Googlemaps itu adanya cuma di appstore US ya ?
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts Menu
. Begitupun dengan musik,
.
Quote from: Kelana on 03 December 2012, 02:40:03 PM
Well..well. well. siapa yang mengatakan tidak ingin melanjutkan agar tidak mengumbar ego? Nampaknya anda tidak tahan terhadap ego anda ya?
(Sudahkah anda mulai telanjang hari ini?)
Dan nampaknya anda hanya bisa berkomentar demikian saja. Ini bukti anda hanya mementingkan bahasa lain yang bias dibanding dengan bahasa induk. Good luck kalau begitu.
Quote from: Indra on 06 November 2012, 09:49:05 AM
pasti baca "kah" jadi "lah"

Quote from: khiong on 06 November 2012, 09:26:57 AM
menurut saya, Karma yang melahirkan Takdir. sekarang ini terlahir sebagai laki-laki atau perempuan bukankah Karma masa lampau.
Quote from: will_i_am on 18 October 2012, 11:27:33 PM
Untuk listening download audiobooks, sama sering2 nonton film yang pake bahasa english "asli", kek Harry Potter, LOTR, dll, pertama pakai sub english(sambil nangkep omongannya), kemudian nonton lagi, jangan pake sub lagi...
untuk film2 seperti Men In Black dll, englishnya udah ngaco....
Quote from: tesla on 02 November 2012, 02:21:32 PM
boleh nimbrung yg ini ga?
jawabannya simple: apply current technology.
industrisasi skrg udh byk kemajuan dan "seringnya" udah byk automatisasi --- alias tdk perlu byk operator.
waktu ke waktu, manusia semakin efisien dan produktif, yg malas2 itu biasa tersingkir (survival of the fittest),
kalau liat industri skrg ya, siapa yg tidak mau efisiensi, biasanya tersingkir, krn kalah dg industri yg pakai byk automatisasi. industri tradisional (maksudnya produk seperti buat roti, mie, dll) pun skrg udah byk efisien. misalnya dg alat yg masuk tepung, keluar adonan, masuk adonan keluar mie. jadi manusia (operatornya) cuma kerja dikit. jauh lbh hemat daripada membayar gaji manusia utk mengaduk2 itu adonan. belum lagi keluhannya capek lah, mo sembahyang, mo ke toilet, dll...
thanks to democrazy, ada itu gaji minimum, industri disuruh buka lapangan kerja, dll... welcome survival of the unfittest. buruh minta gaji naik terus, padahal ga sadar tar lagi dunia semakin sedikit membutuhkan buruh. pekerjaan repetisi dan simple udah lebih efisien pake robot.
di US, kadang2 perusahaan memperkerjakan sekian2 orang itu cuma buat dapat diskon pajak x_x
saya kira otomatisasi lebih baik.
1. kalau consultant nya coba aja google. kalau kualitas china sih mungkin websitenya alibaba.com, kalau yg high precision biasanya sih ke Jerman
2. survival of the fittest, pasti ada manusia yg tersingkir, unemployment, maybe criminal, atau mati kelaparan. baik atau buruk sih kayanya subjektif.
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 03:39:43 PM
Lho, apa yang saya katakan itu memang benar. Terkadang otak kita perlu dicuci dari kesalahan-kesalahan ajaran manusia. Siapa yang mencuci? Kita sendiri. Jika kita tahu ada ajaran salah yang kita pegang, maka kita tinggalkan, dan menerima ajaran yang benar.
"Kesalahan-kesalahan ajaran manusia" siapa? Siapa saja, mau ajaran Gereja, Pendeta, Bhiksu, Ulama, dll. Semua ajaran manusia yang salah harus kita bersihkan, kita buang dari otak kita.
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 03:13:53 PM
Terkadang otak kita memang perlu dicuci agar bersih dari kesalahan-kesalahan ajaran manusia.
Quote from: Isaacus Newtonus on 02 October 2012, 09:24:25 PM
Hai semua rekan-rekan Buddhis. Saya member baru di sini. Kesempatan ini, saya ingin menanyakan sesuatu tentang ajaran Buddhis sehubungan dengan kelahiran kembali.
1. Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah menjadi baik, jika ia tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya?
2. Jika si A mati dan ia dilahirkan kembali menjadi si B, sedangkan si B tidak punya kenangan tentang si A, maka dapatkah dikatakan si B = si A? Bukankah ini berarti si B adalah orang yang sama sekali lain?
Mohon ditanggapi. Thanks.
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2012, 11:26:31 AM
Saya coba jawab, kembali pada pertanyaan awal sebelum melebar.
1. Dalam Buddhisme, seseorang menjadi baik dengan mengikis noda bathin yaitu keserakahan, kebencian, dan kegelapan bathin; sebaliknya seseorang menjadi buruk dengan mengembangkan tiga hal tersebut. Jadi tidak ada hubungannya dengan ingatan masa lampau.
Misalnya anda seorang Kr1sten, bisa memilih jadi orang baik atau tidak, tanpa perlu membuktikan Adam & Hawa makan buah pengetahuan. Begitu juga bagi Buddhis, mau jadi orang baik yah jadi orang baik, karena memahami manfaatnya, bukan karena mengetahui ada kejadian apa di masa lampau.
