Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - live in the forest

#1
salam dhamma

lumayan Baik respon Anda

intinya seorang anak sebaiknya melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan Ibunda dan membebaskannya.
berusahalah dengan sekuat tenaga keluar dari situasi itu
dengan menjalani kondisi sebaik-baiknya,
resapilah setiap makanan apapun yang harus anda makan dengan mengembangkan rasa penolakan,
tidak ingin terikat dengan kondisi seperti ini terus menerus hingga mati
tidak ingin kondisi makan memakan dan keterikatannya

dengan terus berlatih, sebelum Ibunda mendekati ajal
(sumber kehidupan bagi kita untuk melanjutkan usaha bebas)

maka Manfaatkan semua kondisi yang tidak memuaskan ini
(makanan tidak pernah kenyang, daging ataupun sayur, selalu lapar hingga menjelang ajal)
sebagai titik tolak semangat untuk lepas
mencapai kebebasan dengan mengajak Ibunda untuk ikut bebas dari penderitaannya.

Ibunda, simbol dari hidup semua mahluk yang terlibat dalam semua aktivitas kita.


salam dhamma

akhirnya telah diperoleh alasan untuk tidak melanjutkan forum ini,
atas permintaan seorang teman saya masuk
atas inspirasi dari seorang teman saya keluar.

atas dasar pemahaman yang diperoleh selama ini
saya sungguh mengucapkan banyak terima kasih dan semoga semua bermanfaat
atas nama kebahagiaan semua mahluk

Anumodana
#2
Bilamanakah seseorang sanggup menikmati memakan apa pun makanan dari mahluk yang pernah /tidak pernah dicintainya?
untuk menguji jawaban murni dari pertanyaan ini, seseorang harus mengujinya pada kondisi yang ekstrim

pada suatu ketika,
Ibu dan Anak hidup terpisah sekian lamanya
dalam satu hari bertemu dalam kondisi tidak ada makanan bagi keduanya.
Ibu merasa hal satu-satunya yang bisa dilakukan kepada anak,
menyayat sedikit daging pada tubuhnya yang cukup sebagai cadangan hidup

Anak mengetahui asal mula daging tersebut
berasal dari Ibunda yang lambat laun akan menjadi sekarat
diberikan khusus untuknya terus sebagai harapan untuk hidup,
agar bebas dari kondisi yang ada,

Posisi sebagai anak tersebut,
sanggupkah seorang anak manusia memakannya?
sanggupkah seorang anak manusia memisahkan kadar cinta kasih yang telah terjalin dalam sehari, dari daging yang dipersembahkan untuknya?
apa yang dapat membuat seorang anak manusia termotivasi sanggup memakannya?

apapun jawabannya mencerminkan pribadi masing-masing
Cobalah

(Ibunda merupakan simbol pengorbanan mahluk yang terjadi dalam mata rantai yang tidak terputus hingga dapat menyajikan daging atau sayur sebagai makanan)

Bilamanakah seseorang sanggup menikmati memakan apa pun makanan dari mahluk yang pernah /tidak pernah dicintainya?
Didedikasikan bagi pencapaian kebahagiaan luhur semua mahluk
Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha
#3
daging diperoleh dari pengorbanan kehidupan makhluk lain
sayuran diperoleh dari pengorbanan kehidupan makhluk lain

akan menjadi bermasalah bila:
seseorang terikat dengan apa yang dimakan
seseorang menolak dengan apa yang dimakan

carilah rasa sejati dari semua makanan yang patut di makan.
dan coba babarkan rasa sejati tersebut kepada yang lain
akankah yang lain akan mengerti?
buatlah makanan tersebut menjadi bermanfaat dalam kehidupan saat ini.

ketika seorang mahluk abhasara pun (Setingkat brahma, jauh di atas dewa)
terikat dengan rasa sari tanah (yang bukan tanaman, bukan daging)
membuat cahaya agung ditubuhnya menjadi lenyap
terikat dengan rasa sari tanah dalam waktu yang lama
menjadi manusia yang sampai sekarang belum bebas.
karena masih terikat
terus mencari jawaban makanan apa yang boleh, apa yang tidak boleh,
apa yang pantas, apa yang tidak pantas.
demikian pula dengan alasan dari pilihannya

buatlah setiap apa yang dimakan menjadi bermanfaat untuk melepaskan diri dari Samsara itu lah yang terpenting.

