Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Indra

#1
Quote from: FZ on Yesterday at 07:52:40 PMKalau terjemahan om Indra, ekaggata => konsentrasi, tapi di suttacentral sepertinya Bhante Sujato translate citta ekaggata sebagai unification of mind. Mungkin bisa baca MN 111, Anupada Sutta

Saya masih menerjemahkan dari sumber English, tidak langsung dari Pali. jika Englishnya adalah "unification of mind" untuk ekaggata, maka saya akan menerjemahkan sebagai "keterpusatan pikiran", konsentrasi biasanya dari english "concentration", biasanya dari kata Pali samadhi
#2
Terinspirasi dari kejadian yang baru saja terjadi pada sahabat kita. Sekonyong-konyong saya teringat sutta yang indah ini.



Perumpamaan Gunung

Di Sāvatthī. Di siang hari, Raja Pasenadi dari Kosala menghadap Sang Bhagavā ... Sang Bhagavā berkata kepadanya ketika ia sedang duduk di satu sisi: "Dari manakah engkau datang, Baginda, di siang hari ini?"

"Baru saja, Yang Mulia, aku melakukan urusan kerajaan yaitu meminyaki kepala raja-raja khattiya, yang mabuk kekuasaan, yang terobsesi oleh keserakahan pada kenikmatan-indria, yang telah mencapai pengendalian yang stabil di negeri mereka, dan yang memerintah setelah menaklukkan wilayah teritorial yang luas di bumi ini."

"Bagaimana menurutmu, Baginda? Di sini, seseorang mendatangimu dari timur, seorang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan; setelah menghadap ia berkata kepadamu: 'Tentu saja, Baginda, engkau harus mengetahui hal ini: aku datang dari timur, dan di sana aku melihat sebuah gunung setinggi awan bergerak, menggilas semua makhluk hidup. Lakukanlah apa yang harus engkau lakukan, Baginda.' Kemudian orang ke dua mendatangimu dari barat ... kemudian orang ke tiga mendatangimu dari utara ... kemudian orang ke empat mendatangimu dari selatan, seorang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan; setelah menghadap ia berkata kepadamu: 'Tentu saja, Baginda, engkau harus mengetahui hal ini: aku datang dari selatan, dan di sana aku melihat sebuah gunung setinggi awan bergerak, menggilas semua makhluk hidup. Lakukanlah apa yang harus engkau lakukan, Baginda.' Jika, Baginda, bencana dahsyat itu terjadi, kehancuran luar biasa bagi umat manusia, kondisi kemanusiaan yang sangat sulit diperoleh, apakah yang harus dilakukan?"

"Jika, Yang Mulia, bencana dahsyat itu terjadi, kehancuran luar biasa bagi umat manusia, kondisi kemanusiaan yang sangat sulit diperoleh, apa lagikah yang dapat dilakukan kecuali hidup dalam Dhamma, hidup dengan benar, dan melakukan perbuatan berjasa dan bermanfaat?"

"Aku beritahukan kepadamu, Baginda, Aku mengumumkan kepadamu, Baginda: usia tua dan kematian sedang menghampirimu. Ketika usia-tua dan kematian sedang menghampirimu, Baginda, apakah yang harus dilakukan?"

"Karena usia tua dan kematian sedang menghampiriku, Yang Mulia, apa lagikah yang dapat dilakukan kecuali hidup dalam Dhamma, hidup dengan benar, dan melakukan perbuatan berjasa dan bermanfaat?

"Ada, Yang Mulia, perang-perang pasukan gajah [yang dilakukan oleh] raja-raja khattiya yang sah, yang mabuk kekuasaan, yang terobsesi oleh keserakahan akan kenikmatan-indria, yang telah mencapai pengendalian yang stabil di negeri mereka, dan yang memerintah setelah menaklukkan wilayah teritorial yang luas di bumi ini; tetapi tidak ada tempat bagi perang-perang pasukan gajah itu, tidak ada ruang bagi mereka, ketika usia tua dan kematian menghampiri. Ada, Yang Mulia, perang-perang pasukan berkuda [yang dilakukan oleh] raja-raja khattiya yang sah ... Ada perang-perang pasukan kereta ... perang-perang pasukan infanteri ... tetapi tidak ada tempat bagi perang-perang pasukan infanteri itu, tidak ada ruang bagi mereka, ketika usia-tua dan kematian menghampiri. Dalam kerajaan ini, Yang Mulia, terdapat para menteri yang, ketika musuh datang, mampu memecah mereka dengan muslihat, namun tidak ada tempat bagi muslihat, tidak ada ruang bagi muslihat ketika usia tua dan kematian menghampiri. Dalam kerajaan ini, Yang Mulia, terdapat emas dan perak dalam jumlah besar tersimpan dalam brankas dan gudang-gudang penyimpanan, dan dengan kekayaan sebanyak itu kami mampu meredam musuh ketika mereka datang; tetapi tidak ada tempat pagi perang kekayaan, tidak ada ruang baginya, ketika usia tua dan kematian menghampiri. Karena usia tua dan kematian sedang menghampiriku, Yang Mulia, apa lagikah yang dapat dilakukan kecuali hidup dalam Dhamma, hidup dengan benar, dan melakukan perbuatan berjasa dan bermanfaat?"

