News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - gembusmetta

#1
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
22 August 2008, 12:43:54 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 August 2008, 09:32:46 AM
Seperti saya katakan sebelumnya, mungkin definisi "usaha" yang dipakai itu berbeda. Harus dilihat dulu konteksnya bagaimana. Kalau definisi "usaha"-nya itu tidak diuraikan, tidak akan ketemu permasalahannya di mana.

Saya sih sreg dengan definisi Anda sendiri, yang ini:
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 August 2008, 08:46:30 AM
....Yang dimaksud usaha itu adalah mengkondisikan suatu pelepasan atau pelekatan/penolakan terhadap sesuatu.

Mengenai "kentut", jangan disamakan istilah usaha dalam fisika. 

So, sesuai definisi itu, "kentut" enggak termasuk kegiatan "dengan usaha", kan?  :)

Saya sama sekali enggak membicarakan kentut dalam konteks fisika.

Kentut adalah sebuah realita sehari-hari. Kentut tak ada bedanya dengan obyek lain seperti tubuh, teman, ayah, ibu, bunga, langit, pohon, hewan, bahkan agama, dst, dsb. Hayo, siapa yang berani memastikan bahwa "kentut" tak termasuk "obyek-obyek" sebagaimana wejangan Sang Budha terhadap Bahiya?

Bedanya, terhadap kebanyakan obyek lain itu kita "melekat", sedangkan terhadap kentut tidak. Kita tak pernah secara khusus latihan agar tak perlu melekat pada kentut, tapi sibuk latihan dengan bermacam konsep dan metode agar tak melekat pada obyek-obyek lain.

Satu lagi, ini pertanyaan pribadi yang sejak dulu menganggu saya. Mumpung diingatkan oleh posting berikut, saya mohon petunjuk:

Quote from: dilbert on 22 August 2008, 09:11:15 AM

"....Tidak-munculnya batin-dan-jasmani baru adalah akhir dari kotoran yang merupakan dukkha dan akhir dari kelahiran kembali yang merupakan dukkha."Demikianlah Buddha membabarkan Dhamma yang memuncak pada Pelenyapan tertinggi atau NibbĂ na di mana tidak ada lagi unsur-unsur kehidupan (khandha) tersisa.

Mengapa Buddha yang sudah mencapai nibbana masih menganggap kekotoran merupakan dukkha dan kelahiran kembali juga dukkha? Apakah itu bukan berarti Buddha melekat pada "batin yang bersih" dan melekat pada "ketidaklahiran kembali"?

_/\_






#2
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
21 August 2008, 05:31:07 PM
Quote from: fabian c on 20 August 2008, 05:18:19 PM

Tak ada pekerjaan apapun yang bisa dilakukan tanpa usaha, untuk bisa memperhatikan tanpa usaha atau untuk bisa memperhatikan apa adanya, juga diperlukan usaha.


Kentut.
Kali ini, bukan celetukan seorang Master Zen, tapi kentut beneran.

Hampir saban hari kita kentut, tapi tak pernah perlu berusaha untuk kentut, kan? Kentut adalah contoh kegiatan tanpa usaha. Sebetulnya saya ingin mencontohkan buang air besar (BAB), tapi nanti muncul sanggahan bahwa mau BAB pun orang perlu usaha untuk pergi ke toilet, buka celana, jongkok, dst. Jadi, kentut adalah contoh yang tepat.
Ketika berkentut, makluk hidup mengalami puncak spiritualitas sehari-hari. Saat itulah kita, barang sejenak, kehilangan ego. Buktinya, kita tak sayang melepaskan kentut, kita juga tak rindu ingin segera kentut kembali. Kita tak pernah mencitai kentut, kita juga tak membenci kentut. Kita tak pernah memberi predikat ada kentut yang baik, kentut yang buruk, kentut yang indah, kentut yang jelek. Kita tak pernah bahagia karena kentut, sebaliknya kita juga tak pernah merasa menderita karena kentut. Walau kentut melekat pada kita secara alami, kita tak pernah melekat pada kentut. Batin kita tak terkondisi oleh kentut.

Kita menyikapi kentut sebagaimana ajaran Sang Budha pada pertapa Bahiya: "melihat, mendengar, dst" kentut sebagaimana adanya.

Ini posting serius, bukan junk, juga bukan guyonan.

Kadang-kadang kita melupakan realita alami karena terlalu terbelenggu pada konsep muluk.
Mungkin, nibbana tak ubahnya "kentut sepanjang waktu".

_/\_