Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - gochan

#1
Quote from: baruna on 16 February 2015, 08:58:58 PM
saat melihat upadana, timbul bosan, mesti begitu selalu.
timbul dorongan u melepas. jika dorongan itu lebih besar dari upadana
ya baik sekali . satu hal ikatan sudah kendur.

tahu bagaimana rasanya diikat, tentu mengerti gembiranya ikatan kendur.

Dhammapada Bab XVIII, 17

Tiada api yang dapat menyamai nafsu,
Tiada jepitan yang dapat menyamai kebencian,
Tiada jaring yang dapat menyamai ketidak tahuan,
Dan tiada arus yang sederas nafsu keinginan

_/\_
#2
Bisakah dijelaskan Dhammapada Bab XXV, 10 ini :

O bhikku, kosongkanlah perahu ( tubuh ) ini.
Apabila telah dikosongkan, perahu ini akan melaju pesat.
Setelah memutuskan nafsu dan keinginan, maka engkau akan mencapai Nibanna.

Terimakasih _/\_
#3
Quote from: baruna on 12 February 2015, 02:28:08 AM

Bagaimana jika :
Itu bukan upadana.
Syratnya

Keluarga yg mandiri
Tentu sesuai pancasila

Jika bukan upadana itu sangat baik.

Namun melihat proses itu upadana sudah ada. _/\_ 

#4
Quote from: Kelana on 08 February 2015, 12:29:23 AM

Jika memegang konsep  kosong=isi dan isi=kosong, maka sudah lama Sang Buddha membiarkan dirinya tanpa pakaian dan menjadi petapa telanjang. Oleh karena itu bagi yang mengatakan isi=kosong dan sebaliknya saya persilahkan untuk bertelanjang ria dan menganggap dirinya berpakaian.

Itu saja Thanks

At Kelana,
Saya setuju bila kosong bukan isi dan isi bukan kosong.

Bagaimana tanggapan anda bila dikatakan : Dalam kosong ada isi dan didalam isi ada kosong

Maafkan pertanyaan saya yang bodoh  _/\_
#5
Quote from: baruna on 08 February 2015, 01:27:15 AM

Ini jawabannya

Quote from: langitbiru link=topic=649.msg10424#msg10424 date=1190959509
Jumat, 28 Sept 2007

i]krn malem flu, jd bangun 2 jam lbh lambat dr biasanya. set alarm jam 15 mnt[/i]

br tarik nafas bbrp kali, keluarga bangun. anak berusaha menarik perhatian, dgn mencubit. krn diam saja, dia mulai bermain di atas meja kaca. krn berbahaya, terpaksa bangun dr meditasi, dan menurunkannya. br sebentar, anak mulai menjambak rambut. dan trakhir memukulkan hp ke kepala  :'(

for saving my life, ga jadi meditasi deh hr ini  :'(

Nah ini kemelekatan bukan  :| _/\_
#6
Quote from: baruna on 08 February 2015, 02:45:06 PM
atgocan

jika menemukan betet, sy paling kesal



Pasti sy fangsen ke hutan.

Ada beberapa perubahan yg disesuaikan dengan kondisi umat biasa.
Sayagi u bakin membuat metode menjadi lebih mudah, dengan menghilangkan
yg sukar. Jadilah meditasi model goenka.

Ini idealis namun rasional.
itulah alasan suhu memukul sy 1000 kali, dan hanya menegur adik Adik sy satu kali saja.

Setuju aturan harus sesuai dengan yang menerima
#7
Quote from: baruna on 08 February 2015, 12:17:29 AM
Jika benar kekosongan, siapa yg mau.
Jadi yg benar tetap anicca, perubahan.itu sudah batas atas.

At Baruna,
Jadi mirip , kenyataannya dukkha , siapa yang mau.

Bicara tentang anicca tentu kita ingat kondisi lain yaitu dukkha dan anatta , tiga corak ini selalu berhubungan

Apapun yang tidak kekal itu adalah tidak memuaskan .
Apapun yang tidak memuaskan itu adalah tanpa inti.

Nah bisakah dijelaskan arti tanpa inti (anatta) _/\_
#8
Buddhisme untuk Pemula / Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
07 February 2015, 10:42:22 PM
Quote from: pengelana_abadi on 07 February 2015, 07:56:40 PM
jangan asal OMONG!

sebutkan sumber yang menyebutkna penulis sutra hati itu arahatta magga

Seandainya orang sakit sibuk bertanya siapa  pembuat obat yang diberikan oleh dokter , bisa-bisa ia tidak merasakan manfaat obat tersebut.

