News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - anyin

#1
 _/\_
last post dari saya.... dari sini yang tidak akan post lagi karena keterbatasan saya....
apa kah saudara sudah mendengar damma yang indah itu..?
kalau sudah saya yakin saudara sudah sangat jauh diatas saya..
kalo blm memahami maknanya maka saya harap direnungkan lagi...
keindahan damma dan memperoleh kesaktian mungkin satu orang yang bisa saya pastikan sekarang
dialah dalai lama... mungkin banyak yang sudah sangat tinggi pencapaian nya tapi saya hanya bisa berkata jujur dan tidak bisa sembarang ngomong...
sekian terima kasih
_/\_
#2
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:10:30 PM
Quote from: dilbert on 07 October 2010, 05:35:42 PM
Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?

kasihan ahh....jangan bgtu donk bro....

maaf saya komen lagi hahahaha
senyum aja ya pisss, pengen lurusin sesuatu dikit aja boleh ya... hahhaa

sebenarnya Buddha memang menuntut kita belajar damma... tapi yang mampu mengajar darma indah di awal, indah ditengah dan indah diakhir hanya Hyang Buddha... saya harap belajar damma harus penuh perenungan. saya sendiri juga belum punya kesempatan mendengar damma dari Sang Buddha.. jadi maaf sory hahaha kalo saya belum bisa belajar damma indah di Awal,indah di tengah dan indah diakhir.... tuntutan saudara belum bisa saya penuhi karena masih kurang sangat jauh kebajikan saya untuk memperoleh damma yang indah itu... bayangkan orang-orang yang punya kesempatan bertemu Buddha mendengar keindahan Buddha menyampaikan damma ada yang langsung mencapai arahatta.. (saya rasa orang-orang tersebut adalah orang yang sudah mendengar damma selama berkappa-kappa tapi mata damma belm terbuka, dan akhirnya bertemu Buddha oleh kebajikan dan percaya dan usahanya)..

maaf teman buat teman satu lagi...
ntar Sang Yakkha liat commen saudara di dammacita lalu datang.... ntar dia bilang " siapa yang tanya saya dalam tidak menjawab 3x kesempatan lalu apakah saya dapat memecahkan kepala triyana itu... ntar Sang Yakkha kasi liat saudara gmn??? hahahahaha jangan ditanggapi serius... Sang Yakkha pengikut Buddha, Beliau juga mendengar damma saya rasa Beliau welas asih kok... hahahah

#3
Quote from: pannadevi on 04 October 2010, 09:17:46 AM
Saya berusaha untuk tidak berat sebelah, harus saling menghargai pendapat masing2, ok pendapat yg didukung dg refenrensi dari anda sudah saya lakukan pengecekan, tetapi entah kenapa halaman yg anda sebutkan tidak sama dg saya, mungkin karena saya mendapat RAPB ini dari Tuhan (batara Indra selaku penterjemah) jadi memiliki halaman yg berbeda dg anda. Dibuku saya halaman 846.

Saya berusaha untuk menangkap maksud anda, jika saya salah silahkan dikoreksi. Saya membaca maksud anda sepertinya sekali lagi saya ulangi "sepertinya" anda menganggap Sang Buddha menggunakan "Metoda Api" dalam dhamma. Sedangkan diposisi saya beda, mengutip pendapat bro Gacha "Indahnya berbeda pendapat" maka saya kemukakan pendapat saya bahwa Sang Buddha menggunakan kekuatan Abhinna beliau utk menundukkan Naga ganas tsb bukan dg maksud "memuja api" saya melihat "Sang Buddha tidak melakukan pemujaan ritual api". Sehingga dg pembandingan ritual homa, maka "Amat jauh berbeda" tidak ada satupun persamaannya yang bisa saya lihat.

1.   Ritual homa adalah ritual api (memuja api) melakukan persembahan kepada api. Beda sekali dengan api kekuatan Abhinna Sang Buddha waktu itu utk menundukkan naga bukan utk ritual apalagi memuja api, terlebih lagi melakukan persembahan (mungkin diplesetkan jadi sang Buddha mempersembahkan api ke Naga, gitu ya?)
2.   Ritual homa merupakan sarana membebaskan diri dari kamma buruk masa lampau, bahkan dapat mensucikan kita. Sang Buddha selalu menekankan kamma buruk tidak bisa dihapus dg melakukan ritual apapun bila kita sendiri tidak membersihkan kekotoran bathin diri kita, hingga kappanya kappa tidak terhingga mau bakar2 persembahan RR ribuanpun "TIDAK BAKALAN MENCAPAI NIBBANA"
3.   Ritual homa merupakan praktek salah dan pandangan salah, dalam ajaran Sang Buddha hanya mereka yang memiliki pandangan salah dan praktek salah kelak akan terlahir ke alam rendah
4.   Ritual homa dianggap suatu ritual yang maha hebat dapat membantu umat dari penderitaannya, bandingkan kehebatannya dengan kekuatan dhamma yang mampu membebaskan umat dari penderitaan selamanya, coba aja dibuktikan sendiri setelah anda Arahat maka anda akan terbebas selamanya dari penderitaan anda dg setelah anda bakar RR mempersembahkan kepada api homa, apakah anda terbebas dari penderitaan?

