FANATIK

Started by hariyono, 29 October 2009, 10:53:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

beberapa orang agak tua memang mengeluh...
kalau kewihara duduknya tidak pakai kursi
kagak kuat.... sedangkan beberapa wihara yg
saya tau tidak menyediakan kursi2 tsb...

kalau ada foto wihara yg kelihatan kursi2 nyg gw mau
(bukan foto depan wihara lho)

thanks bro markosprawira
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

markosprawira

sabar yah bro..... kelas di VPDS baru ada minggu kedua... kalo foto DC, mungkin minggu ini bisa saya fotokan

Adhitthana

Quote from: johan3000 on 29 October 2009, 04:53:29 PM
beberapa orang agak tua memang mengeluh...
kalau kewihara duduknya tidak pakai kursi
kagak kuat.... sedangkan beberapa wihara yg
saya tau tidak menyediakan kursi2 tsb...

kalau ada foto wihara yg kelihatan kursi2 nyg gw mau
(bukan foto depan wihara lho)

thanks bro markosprawira
Kagak gaul niee .... si sacheng  8)
setiap Vihara pasti sediakan Kursi2 bagi Manula

sekali-kali ke Vihara Dhamma Sukha donk ..... duduk pake kursi tuch
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

markosprawira

ga semua vihara ada bangkunya juga sih........

wkt di surabaya, vihara pandegiling ga ada, edaka juga ga ada
VBK ada tapi di lantai bawah......

wkt ke padang, di dhammasalanya juga ga ada....

Brado

Emang :outoftopic: sih jadinya ..
tapi gpp lah.. sebenarnya boleh ga Vihara pake bangku ?
atau memang ada aturan tertentu bahwa di vihara harus duduk bersila tanpa kursi ?
kesannya jadi seperti ge**ja
btw yang mus**m juga ga pake bangku kan ?

gajeboh angek

sebenernya kalau menurut aye sih tradisi aja, karena di india dulu kagak pake kursi.
tapi walaupun pake bangku, tetep Bhikkhu Sangha posisinya harus lebih tinggi.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

johan3000

Quote from: Lokkhitacaro on 30 October 2009, 09:14:58 AM
Emang :outoftopic: sih jadinya ..
tapi gpp lah.. sebenarnya boleh ga Vihara pake bangku ?
atau memang ada aturan tertentu bahwa di vihara harus duduk bersila tanpa kursi ?
kesannya jadi seperti ge**ja
btw yang mus**m juga ga pake bangku kan ?

Mengenai kursi dalam ibadah....
gw pernah punya pemikiran begitu......

gw pilih agama yg ibadahnya pakai bangku...
karna kelihatannya lebih MAJU (peradabannya lebih maju)...

jadi kalau vihara tidak memakai bangku, apakah itu juga
   merupakan fanatik atas adat org India dulu ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

markosprawira

Quote from: Lokkhitacaro on 30 October 2009, 09:14:58 AM
Emang :outoftopic: sih jadinya ..
tapi gpp lah.. sebenarnya boleh ga Vihara pake bangku ?
atau memang ada aturan tertentu bahwa di vihara harus duduk bersila tanpa kursi ?
kesannya jadi seperti ge**ja
btw yang mus**m juga ga pake bangku kan ?

sama kaya pake kemeja putih dan celana hitam, apakah karena gereja lebih dulu pake, lalu jika buddhist yg pake, seolah jadi mirip ky member gereja?

Jadi ga masalah mo pake bangku, justru bagi saya ini adalah terobosan yg bagus dimana dulu org tua enggan utk ke vihara karena rata2 menderita sakit kaki/lutut sementara vihara tidak menyediakan bangku
Dan betul yg gacchapin bilang bhw itu tidak boleh melebihi tingginya posisi bhikkhu (ini yg diterapkan di VPDS dan DC)

simpel aja kok

markosprawira

Quote from: johan3000 on 30 October 2009, 09:32:26 AM
Quote from: Lokkhitacaro on 30 October 2009, 09:14:58 AM
Emang :outoftopic: sih jadinya ..
tapi gpp lah.. sebenarnya boleh ga Vihara pake bangku ?
atau memang ada aturan tertentu bahwa di vihara harus duduk bersila tanpa kursi ?
kesannya jadi seperti ge**ja
btw yang mus**m juga ga pake bangku kan ?