"Demikianlah, Baginda! Memang demikian, Baginda! Karena usia tua dan kematian menghampirimu, apa lagikah yang dapat dilakukan kecuali hidup dalam Dhamma, hidup dengan benar, dan melakukan perbuatan berjasa dan bermanfaat?"

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah mengatakan ini, Yang Sempurna, Sang Guru, lebih lanjut mengatakan:

"Bagaikan gunung karang,
Tinggi, menjulang ke langit,
Menarik segalanya dari segala sisi,
Menggilas segalanya di empat penjuru –
Demikian pula usia-tua dan kematian datang
Menghampiri semua makhluk hidup


Khattiya, brahmana, vessa, sudda,
Caṇḍala dan pemungut sampah:
Tidak menyisakan apa pun sepanjang perjalanannya
Namun datang menggilas segalanya.

"Tidak ada tempat di sini bagi pasukan gajah,
Bagi pasukan kereta dan pasukan infanteri.
Seseorang tidak dapat mengalahkannya dengan muslihat,
Atau membelinya dengan kekayaan.

"Oleh karena itu seorang yang bijaksana di sini,
Demi kebaikannya sendiri,
Harus dengan teguh mengokohkan keyakinan
Pada Sang Buddha, Dhamma dan Saṅgha.

"Ketika seseorang berperilaku sesuai Dhamma
Melalui jasmani, ucapan dan pikiran,
Mereka memujinya di sini dalam kehidupan ini,
Dan setelah kematian ia bergembira di alam surga."

https://dhammacitta.org/teks/sn/sn03-id-bodhi.html#25
#3
Ayo lanjutkan thread ini dgn segala kesan dan harapan pada forum Dhammacitta
Serta eulogy, kesan2, ingatan pada our beloved late brother, KK. _/\_
#4
Pada kesempatan kebangkitan kembali ini, izinkan saya untuk mengucapkan mengucapkan selamat atas kebangkitan kembali forum Dhammacitta serta dukacita sedalam-dalamnya atas kematian rekan dan sahabat kita Kainyn Kutho. 

Kita telah kehilangan seorang yg setiap tulisannya selalu memberikan inspirasi dan pencerahan serta hiburan.

Semoga Kainyn Kutho terlahir kembali di alam yang baik sesuai kamma-nya. Sadhu  _/\_

#5
Sutta Vinaya / Re: Vinaya Pitaka - Bhikkhu Vibhaṅga
17 September 2022, 10:29:44 AM
 _/\_ _/\_ _/\_
#6
Sutta Vinaya / Adhikaraṇasamatha 1-7
17 September 2022, 10:29:20 AM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya

Adhikaraṇasamatha 1-7

PENYELESAIAN PERSOALAN-PERSOALAN HUKUM

Para Mulia, tujuh prinsip penyelesaian persoalan-persoalan hukum ini akan dibacakan.

"Untuk menyelesaikan dan memutuskan persoalan-persoalan hukum kapan pun munculnya terdapat:
Resolusi tatap-muka diterapkan;
Resolusi melalui pengingatan diberikan;
Resolusi karena ketidak-warasan masa lalu diberikan;
Bertindak menurut apa yang telah diakui;
Keputusan mayoritas;
Hukuman lebih jauh;
Menutupi seolah-olah dengan rumput.
Para Mulia, ketujuh prinsip untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum ini telah dibacakan. Sehubungan dengan hal ini aku bertanya kepada kalian, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk kedua kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk ketiga kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Kalian murni dalam hal ini dan oleh karena itu kalian berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian."

Ketujuh prinsip penyelesaian persoalan-persoalan hukum selesai.