Saya mengetik ini buru2 karena akan ke RS sehingga saya cepetan aja ketik ini utk menjawab anda sesuai dg janji sy akan menanggapi setelah membaca referensi yang anda kemukakan.

Jadi sang Buddha menyalakan api kepada mereka menggunakan kekuatan abhinna bukan utk ritual memuja api, sama sekali tidak ada saya lihat hal demikian, tapi utk menunjukkan kepada mereka bahwa api tidak ada artinya sama sekali, bahkan mereka saja tidak mampu menyalakan, dan juga bahkan api saja tidak mampu menolong mereka, namun sang Buddha mampu menolong mereka dg menunjukkan kekuatan abhinna menyalakan api kpd mereka sehingga api tidak ada artinya sama sekali bagi Sang Buddha (hanya sepele sekali), yang utama adalah jalan dhamma yang ditunjukkan sang Buddha sehingga mereka mencapai arahat, bukan karena api mereka mencapai arahat (ini seharusnya langsung ke hal.811 yg anda kutip kemarin tp sy blm ketemu di buku RAPB nya saya dan juga saya harus pergi sekarang, sore stlah kembali sy akan lanjutkan)

mettacittena,
[/quot]

thx buat saudara pannadevi
pertama-tama saya ingin meluruskan sesuatu.
sepertinya tulisan saya telah membawa saudara-saudara menganggap bahwa perlu adanya ritual api homa..
padahal tidak ada isi didalam tulisan awal agar kita mengadakan ritual tersebut untuk terbebas dari penderitaan..
ingat bahwa Buddha pernah berkata.. Nibbana hanya bisa kita peroleh jika berusaha sendiri
dan kayaknya isi dari tulisan saya berhasil membuat saudara-saudara membaca keseluruhan bab mengenai cara Buddha menaklukan Uruvela-kassapa dan kedua saudaranya (ini yang penting) karena Buddha menunjukkan kesabaran yang sangat luarbiasa
      kemudian hal yang ingin saya sampaikan juga adalah Ketika Buddha melihat manusia seperti akar dari pohon yang sangat besar dan akar merambat serta membagi dirinya menjadi rratusan akar-akar kecil lain dan akar-akar kecil ini membagi dirinya lagi menjadi bagian akar yang lebih kecil, maka Buddha mengetahui bahwa manusia beragam seperti akar begitu juga jalan pikirannya, Ia pun mengajarkan dharma melalui berbagai cara dan kesaktian untuk setiap makluk yang berbeda pula agar sampai kepada pengetahuan akan Darma dan dengan kesabaran Ia menunggu sehingga Mata Dhamma kita terbuka saat waktunya tiba... (ini yang saya maksud ketika saya berpendapat mengenai LSY mengamalkan praktik fengshui terlepas dari  hasil uang fengshui digunakan untuk apa)
sesungguhnya sebagian besar orang yang ingin kaya dan menikmati kekayaan sampai puas baru terbuka mata dammanya (kalau sudah benar sadar bawah kekayaan tidak membawa dirinya kemana2)
sesungguhnya ribuan orang mengharapkan kesaktiaan dan kesaktian ditunjukkan kepadanya agar dirinya percaya dan mempelajari lebih lanjut sampai ia bertemu darma sejati, melalui kebajikan dia sendiri
sesungguhnya ribuan orang melalui penderitaan hidup dan kesulitan hidup menemui kecerahan batin dan darma dan setia bertekun dalam darma..
sesungguhnya ribuan orang mengharapkan Tuhan dan menyaksikan kasih Tuhan lalu melalukan kebajikan dan bertemu darma sejati
sesungguhnya ribuan orang dan makluk berpandangan salah dan terus melakukan kesalahan dan kejahatan, melalui kebajikan yang sangat sedikit akahirnyan dia menjadi 3 golongan yang ada diatas dan bertemu darma maka jalan akan terbuka baginya...
kejadian ini berlangsung sangat lama sampai semua punya kesempatan bertemu Buddha di waktu yang ber kappa-kappa lamanya dan hanya sebagian sedikit yang mencapai arahatta...
sesungguhnya semua itu adalah Dhamma, dan Dhamma seperti air yang sifatnya menyesuikan diri dengan wadahnya..
_/\_

