carut marut
Semoga anda berbahagia 
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts MenuQuote from: aitristina on 22 February 2011, 10:16:01 AMoia lupa ini link nya: _http://www.facebook.com/tommydwih
fb?
Quote from: adi lim on 16 February 2011, 07:17:33 AMwkwkwk serem amat. btw kykny nih trit dah sampai d 'penghujung acara'
tidak usah ngomong dulu !
tunggu sabda tuhan selanjutnya ........
Quote from: Indra on 08 February 2011, 04:10:16 PMohh. saya dah bisa liat sampai 5 langkah slanjutnya
ini sudah sering terjadi, tidak lama lagi dia akan memulai misi yg sebenarnya di sini

Quote from: rice cooker rusak on 08 February 2011, 03:17:01 PManda katanya mw blajar buddha tp kok mlh ngajarn orang?
Tuhan kita sis...bertobatlah, jangan jadi anak durhaka ya...

Quote from: Indra on 07 February 2011, 05:56:45 PMyawda OOT skalian aja dah. nih saya tambahin:
emang ada berapa banyak tuhan? tiada tuhan selain sumedho, bukan?
QuotePada tahun 2000, saat saya sedang duduk sendiri diantara bangku2 di ruang tunggu Bandara Juanda, Surabaya, menunggu pesawat menuju Banjarmasin, ada seorang pria yang berjalan kearah saya. Matanya tertuju kepada saya. Pria itu duduk di sebelah saya. Ia menyapa dan membuka pertanyaan dengan kalimat, "Anda Hindu atau Buddha?"
Saya jawab, "Buddhist"
Lalu pria itu bertanya, "Apakah Buddhist mengenal Tuhan?"
Saya bergurau di kepala, "Ini tanya, apa mau ngetes?"
Ini memang pertanyaan umum. Pertanyaan mudah, tapi sulit menerangkan jawabannya. Karena, konsep Buddhist ttg Tuhan, berbeda dari umumnya.
Saya menjawab, bahwa Buddhist juga mengenal konsep ke Tuhanan. Karena, dalam agama Buddha ada konsep Nibbana, sebagai tujuan yang hendak dicapai. Tidak perlu diragukan, jawaban saya pasti membuat pria itu pusing...! Jangankan pria itu yang beda keyakinan, umat Buddha sendiri juga masih ada yang belum paham? Betul tidak? Ayo...jujur!
Melihat pria itu masih bingung, saya menjelaskan lagi, bahwa dalam konsep Buddhist, Tuhan itu berbeda dengan konsep umum. Misalnya kita bicara ttg "ada", itu ada 3 tahapan.
Pertama, Ada, karena ada yang membuat atau menciptakan.
Kedua, Ada, yang tidak ada yang membuat atau menciptakan, tapi disebabkan.
Ketiga, Ada, yang tidak dibuat, diciptakan, juga disebabkan.
"Ada" karena dibuat, atau diciptakan. Itu hal2 duniawi. Contohnya meja, karena yang ada di depan kami saat itu adalah meja.
Kedua, "Ada" yang tidak dibuat, dan tidak diciptakan tapi disebabkan. Itu berupa Hukum Kebenaran Sebab Akibat.
Kalau meja ini dibuat, kolong meja tidak ada yang membuat. Tapi kolong meja itu ada.
Apakah kita katakan meja yang menciptakan kolong meja?
Penjelasan ini, membuat pria itu mengernyitkan alisnya tanda berpikir. Dan, sayapun menambahkan, "tidak tepat dikatakan meja sebagai pencipta kolong meja. Tapi meja sebagai penyebab adanya kolong meja."
Pria itu mengangguk sambil tersenyum.
Nah, karena masih ada 1 lagi tahapan pemahaman, saya melanjutkan, "Ada jenis ketiga, ini adalah ada karena tidak ada yang menciptakan, tidak ada yang membuat, dan tidak ada yang menyebabkan. Itulah Nibbana. Itulah konsep Tuhan dalam agama Buddha."