menutupi semua lubang dan duri yang ada diseluruh dunia  dengan kulit tebal hampir tidak mungkin
dengan memberi sedikit kulit tebal pada kaki kita, akan menutupi seluruh dunia dari duri dan lubang

kita tidak akan sanggup mengendalikan perkembangan sutra dalam "keasliannya"
kita tidak akan sanggup menentukan hanya makan daging lah yang wajar atau hanya makan sayur yang wajar, semua individu memiliki nilai masing-masing yang tidak dapat dipaksakan

dengan mengubah sudut pandang pribadi dalam menerima fenomena di luar diri, makanan, daging dan sayur, sutra itu benar, sutra ini benar, atau aliran apa pun
bila dapat memetik hal yang sangat bermanfaat dari fenomena ini bagi pelatihan diri
akan membuat segalanya sempurna bagi diri.

hindari keterikatan pada bentuk apa pun.
daging,
sayur,
rasa enak makan daging
rasa enak makan sayur
rasa tidak enak makan daging
rasa tidak enak makan sayur
rasa sungkan makan daging
rasa sungkan hanya makan sayur

keterikatan ini lah sumber sejati masalah
akar dari segala perbedaan
hindari keterikatan
hilanglah segala perbedaan dan masalah.

dan Keterikatan yang sebaiknya ditanggulangi bersama oleh masing-masing dari kita, bukan apa yang dimakan, ataupun penyebab pantas/tidak pantas dimakan, pun sumber sutra-sutranya.

apa pun yang dimakan, akan menjadi benar dan sempurna bila seseorang sungguh-sungguh berlatih.
apa pun yang dimakan, akan menjadi tidak benar dan tidak sempurna bila seseorang tidak fokus pada latihannya.



didedikasikan bagi kebahagiaan luhur semua makhluk

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha

#4
Saya berusaha untuk tetap netral pada diskusi ini, saya mohon, walaupun sulit berusahalah membacalah dengan sikap netral pula hingga selesai. Karena saya sungguh tidak mempermasalahkan teman dalam dharma seseorang vegetarian atau pemakan daging.
saya berusaha untuk mengingatkan tujuan besar kita dalam hidup sebagai manusia.

Ingin saya bagikan kisah di kala masih kecil mungkin ketika SD kelas 2-3, Saya Buddhis dan pada saat itu tidak pernah pergi ke Vihara. Suatu ketika papa membawa pulang sepasang bebek. Jantan dan Betina. Dari awal saya melihat, sepasang bebek ini bukan bebek biasa. Bulunya sangat bagus, berwarna-warni. Tidak seperti biasa saya melihat ayam kampung dengan bulu berwarna hitam, coklat, atau kuning kecoklatan. Bulu sepasang bebek ini sangat bagus terutama yang betina, dengan ukuran tubuh lebih besar dengan bulu sangat indah.

Supaya tidak lepas, kaki mereka diikat pada tangga rumah yang terbuat dari kayu. Mereka selalu diikat dalam kamar mandi.
Biasanya, ketika beli ayam dalam satu atau dua hari sudah di potong, namun lebih dari waktu dua hari, sekitar 2 minggu (saya lupa persis), sepasang bebek tersebut belum dipotong. Suatu ketika saya bertanya kepada orang tua saya, Ma bebeknya itu mau diapakan? Tidak dipotong?

Selang beberapa hari, saya melihat mama sedang memotong bebek yang jantan. Proses pemotongannya lancar seperti ayam-ayam lain. Di awali dengan mengikat kedua kaki, menjepit kedua sayap, dengan menginjakan kaki di atasnya. Kemudian mencabut bulu-bulu halus di bawah leher, setelah bersih menyayatkan pisau di kulit leher bebek tersebut. Pada sayatan pertama darah merah mengalir sedikit, pada sayatan kedua, darah mengalir kencang sekali, seperti aliran air pada selang yang ditekan. Muncrat ke mana-mana ke lantai, drum dan baskom. Mama mengambil mangkuk untuk menampungnya. Pada saat itu tubuh bebek bergetar hebat, berusaha melepaskan diri, terdengar suara-suara raungan dan jelas terdengar cukup keras hingga ke kamar mandi, tempat bebek betina berada.

Setelah itu, entah sudah mati atau lemas saya tidak tahu, tubuhnya di rendam dalam air panas yang baru mendidih untuk dapat dicabut bulunya. Setelah itu tubuh dibelah dan dikeluarkan jeroannya. Dan seperti biasa, setelah dimasak dan diolah kami memakannya seperti ayam-ayam lain yang pernah dipotong.