#4
Quote from: Kelana on 03 October 2010, 04:13:56 PM
Dalam RAPB halaman 806, dibabarkan bagaimana Sang Buddha mengalihkeyakinan para pemuja api yang berkeyakinan bahwa dengan memuja api dan memberikan persembahan korban dapat memberikan berkah. Sang Buddha menyalakan api unggun yang besar dan kemudian memadamkanNya dimana tidak ada para pengikut pemuja api yang bisa melakukannya. Ini menandakan bahwa api baik dalam konotasi sebenarnya maupun bukan, telah ditundukkan oleh Sang Buddha. Dengan demikian membuktikan bahwa api bukanlah sesuatu yang patut disembah atau dipuja.

Di sini jelas Sang Buddha tidak mengajarkan untuk memuja api tetapi mengajarkan untuk meningggalkannya.

Para siswa Buddha bukankanlah para pemuja api tersebut, jadi secara logika untuk apa Sang Buddha menggunakan metode pemujaan api? Jika kita menganggap diri kita adalah pengikut ajaran Buddha dan bukan pemuja api tersebut maka kita tidak akan memuja api.

BTW, dalam topik saya mencium aliran LSY yang berusaha memutabalikkan apa yang ada di RAPB, dan saya rasa mungkin, maaf kalau salah, TS adalah pengikut LSY.
sorry tolong baca keseluruhan post di topik ini lalu liat kenapa sampai ke RAPB hal 804-805. agar tidak terjadi kesalahpahaman
maaf tidak konotasi untuk menyimpangkan umat agar memuja api..
post dipotong2 hanya karena kelebihan karakter yang dibatasi jadi tidak semua di muat hanya 3 halaman.
tq.
#5
kutipan RAPB hal 804-805.
(13) Pada waktu yang lain, lima ratus petapa tidak dapat menyalakan api untuk melakukan upacara pemujaan api meskipun mereka telah mencoba berbagai cara. Mereka berpikir, "Ketidakmampuan kami untuk menyalakan api pasti disebabkan oleh kesaktian bhikkhu tersebut."
Ketika Uruvela-Kassapa melaporkan hal ini kepada Buddha, Buddha bertanya, "O Kassapa, apakah engkau ingin api-api itu menyala?" dan Uruvela-Kassapa menjawab, "O Bhikkhu, kami ingin api-api itu menyala." Dengan kekuatan gaib Buddha, lima ratus api unggun besar menyala berkobar-kobar secara bersamaan. Kemudian lagi Uruvela-Kassapa berpikir:
"Bhikkhu ini mampu menyalakan lima ratus api unggun besar secara bersamaan yang tidak dapat dilakukan oleh murid-muridku. Bhikkhu ini pasti sangat sakti. Namun meskipun Ia sangat sakti, Ia belum menjadi Arahanta sepertiku dengan àsava yang telah mengering."
(14) Pada waktu yang lain lagi, lima ratus petapa tidak dapat memadamkan api setelah selesai melakukan upacara pemujaan api. Mereka berpikir, "Ketidakmampuan kami untuk memadamkan api pasti disebabkan oleh kesaktian bhikkhu tersebut."
Ketika Uruvela-Kassapa melaporkan hal ini kepada Buddha, Buddha bertanya, "O Kassapa, apakah engkau ingin api-api itu padam?" dan Uruvela-Kassapa menjawab, "O Bhikkhu, kami ingin api-api itu padam." Dengan kekuatan gaib Buddha, lima ratus api unggun besar yang menyala berkobar-kobar seketika padam secara bersamaan. Kemudian, lagi Uruvela-Kassapa berpikir:
"Bhikkhu ini mampu memadamkan lima ratus api unggun besar secara bersamaan yang tidak dapat dipadamkan oleh murid-muridku. Bhikkhu ini pasti sangat sakti. Namun meskipun Ia sangat sakti, Ia belum menjadi Arahanta sepertiku dengan àsava yang telah mengering."