Pria itu mengangguk, sambil senyum dia berkata, "Waduh pak, ternyata dalam juga ajaran Buddha."
Sekarang ganti saya yang tersenyum. Tidak lama kemudian, sayapun diundang masuk pesawat.
"Permisi pak..."
"Ya sampai bertemu lagi."
Percakapan inipun selesai sudah...
Dikutip dari buku "Cerita Tekad Orang Nekad"
~ Bhante Saddhaviro Mahathera~
Quote from: williamhalim on 07 February 2011, 11:27:42 AMbagian ini sprti nya yg harus sy prhatikan. terima kasih banyak
Kesemua inti Ajaran yg ditarik masing2 orang sama saj: mengajarkan kita untuk mengasah diri sendiri, belajar melihat sebagai mana adanya dan menghindari bergantung pada faktor2 diluar diri...
::
Quote from: rice cooker rusak on 07 February 2011, 11:41:30 AMnanya nya jgan d sini boss
buddha itu tuhan bukan ya?
Quote from: Indra on 06 February 2011, 08:57:39 PMsaya punya sodara yg kbtulan mmpunyai 'kmampuan'. saya pasti konsul k dy.
saya cuma tau dari mitos2 barat, tapi tidak pernah tau persisnya makhluk apa, dan seandainya makhluk ini memang ada, bagaimana anda melakukan serah terima, dan bagaimana anda bisa memastikan bahwa benda yg anda beli itu sesuai dengan apa yg diinginkan dan ditawarkan. seandainya makhluk ini nyata, dan tuyul juga nyata, bagaimana anda membedakan phoenix dengan tuyul? bagaimana anda mengantisipasi agar anda tidak ditipu?
Quote from: williamhalim on 07 February 2011, 07:47:27 AMterima kasih atas masukannya.
Ritual dan upacara2 dalam Agama Buddha bertujuan menguatkan saddha (keyakinan) terhadap Tiratana (Buddha, Dhamma dan Sangha), tujuan menngenang dan mengingat kembali hal2 penting dalam zaman Sang Buddha (kelahiran, parinibbana, dsbnya). Sedangkan ritual2 pelimpahan jasa justru melatih 'memberi', bukan 'meminta'. Yakni memberikan aspirasi/harapan bahagia kesemua makhluk yg menderita, alih-alih meminta sesuatu dari mereka.
Mungkin kita harus dapat membedakan mana Ajaran Buddha yg sesungguhnya dan mana yg tradisi sembahyang warisan nenek moyang kita. Membedakannya cukup gampang, kita bisa menganalisanya dengan akal sehat kita dan menekuni Ajaran2 inti Sang Buddha. apakah ritual tsb cocok dgn yg Buddha ajarkan / tidak.
Pandangan Benar (Samma-ditthi) adalah modal awal untuk menekuni Sang Jalan, adalah langkah awal untuk lepas dari samsara. Jadi, sedini mungkin kita harus memperbaiki pola pikir kita.
Menggunakan jimat dgn tujuan untuk kesehatan, pengembangan diri, sesungguhnya tidak dianjurkan dalam Buddhisme, namun tentu tidak mudah bagi kita untuk langsung melepaskannya. Mantapkan saja Pengertian Benar akan Ajaran Buddha, semuanya nanti akan berjalan selaras...
::
Quote from: Indra on 06 February 2011, 08:45:01 PMsaya sndiri jg kurang mngrti makhluk halus jenis apa
karena ini forum buddhis jadi saya berbicara dalam konteks buddhism. saya tidak tahu makhluk halus apa yg anda maksudkan, tapi dalam Buddhism memang dikenal banyak makhluk hidup selain manusia, spt dewa, yakkha, brahma, dll. tapi tidak ada dalam buddhisme yg disebut sebagai roh pelidung.
dulu waktu kecil saya memang punya makhluk pelindung. makhluk itu dari jenis herder, kemudian setelah makhluk itu mati, digantikan lagi dari jenis chow-chow.
