Pada bahas apa sih??? bahasannya ngalor ngidul tidak sesuai topik....ckkcckk
Semoga anda berbahagia 
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts MenuQuote from: morpheus on 29 January 2014, 05:07:19 PM
hanya berpedoman pada sutta dan vinaya = berteori sesukanya? karena itu bukan siswa Sang Buddha?
menolak keotentikan abhidhamma = berteori sesukanya? karena itu bukan siswa Sang Buddha?
sama saja dengan pertanyaan bila ada yang berpedoman dengan abhidhamma = berteori sesukanya?karena itu bukan siswa Sang Buddha?
Bila menolak keotentikan sutta vinaya = berteori sesukanya? karena itu bukan siswa sang Buddha?
Jawabnya mau menolak mau tidak, mau mengaku siswa sang Buddha atau tidak, silakan saja. Bukan kapasitas saya dalam menentukan dia siswa Sang Buddha atau tidak, seperti saya bilang sebelumnya . Satu hal yang pasti spekulasi hanya membawa pada kemorosotan. Apakah anda suka2 atau tidak, anda sendiri yang tau dan seberapa patut dan telah menjalankan ajaran Sang Buddha
seperti yang anda tulis sendiri di atas, culapanthaka sebagai siswa Sang Buddha karena ketekunannya. gak ada hubungannya dengan kepercayaannya mengenai keotentikan abhidhamma atau tingkat hafalan suttanya.
sepertinya kita sependapat di sini...
ah bung jangan simpulkan terlalu dini he..he. YM.Culapanthaka telah merealisasi Dhamma agung Sang Buddha. Abhidhamma telah dia lihat dengan baik. Masalah keotentikan abhidhamma dia telah mengetahui secara pasti bukan lagi percaya. Kalau disini memangnya sudah ada yg mengetahui keotentikan abhidhamma? atau otentik dan tidak cuma dari data?
atau ada yang mengetahui seberapa otentik sutta dan vinaya , atau 4 digha nikaya awal yg notabene buddhisme awal(katanya, padahal istilah itu muncul belakangan juga )?
Hal lainnya, Ajaran Sang Buddha termasuk sutta, vinaya dan abhidhamma. Karena pernah disebutkan bahwa abhidhamma diajarkan. Jadi yang dipercaya pada awalnya oleh YM.Culapathaka adalah keseluruhan ajaran Buddha. Bukan abhidhamma doang. Dan hebatnya YM.Culapanthaka dia percaya dan mempraktekan. Bukan asal percaya or asal terima teori atau teori spekulasi.
Nanti muncul pertanyaan isi abhidhamma yang bagaimana?sama saja nanti saya bertanya sutta dan vinaya(4 nikaya awal) yang bagaimana isinya? tiap aliran beda. nah loh. Otentik? gak tuh
. Andaikan ada time machine.
Quote from: morpheus on 29 January 2014, 10:03:33 AM
entah siswa yang bagaimanakah culapanthaka yang tidak bisa mengingat satu sutta pun itu...
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 January 2014, 01:20:26 PM
Saya coba kembalikan dengan pertanyakan dari sudut lain, biar bisa refleksi diri dan tidak standard ganda.
Secara catatan, yang ngomong Theravada otentik yah cuma dari Theravada doang. Jadi menggunakan Theravada untuk memvalidasi/membantah Theravada adalah circular argument. Selain itu tidak ada data dari sumber lain untuk mendukung pernyataan tersebut. Jadi, jaminan apa belajar Theravada bisa mencapai nibbana?
Koq jadi ngomongin theravada, yang saya tanya apakah pengetahuan buddhisme awal bisa mengarahkan orang merealisasi nibbana? itu saja dijawab. apakah sahih catatan yang dianggap fakta sebagai buddhisme awal?
Penelitian sejarah tidak bisa dijadikan patokan, harus lewat pengalaman spiritual. Jadi apakah para Theravadin telah praktik sesuai Abhidharma Sarvastivada, Dharmaguptaka, Vaibhasika, Mahasanghika, dan lain-lain, atau cuma ambil kesimpulan sepihak "cuma Abhidhamma Theravada yang bisa dibuktikan lewat pengalaman pribadi dan membawa pada nibbana "?
Lagi-lagi anda mengatakan theravadin, padahal pertanyaan saya umum tidak membawa sekterian . dan contoh kesimpulan sepihak itu anda yg tulis sendiri. Kalau sudah tahu penelitian sejarah tidak bisa jadi patokan berarti fakta yang tidak akurat. mau pakai abidhamma or abhidhharma sebagai referensi berlatih bisa merealisasi nibbana asal pengertian dan cara berlatih benar
Salah, yang dibuktikan oleh ilmuwan adalah catatan sejarahnya, bukan nibbananya kok.
Kalau cuma catatan sejarah berarti tidak bisa disimpulkan abhidhamma/abhidharma catatan belakangan. Karena masih ada kemungkinan catatan hilang dll. Sementara yang mengikuti konsili tidak hanya berdasarkan catatan saja, lebih dari itu.
Dan kalau mau seperti itu, dengan argumen sama pihak lain juga bisa bilang: meditasi Buddhis manapun yang hanya sampai "nirodha-samapatti" adalah terbatas dan tidak mampu membuktikan Tuhan di agama saya.