"Para Mulia, pendahuluan telah dibacakan; empat aturan tentang pengusiran telah dibacakan; tiga belas aturan tentang penskorsan telah dibacakan; dua aturan yang tidak ditentukan telah dibacakan; tiga puluh aturan tentang pelepasan dan pengakuan telah dibacakan; sembilan puluh dua aturan tentang penebusan telah dibacakan; empat aturan tentang pengakuan telah dibacakan; aturan-aturan yang harus dilatih telah dibacakan; tujuh prinsip untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum telah dibacakan. Sebanyak ini telah diturunkan dan termasuk dalam Kode Monastik Sang Buddha dan untuk dibacakan setiap setengah bulan. Sehubungan dengan ini semua orang harus berlatih dalam kesatuan, dalam kerukunan, tanpa perselisihan."ATURAN-ATURAN PARA BHIKKHU DAN ANALISISNYA SELESAI
#7
Sutta Vinaya / Sekhiya 75
16 September 2022, 09:38:07 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 75. Aturan Latihan tentang Buang Air Besar di Air

Kisah Asal-mula

Sub-kisah pertama

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar, buang air kecil, dan meludah di air. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya buang air besar, buang air kecil, dan meludah di air? Mereka persis seperti para perumah tangga yang menikmati kenikmatan duniawi!"

Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan awal

"'Aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air," ini adalah bagaimana kalian harus berlatih.'"

Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.

Sub-kisah kedua

Tidak lama kemudian, karena takut melakukan kesalahan, para bhikkhu yang sakit tidak buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air. Mereka memberitahu Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan suatu ajaran dan berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu, Aku memperbolehkan seorang bhikkhu yang sakit untuk buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air.

Dan para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Ketika tidak sakit, aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air," ini adalah bagaimana kalian harus berlatih.'"

Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia melakukannya di tanah yang kering, tetapi kemudian mengalir ke air; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia kehilangan akal sehat; jika ia dikuasai kesakitan; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kelima belas selesai

SUB-BAB KETUJUH TENTANG SEPATU SELESAI

"Para Mulia, aturan-aturan yang harus dilatih telah dibacakan. Sehubungan dengan hal ini aku bertanya kepada kalian, "Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk kedua kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk ketiga kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Kalian murni dalam hal ini dan oleh karena itu kalian berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian."

Aturan-aturan yang harus dilatih selesai

BAB TENTANG LATIHAN SELESAI
#8
Sutta Vinaya / Sekhiya 74
16 September 2022, 09:37:40 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 74. Aturan Latihan tentang Buang Air pada Tumbuhan Budidaya

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar, buang air kecil, dan meludah pada tumbuhan budidaya. ...

Aturan akhir

"'Ketika tidak sakit, aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah pada tumbuhan budidaya,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar, buang air kecil, atau meludah pada tumbuhan budidaya. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar, buang air kecil, atau meludah pada tumbuhan budidaya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia melakukannya di tempat di mana tidak terdapat tumbuhan budidaya, tetapi kemudian mengalir kepada tumbuhan budidaya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keempat belas selesai
#9
Sutta Vinaya / Sekhiya 73
16 September 2022, 09:22:59 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 73. Aturan Latihan tentang Buang Air Sambil Berdiri

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar dan buang air kecil sambil berdiri. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan buang air besar atau buang air kecil sambil berdiri,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar atau buang air kecil sambil berdiri. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar atau buang air kecil sambil berdiri, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketiga belas selesai
#10
Sutta Vinaya / Sekhiya 72
16 September 2022, 09:21:58 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 72. Aturan Latihan tentang Berjalan di Luar Jalur

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang berjalan di luar jalur sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang berjalan di atas jalur. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil berjalan di luar jalur kepada siapa pun yang berjalan di atas jalur yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil berjalan di luar jalur kepada siapa pun yang berjalan di atas jalur yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil berjalan di luar jalur kepada seseorang yang berjalan di atas jalur yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedua belas selesai
#11
Sutta Vinaya / Sekhiya 71
16 September 2022, 09:20:13 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 71. Aturan Latihan tentang Berjalan di Belakang

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang berjalan di belakang sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang berjalan di depan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil berjalan di belakang kepada siapa pun yang berjalan di depan yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil berjalan di belakang kepada siapa pun yang berjalan di depan yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil berjalan di belakang kepada seseorang yang berjalan di depan yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesebelas selesai
#12
Sutta Vinaya / Sekhiya 70
16 September 2022, 09:19:51 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 70. Aturan Latihan tentang Berdiri

