Irama Parita yang seragam

Started by Asiong, 04 November 2009, 07:52:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Dalam Cullavagga, Vinaya Pali, ada aturan bahwa Dhamma tidak boleh dinyanyikan, bagi bhikkhu yang menyanyikannya berarti melakukan pelanggaran. bagaimanakah penerapan vinaya ini sehubungan dengan topik pada thread ini? mohon petunjuk para member yg berpengalaman dalam Vinaya.

_/\_


Asiong

thanks buat semua yang ngebantu berikan semua penjelasannya,jadi baiknya baca patita ini gunakna iraMA APA TIDAK?
kalau kita baca parita iraanya berbeda satu sama lain apa tidak jadi kacaU YA.......

gajeboh angek

Begini, biasanya umat mengikuti kebiasaan di suatu tempat. Kalau memang biasanya menggunakan gaya pembacaan Paritta dari Theravada, ya gunakanlah itu.

Dan lagipula, yang penting adalah yang memimpin, yang harus menguasai gaya pembacaan Paritta yang biasanya digunakan di tempat itu.

Kalau pribadi sih setulusnya saja.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Jerry

Saya rasa ngga ada salahnya menggunakan irama saat membaca paritta di dlm kebaktian. Kalo tidak ada irama sama sekali, orang akan mudah bosan dan tidak akan mudah mengingat krn tidak merasa tertarik.

Bicara irama, waktu itu pernah denger bhikkhu Myanmar saat membaca paritta, ada irama tersendiri dan sangat menarik didengar, berbeda dg bhikkhu Thai yg lebih monoton dan agak terputus-putus nadanya. Belum tau lagi gmn iramanya bhikkhu Sinhalese. :D
appamadena sampadetha

pannadevi

[at] Romo A Siong yg baik,
ada banyak rekan menyarankan menggunakan irama, sebaiknya romo dengarkan link yg udah dikirim Bro Sumedho, akan sangat membantu. jika melihat tanggapan disini semua mengarah lebih baik ada irama. tidak ada salahnya mulai aja latihan, sedikit2 ntar akan jadi terbiasa mereka otomatis udah bisa.
jadi romo mulai dulu utk mempelajari irama itu (link dari Bro Sumedho).
selamat berjuang ya Romo...

[at] Bro Jerry my bro in dhamma,
klo bhikkhu Srilanka juga ada iramanya, jika mendengarkan CD "Maha Pirith" ato kumpulan pirith mereka, semua berirama dan sungguh menyentuh kalbu, itulah yg membuat saya selalu terngiang indahnya gatha2 yang mengalun di atmosfir sini. mau? klo mau ntar sy krm CD nya (krm ongkos ya...hehehe becanda  ;D ;D)
klo bisa kirim file, sy kirim file, tp ga tahu caranya. kasih tahu ya...

may all of u always keeping well n happy

mettacittena,

pannadevi

Quote from: Indra on 05 November 2009, 10:28:48 PM
Dalam Cullavagga, Vinaya Pali, ada aturan bahwa Dhamma tidak boleh dinyanyikan, bagi bhikkhu yang menyanyikannya berarti melakukan pelanggaran. bagaimanakah penerapan vinaya ini sehubungan dengan topik pada thread ini? mohon petunjuk para member yg berpengalaman dalam Vinaya.

_/\_



[at] Bro Indra yg baik,
boleh ya saya menanggapi...
kalo melanggar yg dimaksud itu yg sungguh2 melakukan lantunan dengan maksud menyanyi...ada nada2 tertentu yg dinamakan kunci nada...
sedangkan melantunkan syair/gatha itu bukan menyanyi...tetapi melantunkan...mungkin klo agama tetangga namanya "mengaji"...sory ya abis ga tahu mendeskripsikan yg cocok, tp klo mengaji semua org khan tahu itu melantunkan ayat2 suci...jadi paling gampang saya pake istilah itu...kita melantunkan gatha bukan menyanyi.

buktinya bhikkhu thai ada jeda2 putusnya (menggunakan versi samyoga), jadi melantunkan gatha atau paritta ada 3 jenis:
1.saradaniya
2.samyoga
3.(sory kelupaan)
mohon no.3 dibantu member yg lain sy lupa.

karaniyamettasutta yg berirama itu versi srilanka (sering digunakan di vihara2 buddhayana) itulah versi saradaniya.
sedang tanpa irama (monoton) nah itu yg nomor 3 tapi lupa nama nya (maaf ya bro Indra... ;D)

smg ada manfaat sedikit info ini.
may all beings be happy.

mettacittena,

bond

#21
Quote from: pannadevi on 07 November 2009, 04:12:34 PM
[at] Romo A Siong yg baik,
ada banyak rekan menyarankan menggunakan irama, sebaiknya romo dengarkan link yg udah dikirim Bro Sumedho, akan sangat membantu. jika melihat tanggapan disini semua mengarah lebih baik ada irama. tidak ada salahnya mulai aja latihan, sedikit2 ntar akan jadi terbiasa mereka otomatis udah bisa.
jadi romo mulai dulu utk mempelajari irama itu (link dari Bro Sumedho).
selamat berjuang ya Romo...

[at] Bro Jerry my bro in dhamma,
klo bhikkhu Srilanka juga ada iramanya, jika mendengarkan CD "Maha Pirith" ato kumpulan pirith mereka, semua berirama dan sungguh menyentuh kalbu, itulah yg membuat saya selalu terngiang indahnya gatha2 yang mengalun di atmosfir sini. mau? klo mau ntar sy krm CD nya (krm ongkos ya...hehehe becanda  ;D ;D)
klo bisa kirim file, sy kirim file, tp ga tahu caranya. kasih tahu ya...

may all of u always keeping well n happy

mettacittena,


Yang Srilanka  kalau tidak salah iramanya koq mirip2 intonasi arab ya...apakah itu yg dimaksud? beda dengan Thailand dan beda pula dengan Myanmar. Benar kata om apin tergantung budaya setempat.