(15) Pada waktu yang lain lagi, lima ratus petapa pergi ke Sungai Nera¤jarà selama malam musim dingin (yang disebut antaratthaka) ketika turun hujan salju yang lebat dan ketika cuaca telah menjadi sangat dingin. Beberapa petapa memercayai bahwa "dengan keluar dari air satu kali, semua perbuatan jahat dapat dibersihkan," naik kembali ke tepi sungai setelah keluar dari air (setelah merendam seluruh tubuhnya dalam air). (Banyak dari mereka yang meyakini kepercayaan itu. Mereka berendam karena tidak mungkin keluar dari air tanpa berendam dalam air sebelumnya). Beberapa petapa memercayai bahwa "dengan berendam satu kali, satu perbuatan jahat dapat dibersihkan" terjun ke dalam air satu kali dengan kepala di bawah air dan naik lagi ke tepi sungai, segera setelah mereka keluar dari air. (Hanya sedikit yang memercayai hal ini).
Beberapa petapa memercayai bahwa "jika mandi dengan cara timbul dan tenggelam berulang-ulang, perbuatan-perbuatan jahat akan dapat dibersihkan," mandi di sungai, timbul dan tenggelam berulang-ulang. (Banyak yang meyakini kepercayaan ini).
Buddha menciptakan lima ratus tungku. Para petapa menghangatkan badan mereka di depan tungku ketika keluar dari air.
Lima ratus petapa tersebut berpikir, "Lima ratus tungku ini pasti diciptakan dengan kesaktian bhikkhu tersebut." Kemudian, lagi Uruvela-Kassapa berpikir:
"Bhikkhu ini mampu menciptakan lima ratus tungku. Bhikkhu ini pasti sangat sakti. Namun meskipun Ia sangat sakti, Ia belum menjadi Arahanta sepertiku dengan àsava yang telah mengering."
#6
thx buat masukannya teman...
maaf sebelumnya saya menyebutnya dengan metode api... untuk lebih tepatnya kutipan RAPB ada dibawah ini
Setelah duduk, Buddha mempertimbangkan, "Khotbah apa yang sesuai untuk seribu bhikkhu ini?" Kemudian Ia memutuskan, "Orang-orang ini telah memuja api setiap hari, siang dan malam; jika Aku menyampaikan âdittapariyàya Sutta yang menjelaskan tentang dua belas landasan indria (àyatanà) yang terus-menerus terbakar, oleh sebelas api, mereka dapat mencapai Arahatta-Phala."
Setelah memutuskan demikian, Buddha menyampaikan âdittapariyàya Sutta yang menjelaskan secara terperinci bagaimana enam pintu indria, enam objek indria, enam bentuk kesadaran, enam bentuk kontak, delapan belas jenis perasaan yang muncul melalui kontak (phassa paccaya vedanà) terbakar oleh api nafsu (ràga), api kebencian (dosa), api kebodohan (moha), api kelahiran, usia tua, dan kematian, kesedihan, penyesalan, kesakitan, dukacita, dan keputus-asaan.
dikutip dari RAPB halaman 811
#7
Saya masih blm tau banyak mengenai LSY..
tapi setau saya beliau mengajarkan yang benar..
seperti memperbanyak kebajikan...
menghindari perilaku amoral... dll
setau yang saya baca di jaman Buddha ada murid Buddha yang menulis bahwa
Bikkhu tidak diperkenankan meramal, praktek nujum, fengshui (masuk kayaknya)..
saya tidak mau berdebat mengenai hal ini tapi pengen menyampaikan pendapat..
Buddha menggunakan berbagai kesaktian untuk mengajarkan Darma...
contoh Beliau menngunakan metode Api bagi para bhikku yang sebelumnya memuja dewa api..
saya rasa tujuanNya agar para Bikhu lebih mudah menyerap inti ajaran karena pengetahuan mengenai dewa dan pemujaan dewa api sudah ada pada mereka..
Mungkin LSY menggunakan metodenya mengajar... tebakan ku aja,
saya pernah membaca disalah satu buku LSY terutama buku Fengshuinya
beliau menulis... orang dengan kebajikan yang banyak akan memperoleh fengshui baik..
jadi saya tidak terlalu terpengaruh lagi dengan fengshui sebab saya rasa kalo saya jahat mao panggil ahli fengshui mana juga tetap sama
karma datang mao sumputan dimana?
Dhamma dimana-mana, pengetahuan ku sangat minim tidak berani menyalahkan dan menjelekkan orang karena akan berbuah karma buruk..