Suatu ketika saya sedang duduk di kamar mandi. Dalam kesunyian, saya memperhatikan bebek betina, saya lihat satu sisi matanya, dengan seksama kulihat atas setetes air di bawah lingkaran matanya. Saya melihat, apakah mata itu sedang menatap saya atau tidak. saya mendekatkan kepala saya untuk melihat lebih jelas. Bebek itu menghindar, dan air itu jatuh. Di pikiran saya pada saat itu, mungkin air yang terciprat, namun di sisi lain mengatakan bahwa mungkin bebek betina itu menangis karena pacarnya telah mati dipotong.  Dan dalam bahasa emosional, saya mengatakan pada mama bahwa : Ma! Bebek nya nangis tadi, di kamar mandi! Mama saya menjawab dengan sedikit tertegun: "Masa?"

Setelah beberapa hari, saya lupa persisnya, akhirnya tiba giliran bebek betina yang akan dipotong. Ketika kedua sayap telah diinjak, bulu bulu di lehernya dicabuti. Setelah itu disayatlah lehernya. Saya tidak ingat persis, apakah pada saat itu kaki bebek telah diikat atau tidak, namun yang pasti prosesnya lebih sulit dari pemotongan ayam, mungkin karena ukurannya yang lebih besar dari ayam dan bebek jantan sebelumnya. Ketika darah telah mengucur dengan kencang, rontaan bebek itu semakin hebat, dan semakin sulit dikendalikan. Mama menyayat leher tersebut lebih dalam, membuat luka nadi yang lebih besar, darah yang mengucur semakin banyak.

Pada saat itu, darah telah sedikit yang mengalir, namun tubuh bebek betina tersebut tetap bergejolak hebat, ingin lepas. Pada saat biasanya, ayam telah lemas atau mati sehingga dimasukan dalam air panas, namun bebek ini masih bergerak dengan hebat, sehingga mama minta tolong untuk mengambilkan baskom besar untuk mengurungnya. Baskom tidak cukup dapat menahannya. Akhirnya bebek betina tersebut lepas dari tangan kami, dan berjalan dengan tegak, dalam dapur yang tertutup.

Kebetulan sekali seorang tetangga, teman mama datang masuk ke dapur dan terlihat ekspresi wajahnya melihat apa yang sedang terjadi. Tertegun dengan sedikit terbelalak
Dan kami minta tolong agar bebek tersebut jangan sampai keluar dari dapur.
Saya tidak ingat persis, bagaimana bebek tersebut akhirnya bisa ditanggulangi. Yang saya ingat, ketika sudah jadi dalam bentuk makanan, dagingnya sangat keras. Tidak bisa dinikmati. Sehingga mama menyimpulkan jangan beli daging bebek lagi.

Kadang-kadang saya kasihan saya mama, jarang ke vihara, sering memotong unggas dan menyediakannya untuk kami, di sisi lain saya berkata dalam hati, bahwa saya tidak mau melakukan itu semua. Saya hanya menilai, mama adalah orang yang baik dan sangat berarti dalam hidupku. Dalam banyak hal telah berkorban besar untuk anak-anaknya.

Pada suatu ketika, saya membaca sutra bakti seorang anak. Memang merupakan sutra mahayana yang mungkin tidak tahu asli atau tidak. namun saya merasa terpukul sekali membacanya. Saya sadar betul bukan sebagai seorang berbakti selama ini, tidak pernah memikirkan keadaan orang tua yang selalu berusaha yang terbaik buat anaknya.
Saya ingat, setelah membacanya, saya berubah menjadi suka melamun selama dua minggu. Semenjak saat itu, di kala ada kesempatan saya mencoba menanyakan apakah Beliau sudah makan atau belum, dan mencoba memasakkan mie instan untuknya.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya mendapat suatu pemahaman dari suatu sutra, entah asli atau tidak. pemahaman yang saya peroleh adalah karena tumimbal lahir yang tidak berujung pangkal telah membuat kondisi bahwa setiap mahluk tak terkecuali ternyata pernah menjadi Ibu kita. ibu yang melahirkan ketika kita masih berwujud binatang, setan, dewa, hewan tingkat rendah, dalam wujud kelahiran apapun. Saya melihat Saudara kandung kita, sahabat, teman, kenalan, guru, semua orang yang pernah ditemui dijalan pernah menjadi ibu saya, termasuk hewan, kupu-kupu, kucing, anjing, cacing, nyamuk, kutu, dan binatang lainnya.