Lain halnya bila yang diberikan dokter itu racun, akan tetapi beranikah dokter memberikan racun?

_/\_ 
#9
Buddhisme untuk Pemula / Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
07 February 2015, 10:35:42 PM
Quote from: baruna on 07 February 2015, 05:27:56 AM
Ini adalah cuplikan sutra hati.

Orang yg menulisnya menguasai arahatta magga.
Mampu memutuskan 8 dari 10 samyojana atau belenggu kehidupan.

Proses kesedihan itu memiliki banyak sebab yg mendahului.
bijaksana jika sebab yg baik dikembangkan dan sebab sebab yg tidak baik dikurangi
Sbg kesedihan berkurang, berganti dengan gembira seperti sebelumnya.

Terimakasih atas infonya _/\_
#10
Quote from: baruna on 07 February 2015, 06:35:01 PM
Kesimpulan itu salah.anicca mengajarkan perubahan , bukan kekosongan.

Mengapa jadi anicca ?
Bukankah yang sedang dibicarakan kekosongan ? kesimpulan saya berdasarkan contoh mengenai kekosongan.
#11
Quote from: xenocross on 07 February 2015, 09:46:15 AM
Sutta Pitaka dalam Kanon Pali menjelaskan sepuluh "belenggu-belenggu untuk menjadi":[6]

    percaya pada diri (Pali:sakkāya-diṭṭhi)[7]
    keraguan atau ketidakpastian, terutama mengenai ajaran (vicikicchā)[8]
    Kemelekatan pada ritual dan kebiasaan (sīlabbata-parāmāso)[9]
    nafsu indria (kāmacchando)[10]
    keinginan buruk (vyāpādo atau byāpādo)[11]
    nafsu akan keberadaan materi, nafsu akan kelahiran kembali secara material (rūparāgo)[12]
    nafsu akan keberadaan non-materi, nafsu akan kelahiran kembali di dunia tanpa bentuk (arūparāgo)[13]
    kesombongan (māno)[14][15]
    kegelisahan (uddhaccaŋ)[16]
    kedunguan (avijjā)[17]

Terimakasih atas penjelasannya _/\_

Mengenai kemelekatan, apakah tidak termasuk kemelekatan pada hal lainnya ?

Tolong dapat di jelaskan juga : Apakah keterikatan (terutama terhadap keluarga ) itu merupakan kemelekatan ?
#12
Quote from: baruna on 07 February 2015, 06:22:06 AM
Dasar penghancuran adalah patahnya
8 dhamma yg penopang kehidupan, yg dikenal hasta lokiya dharma.
Untung pujian nama baik , dst...

Selama dasarnya ada, tahap berikutnya tidak mungkin ada.

Terimakasih atas penjelasannya  _/\_
#13
Quote from: jimmykei on 04 August 2009, 08:54:44 PM

contoh:
rumah kelihatan nyata/tampak/"isi"
tetapi sebenarnya kosong karena rumah terdiri elemen2 penyusunnya,
seperti batu, pasir, semen,dll.
sejatinya tak ada yang namanya rumah, kita menamainya demikian, karena bentukan elemen2 tersebut sedang eksis dimata kita.

see? :)

Dari contoh ini , dapatkah diambil kesimpulan ' Kita semua kosong ' ? Karena kita terdiri dari badan Jasmani dan rohani
_/\_
#14
Buddhisme untuk Pemula / Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
06 February 2015, 10:19:13 PM
Quote from: baruna on 29 January 2015, 06:30:24 PM
Rupa adalah sunyata
Sunyata adalah rupa
Proses apakah yg membuat pancaskandha sedih
Sehingga dari sunyata menjadi bukan sunyata


Maaf , berhubung pengetahuan saya dangkal, dapatkah dijelaskan bait diatas ?

Hormat sebelumnya _/\_
#15
Buddhisme untuk Pemula / Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
06 February 2015, 10:13:23 PM
Quote from: gryn tea on 29 January 2015, 01:47:34 PM
-Karma Orang Tua Dan Anak-
Mahasiswi di atas merupakan gadis yang baik. Ia dapat menjadi baik berkat pendidikan agama yang diperolehnya di bangku sekolah. Ia tekun belajar agama Buddha. Ia rajin mendengarkan dan berdiskusi Dharma dengan tokon-tokoh Buddhis. Ia senantiasa berusaha melaksanakan Pancasila Buddhis dalam kehidupannya sehari-hari. Ia senang berbuat amal sesuai denga kemampuannya.

Ikut prihatin atas apa yang dialami .
BTW seandainya itu terjadi terhadap anda , apa yang akan anda lakukan ?