhi.
Kita tidak memiliki bukti konkrit mengenai bahasa apa yg dipakai Sang Buddha. Sangat mungkin, menimbang berbagai wilayah yg dicakupnya, Beliau menggunakan lebih dari satu dialek.  Satu petunjuk mengenai ini diberikan dlm Vinaya di mana diceritakan bagaimana dua orang bhikkhu mengeluh kpd Sang Buddha bahwa bhikkhu-bhikkhu lain dari daerah-daerah yg berbeda mengubah kata-kata Sang Buddha ke dalam dialek mereka sendiri (sakaya niruttiya). Mereka kemudian mengusulkan agar Ajaran diterjemahkan ke dalam syair-syair Veda (chandaso). Namun Sang Buddha menolak memberikan restuNya dan menambahkan, "Aku mengizinkan kalian, wahai Bhikkhu, utk mempelajari Kata-kata Sang Buddha dlm dialek masing-masing." (Vin 2:129).  Dalam Arana-vibhanga Sutta, Sang Buddha menasihati para bhikkhu utk menyesuaikan diri dgn bahasa-bahasa setempat di mana mereka memberikan ajaran. Lebih lanjut dalam Kinti Sutta, Sang Buddha menekankan bahwa orang seharusnya lebih memperhatikan makna dan jiwa daripada hanya kata-kata.

Sebelumnya, saya menyebutkan bahwa Komentar-Komentar menjelaskan istilah 'Pali' merujuk kepada lidah 'Magadhi' - yaitu bahasa yg diduga digunakan dlm Konsili Ketiga di Pataliputra di bahwa lindungan Asoka. 'Magadhi' ini dan bahasa dari Kitab Suci Pali seperti yg kita miliki menunjukkan identitas linguistik yg sedikit. Sekarang Magadhi jaman Asoka menunjukkan paling sedikit dua dari tiga tanda pembedaan dari 'bahasa' Magadhi, yiatu, nominatif dalam 'e' sebagai 'o' (misalanya, Maghadi menggunakan 'deve' sementara Pali 'devo', "dewa"), dan penggunaan 'l' sebagai pengganti 'r' (misalnya 'laja' menjadi 'raja'). Banyak sarjana karenanya menyimpulkan bahwa Kitab Suci Pali kita yg sekarang bukanlah yg disusun dlm Konsili Ketiga meskipun keduanya sangat mirip.
Telah sering dianggap bahwa bahasa Pali merupakan dealek Ujjeni di daerah Barat karena ia paling dekat dgn bahasa inskripsi-inskripsi Asoka dari Girnar (Gujerat) dan juga karena dialek Ujjeni dikatakan sbag bahasa ibu dari Mahinda yg membawa agama Buddha ke Srilanka. Beberapa sarjana menyatakan bahwa Kitab Suci Pali diterjemahkan dari beberapa dialek yg lain (dari Ardha-Magadhi kuno). Kekhasan bahasanya dpt dijelaskan sepenuhnya dgn hipotesis dari (a) perkembangan dan integrasi berlanjut dari berbagai unsur dari berbagai daerah di India, (b) suatu tradisi oral yg panjang yg merentang lebih dari beberapa abad, dan (c) kenyataan bahwa naskah-naskah itu ditulis di negeri lain (yakni di Srilanka), menyatakan bahwa Kitab Suci Pali yg sekarang kemungkinan merupakan suatu salinan yg cukup baik dari risensi Ujjeni, dalam bentuk dialek Avanti.

Sumber awal yang sama dari Theravada dan Mahayana
Di masa Asoka (abad ketiga sebelum Masehi), paling sedikit tiga Kitab Suci diselesaikan: Theravada, Sarvastivada, dan Mahasanghika. Dua yg pertama sangat dekat hubungannya. Kitab Suci Pali yg diwariskan kpd kita oleh Theravada tidak diragukan tumbuh secara bertahap di sekitar init dari naskah kuno dari beragam jenis Sutta panjang, sedang dan pendek, Gatha (sajak), Geyya (nyanyian), Jataka (kisah-kisah kelahiran), Udana (ungkapan hening), dsb - sama halnya dgn Kitab Suci lain, yg mengandung kategori naskah yg sama.

Tidaklah mungkin utk mengatakan apakah suatu syair Pali dlm bentuknya sekarang berasal dari masa Sang Buddha . Perubahan teknik di dalam kitab suci menyiratkan suatu masa perkembangan yg cukup panjang sebelum abad kedua SM. Bagaimanapun juga, penting utk diingat bahwa kesamaan formal antara Kitab Suci Pali dan Kitab Suci aliran lain yg lebih awal menunjukkan asal usul yg sama dari 'benih' asal di masa sebelum pemisahan sektarian telah terlalu jauh memisahkan mereka. Perlu ditekankan juga bahwa semua kitab suci tertulis adalah sektarian dari luar. Penemuan modern atas sisa-sisa naskah kuno seperti Udanavarga dan Dhammapada Gandhari, dan penelitian yg mengikutinya membuktikan bahwa naskah-naskah ini bukan merupakan terjemahan dari Kitab Suci Pali. Sebuat riset yg mendalam telah mengungkapkan bahwa baik Kitab Suci Pali maupun Sanskerta dapat ditelusuri ke asal yg sama yg diyakini berasal dari dialek Timur, yg dipakai sbg idiom di wilayah kerajaan Buddha.

Sumber:
Judul               :"The One Way - A Comparative Study of Mahayana and Theravada"
Penulis             :Ven. Piyasilo - Damansara Buddhist Vihara
Penerjemah      :Ir. Edij Juangari
Penerbit           :Yayasan Penerbit Karaniya

Riky_dave

Kenapa banyak dianggap bahwa kitab Tipitaka berasal dari bahasa Pali,berikut semua naskah2 yang terdapat didalamnya menggunakan bahasa Pali?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Nevada

Quote from: Riky_dave on 27 December 2009, 08:57:47 PM
Kenapa banyak dianggap bahwa kitab Tipitaka berasal dari bahasa Pali,berikut semua naskah2 yang terdapat didalamnya menggunakan bahasa Pali?

...Bahasa Magadhi yang diabadikan dalam bentuk tulisan disebut sebagai "teks" (Pali).

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...