Sulit rasanya mempercayai ini semua. kemudian saya mendapat pemahaman, "tapi yang terpenting adalah ibu pada saat ini, karena dia yang telah memberikan kebaikan pada kehidupan sekarang".

Kemudian saya mendapat pemahaman bahwa "kebaikan ibu di tahun lalu adalah tetap kebaikan seorang Ibu, demikian ketika ibu telah melahirkan kita dengan susah payah agar dapat belajar ajaran kebenaran sungguh suatu kesempatan yang langka"

Demikian pula dengan Ibu-ibu dikehidupan masa lalu dan tak terbatas dimasa lalu, saya telah melewati proses panjang dari rahim satu ke rahim lain, lahir dari ibu satu, ke ibu yang lain hingga saat ini memperoleh tubuh manusia yang dapat mengenal ajaran kebenaran, Entah mati lagi dan berharap bisa bertemu ajaran kebenaran dan terbebaskan
Semoga...

Saya menyadari bahwa kehidupan manusia yang kuperoleh sungguh suatu proses yang panjang yang saling terkait, tidak berdiri sendiri dari semua mahluk yang pernah dijumpai dalam mata dan ingatan.

Membalas budi orang tua yang sekarang pun belum, apa lagi semua mahluk yang adalah ibu kita dahulu kala.

Saya tidak peduli vegetarian atau tidak, namun khayalan saya mengatakan,  jika semua mahluk bersuara dan memiliki kesadaran bahwa mereka pernah menjadi ibu kita dan mengenal kita, maka mereka akan tetap berkata, karena kami lah engkau hadir di dunia ini, tidak peduli berapa banyak macam siksaan dan penderitaan yang kami alami, makanlah daging kami untuk dapat mencapai tujuan besarmu lahir ke dunia. Capailah kesucian tertinggi demi kami, kebahagiaan semua mahluk.

ini adalah kata-kata saya sendiri, perlu dibuktikan atau tidak, entah asli atau palsu.

Jika teman-teman dengan bervegetarian dapat memperoleh kemajuan pelatihan diri Lanjutkan perjuangan Anda yang terbaik
Jika teman-teman dengan bermakan daging dapat memperoleh kemajuan pelatihan diri
Lanjutkan perjuangan Anda yang terbaik

Semua aktivitas makan tidak akan bermasalah apa pun jika kita benar-benar memanfaatkan kehidupan kita saat ini, dengan aktivitas maksimal yang bisa dilakukan untuk pencapaian tertinggi dalam Dhamma.
Dengan demikian semua daging dan sayur tidak akan sia-sia.

Kotoran manusia pun bisa memberi manfaat bagi kehidupan
Apalagi Tubuh yang hidup dari makanan telah dirancang untuk mencapai tujuan luhur bagi semua mahluk
Jangan biarkan berakhir dalam tulang belulang
Membengkak dan hancur...
Sekian kali menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan...

Renungkanlah selalu dihati dan pikiran,
demi semua mahluk yang sedang menunggu kita.

Sharing pengalaman ini di dedikasikan kepada pencapaian kebebasan mutlak semua mahluk di alam semesta

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha


#5
Ketika seseorang menggunakan kutipan-kutipan untaian sutta untuk dihadapkan pada kutipan-kutipan untaian sutta yang lain, sebenarnya seseorang telah menggunakan intan untuk menggesek intan yang lain. tidak akan membuahkan hasil apa pun, hanya kelelahan dan ketidakpuasan. belum termasuk penyalahgunaan dhamma sebagai obat murni untuk penyembuhan pribadi menjadi racun bagi pihak lain yang berakibat semakin menghalangi jalan dharma pribadi. 

uraian sutta seharusnya dipahami sebagai suatu tuntunan yang perlu direnungkan dalam pengalaman pribadi dalam usaha pencapaian kebahagiaan sejati

sungguh halus untuk diselami, harus dialami sendiri dan akan menjadi  pengalaman yang tak ternilai.

soal kebenaran uraian untaian sutra ini dan itu sudah terlalu jauh, kita lihat kebenaran yang lebih dekat di sekitar kita.