Ada linknya coba liat http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13317.0.html
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

lophenk

Amithofo... kalo aku umat yg ikut kebaktian di vihara, maka aku akan lebih seneng kalo baca paritanya semuanya seragam berirama, lebih semangat & menyenangkan :)
thanks Buddha...

ratnakumara

Namo Buddhaya,

Ikutan nimbrung yah..,

Setahu saya, Magabudhi (Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia) mengadakan program "Pelatihan Pembacaan Paritta"  yang dibimbing oleh Bhante Dhammadiro.. .

Nah, menurut saya, bagi anda yang merupakan ummat Buddha-Theravada, lebih baik mengikuti pelatihan tersebut.

Sedangkan bagi yang bermazhab lain, alangkah lebih baik mengikuti pola2 mazhab yang ia ikuti tersebut.

Namun, memang setahu saya, Paritta tidak dibaca dengan dilagukan, akan tetapi ada perbedaan panjang pendek suatu huruf vokal dan penekanan2 tertentu pada huruf konsonan.  Tapi di sisi lain,  dalam tradisi Theravada ( Thailand ) , ada juga yang menggunakan lantunan irama2 tertentu, seperti misalnya pada pembacaan "Devata-Aradhana", "Buddhajayamanggala", "Culamanggalacakkavala".

Semoga bermanfaat..

Mettacittena,

_/\_
Sukhi hottu.

pannadevi

#24
Quote from: ratnakumara on 09 November 2009, 10:15:04 AM
Namo Buddhaya,

Ikutan nimbrung yah..,

Setahu saya, Magabudhi (Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia) mengadakan program "Pelatihan Pembacaan Paritta"  yang dibimbing oleh Bhante Dhammadiro.. .

Nah, menurut saya, bagi anda yang merupakan ummat Buddha-Theravada, lebih baik mengikuti pelatihan tersebut.

Sedangkan bagi yang bermazhab lain, alangkah lebih baik mengikuti pola2 mazhab yang ia ikuti tersebut.

Namun, memang setahu saya, Paritta tidak dibaca dengan dilagukan, akan tetapi ada perbedaan panjang pendek suatu huruf vokal dan penekanan2 tertentu pada huruf konsonan.  Tapi di sisi lain,  dalam tradisi Theravada ( Thailand ) , ada juga yang menggunakan lantunan irama2 tertentu, seperti misalnya pada pembacaan "Devata-Aradhana", "Buddhajayamanggala", "Culamanggalacakkavala".

Semoga bermanfaat..

Mettacittena,

_/\_
Sukhi hottu.

Bro Ratnakumara yg baik,
salam sejahtera selalu,

ijinkan saya menanggapi anda, mungkin anda menjawab ini sebelum membaca halaman2 depan, dimana saya telah menjelaskan bahwa beliau romo pandita dari vihara Buddhayana Bengkulu. beliau didaulat menjadi romo pandita sedangkan beliau merasa belum memiliki pengetahuan dhamma yg cukup, kemudian menghubungi saya, dan saya sarankan join ke DC ini.

saran anda yang saya beri penebalan berwarna biru, saya rasa itu sulit mengingat posisi beliau di bengkulu, bila harus mengikuti pelatihan ini membutuhkan banyak pengorbanan, harus keluar biaya, meninggalkan kerjaan, meninggalkan keluarga, yang mana dengan minta saran dari rekan2 disini dan banyak yang telah mengirimkan link, ini merupakan cara yg paling efektif. inilah gunanya forum, bisa mendapat bantuan dari segala penjuru dunia tanpa kita harus keluar ticket pergi ke ujung dunia. maafkan jika ada yang kurang berkenan.

utk mashab beliau dari Buddhayana, tapi forum ini saya rasa terbuka untuk semua mashab.

justru karena beliau masih baru jadi beliau menanyakan untuk lantunan irama tertentu itu, saya beri penebalan ttg anda juga menulis ada yg menggunakan lantuanan irama tertentu, nah itu yang beliau tanyakan. anda aja juga udah tahu ada yg menggunakan lantunan irama tertentu, jadi itu yg beliau maksud. semoga anda dpt mengerti dan bersedia membantu beliau.

may all beings be happy

mettacittena,

Parami

Ayo Bro en Sis yg tau dibantu.....

Sayang  sy cuma tau sedikit2... he...he....he...

Semoga saya sehat, berbahagia dan terbebas.
Semoga semua mahkluk sehat, berbahagia dan terbebas.

kullatiro

#26
kenapa tidak pinjam rekaman puja bahkti saja, biasa kan vihara ekayana banyak rekaman nya bisa kan di pelajari apa yang di lakukan umat atau pimpinan kebaktian yang di lakukan di vihara ekayana.

andry

saia pikir seh yg pentingnya arti/maksud yg terkandung di dalamnya.
mo ente di senandungkan bak biduan
edan merdunya
kalau kagak paham?? sama ajah dgn boong.
yg simpel2 ajah gan... gue seh kagak ngeliat dr vinaya.. eheh
Samma Vayama

kullatiro

memang seperti itu paham dulu baru bisa senandung kayak wa  baca parita mahayana yang mandarin gak nyaho( tidak mengerti).