Messages

Sekarang di Semarang om Tesla?

iya om

2 tahun ini saya sudah hidup di kota yg berbeda
krn kota asal saya sering diserang oleh bencana asap.

2 tahun ini berlalu begitu cepat
banyak sekali hal baru & perubahan dalam hidup

proses pindah tempat tinggal ini dirasakan penuh kengerian,
khawatir masa depan yg tidak pasti di tempat baru
tapi 2 tahun udah berlalu...

faktanya seseorang yang semakin kaya harta entah lewat aset pasiive income ato lainnya diikuti dengan kecendrungan meningkatnya lobha 

rasanya ga sah ya kita bisa ngukur2 lobha (ketamakan) mahkluk lain dari penampakan luarnya (mis krn kaya)
jika dibalik, apakah orang miskin lebih sedikit lobha nya?

gw bakalan antri trus batal beli kayanya neh

yg harus dilakukan: produktif sesuai pekerjaannya

kantor / bukan kantor: lingkungan kantor mendukung produktivitas

fasilitas yg paling penting: bebas dari life interrupt.

jika tidak dilakukan di kantor: banyak intrrupt (gangguan)

[bahkan Sang Buddha setelah tercerahkan juga masih hidup & bernafas, namun beliau tentunya kita percaya telah lepas dari penderitaan]

Bukan hidup adalah dukkha.

saya setuju jika diartikan bahwa dengan hidup saja (masih bernafas) sudah menderita itu tidak tepat.
buktinya adalah bahkan Sang Buddha setelah tercerahkan juga masih hidup & bernafas, namun beliau tentunya kita percaya telah lepas dari penderitaan.

jadi bahwa hidup adalah dukkha dalam kalimat ini memang butuh definisi lebih dari pada hidup scr biologis.

Di dalam Samyutta Nikaya dijabarkan lebih lanjut:
"Lahir adalah dukkha, usia tua adalah dukkha, sakit adalah dukkha, mati adalah dukkha ; dukacita, ratapan, keluhan, kesedihan, ketidaksenangan dan keputusasaan adalah dukkha ; berkumpul dengan sesuatu yang tidak disukai adalah dukkha, terpisah dari sesuatu yang kita sukai adalah dukkha ; singkat kata, lima agregat adalah dukkha."
Tidak ada kata hidup adalah dukkha di situ.

kalimat hidup yg umum dipakai umat Buddhist di sini adalah lahir, tua, sakit, mati.
mungkin karena hidup itu tidak terpisah dari lahir, tua, sakit dan mati, maka dipersingkat begitu...
bukan berarti seluruh hidup ini adalah dukkha,
namun ketika kita mengalami misalnya penuaan, sakit, mati, berpisah, di sana kita akan menderita.

teka teki: bahkan Buddha sendiri pun tetap mengalami tua, sakit & mati loh utk terakhir kalinya, namun apakah beliau menderita?

Sdr Jika benar pernyataan diatas
Bisakah saudara melihat kilesa dan bukan kilesa
Saat samadhi.

Crystal clear

Namun harus diyakini
Bahwa usaha meditasi
Harus dimulai dari adithana , tekad yang kuat
Setelah tekad baru keyakinan mantap
Dan usahapun giat sesuai kemampuan tentunya.

itu keyakinanmu sendiri
memaksakan keyakinan thd orang lain melanggar HAM hehe

Sehingga ketika harus memilih
Dia tahu pilihan terbaik untuknya saat itu.

Dengan cara merenung paticcasamupadha
Maju dan mundur
Akan kokoh tidak goyah.

Bukan renungan "dada ayam panggang"
Yang kokoh , tidak goyah.

anda ga punya kuasa utk mengontrol pikiran saya
mulailah dg pikiran anda sendiri.
apakah kamu sudah tidak tertarik tubuh wanita?
apakah kamu sudah menjalani hidup pertapa?
jika belum, itu sama saja dg orang buta ingin menuntun orang lain (yg dia belum tau apakah buta jg atau tidak)

[Jika menjadi txxxla,]

Jika menjadi txxxla,
Sy akan beranjak
Mengenal sifat sankara.

U itu
Sila uposatha harus teguh sekali.
Seperti batu karang.

makanya, kamu ingin menjadi sesuatu. entah menjadi tesla, entah menjadi orang suci, atau menjadi nabi.

saya tidak ingin menjadi apa-apa

arah kita berbeda. semakin kamu menjelaskan keinginanmu
semakin terlihat kamu ingin menggenggam dunia
itu hak anda. anda ingin menjadi sesuatu, ingin mencapai sesuatu
silahkan.

saya bebas atas diri saya sendiri

[semuanya adalah kemunduran]

Apa yg disampaikan  buddha
Itu benar tapi kata kata ini
U orang yg brahmacari
Yg beliau sampaikan adalah seimbang.
Shg mau maju lebih daripada kehidupan
Seorang brahmacariya

ini tafsiran Anda?