Berita atau sinetron tentang seorang yang kaya raya atau miskin, merupakan suatu peringatan bahwa kita mungkin pernah mengalaminya di kehidupan lain.

Semua teks lagu bertema apapun yang pernah dinyanyikan semua terkait dalam dhamma, aku mencintai mu, aku tidak bisa berpisah denganmu misalnya, dapat dimaknai sebagai dorongan murni bahwa manusia selalu mencari kebahagiaan sejati.

Semua seminar-seminar motivasi, merupakan suatu bentuk dorongan agar kita selalu bersemangat dalam pencapaian kita dalam dharma.

Mendapatkan keberuntungan dapat dimaknai dimasa lalu pernah menanam benih keberuntungan dan telah masak untuk dialami.

Pengarahan keras dari orang lain dapat dimaknai pengembangan kesempurnaan pribadi diri kita.

Kejadian tiba-tiba terpeleset dapat dimaknai bahwa tidak ada fenomena yang pasti dalam hidup

Merasa kesulitan mencari pasangan alas kaki yang berpindah tempat, merupakan suatu pemahaman bahwa kita cenderung terikat dalam dualisme dunia ini
benar atau salah
putih atau hitam
jahat atau baik
asli atau palsu

hal ini perlu direnungkan

ketika ada seorang anak kecil berkata : "Ih wajahmu jelek"
mungkin dapat dimaknai, bahwa batin yang perlu dipercantik.

Ketika ada orang berkata: "Penampilanmu  menarik sekali"
Mungkin dapat dimaknai bahwa Ego tampil menarik telah muncul dalam batin kita.

Ketika ada orang berkata: "Kau memfitnah saya"
Mungkin dapat dimaknai bahwa jika kita sadar tidak pernah melakukannya, mungkin dikehidupan yang lalu pernah, dan kita masih membawa kekotoran batin tersebut hingga sekarang. Yang mana kotoran tersebut harus dibersihkan dengan tuntas. Tidak menyalahkan perkataan dari orang tersebut.

jika telah dapat dipahami sebenarnya semua fenomena disekitar adalah fenomena dhamma bermakna bagi pelatihan diri, tidak pernah terpisah dari kita,
lantas apa yang dapat dikatakan tentang sutra ini yang benar, sutra itu yang benar.

sutra lankavatara sutra dapat dimaknai bahwa dengan menahan diri memakan daging dapat menjadi salah satu tawaran metode penyempurnaan diri dengan melepaskan keterikatan melalui aktivitas pembatasan makan sehari-hari. jika dijalankan sungguh-sungguh akan memperoleh manfaat besar dari latihannya

di sisi lain, seorang pemakan daging murni dengan tekad proses penyempurnaan diri, merenungkan sedang mencicipi kematian sesering yang dimakan tiap hari dan secara bertahap mengembangkan ketidakterikatan akan kehidupan dan kenikmatannya, akan memperoleh manfaat besar dari latihannya.

Sutra tentang seorang murid yang mengunjungi Guru Agung,
dapat dimaknai bahwa dalam pandangan kesempurnaan, semua fenomena adalah sempurna, tidak cacat sedikitpun termasuk daging.
sebagai seorang pelatih diri, sebaiknya mengarahkan ketidaksempurnaan pandangannya bukan pada fenomena di luar diri seperti daging dan perilaku memakannya
yang akan tentu dipahami dalam konteks ketidaksempurnaan sama seperti dirinya,
sebaiknya seorang pelatih diri fokus pada peningkatan perilaku-perilaku yang belum sempurna agar menjadi sempurna sebagai mana Guru Agung memandang.
Dalam posisi ini, baik vegetarian atau non vegetarian sebagai murid masih perlu menyadari ketidaksempurnaan diri pada perilaku-perilaku yang belum sempurna agar menjadi sempurna. Apa pun definisi perilaku dan niatnya.

Selama seseorang hidup terikat dalam pandangan dualisme berpasangan, benar-salah, panas-dingin, baik-buruk, enak-tidak enak, nyaman-tidak nyaman
maka hal ini akan terus mempengaruhi cara pandang semua fenomena yang hanya terdiri dari dualitas termasuk dhamma ajaran "yang murni" dan akan mempengaruhi pihak lain.

