Jadi apakah baik, jika pikiran "balas jasa" dipelihara di dalam pikiran?
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts MenuQuote"Aggivessana, apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti engkau—seorang yang belum terbebas dari nafsu, belum terbebas dari kebencian, belum terbebas dari delusi—itu adalah untuk si pemberi. Dan apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti Aku—seorang yang telah terbebas dari nafsu, terbebas dari kebencian, terbebas dari delusi—itu adalah untuk engkau."
Cula-Saccaka Sutta: https://suttacentral.net/id/mn35
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 June 2016, 08:58:36 PM
bukan tidak sadar, tapi tidak mengetahui bahwa melakukan hal buruk akan membuahkan hasil yang buruk juga.
ini lebih parah karena bukan cuma lobha atau dosa saja, tapi karena ada dasar moha juga.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 30 May 2016, 08:47:49 AM
Karena kita ga tau dan terlalu kompleks untuk ditelusuri dan ga ada gunanya.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 27 May 2016, 06:05:19 PM
Ga masalah toh sayang sama orang tua? Misalnya pada Sigalovada Sutta dan Kataññu Sutta membahas bakti kepada orang tua. Selama dasarnya ga LDM sih ga masalah menurut saya.
Quote from: seniya on 23 May 2016, 02:06:40 PM
Kalo versi Theravada, menurut komentar Buddhaghosa, neraka memang ada penjaganya di setiap pintu gerbangnya, yaitu Raja Yama yg mengadili para makhluk neraka atas kesalahan mereka agar dihukum dg siksaan yg sesuai.