Penggunaan Tamiflu untuk Pasien A-H1N1 Dibatasi

Started by markosprawira, 25 August 2009, 12:40:03 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan penggunaan obat antivirus Oseltamivir (Tamiflu) kini dibatasi untuk pasien flu A (H1N1) yang mengalami gangguan kesehatan berat saja.
   
"Yang tidak parah dikasih obat anti virus influenza biasa saja," katanya usai menerima pengurus Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di kediamannya, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Senin.

Ia menambahkan, hal itu sudah dilakukan di negara-negara yang lebih dulu terkena dampak pandemi global influenza A (H1N1) karena dampak penyakit itu terhadap kesehatan dianggap tidak berat.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) secara global tingkat kematian akibat flu A (H1N1) relatuf rendah yakni sekitar 0,4 persen.

Orang yang terserang penyakit flu baru itu, masih menurut WHO, rata-rata juga bisa sembuh dalam waktu sepekan bahkan tanpa pengobatan khusus di rumah sakit sekalipun.

Penyakit influenza A (H1N1) hingga kini telah menyerang 1.005 orang di 24 provinsi di Indonesia dan mengakibatkan lima orang diantaranya meninggal dunia.
   
Menteri Kesehatan mengatakan, pemerintah terus berupaya mengendalikan penularan penyakit influenza A (H1N1)  dan mengantisipasi kemungkinan munculnya gelombang kedua penyebaran penyakit.
   
"Kita sudah menyiapkan strategi sejak kasus H5N1 dan sampai sekarang masih dijalankan," jelasnya serta menambahkan pemerintah akan tetap memasang alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) di pintu kedatangan pendatang dari negara lain untuk mencegah masuknya penyakit.
   
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Adhitama menjelaskan,  pemerintah juga menyiapkan rumah sakit rujukan dan obat-obatan serta mengintensifkan pemantauan penyakit serupa influenza.
   
Pemerintah, lanjut dia, juga melakukan pemantauan penyakit serupa influenza berbasis masyarakat serta pemantauan infeksi saluran pernafasan akut di Puskesmas dan rumah sakit.

source

markosprawira

Tamiflu Tak Cocok untuk Orang Dewasa Sehat


WASHINGTON, KOMPAS.com - Obat flu Tamiflu dan Relenza mungkin tak cocok untuk mengobati influenza musiman pada orang dewasa yang sehat, kata beberapa peneliti Inggris, Jumat.
   
"Merekomendasikan penggunaan obat anti-virus bagi perawatan orang yang memiliki beberapa gejala tampaknya bukan tindakan yang paling tepat," tulis Jane Burch dari University of York, dan rekannya.

Studi mereka, yang disiarkan dalam "Lancet Infectious Diseases", mendukung saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan pasien sehat yang terserang flu A-H1N1 tanpa komplikasi tak memerlukan pengobatan anti-virus.

Tamiflu, yang dibuat oleh perusahaan Swiss, Roche, berdasarkan lisensi dari Gilead Sciences Inc., adalah pil yang dapat mengobati dan mencegah segala jenis virus influenza A.

Zanamivir, yang dibuat oleh GlaxoSmithKline, berdasarkan lisensi dari perusahaan Australia, Biota, dan dijual dengan merek Relenza, adalah obat hirup di klas yang sama.

WHO sangat menyarankan penggunaan kedua obat itu buat perempuan hamil, pasien dengan kondisi medis yang benar-benar kurang baik dan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, karena mereka berisiko tinggi terhadap penyakit yang lebih parah.

Tim Burch mengkaji beragam studi yang diterbitkan mengenai Tamiflu dan Relenza. "Kami menyajikan hasilnya buat orang dewasa yang sehat dan orang yang menghadapi risiko komplikasi yang berkaitan dengan influenza," tulis mereka.

Mereka mendapati kedua obat tersebut, rata-rata, memangkas setengah hari durasi pasien saat sakit. Influenza biasanya mempengaruhi orang selama sekitar satu pekan.
   
Obat itu memberi hasil sedikit lebih baik pada orang yang memiliki resiko komplikasi, seperti pasien yang menderita diabetes atau asme, sementara Relenza mengurangi rasa sakit hampir satu hari dan Tamiflu sebanyak tiga-perempat per hari.

Itu menunjukkan obat tersebut mesti diberikan kepada orang yang paling memerlukannya, kata para peneliti tersebut.

Banyak negara telah menimbun kedua obat itu. Flu A-H1N1 telah dinyatakan sebagai wabah dan menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat kesehatan AS, Jumat, mengatakan penyakit tersebut masih bertambah parah di Jepang, kondisi membaik di Inggris dan masih aktif di Amerika Serikat. Flu jarang menyerang di semua ketiga negara itu pada Agustus.

Pabrik global menduga tak dapat menyediakan vaksin tersebut sampai akhir September atau Oktober.

source