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang berdiri sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang sedang duduk. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil berdiri kepada siapa pun yang duduk yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil berdiri kepada siapa pun yang duduk yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil berdiri kepada seseorang yang duduk yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesepuluh selesai

#13
Sutta Vinaya / Sekhiya 69
16 September 2022, 09:18:08 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 69. Aturan Latihan tentang tempat duduk yang rendah

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sambil duduk di atas tempat duduk yang rendah membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk di atas tempat duduk yang tinggi.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam duduk di atas tempat duduk yang rendah sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk di atas tempat duduk yang tinggi?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." Setelah menegur mereka ... Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:

Jataka

"Pada suatu ketika di Bārāṇasī, para bhikkhu, ada seorang laki-laki berkasta rendah yang istrinya hamil. Si istri berkata kepadanya, "Aku hamil, aku mengidam mangga.'

'Tetapi tidak ada mangga. Ini bukan musimnya.'

'Jika aku tidak mendapatkan mangga, maka aku akan mati.'

Pada masa itu raja memiliki pohon mangga yang selalu berbuah. Laki-laki berkasta rendah itu mendatangi pohon mangga itu, memanjatnya, dan bersembunyi. Saat itu raja dan brahmana penasihat mendatangi pohon mangga yang sama. Di sana raja duduk di tempat duduk yang tinggi sambil mempelajari Veda. Laki-laki berkasta rendah itu berpikir, 'Betapa kelirunya raja ini, karena ia duduk di tempat duduk tinggi sambil mempelajari Veda. Dan brahmana itu juga keliru, karena ia duduk di tempat duduk rendah sambil mengajarkan Veda kepada seorang yang duduk di tempat duduk tinggi. Dan aku juga keliru, karena aku mencuri mangga dari raja karena seorang perempuan. Semua ini sungguh rendah!' dan ia terjatuh dari pohon itu.

Laki-laki berkasta rendah berkata:
'Tidak memahami apa yang baik,
Tidak melihat Kebenaran:
Ia bukanlah seorang yang mengajarkan Veda,
Juga ia bukanlah seorang yang belajar dengan tidak benar.'

Sang brahmana menjawab:
'Aku memakan nasi terbaik,
Dengan kari daging murni:
Oleh karena itu maka aku tidak mempraktikkan Ajaran,
Ajaran yang dipuji oleh Para Mulia.'

Laki-laki berkasta rendah berkata:
Memperoleh kekayaan adalah kutukan,
Dan memperoleh kemasyhuran juga, brahmana;
Hal-hal ini datang bersama dengan kelahiran kembali yang rendah,
Atau dengan perilaku keliru.
'Tinggalkanlah keduniawian, brahmana agung,
Makhkluk-makhluk lain akan memasak;
Jangan melawan Ajaran,
Karena engkau akan pecah bagaikan kendi.'

Bahkan pada waktu itu, para bhikkhu, aku tidak senang karena seseorang mengajarkan Veda sambil duduk di tempat duduk rendah kepada seseorang yang duduk di tempat duduk tinggi. Bagaimana mungkin sekarang bisa tidak tidak-menyenangkan? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil duduk di atas tempat duduk rendah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk tinggi yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil duduk di atas tempat duduk rendah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk tinggi yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil duduk di atas tempat duduk rendah kepada seseorang yang duduk di atas tempat duduk tinggi yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesembilan selesai
#14
Sutta Vinaya / Sekhiya 68
16 September 2022, 09:17:15 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 68. Aturan Latihan tentang di atas Tanah

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sambil duduk di atas tanah membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk di atas tempat duduk. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil duduk di atas tanah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil duduk di atas tanah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil duduk di atas tanah kepada seseorang yang duduk di atas tempat duduk yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedelapan selesai
#15
Sutta Vinaya / Sekhiya 67
16 September 2022, 09:16:36 PM
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu

Sekhiya 67. Aturan Latihan tentang Kepala Tertutup

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang dengan kepala tertutup. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun dengan kepala tertutup yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Dengan kepala tertutup:

Yang dimaksudkan adalah jubah atas yang juga menutupi kepala.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun dengan kepala tertutup yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang dengan kepala tertutup yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia mengajarkan orang setelah menyuruhnya membuka kepalanya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketujuh selesai