Quote from: hemayanti on 12 December 2011, 10:43:11 PM
hmmm.. kalo contoh komputer itu, mungkin ya... kesadaran itu adalah hardisknya, bukan monitornya yang mati, monitor itu hanya seperti jasmani. dan hardisk itu adalah batinnya.
atau seperti baterai handphone, jadi baterai itu adalah nyawanya, energinya ada disana. nah kalo misalnya batereinya dipindahkan ke handphone yang lain, dan karena baterai itu bisa buat handphonenya nyala, mungkin seperti itulah kesadaran yang berlanjut setelah kematian, jasmaninya mati, tapi kesadarannya yang berlanjut, menerus ke jasmani yang lain.
...
Jd bingung...

kalo kesadaran = nyawa = supply kehidupan, brarti harusnya org ga mungkin hilang kesadaran dong selama dia masih hidup. bukankah saat tidur, kesadaran terhadap tubuh itu melemah/hilang?
Quote from: will_i_am on 12 December 2011, 03:15:45 PM
ya, tapi mengacu pada tipitaka, hanya kesadaran yang berpindah ketika seseorang mati...
saya rasa cetasika itu tidak ikut berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain, tapi cetasika tercipta dari citta di tubuh yang baru..
CMIIW
Sepemahamanku juga gitu, kata buku2 yg aku baca, yg berpindah hanya kesadaran...
nah karena penjelasan sis Hema dikaitkan dengan cetasika, jd aku bertanya lebih lanjut, cetasika-nya ikut berpindah dari keadaan kehidupan terakhir ke kehidupan yg berikutnya atau reset lagi (kl dianalogikan dengan teknologi komputer), cetasika tumbuh sesuai kondisi fisik dan lingkungan?
aku menanyakan ini, bukan bermaksud menguji, tp mencari hal2 yg mungkin d luar yg selama ini aku tau...
soalnya, aku sendiri ga bisa fokus belajar dhamma saja... dan materi yg pernah aku baca baru sedikit sekali...
Quote from: will_i_am on 12 December 2011, 11:00:27 PM
boleh donlod di internet, keyword buddha abhidhamma...
tapi bahasa inggris..![]()
waduuuhh...kl potongan2 artikel abhidhamma yg udah pake bahasa indonesia itu, penerjemahannya tepat ga ya? soalnya effortnya gede bgt kalo berusaha memahami dari bahasa inggris... bahasa inggrisku pas2an...