Argumen begini tidak ada ujung pangkalnya. Kalo merasa satu ajaran cocok, yah jalani saja secara pribadi.
Tidak ada ujung pangkal itu kan menurut anda. Tidak untuk yang lainnya. Masalah Tuhan emang tidak pernah terbukti dan mustahil.
Perkembangan batin adalah tergantung bagaimana individu menyikapi objek, bukan tergantung objeknya. Mau Buddhisme Awal atau sekte apapun, kalau disikapi salah sama saja "memegang ular di ekor".
Yang ini setuju.
Tapussa & Bhallika dulu dwisarana, kaya' Musl1m aja yah syahadah-nya 2 baris, mendingan sholat aja tuh mereka. Pancavaggiya dulu juga ga ada vinaya, sutta cuma 2. Suruh jadi pandawa 5 aja kali yah?![]()
Logika apa pula itu?
Pencapaian nibbana memang tidak menggunakan logika tetapi kebijaksanaan![]()
Buddhisme Awal tidak mengatur otoritas kitab, sangha, doktrin, tafsir, juga apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh umat/bhikkhu, namun hanya mengulas fakta saja: berdasarkan data ini, maka disimpulkan faktanya begini. Nah umat Buddha mau apa, tidak ada urusannya juga. Buddhisme Awal bukan sekte, bukan organisasi, bukan sangha, bukan apa-apa, hanya sebuah studi saja dari orang-orang yang tampaknya "tidak percaya begitu saja kata kitab".
artinya kesimpulan2 tentang buddhisme awal juga bisa salah, karena hanya berdasarkan data saja. Dan pengkategorian buddhisme awal itu juga muncul belakangan.
Quote from: morpheus on 29 January 2014, 09:37:04 AM
lho saya nanggapi om dilbert, kok anda yang merasa...
astaganaga...
lagian kalo om bond merasa tidak setuju atau om bond memiliki pendapat dan sumber lain, silakan saja dibabarkan. saya juga ingin tau apa ada pendapat lain...
Quote from: Shinichi on 29 January 2014, 11:25:50 AM
Just for info:
Sebenarnya istilah Tipitaka sendiri belum ada pada masa awal karena ajaran Buddha masih dikelompokkan dalam 9 anga: sutta, geyya, veyyakarana, gatha, udana, itivuttaka, jataka, abbhutadhamma, dan vedalla. Misalnya seperti yang disebutkan dalam MN 22 Alagaddupamma Sutta:
Quote from: morpheus on 29 January 2014, 10:00:38 AM
tentu saja logikanya ajaran yang ada di 4 nikaya itu lebih dekat dengan ajaran yang otentik ketimbang ajaran yang ada di luar 4 nikaya...
dan aneh sekali sikap yang menyerang rekan2 yang berdiskusi di sini. apakah kalo mendiskusikan evolusi gak boleh mengcopas pendapat darwin dan peneliti evolusi lainnya? apakah harus darwin yang berdiskusi di sini? apakah hanya ajahn sujato yang boleh berdiskusi di sini?
sekali lagi, silakan copas juga pendapat peneliti yang anda yakini. lebih bermanfaat buat kita semua daripada menyerang rekan2 yang berdiskusi tanpa menampilkan pendapat anda sendiri...
Quote from: morpheus on 29 January 2014, 09:27:57 AM
imo, manfaatnya cukup jelas:
* mengurangi atau bahkan menghilangkan fanatisme sekte---> benarkah demikian? secara banyak individu..
* mengembangkan sikap kritis, meragukan segala sesuatu---->ok kritis saya terima, tapi adakah benar2 dipraktekan untuk pembuktian advance? kalo ada yang sudah silakan di sharing? atau sekedar kritis, ragu that's all no action as hobby only .
* membantu praktisi yang ingin berpraktek yang lebih dekat dengan buddhisme awal, dekat dengan yang diajarkan Buddha otentik----> Ajaran Buddha otentik itu seperti apa? catatan2 itu semua tidak ada otentik, kalau otentik silakan sajikan dalam data asli bukan pendapat sebagian peneliti yang diyakini saja. Dan peniliti disini apakah bisa bahasa pali juga? atau sekedar copas sana sini.
tidak ada salahnya kalo ada sebagian umat buddha yang berpatokan pada sutta dan vinaya saja...--->tidak masalah
apakah mereka yang menolak abhidhamma berarti tidak berhak menjadi siswa Sang Buddha? tentu mereka berhak.Sah2 saja. Semua orang boleh mengaku siswa Sang Buddha, tapi entahlah siswa yang bagaimana?
karena Dwipitaka pun nantinya meragukan banyak yang hilang juga koq catatannya.
. Sehingga muncul pertanyaan lagi penelitian macam apa yg sedang terjadi disini? oh no..
Quote from: xenocross on 29 January 2014, 03:23:46 AM
sebenarnya dia juga mengutip karya peneliti lain, Yin Shun, untuk General Integrated Sutta Theory (GIST). Juga banyak peneliti lain dikutip.
Bhikkhu Sujato selain sebagai peneliti sejarah, juga sebagai praktisi dan paham vinaya, jadi jelas ada keunggulan dibanding peneliti sejarah yg tidak paham vinaya dan dhamma.