Mengenai kursi dalam ibadah....
gw pernah punya pemikiran begitu......

gw pilih agama yg ibadahnya pakai bangku...
karna kelihatannya lebih MAJU (peradabannya lebih maju)...

jadi kalau vihara tidak memakai bangku, apakah itu juga
   merupakan fanatik atas adat org India dulu ?

mari kita lihat pengertian anjali, namaskara dan pradaksina :

QuoteKata anjali sudah sering kita dengar dan lihat meskipun masih jarang yang melaksanakannya, ketika kita bertemu dengan sesama umat Buddha. Kata Anjali adalah bahasa Pali yang mempunyai pengertian merangkapkan kedua tangan di dada sebagai tanda penghormatan. Jadi anjali adalah salah satu cara menghormati orang lain yang biasa dilakukan dalam agama Buddha.
Dalam agama Buddha terdapat tiga cara menghormati orang lain, yaitu :
1. Anjali,yaitu merangkapkan tangan di depan dada.
2. Namaskara, yaitu menghormati dengan cara bersujud.
3. Pradaksina, yaitu menghormati dengan cara mengelilingi obyek yang dihormati dengan bersikap anjali.

Sikap anjali dilakukan jika kita bertemu dengan orang lain yang patut dihormati, misalnya guru, kakak pembina, orang tua, biku/ni, samanera/I, upaska/I, pandita/I, anagarika,ni, dll. Sikap anjali juga dilakukan ketika kita hendap mengucap kata kata "Namo Buddhaya", yang artinya "terpujilah Buddha". Jadi ketika kita hendak mengucap Namo Buddhaya kita harus bersikap anjali terlebih dahulu, sebab ini adalah cara paling sopan ketika kita hendak menyebut nama Buddha, orang yang berjasa dan sangat kita hormati.

Anjali, Namaskara, dan Pradaksina sebenarnya adalah tradisi orang-orang India dalam menghormati orang lain. Ini tidak berbeda dengan orang Indonesia yang bila bertemu dengan orang lain bersalaman, juga tidak berbeda dengan orang-orang arab jika bertemu dengan orang lain berpelukan dan bersentuhan pipi, demikian juga dalam tradisi Cina yang jika bertemu orang memberi "soja" atau menghormat dengan cara mengepalkan kedua tangan. Mengapa Anjali, juga dilaksankan oleh umat beragama Buddha? Hal ini dikeranakan agama Buddha berasal dari India. Jika agama Buddha dari Jepang mungkin cara menghormatnya adalah tidak beranjali tetapi membukukkan badan. Disamping itu juga cara menghormat seperti itu tidak bertentangan dengan ajaran Buddha. Jadi dengan demikian sikap anjali tidak hanya dilaksanakan oleh umat Buddha tetapi juga oleh orang-orang India pada umumnya yang bukan beragama Buddha.
Siapakah orang yang patut dihormati? Ornag yang patut dihormati pada umumnya adalah :
1. Orang tua
2. Guru
3. Orang yang berjasa kepada kita
4. Orang yang lebih tua
5. Orang-orang yang bajik
6. dll.

Tetapi, pada dasarnya semua makhluk adalah patut dihormati, baik ia manusia, para dewa, maupun binatang dan makhluik-makhluk halus lainnya. Mengapa demikian? Karena menghormati orang yang patut dihormati adalah perbuatan terpuji, dan bukan perbuatan jahat, serta tidak merugikan kita, tetapi sebaliknya justru menambah karma baik kita.

