Quote from: madya on 14 December 2017, 01:43:14 PM
yani, apa kabar.sudah sehat kembali ya.selamat beraktivitas.
Ada yg perlu disampaikan, tidak donate bukan berarti kita kill teman baik dari ibu yg kamu ceritakan.
secara dhamma, terutama melihat kisah riwayat anggota sangha 2500 tahun yg lalu, tinggal di tepi hutan, belum ada kedokteran modern.jika sakit diberi herbal oleh herbalist.herbal itu bukan menyembuhkan tetapi menjaga agar tdk kena sakit dan meningkatkan daya tahan jasmani agar cepat sembuh.
jika ada anggota sangha kena malaria, ya sudah panggil herbalis diberi jamu.selama masa inkubasi, demam tinggi.berbaring saja.jika tidak lolos, meninggal ya dibakar.
kemampuan mental u siap berangkat sama pentingnya dgn kemampuan financial.bahkan lebih penting karena kehidupan bhikkhu di masa lalu sangat sederhana.
1.saran saya u kasus spt ini dikembalikan pada keluarga.keputusan kembali pada keluarga.jgn donatur yg memutuskan.
2.hindari cara donasi yg take all.upayakan cara take and give.give apa saja sbg pengganti charity dari donatur.misal kamu bantu proyek theragatha.cari kesalahannya dan report kpd pimpro.khan lumayan ada ubi ada talas.
3.hindari air susu dibalas air beras setelah menerima donasi.usahakan hindari baca ini dan itu setelah menerima donasi.tidak pada tempatnya.
Halo, sudah baikan lama hehe.
terima kasih advise nya.
no. 1 ok
no. 2. kalo dalam kasus ini, si ibu tidak kita kenal. dan kita cuma dikenalin orang saja. terus percaya dan donasi. serta ibu tsb cari donasi. gimana caranya kalo kita tidak pernah bertemu tapi harus menyakinkan orang lain bantu donasi?
no.3 baca ini itu maksudnya apa ya? ak gak gitu ngerti.
terima kasih




)
