Quote from: sukuhong on 15 May 2010, 01:23:18 PMBhikkhu Theravada sekarang masih mengikuti Vinaya yang telah ditetapkan, tapi ad 2kubu dalam hal ini. Ada yang menjlnkan dengan kaku tidak menambah atau mengurang (Mahanikaya)ad yg mengikuti perkembangan jaman dgn catatan tidak menhilangkan atau mengurang hanya menambah beberapa peraturan(Dhammayuttika). Pada intinya Bhikkhu Theravada tetap berpedoman pada Vinaya.Quote from: dtgvajra on 15 May 2010, 01:39:31 AMQuote from: nyanadhana on 12 May 2010, 08:37:23 PMQuote from: Khun_sang90 on 12 May 2010, 09:13:00 AM
Hahaha...Pandangan dan presepsi berbeda-beda tapi tidak dapat disalahkan. Mungkin ada pengalaman yang membuat presepsi sperti itu atau ad sebab lainnya. Sebab sekarang ini memang lebih banyak berita ttng negatifnya Cafe", jadi kesannya agak negatif tapi ya tidak semua. Tidak penting apakah itu Cafe yg baik atau yg tdk baik sebaiknya kita tetap berpikir positif mengingat kita tidak mengetahui motif atau alasan sebenarnya mengapa Bhikkhu / Bhiksu itu nongkrong di Cafe. Jadi berpikir Positif lah...
inilah bhikku kota namanya bukan bhikku pada zaman Sang Buddha dimana pergi ke satu tempat aja perlu izin Buddha dan tetua,Sang Buddha sangat menjaga image masyarakat terhadap Sangha.kalo zaman sekarang bhikku yang menjelekkan image dia sendiri.
Bro Nyanadhana, ingin tanya nih , apakah peraturan untuk bhikkhu kota zaman sekarang dengan bhikkhu zaman Sang Buddha dulu masih sama, atau sudah berubah? Kalau masih sama, tentunya bhikkhu tetap wajib memelihara image Sangha bukan? Mohon pencerahannya . terima kasih.
Sangha tradisi Theravada masih mempertahankan praktek Vinaya dan Sila yang sama pada waktu jamannya Buddha Gotama.
kam sia
cthnya: dahulu blum ada rokok dan di Indonesia khususnya, 'rokok' kesannya negatif jadi khusus STI rokok ditetapkan sebgai salah satu pelanggaran dlm Vinaya termasuk tato.