Selama seseorang hidup berusaha lepas dengan mencari ini dari pandangan dualisme berpasangan, benar-salah, panas-dingin, baik-buruk, enak-tidak enak, nyaman-tidak nyaman.
Maka hal ini akan terus mempengaruhi cara pandang semua fenomena yang hanya terdiri dari kebenaran mutlak termasuk dhamma "ajaran murni" dan akan mempengaruhi pihak lain

berdasarkan pemahaman ini, penggunaan uraian sutta sebaiknya ditanggapi secara netral dan dipahami sebagai inti yang bermakna dalam pengembangan diri kita menuju kesempurnaan.

Tujuan besar warisan dhamma seperti yang telah diketahui adalah mencapai pembebasan yang melampaui dualitas.
dan Praktek pengalamannya ada dalam tangan kita masing-masing.

dengan bergantung pada diri sendiri beserta tekad bulat, usaha dan segala potensi karma baik yang dimiliki
seseorang dapat mengembangkan cara memandang suatu fenomena di luar diri sebagai dhamma yang tidak terpisahkan dari dirinya.
yang mengajarkan dan menuntun kita untuk mencapai kesempurnaan diri.

kembangkanlah tekad dan usaha dalam memandang semua fenomena adalah
memiliki maksud untuk pengembangan jalan cita-cita luhur

Semua fenomena bagaikan Guru sejati yang membimbing dengan cara baik,
Sebaik cara kita memandang fenomena itu sendiri.
Semua tergantung diri kita masing-masing dalam memandang fenomena

renungkanlah
jumlah panca indera kita seperti dua mata, dua telinga, dua lubang hidung, ratusan receptor lidah,
ratusan receptor kulit. ada lima kumpulan indera yang digunakan untuk menerima sensasi fenomena dhamma di luar diri,
dan hanya satu indra yaitu lidah dalam rongga kosong yang hanya digunakan untuk menyatakan kebenaran melalui proses indera ke enam yaitu pikiran.

Dua mata, satu pemandangan yang terlihat
dua telinga, satu suara yang terdengar
dua lubang hidung, satu bebauan yang tercium
ratusan receptor, satu rasa yang dikecap
ratusan receptor kulit, satu sentuhan yang dirasakan

lidah dalam lubang mulut merupakan simbol kebenaran tertinggi ada di ucapan kita,
yang digunakan hanya untuk menguraikan kebenaran dhamma.
Tubuh manusia secara sempurna dirancang untuk mempelajari semua fenomena dualitas,dan mentransformasikan menjadi nondualitas
yaitu kebenaran mutlak yang tidak berbentuk apa pun dalam simbol suara yang mengetarkan alam semesta.

Renungkanlah kelahiran sebagai manusia dengan beberapa kondisinya

Penjelasan ini didedikasikan demi pencapaian kebahagiaan sejati semua mahluk agar terbebas dari derita rasa sakit, derita kematian, dan derita kelahiran yang tidak pernah berakhir.

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha
#6
Ada Suatu pemahaman sendiri yang mungkin telah diketahui, bahwa kita sendiri sebaiknya tidak mudah mempercayai suatu hal karena itu tertulis dalam kitab suci, diturunkan dari orang-orang tua, sudah turun temurun, karena ada orang besar yang mengatakannya dan lain sebagainya.

sifat dari semua fenomena adalah netral, dan akan memiliki makna dan nilai jika telah masuk pada indera dan pemahaman kita.

tema vegetarian itu sendiri adalah netral, tidak benar juga tidak salah
namun bagi individu yang memiliki pemaknaan dan nilai yang saling berbeda memiliki sudut pandang masing-masing.

bagi seseorang yang mendukung vegetarian, secara alami akan mendapatkan alasan-alasan yang mendukung ke arah vegetarian. bentuknya bisa berbagai macam, alasan berasal dari sutra, alasan kesehatan, panggilan cinta kasih, alasan perbedaan karakter binatang pemakan daging dan karakter binatang pemakan sayur dan lain sebagainya.

bagi seseorang yang tidak mendukung vegetarian, secara alami akan mendapatkan alasan-alasan yang mendukung tidak ke arah vegetarian. bentuknya bisa berbagai macam, alasan berasal dari suatu peraturan yang tidak mengharuskan ataupun tidak melarang, alasan makan daging berasal dari aturan boleh terjadi dalam beberapa kondisi, alasan dari penilaian suatu sutta asli atau tidak, dan alasan lainnya

namun, soal vegetarian tidak perlu terlalu jauh.
kita semua adalah mahluk yang saling terkait satu sama yang lain. udara yang kita hirup juga dihirup oleh semua mahluk apa pun jenisnya. kita semua saling terkait dan saling mempengaruhi. keberadaan mahluk lain tentu dipengaruhi kehadiran, cara berpikir, berkata dan berperilaku kita.

