Kainyn_Kutho wrote:
OK, terima kasih untuk penjelasannya. Memang betul, bukan masalah "lebih benar/salah". "Socially Acceptable" sebetulnya hanyalah masalah mayoritas manusia di satu komunitas, bukan perihal benar dan salah.
Pembahasan "Socially Acceptable" ini juga wilayah yang abu-abu sebab; seseorang bisa beranggapan bahwa orang lain tidak memenuhi kriteria "Socially Acceptable" sedangkan orang lain itu sendiri merasa telah mendapatkan "Socially Acceptable" yang lebih dari cukup.
Intinya bagaimana memainkan sisi eksistensialisme (diri sendiri) dan sisi romantisme (bertoleransi terhadap masyarakat) dengan tujuan dirinya mendapatkan "Socially Acceptable". Dalam beberapa kasus, bisa saja seseorang sangat kuat di sisi eksistensialisme (diri sendiri) dan tetap mampu menghasilkan kondisi "Socially Acceptable" yang lebih dari cukup bagi dirinya sendiri.
Alasan "Socially Acceptable" sering dijadikan alasan bagi kelompok yang mengaku mewakili masyarakat untuk bertindak melanggar hukum, misalnya dalam teror yang saya alami tahun lalu, kasus pembakaran saint Joan, dlsb.
OK, terima kasih untuk penjelasannya. Memang betul, bukan masalah "lebih benar/salah". "Socially Acceptable" sebetulnya hanyalah masalah mayoritas manusia di satu komunitas, bukan perihal benar dan salah.
Pembahasan "Socially Acceptable" ini juga wilayah yang abu-abu sebab; seseorang bisa beranggapan bahwa orang lain tidak memenuhi kriteria "Socially Acceptable" sedangkan orang lain itu sendiri merasa telah mendapatkan "Socially Acceptable" yang lebih dari cukup.
Intinya bagaimana memainkan sisi eksistensialisme (diri sendiri) dan sisi romantisme (bertoleransi terhadap masyarakat) dengan tujuan dirinya mendapatkan "Socially Acceptable". Dalam beberapa kasus, bisa saja seseorang sangat kuat di sisi eksistensialisme (diri sendiri) dan tetap mampu menghasilkan kondisi "Socially Acceptable" yang lebih dari cukup bagi dirinya sendiri.
Alasan "Socially Acceptable" sering dijadikan alasan bagi kelompok yang mengaku mewakili masyarakat untuk bertindak melanggar hukum, misalnya dalam teror yang saya alami tahun lalu, kasus pembakaran saint Joan, dlsb.
To Jhonson,