Quote from: Sumedho on 28 October 2009, 05:46:02 AM
[at] PeaceMind:
IMO, jhananimitta dalam bentuk cahaya adalah sesuatu yg relatif tergantung pada kecenderungan orangnya sendiri dan tidak bisa dipukul rata semua jhana harus ada nimitta cahaya.
saya sampai sekarang memang belum pernah menemukan referensi jhana dalam sutta yg mengharuskan ada nimitta. Kebetulan mungkin buddhaghosa memiliki pengalaman demikian sehingga tertuang dalam visudhimagga tetapi itu bukan menjadi kemutlakan, jika itu sebuah "faktor" dalam jhana tentu sang buddha tidak akan melewatkan itu.
Bro Sumedho, saya pernah mendengar cerita.. dan jujur ini hanya cerita dari seorang kammanthanacariya.. dari pengalaman prakteknya. Kebetulan dalam praktek meditasinya dia juga tidak suka mengunakan kata Nimitta (yang artinya : Tanda) karena guru yang satu ini lebih suka mengatakan "Objek".. nah, beliau pernah bercerita kepada saya, karena ketika sanghayana pertama diadakan, ketika bhante ananda mengulang tentang suttapitaka, beberapa kelompok bhikkhu dititipkan utk mempelajari Digha Nikaya, Beberapa kelompok bhikkhu dititipkan utk mempelajari Majjima, dst.. menurut kammanthanacariya ini, para bhikkhu yang mengunakan digha nikaya sebagai referensi.. memang tidak pernah menyebutkan mengenai nimitta. Tapi sebenarnya dalam meditasi memang setelah objek yang kasar diganti dengan objek yang halus, memang selalu ada cahaya (obhasa) yang juga dikenal dengan pannaloka (sinar kebijaksanaan). Pannaloka itu sendiri ada yang bukan objek meditasi. Jadi Nimitta itu sendiri artinya tanda konsentrasi dan menjadi objek utk mencapai absorpsi.. jika tidak ingin mengunakan kata nimmitta, bisa saja mempertahankan namanya sebagai objek.. coba lihat referensi riwayat agung para buddha hal 701 buku pertama.. ketika buddha membujuk pancavagiya. Bodhisatta pada waktu itu juga melihat cahaya yang dia sebut dengan kammantana nimitta.
mohon di koreksi bro.. jika ada yang tidak sesuai..


