Quote from: gister on 04 November 2008, 08:17:29 AM
Bhikkhuni yang sudah senior tidak boleh menegur bhikkhu yang walaupun baru ditabhiskan. Ini adalah untuk melindungi bhikkhuni dari sifat ego dan sombong "menguasai laki-laki". Dalam Anguttara Nikaya dan Majjhima Nikaya ada disebutkan tentang sifat negatif wanita yang salah satunya adalah "menguasai" laki-laki. Kalau sudah mendapat kesempatan menguasai dan mengatur laki-laki, seseorang sulit mencapai kesucian. Contoh saja PM Margaret Thatcer (PM Inggris tahun 80-an) yang memerintah dengan strength. Contoh lain Hartati Murdaya yang menguasai banyak laki-laki (sehingga banyak yang takut dan nurut).
Menurut pandangan saya, apabila seseorang melakukan tindakan yg salah (tanpa membedakan jenis kelamin dan jabatan seseorang) selayaknya ditegur dan diberitahu. Dengan harapan yang ditegur menyadari dan memperbaiki kesalahanya.
Apakah akan kita biarkan seseorang terus melakukan kesalahan hanya karena jenis kelaminya?
Lagi pula menegur dalam logika saya bukan merupakan suatu kesalahan, tujuanya kan baik (merubah yg salah menjadi benar)