2. Andaikan seseorang menyetir mobil dan ngantuk, ketiduran lalu keliru mengemudi dan menabrak pohon. Ia selamat dan kemudian terbangun dengan tubuh penuh luka dan tidak punya kenangan tentang apa yang dilakukannya tadi. Apakah bisa dikatakan orang yang menabrakan mobil ke pohon berbeda dengan orang yang terluka karena ia tidak punya ingatan/kenangan menabrak pohon?
Secara umum, yang disebut makhluk adalah 5 kelompok: jasmani, kesadaran, pencerapan, perasaan, dan ingatan. Kelima kelompok ini senantiasa mengalami proses dan berubah, bukan hanya sewaktu kematian. Jadi tidak ada sesuatu yang 'kekal' yang bisa disebut sebagai 'jati diri' penunjuk si "A". Jika menilai apakah itu individu yang sama, maka tergantung sudut pandang mau dibicarakan dalam konteks apa. Sebagai perbandingan sederhana, anda tentu mengenal 'lahir baru'. Jika seseorang dulunya bajingan, penipu, pembunuh, kemudian bertobat dan 'lahir baru', maka dari satu sudut pandang bisa dibilang dia orang yang sama, namun dari sudut pandang lain, bisa disebut berbeda.
Quote from: morpheus on 03 October 2012, 09:04:59 AM
kalo intinya yang ditanyakan ts adalah bukti rebirth, maka jawabannya simpel aja: tidak ada bukti empiris mengenai rebirth.
rebirth adalah sebuah konsep agama buddha yang bersifat spekulatif untuk mereka yang tidak melihat langsung.
penelitian terilmiah yang pernah dilakukan mengenai rebirth dilakukan oleh ian stevenson dibukunya "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation".
saya pikir apabila niat ts adalah untuk mengetahui atau mengejar bukti rebirth maka diskusinya akan mandeg sampai di sini saja. apabila ts mau mengetahui lebih baik mengenai konsep rebirth itu, bisa diteruskan pertanyaan2nya. apabila niat ts adalah untuk "menggugurkan" konsep rebirth, maka niatnya salah karena rebirth adalah sebuah konsep keagamaan, yang tidak bisa diperbincangkan secara ilmiah ataupun dibuktikan secara empiris. cukup diketahui bagi non-buddhis atau dipercayai bagi buddhis.
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:05:31 AM
Maaf bro (karena sudah terlalu banyak), di reply berapa aja ya?
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:00:58 AM
Pelan-pelan bro.
, ditunggu tanggapan dari TS.Quote from: Isaacus Newtonus on 02 October 2012, 09:24:25 PM
Hai semua rekan-rekan Buddhis. Saya member baru di sini. Kesempatan ini, saya ingin menanyakan sesuatu tentang ajaran Buddhis sehubungan dengan kelahiran kembali.
1. Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah menjadi baik, jika ia tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya?
2. Jika si A mati dan ia dilahirkan kembali menjadi si B, sedangkan si B tidak punya kenangan tentang si A, maka dapatkah dikatakan si B = si A? Bukankah ini berarti si B adalah orang yang sama sekali lain?
Mohon ditanggapi. Thanks.
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2012, 11:26:31 AM
1. Saya coba jawab, kembali pada pertanyaan awal sebelum melebar.
Dalam Buddhisme, seseorang menjadi baik dengan mengikis noda bathin yaitu keserakahan, kebencian, dan kegelapan bathin; sebaliknya seseorang menjadi buruk dengan mengembangkan tiga hal tersebut. Jadi tidak ada hubungannya dengan ingatan masa lampau.
Misalnya anda seorang Kr1sten, bisa memilih jadi orang baik atau tidak, tanpa perlu membuktikan Adam & Hawa makan buah pengetahuan. Begitu juga bagi Buddhis, mau jadi orang baik yah jadi orang baik, karena memahami manfaatnya, bukan karena mengetahui ada kejadian apa di masa lampau.
2. Andaikan seseorang menyetir mobil dan ngantuk, ketiduran lalu keliru mengemudi dan menabrak pohon. Ia selamat dan kemudian terbangun dengan tubuh penuh luka dan tidak punya kenangan tentang apa yang dilakukannya tadi. Apakah bisa dikatakan orang yang menabrakan mobil ke pohon berbeda dengan orang yang terluka karena ia tidak punya ingatan/kenangan menabrak pohon?
Secara umum, yang disebut makhluk adalah 5 kelompok: jasmani, kesadaran, pencerapan, perasaan, dan ingatan. Kelima kelompok ini senantiasa mengalami proses dan berubah, bukan hanya sewaktu kematian. Jadi tidak ada sesuatu yang 'kekal' yang bisa disebut sebagai 'jati diri' penunjuk si "A". Jika menilai apakah itu individu yang sama, maka tergantung sudut pandang mau dibicarakan dalam konteks apa. Sebagai perbandingan sederhana, anda tentu mengenal 'lahir baru'. Jika seseorang dulunya bajingan, penipu, pembunuh, kemudian bertobat dan 'lahir baru', maka dari satu sudut pandang bisa dibilang dia orang yang sama, namun dari sudut pandang lain, bisa disebut berbeda.