kepada sdr sugianto budiman tolong dijawab pertanyaan umat buddhis yg saya kutib dari diskusi blog dedewijaya sbb
Anto :
Sekali lagi wkwkwkwkwkwkwk.......aduh, keluar juga airmataku.....
Mazmur dan Amsal dituliskan sekitar 250 tahun sebelum Buddha lahir :
Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah!" Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik." Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah." (Mazmur 53:1-2)
"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?" "Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu." "Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku," "bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,"
"maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu,"(Amsal 1:22-26)
"Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu." (Amsal 8:5)..
ini tanggapan dan pertanyaan umat buddhis terhadap kitab mazmur dan amsal
pengikut ajaran agung tdk bebal,selalu melakukan dan berusaha mengerti arti kebaikan dan apa itu yg disebut kebaikan
melalui pengalaman dan cinta akan pengetahuan ,namun jika masih ditegur cerahkanlah kami ,namun bukan janji pencerahan yg tak kunjung datang melalui siapa yg tak menunjukan identitas keluhuran budi dalam uluran tangannya,bahkan tdk memberi teladannya dalam nasehat yg tdk brlandaskan kasih (memberi bukan mendapatkan)
demikian kami dipertakutkan akan sanksimu bila tdk mengerti allah yg engkau maksudkan, yg sedemikian murkanyanya sehingga mengharapkandan dan menertawakan celaka kami,dan memperolok-olok kami.
demikian sehingga kami disebut tak berpengalaman oleh engkau karena kami menggunakan kecerdasan dan pengertian di dalam hati seperti yg engkau anjurkan... ,namun naluri kami meragukan allah yg demikian ... salah kah kami ?? ...
Anto :
Sekali lagi wkwkwkwkwkwkwk.......aduh, keluar juga airmataku.....
Mazmur dan Amsal dituliskan sekitar 250 tahun sebelum Buddha lahir :
Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah!" Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik." Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah." (Mazmur 53:1-2)
"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?" "Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu." "Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku," "bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,"
"maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu,"(Amsal 1:22-26)
"Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu." (Amsal 8:5)..
ini tanggapan dan pertanyaan umat buddhis terhadap kitab mazmur dan amsal
pengikut ajaran agung tdk bebal,selalu melakukan dan berusaha mengerti arti kebaikan dan apa itu yg disebut kebaikan
melalui pengalaman dan cinta akan pengetahuan ,namun jika masih ditegur cerahkanlah kami ,namun bukan janji pencerahan yg tak kunjung datang melalui siapa yg tak menunjukan identitas keluhuran budi dalam uluran tangannya,bahkan tdk memberi teladannya dalam nasehat yg tdk brlandaskan kasih (memberi bukan mendapatkan)demikian kami dipertakutkan akan sanksimu bila tdk mengerti allah yg engkau maksudkan, yg sedemikian murkanyanya sehingga mengharapkandan dan menertawakan celaka kami,dan memperolok-olok kami.
demikian sehingga kami disebut tak berpengalaman oleh engkau karena kami menggunakan kecerdasan dan pengertian di dalam hati seperti yg engkau anjurkan... ,namun naluri kami meragukan allah yg demikian ... salah kah kami ?? ...