jika seseorang memutuskan untuk vegetarian, maka dia memilih cara memperlakukan diri sendiri dan lingkungan dengan cara seperti itu
tentu dengan dampak bagi pribadi dan lingkungan sekitarnya.
jika seseorang memutuskan untuk tidak vegetarian, maka secara alami, dia memilih cara memperlakukan diri sendiri dan lingkungan dengan cara seperti itu,
tentu dengan dampak bagi pribadi dan lingkungan sekitarnya.

kehadiran tema vegetarian yang netral, sebaiknya disadari sebagai tema yang patut direnungkan
1. apakah masing-masing dari diri kita telah berusaha melepaskan keterikatan pada masakan tertentu, atau pun terikat dengan masakan jenis lain
2. apakah masing-masing dari diri kita telah berusaha mengembangkan cinta kasih universal yang berlaku bagi semua mahluk atau demi kebahagiaan pribadi semata
3. apakah pernah direnungkan bahwa suatu saat kita kembali mencicipi kematian sesering yang dimakan setiap hari atau tidak

salah satu sila dasar adalah "bertekad" untuk menghindari pembunuhan. bukan melarang pembunuhan.
pengembangan tekad/niat adalah hal yang lebih esensial daripada perilaku menghindari membunuh itu sendiri.
tekad/niat menghindari pembunuhan ini sangat terkait dengan kepedulian demi kesejahteraan hidup semua mahluk.

suatu alur berpikir yang dirasa tidak "mungkin" adalah:
jika banyak orang memiliki tekad menghindari pembunuhan,
maka dapat diperoleh hasil hanya sedikit orang yang makan daging.

suatu alur berpikir yang dirasa "mungkin" adalah:
jika kebanyakan orang tidak memiliki tekad menghindari pembunuhan,
maka cukup banyak orang yang makan daging.

kedua alur berpikir di atas adalah sama-sama "mungkin" dapat terjadi

singkat kata dari dua kemungkinan tersebut, Seseorang cenderung terikat dengan kondisi yang telah ada ada, mungkin dirasa sulit melepaskan keterikatan itu.
Tujuan besar Dharma adalah penghancuran keterikatan, ego, Pengembangan cinta kasih, dan mencapai kesucian mutlak demi kebahagiaan semua makhluk tak terbatas di semesta raya.

berangkat dari pemahaman ini,
Dalam perubahan diri dari seorang yang biasa menjadi manusia luar biasa tidak terjadi dalam semalam
membutuhkan tekad yang besar dan mulia disertai perilaku, melalui proses yang panjang dan bermakna di dalamnya
tekad vegetarian ataupun tidak vegetarian menjadi bagian kecil dalam proses tersebut
soal vegetarian atau tidak, diserahkan kembali bagi individu masing-masing yang masih bertekad untuk mencapai tujuan luhur tersebut
yang diterapkan dalam pikiran, perkataan dan perilaku.

kita sebaiknya berusaha menyembuhkan racun dari panah yang menancap di tubuh kita
mencoba tidak memfokuskan energi mencari alasan jawaban dari mana asal panah tersebut,

kita sebaiknya berusaha mencapai tujuan kelahiran sebagai manusia
mencoba tidak memfokuskan energi mencari alasan dan jawaban permasalahan yang dirasakan panca indera yang tiada henti.

jika seseorang memiliki tujuan ingin hidup bahagia melalui panca indera, terlahir di alam surga, hingga alam brahma
sebenarnya memeluk dharma yang lain dapat dinilai sudah cukup.

jika seseorang memeluk Buddha Dharma, secara tidak langsung seseorang telah mengkondisikan diri berada dalam jalan dharma mencapai Kebuddhaan. Kebahagiaan sejati.
realisasikan dharma dengan mencapai cita-cita luhur, kesucian mutlak sesuai dengan tujuan pembabarannya
demi kesejahteraan dan kebahagiaan sejati semua mahluk.

keraplah hal ini direnungkan, tidak berakhir dalam identitas yang semu.


Penjelasan ini didedikasikan untuk pencapaian kebahagiaan sejati semua mahluk di semesta raya

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha