Kalau yang dimaksudkan oleh Bro Purnama dengan "Kendaraan Kecil" , maka itu dalam terminoloy Buddhis yang saya pahami adalah "Hinayana" ( Hina = Kecil ; Yana = Jalan / Kendaraan ).
Semoga anda berbahagia 
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts Menu
Quote from: purnama on 19 November 2009, 01:25:57 PMQuote from: Indra on 19 November 2009, 01:23:24 PMQuote from: purnama on 19 November 2009, 01:21:13 PMQuote from: Indra on 19 November 2009, 01:17:35 PMQuote from: purnama on 19 November 2009, 01:06:58 PMQuote from: Sattaloka on 17 November 2009, 11:02:34 AM
aku tidak setuju kalau Theravada adalah tradisi, Vada sendiri kan artinya ajaran, thera : Sesepuh. sedangkan Mahayana lebih sebagai gerakan (kendaraan) yang besar, menurut saya mengarah pada gagasan.
mahayana yang dulu (yang bukan skolastik) tidak bisa dibandingkan dengan theravada.
koreksi teravada bukan itu artinya, kalo artinya seperti itu anda namanya baru belajar
Bro Purnama,
dengan menyebut orang lain sebagai "baru belajar" anda telah memposisikan diri sebagai "advance", bagaimana definisi theravada dari sudut pandang anda "yang advance"?
duh pak dia ajah masih salah mengartikan arti teravada ( tera = kecil vada = kendaraan). dia aja masih salah mengartikannya
tera = kecil vada = kendaraan -> ambil dari kamus mana?
Pelajaran agama buddha dasar dari departemen pendidikan pak
Quote from: marcedes on 19 November 2009, 01:20:36 AM
[at] bro exam..
sy kan tanya dari segi "ekonomis" ^^ jadi mesti pakai calculator lah.....
menurut gw sih paling enak tuh tinggal milih [ nyari ayam sakit lah istilah nya ]...
soalnya milih yg bagus terus.....
kalau istri kan 40 tahun "time of value-nya" juga udah kurang, misalkan keriput, belum lagi masalah kewanitaan....aduh....

Quote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2009, 03:17:58 PMQuote from: ratnakumara on 18 November 2009, 03:11:49 PMQuote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2009, 03:09:15 PM
Gaya hidup Amerika/Eropa yang seperti apa?
Yah, yang suka sama suka.., "One Night Stand"... , tanpa ikatan, dll, dst, dsb.
Sepertinya banyak tuh di film diceritakan begitu.., saya sendiri sih belum pernah ke Eropa atau Amerika, jadi belum tau juga persisnya kayak apa
Apa manfaatnya dari hal seperti itu? Memang biasanya alasan mereka adalah supaya lebih kenal, tapi kalau menurut saya sih, untuk lebih kenal tidak perlu sampai "naik ranjang", kecuali kalau memang mau lebih kenal secara seksual.
Dan kita sebetulnya tidak bisa bilang itu gaya hidup di "sana", karena di sini pun sudah "dipraktekkan". Tapi karena memang media di sini mayoritas munafik jadi seolah-olah di negara ini "sex before marriage" adalah barang antik.
Quote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2009, 03:09:15 PM
Gaya hidup Amerika/Eropa yang seperti apa?

, sepertinya biaya recovery atas hantaman psikisnya lumayan besar juga tuh...
Quote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2009, 02:13:41 PMQuote from: DragonHung on 18 November 2009, 01:55:02 PM
Pengetahuan yg demikian sih Sis kalo bisa jangan dipake untuk 'mengukur' orang lain. Soalnya kalo kemampuan batin kita kurang terus nge-judge seseorang demikian biasanya sih malah nambah noda bagi batin.
Setelah mengetahui yg demikian cukup dipake buat ngukur diri sendiri, jadi pembuktiannya gampang, contohnya:
- Sering melanggar sila atau tidak, jika TIDAK tetapi ada bau badan, besar kemungkinan karna karma buruk kehidupan lampau. Kalo untuk ini tinggal menjalani saja akibat karma buruk itu .
- Sering melanggar sila dan timbul bau badan, seharusnya ini jadi alarm atau peringatan bagi diri sendiri bahwa pelanggaran sila yg telah saya lakukan ternyata telah berakibat karma buruk yg demikian. Jadi seharusnya saya takut dan malu untuk melanggar sila lagi.
Begitu loh Sis, maksud sharing saya ini.
Sepertinya ratnakumara itu "bro" deh.
Memang maksudnya bro ratnakumara itu adalah agar jangan tergesa-gesa menilai seseorang berdasarkan satu asumsi karena sebetulnya banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya sesuatu. Jadi pengetahuan dhamma jangan sampai dijadikan alat menghakimi orang lain.


Quote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2009, 09:40:36 AMQuote from: ratnakumara on 18 November 2009, 09:10:35 AM
Mau tanya nih,
Bagaimana dengan seseorang yang memang pembawaannya memang sangat mudah berkeringat dalam setiap kesempatan ? Ada lhoh, teman saya , yang selalu berkeringat, sehingga ketiaknya mengeluarkan bau tidak sedap. Dia akan berhenti berkeringat bila berada di tempat yang teduh, atau ber-AC yang dingin.
Nah, sepertinya teman saya itu juga tidak buruk2 amat dalam hal 'moralitas'-nya. Tapi, kok tetap berbau kurang sedap ya ? ( Kecuali ia menggunakan parfum untuk menghalau bau tidak sedap dari ketek-nya itu ).
Anumodana atas penjelasan para sahabat.
Mettacittena.
Dalam kisah-kisah dhamma, bukan hanya moralitas masa sekarang, tetapi moralitas masa lalu juga bisa menentukan hal tersebut. Misalnya ada satu kisah dari Bhadda Kappilani yang dalam salah satu kehidupan lampau pernah mengisi lumpur di mangkuk seorang Pacceka Buddha yang menyebabkannya dalam salah satu kelahiran mendatangnya memiliki bau yang sangat tidak sedap, walaupun dalam kehidupan itu ia seorang yang memiliki sila yang baik.












)
