bagaimana supaya ada 'roh' yang bisa bantu saya jadi orang kaya (uang/materi )
Semoga anda berbahagia 
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts Menu
Quote from: antidote on 31 August 2011, 09:37:05 AM
[at] Ryu
cara pandang yg sangat unik
Quote from: JackDaniel on 27 August 2011, 11:09:31 PM
kalo bagi ane sih ga masalah kalo ikut tradisi, secara ane sih lebih ke pandangan Theravada tp ane sih keturunan tionghoa,
dan saya juga menghormati tradisi yg di temurunkan leluhur saya. karena saya pkir sayang sekali kalo tradisi2 yg di jalankan leluhur saya sampai orang tua saya lenyap begitu saja. jd ya tetap jalankan aja, asal jgn merugikan org lain
Quote from: Kelana on 27 August 2011, 11:13:55 PM
Kalau pertanyaannya adalah apakah melenceng dari ajaran Buddha, saya pribadi mengatakan ya.
Sang Buddha jelas menyampaikan dalam Tipitaka:
"Semua mahluk hidup mempunyai kamma sebagai milik mereka, mewarisi kammanya sendiri, lahir dari kammanya sendiri, berhubungan dengan kammanya sendiri, dilindungi oleh kammanya sendiri. Kamma itulah yang membedakan makhluk hidup dalam keadaan rendah atau tinggi." (Majjhima Nikaya 135)
Dan maaf bagi mereka penghayat tradisi ini, dengan mengucapkan kalimat pada tradisi pai cheng bu seperti tersebut di atas:
"cheng bu, ini hari 8 gwe 27, anak ini (nama anak saya)......"
Maka seseorang akan cenderung menyalahkan pihak lain atas apa yang terjadi pada dirinya / si anak. Saat si anak jatuh dari tempat tidur, orang tua akan cenderung menyalahkan "ibu peri" karena dianggap lalai. Padahal orang tuanya sendiri yang lupa untuk menutup pagar tempat tidur bayinya. Hal ini tidaklah mendidik bagi orang tua itu sendiri karena berusaha menghindar dari tanggung jawab dan menurunkan kewaspadaan.
Perilaku menyalahkan pihak lain yang dilakukan orang tua cepat atau lambat akan ditiru oleh anaknya khususnya ketika sudah beranjak balita. Salah satu contoh kasus adalah saat si anak tersandung kaki kursi dan menangis, orang tua menyalahkan kursi dengan memukul kursi tersebut. Ini adalah pendidikan yang buruk bagi anak-anak yang kelak nantinya mereka tidak mau menerima kesalahan yang telah mereka perbuat, justru cenderung menyalahkan orang lain atas perbuatan salah yang mereka lakukan.
Jika ditanya apakah boleh melakukan tradisi tersebut? Tidak ada larangan maupun anjuran dalam ajaran Buddha mengenai tradisi tersebut. Tapi sebagai Buddhis yang dikatakan sebagai umat yang pembelajar maka perlu menelaah kemanfaatan tradisi tersebut bukan hanya sekedar makna yang terkandung di dalamnya. Jika dikira tidak bermanfaat dan perlu ditinggalkan , ya tinggalkan, dan kita tidaklah akan menjadi orang yang ekstrem saat meninggalkan sesuatu yang memang tidak bermanfaat.