Tiap orang bebas memilih jalan
Jika keputusan sdh demikian
Maka 8sila uposata harus 
Berdiri tegak , tidak boleh patah
Shg kemajuan renungan
Sebab akibat dipadu dgn syair favorit tesxx
Bisa menahan kemunduran
Akibat kammaraga.

jalan kebuddhaan tesla bukanlah mengumpulkan sesuatu entah itu sila, atau kemajuan, atau mempertahankan sesuatu tegak/tidak patah. segala sesuatu di dunia ini fana. entah itu jhana, ataupun menjadi seorang brahmana.

tujuan kita berbeda, jalan kita pun berbeda.

bagi tesla, ingin menjadi suci, ingin menjadi brahmana, ingin punya kemajuan, semuanya adalah kemunduran

U syair itu titik awal tesxx
Berbeda dgn sang brahmana.
Kalau berani buat titik awalnya sama
Dengan resiko
Jika perang dunia ketiga dgn nyonxx
Tanggung sendiri.

Salam dari bajera

ini cuma asumsi Anda kan?

emgnya ada titik awal?
ayo belajar lagi

Mimpi dan bangun itu hanya analogi dari sadar dan tidak sadar.

Maaf bagi saya sudah tidak relevan lagi apakah puthujana ataupun ariya. Dalam level tertentu, saya meragukan tentang pembagian tingkat ariya berasal dari Buddha. Mungkin memang benar ada perbedaan para ariya tapi menurut saya lebih banyak kerugian nya drpd manfaatnya bagi setiap orang utk memikirkannya, apakah ia ariya atau bukan, apakah ia lebih tinggi, apakah ia lebih rendah, atau mungkin ia sama suci.

[at] MT & RT: pergaulan maksudnya temen2 dah pacaran, jadi ikut2an pacaran. kek trend gitu

[at] M: tapi kalo prakteknya, yah setidaknya utk kita2, mo pacaran itu aimnya not always bukan mau "have sex" sih, yah tapi ada kenal ama yg gitu sih hehehe

[at] Tesla: bookin n assesment buat apaan?

Maaf kalau udah kelamaan...

To the point nya,  siap pacaran kan mau nikah.

Udah nikah mau meneruskan DNA.

Setelah itu merawat DNA sampai bisa meneruskan DNA lagi ;P

[jhana]

Tesxx

Ketika engkau mengetahui jalan
U melepaskan penderitaan
Engkau tidak akan tertarik
Dengan jalan bebas hambatan yang lain
Spt jhaxx.

ada kendala ketika menggunakan bahasa ingin membahas jhana ataupun kondisi mental lainnya yg begitu abstrak dan tidak dapat ditransfer ke orang lain.

jika sdr. bajera sudah mengalami melalui pengalaman langsung, maka sudah tidak perlu diperdebatkan lagi apakah itu jhana, nirvana, padamnya panca niravana, jhana 1, 2, 3, dst... dst...

Sehingga tidak timbul nyana
"Masih suka dada ayam panggang"

terima kasih atas perhatiannya.
tapi memang kenyataan bahwa saya sampai detik ini sangat tertarik pada tubuh wanita

metoda jalan kita bisa jadi sangat berbeda,
saya tidak menekankan fokus utk mencapai suatu kondisi (entah itu jhana atau apapun namanya)
dimana nanti saya akan menjadi suatu model yg sesuai harapan saya sebelumnya (terlihat suci........ namun munafik begitu saya melihatnya jalan Anda)

metoda jalan saya adalah sikap menerima kenyataan
bahwa beginilah dunia.
beginilah tesla sampai hari ini masih suka dada wanita, masih merupakan subjek kematian
sesuai quote saya di bawah,


Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi

[c]

1. Apa artinya ye hetu dhamma pacaya.

saya tidak tahu. dalam kata terpisah sbb:
hetu = akar
dhamma = kebenaran
paccaya = bergantung

saya bukan ahli bahasa pali, jika berkenan silahkan ditranslate ke bahasa indonesia agar saya paham maksud Anda

2. Apa artinya
          Dengan adanya ini maka itu ada
          Dengan tidak adanya ini maka itupun tidak ada

ini hukum sebab akibat.

sederhananya, semua fenomena yg ada itu ada sebabnya, ketika sebabnya hilang, maka fenomena itu (sbg akibat) pun hilang

tidak ada satupun fenomena di dunia ini yg bebas dari sebab

... termasuk penderitaan
ketika kamu tau sebab dari penderitaan, maka kamu akan tahu juga jalan mengakhiri penderitaan.

3. Berani mendiskusikan sutta ttg jhana dan vipasana
     Tentang aria puggala 7 , ttg tilakkhana3, cattariaria saccani4
     mengapa tidak beraniDengan sila
     yg sama kelasnya dengan materi diskusinya.

silahkan

[Sotapati minimal mampu 8 sila]

Ye hetu dhamma paccaya.

Oleh sebab itu
Doxxxter itu harus puas hanya punya 7 sila saja
Saat uposattha.

Dia bisa memilih
Tinggalkan pekerjaan model ini
Atau hanya mampu 7 sila saja.
Pintu sottapati tertutup
Seumur hidup.

Sotapati minimal mampu 8 sila
U orang biasa , saat tertentu saja.
Tidak harus saat uposattha.

bagaimana bisa berkesimpulan seperti itu?