terjemahan nama/rupa = nama/bentuk?

Started by dhammadinna, 25 June 2013, 04:59:34 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dhammadinna

Ariyakumara, thanks atas copasannya. Kalau begitu, penjelasan bhikkhu bodhi tentang "nama" tsb, perlu dicantumkan juga di awal Samyutta Nikaya (bukan hanya di KKSB)..

Sanjiva, di copasan Ariyakumara, ada alasan digunakannya kata 'nama' bukan 'nāma'. Sebetulnya saya tetap ingin agar kita kembali ke kata palinya. Tapi dengan adanya penjelasan tsb, setidaknya pembaca tau bahwa 'nama' jangan diartikan secara harafiah (jadi, tidak pakai kata 'pali' juga tidak masalah). Ya sudah, cukuplah bagi saya.

Shasika, thanks PDF-nya.. :)

seniya

#16
Quote from: dhammadinna on 28 June 2013, 12:05:24 PM
Ariyakumara, thanks atas copasannya. Kalau begitu, penjelasan bhikkhu bodhi tentang "nama" tsb, perlu dicantumkan juga di awal Samyutta Nikaya (bukan hanya di KKSB)..


Memang sudah ada di pendahuluan SN (Kotbah-Kotbah Berkelompok Sang Buddha) buku 1, coba cek dulu ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

dhammadinna

^ ^ ^ oh ya? waduh kagak baca :hammer:

ya uda, kalo gitu tolong dicantumkan di seluruh buku SN dehh... (serius).

seniya

Quote from: dhammadinna on 28 June 2013, 12:12:32 PM
^ ^ ^ oh ya? waduh kagak baca :hammer:

ya uda, kalo gitu tolong dicantumkan di seluruh buku SN dehh... (serius).

Kayaknya gak mungkin, krn itu kan pendahuluan umum yang hanya ada di buku 1 (mengikuti struktur buku aslinya). Tapi coba tanya tim DCPress aja....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

dhammadinna


Indra

mengulangi beberapa puluh halaman di tiap buku, suatu pengulangan yg tidak perlu, adalah pemborosan biaya, apakah cetak itu tidak perlu dana? pembaca serius tidak akan menemui masalah dengan content yg terdapat hanya di satu buku, justru pengulangan yg tidak perlu itu akan membosankan para pembaca serius. dan sebenarnya terbitan DC press hingga saat ini memang ditargetkan untuk pembaca serius. DC press berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menghambur2kan dana yg tidak perlu. kami bahkan merapatkan jarak spasi antar baris dengan tujuan agar bisa menghemat beberapa halaman.

saya pribadi tidak melihat adanya manfaat mencantumkan suatu informasi yg sama pada tiap buku, dan ini tidak ada hubungan dengan tingkat kekerasan kepala.

Rico Tsiau


The Ronald

Ketahuan..bagian pendahuluannya di skip....hahaa
...

Shasika

Quote from: dhammadinna on 28 June 2013, 12:05:24 PM
Ariyakumara, thanks atas copasannya. Kalau begitu, penjelasan bhikkhu bodhi tentang "nama" tsb, perlu dicantumkan juga di awal Samyutta Nikaya (bukan hanya di KKSB)..

Sanjiva, di copasan Ariyakumara, ada alasan digunakannya kata 'nama' bukan 'nāma'. Sebetulnya saya tetap ingin agar kita kembali ke kata palinya. Tapi dengan adanya penjelasan tsb, setidaknya pembaca tau bahwa 'nama' jangan diartikan secara harafiah (jadi, tidak pakai kata 'pali' juga tidak masalah). Ya sudah, cukuplah bagi saya.

Shasika, thanks PDF-nya.. :)

Sama2 sis Dhammadinna, maaf baru kebaca sekarang, jadi baru merespon sekarang, itu PDF nya adalah koreksi dari orang lain, yang mana NAMA-RUPA selama ini diajarkan oleh seorang guru besar Abhidhamma dibantah oleh orang lain, jadi ini untuk informasi betapa sulitnya untuk mendefinisikan yang benar mengenai nama-rupa.
I'm an ordinary human only