Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Sugara Yao

#1
Quote from: Tan on 13 July 2007, 06:51:27 PM
Namo Buddhaya,

Saya kira topik usulan Sdr. Surjadie juga bagus sekali. Oleh karena itu, saya hendak membuka topik baru untuk dimasukkan dalam e-book ya berjudul "Beragama."

Sebagai pembuka pertanyaannya adalah seperti yang diusulkan oleh Sdr. Surjadie:

1.Kebanyakan orang mau beragama karena percaya Tuhan.
Mereka percaya bahwa Tuhan tersebut Mahakuasa yang menciptakan alam semesta.
Seberapa banyakkah orang yg lebih percaya hukum karma ketimbang percaya
Tuhan?

tidak ada salahnya melihat-lihat tulisan "terwujudnya agama" diwebside ini :
http://www.konghucu.com/DAK/DAK_058.html
#2
Diskusi Umum / Re: Bertuhan bukan berarti bermoral
02 December 2007, 08:43:19 PM
Beragama bukan berarti bermoral.
Menceritakan kenyataan yang dialami agama-agama sekarang,
Masyarakat dibarat lebih memilih hidup sesuai hukum yang berlaku dinegaranya,
Hukum yang berlaku telah melindungi dirinya dari kejamnya alam,
Hukum yang berlaku telah memberikan bukti "damai diantara masyarakat selalu
dilindungi".
Hukum yang berlaku telah memberikan bukti "ketenangan hidup berbangsa dan
bernegara".

Kenyataan pula ada ajaran agama yang menjanjikan kebahagiaan abadi,
Ada ajaran agama yang menjanjikan hidup yang kekal,
Ada ajaran agama yang memberikan janji bagi yang percaya masuk surga dan
Ada ajaran agama yang menakut-nakuti bagi yang tidak percaya akan masuk neraka,
Ada ajaran agama yang memaksa umatnya mentaati doktrin agamanya.
Ada hukuman yang sepertinya disesuaikan dengan fatwa yang ditetapkan majelis
agama.

Tidak lupa sembahyang sepertinya menjadi ukuran orang bermoral.
Korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi hal yang tidak lagi memalukan.
Bermoral dan tidak bermoral menjadi semakin tidak dimengerti.
Menyesuaikan diri sesuai standard ajaran agama sepertinya menjadi ukuran orang
yang memiliki etika.
Standard yang diterapkan tidak jelas asal usulnya dan tidak pernah
dimengertinya.
Memiliki etika dan tidak memiliki etika menjadi semakin tidak dimengerti.

Kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi semakin terpuruk.
Menyalahkan negara lain sebagai penyebab keterpurukan berbangsa dan
bernegaranya.
Penyebabnya negara lain telah memanfaatkan kekuasaan politik dan ekonominya
terhadap negaranya.
Menyalahkan negara lain telah bertindak tidak sesuai standard ajaran agamanya.
Negara yang telah berusaha melindungi rakyatnya dari kejamnya alam, mencapai
kemakmuran dan ketenangan bermasyarakat.
Walaupun standard ajaran agama belum terbukti mampu melindungi umatnya dari
kejamnya alam, mencapai kemakmuran dan ketenangan bermasyarakat.

Ajaran agama hanya mampu melindungi umatnya yang sepenuhnya mengerti dan
menjalankan perintah ajaran agamanya.
Tidak semua umat mampu sepenuhnya mengerti dan menjalankan perintah ajaran
agamanya.
Masyarakat yang dilindungi dari kejamnya alam, dilindungi setiap hasil usaha/
kerja kerasnya dan ketenangan bermasyarakat menjadi impian setiap orang.
Impian setiap orang yang sepenuhnya mengerti maupun tidak mengerti dan
menjalankan maupun tidak menjalankan perintah ajaran agama.
Karena itu negara yang memiliki undang-undang, pemerintahan dan hakim sangat
diperlukan.
Undang-undang, pemerintahan dan hakim yang melindungi rakyatnya dari kejamnya alam,
melindungi setiap hasil usaha/ kerja kerasnya dan menjamin
ketenangan bermasyarakat sangat dibutuhkan setiap orang.
#3
Quote from: El Sol on 28 November 2007, 12:07:58 PM
Di Mahayana dan Vajrayana tidak akan ada seorang Arahat/savaka Buddha, kenapa begitu? karena di Mahayana dan Vajrayana mereka ingin mencapai Sammasambuddha..yg tidak mungkin dicapai pada kehidupan ini juga...dan u know sendiri bahwa sammasambuddha hanya akan muncul setelah Dhamma hilank...

oleh sebab itu...tidak mungkin akan ada Buddha hidup....ato orang suci dalam Mahayana/Vajrayana yg bisa mengajar perfect Buddhism....

Sebaiknya pahami beberapa definisi mengenai "Buddha".
Setahu saya "Buddha" bukan hanya mencapai penerangan sempurna.

Mengandalkan text book juga akan semakin membingungkan.
Perlu diketahui, penyebab utama timbulnya berbagai sekte adalah pemahaman text book yang berbeda-beda, kemudian masing-masing mempertahankan egonya, bukan intisari ajarannya akhirnya pecah menjadi sekte baru. begitulah seterusnya.