#8
iya ya... memang ga pinter bikin judul, pengen post ulang ganti judul wkwokwokw kena warn ga ya? soalnya kalo di nyit2.net kena warn ntar kena sangksi ga boleh post 15 hari...
bagi temen yang punya pengalaman hidup share juga dong...
bagi-bagi cerita
#9
Ini cerita nyata bukan rekayasa( cerita ini diambil dari kisah nyata dari seseorang bernama anyin)
Doeloe saya pernah bermimpi, saya bermimpi bertemu Paus Yohanes Paulus II beberapa hari setelah beliau meninggal, saya bertemu beliau di sebuah gereja besar, saya dan sepupu saya naik diatas kapal besar dan bertemu pulau dimana ada gereja besar diatas pulau tersebut, saya bermimpi paus mempersilahkan saya dan sepupu saya tidur disalah satu ruangan digereja tersebut...
Lalu doeloe sewaktu saya ngekost saya pernah bermimpi didatangi biksu, beliau masuk kekamar kost ku lalu dengan muka tersenyum beliau meminta saya membaca Sutra Avalokitesvara, atau sutra Ko Ong Kwan Shi Im keng atau sutra Raja Agung, yang saya sadar waktu itu sutra itu ada pada teman kos kamar sebelah.. Biksu itu tak lain tak bukan adalah orang yang sekarang dikenal dengan Mahaguru Lu sheng Yen.. dan sejak itu saya mulai melapal sutra tsb
Sudah sekitar 3-4 tahun dan saya bermimpi Aneh lagi...
sekitar 2 bln yang lalu..
Saya bermimpi saya (maaf) eeq sebuah Thung khiu atau bulatan bola seperti lonceng emas yang terbuat dari eeq keluar waktu saya eeq.. Eh besok nya saya rugi 6 jt lbh gara-gara ada yang merusak meteran listrik dengan menggores putaran meternya dan pas pihak PLN ngecek... sial wkowkowkow
kira-kira sebulan setelah itu saya bermimpi lagi...
saya bermimpi saya mati ditusuk orang dari belakang... dan saya pun ded/alias mate.. lalu saya merasa roh saya keluar dan melihat mayat sendiri, tapi kondisi saya bingung, saya berpikir waduh saya mate, pacar gw ga tau saya mate, orang tua ga tau saya mate, pengen kasih tau mereka tapi ga tau gmn caranya... lalu di atas muncul dewi sperti Dewi Kwan Im (kalo digambarkan) tapi saya tidak tahu nama Dewi itu.. beliau mengajak roh ku dan satu orang lagi yang gw ga kenal pergi ketempat yang muncul angka 999, tapi mirip jaiphang(tempat pengeringan kopra) dikampung ku dan disuruh meditasi disitu.. tapi batin masih kacau karena masih mikir pacar blm tau saya mate.. lalu terbangun..
semalam saya bermimpi lagi..(kondisi lagi susah neh) dapet mimpi yang menyegarkan...
saya naik kapal besi lalu kapal itu ditabrak oleh kapal yang lebih besar lagi, lalu saya pun lari tunggang langgang mencari tempat aman, akhirnya saya terjepit disebuat tempat yang akhirnya saya ketahui itu adalah lift.. (ruangan yang bisa otomatis naik turun bagi yang ga tau) lalu saya memaksa untuk keluar eh tau2nya lift itu bergerak dan saya pun mulai menolong orang yang terhimpit juga di salah satu ruangan... dan ketika saya juga keluar dari tempat itu saya merasa bersyukur luar biasa wow saya masih hidup... jadi lupa d masalah harian yang bikin gila...
_/\_
dalam gejolak jiwa ku saya merasa:

  • kadang ada muncul keinginan untuk meninggalkan kehidupan biasa dan menjadi umat sangha...
tekanan hidup membuatku makin malas dengan kehidupan..
keterikatan akan hal-hal duniawi dan janji-janji dari ucapan2 bego membuatku jadi kayak gini trus..
[/list]setelah mimpi saya mate saya jadi agak tau, kalo kita tidak boleh sombong.. waktu mimpi saya mate saya merasa saya benar2 mate... dan waktu mate saya tidak bisa bawa apapun bahkan kabar kepada orang yang kita kasihi.. omongan yang ingin kita sampaikan jg ga bisa... apa hebatnya saya, toh ntar mate..
yang bisa saya lakukan sekarang hanya membaca sutra dan membaca kisah2 Buddha.. dan jaga warnet kerjaan ku, sebab saya percaya Karma dan kadang ada pengalaman karma berbuah cepat didiriku
_/\_