Pada kenyataanya banyak umat Buddha, baik anak-anak, remaja, orang tua, dll yang sangat hormat kepada "Patung Buddha" dan patung-patung lain tetapi malah kurang atau jarang bahkan tidak mau menghormati orang yang masih hidup, seperti misalnya para biku, samanera, guru, kakak pembina, sesama teman, dll. Sikap demikian adalah bukan sikap yang terpuji, dan jelas bukan praktik Dhamma yang benar. Karena itu harus diperbaiki dari sekarang.

Buddha pernah bersabda "Siapa yang melihat Dhamma, ia melihat Aku" artinya bahwa siapa saja yang mempraktikan ajaran Buddha dengan benar maka dia akan "bertemu dengan Buddha". Disamping itu juga penghormatan yang terbaik kepada Buddha adalah bukan dengan memuja-muja pribadi Buddha, apalagi mendewa-dewakan patung Buddha, tetapi cara penghormatan yang paling baik adalah dengan cara melaksanakan ajaran Buddha, diantaranya adalah menghormati orang yang patut dihormati, baik dengan cara Anjali, Namaskara, maupun pradaksina. Buddha juga menyatakan bahwa menghormati orang yang patut dihormati adalah berkah utama, dan orang itu akan mendapat berkah berupa umur panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan.


pannadevi

Quote from: gachapin on 30 October 2009, 09:19:44 AM
sebenernya kalau menurut aye sih tradisi aja, karena di india dulu kagak pake kursi.
tapi walaupun pake bangku, tetep Bhikkhu Sangha posisinya harus lebih tinggi.

namo buddhaya Bro Gachapin yg baik,
salam sejahtera selalu,

saya ingin menanyakan ke anda, bagaimana jika bhikkhu tsb yg menyuruh sendiri utk duduk di kursi yg ada, kebetulan tingginya sama, wlu si umat ini ga mau, tp beliau tetap meminta krn beliau memandang umat ini udah tua.

may all beings be happy

mettacittena,

K.K.

Quote from: gachapin on 30 October 2009, 09:19:44 AM
sebenernya kalau menurut aye sih tradisi aja, karena di india dulu kagak pake kursi.
tapi walaupun pake bangku, tetep Bhikkhu Sangha posisinya harus lebih tinggi.
Biasanya lebih tinggi kalau sedang membabarkan dhamma. Jika tidak, sepertinya tidak ada ketentuan. Namun memang adalah kebiasaan memandang guru spiritual sebagai orang yang sangat dihormati, jadi tidak menyediakan tempat duduk yang lebih rendah.



Quote from: pannadevi on 30 October 2009, 10:28:15 AM
saya ingin menanyakan ke anda, bagaimana jika bhikkhu tsb yg menyuruh sendiri utk duduk di kursi yg ada, kebetulan tingginya sama, wlu si umat ini ga mau, tp beliau tetap meminta krn beliau memandang umat ini udah tua.
Biasanya, vinaya selalu memuat pengecualian bagi orang tidak mampu, seperti orang sakit atau orang tua.


johan3000

#26

MIT's Building 9, state of the art presentation and distance learning center is comprised of three classrooms and two control rooms, all are interconnected.

Kalau di ruang kelas MIT, nah pengajarlah yg PALING DIBAWAH/RENDAH

[spoiler=]


classroom at MIT, USA


salah satu medical school....
[/spoiler]
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

wiithink

hanya Buddha seorang aja, yang sanggup di cela dan ndak mempan di puji
(kalo menurut gw yaa)

Brado

Quote from: pannadevi on 30 October 2009, 10:28:15 AM
saya ingin menanyakan ke anda, bagaimana jika bhikkhu tsb yg menyuruh sendiri utk duduk di kursi yg ada, kebetulan tingginya sama, wlu si umat ini ga mau, tp beliau tetap meminta krn beliau memandang umat ini udah tua.

Sepengetahuan saya..
Beberapa dari Bhikkhu cukup cerdik dalam situasi ini, ia bisa memakai bantal kecil, atau tambahan kain untuk dudukannya, jadi ia bisa 'mensahkan' vinaya dengan cara tersebut