Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Endangered_Mind

#1
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
22 December 2012, 09:54:43 PM
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:58:37 PM
kata yg sudah punya definisi? sekali lagi, fakta bahwa kaat "tumimbal" tidak terdapat pada KBBI membuktikan bahwa kata itu belum punya definisi. menggunakan kata yg belum terdaftar dalam KBBI jelas adalah "mencari kata yg baru", jadi apa salahnya dengan mencari kata baru? anda menerapkan standar ganda di sini, menurut anda kita sebaiknya tidak mencari kata baru, KECUALI kata "tumimbal"

kata serapan itu sah2 saja, kecuali kata "REINKARNASI"

Bukan standar ganda. Kata Reinkarnasi itu sudah diserap kedalam bahasa Indonesia. Memangnya kata reinkarnasi itu asalnya darimana? Hanya saja kata itu sudah diregister untuk makna yang lain. Asal nyablak aja anda ini.


Kita membahas beda Tumimbal Lahir dengan Reinkarnasi, bukan kepantasan kata Tumimbal itu digunakan atau tidak, atau apakah dia terdaftar di KBBI atau tidak. Kalau masalah anda hanya karena kata itu tidak ada dalam KBBI, ya daftarkan saja. Atau, tetapkan saja Tumimbal itu sebagai kata baru.  Anda sedang mempermasalahkan tetek bengek yang sama sekali tidak menjadi substansial pembahasan.
#2
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:21:57 PM
jadi menurut anda, kisah Jataka itu menceritakan kisah bohong tentang kehidupan masa lampau Sang Bodhisatta?

pernahkah anda mempelajari ajaran agama lain? bagaimana ajaran penciptaan menurut agama lain itu?

Buddha tidak menciptakan peraturan, tidak membuat larangan? pernahkah anda membaca Vinaya Pitaka atau Patimokkha?

Apa pengertian anda tentang MENCIPTAKAN? Apa beda menciptakan dan menjabarkan?

Menciptakan itu membuat dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Tuhan menciptakan peraturan, membuat batasan, apa yang boleh dan apa yang tidak. Tuhan tidak perlu memberi alasan mengapa ini boleh mengapa tidak, karena Tuhan tidak mematuhi kompas moral apapun, Tuhan adalah kompas moral itu sendiri. Nah, apa yang dikatakan Tuhan sebagai boleh dan tidak boleh, itulah DOKTRIN. Doktrin itu ada oknum pencetus atau penciptanya, ada oknum penegaknya, dan ada sistem punishment dan reward yang diinisasi dan berkorelasi langsung dengan pencipta dan penegaknya.

Buddha tidak menciptakan sistem, tidak menciptakan alam2 kehidupan, tidak membuat peraturan mengapa karma harus membuat orang menderita dan sebagainya. Manusia hidup menjadi tua dan sakit bukan karena Buddha menghendakinya begitu. Peraturan itu sudah ada dan tetap akan ada. Buddha adalah oknum yang mencapai penerangan sejati, memahami segala sesuatu tentang system itu dan membuat sebuah manual bagaimana semestinya orang harus menjalani kehidupannya didalam system tersebut.

Contoh yang lebih sederhana lagi.

Doktrin: Seorang ayah berkata kepada anaknya. Budi, kalau kamu mau makan, terlepas itu sarapan, makan siang atau makan malam. Kamu harus lebih dulu berganti pakaian bersih, lalu cuci tangan sampai bersih pakai sabun, sampai kesela kuku. Kalau tidak, maka kamu akan saya hukum. Ada peraturan yang dibuat, ada ancaman sanksi yang diinisiasi langsung oleh oknum penegak doktrin.

Ajaran/ Pengajaran: Budi, udara dan benda penuh dengan bakteri dan kuman, bila termakan akan menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, sebelum makan, cucilah tangan bersih2, gantilah pakaian bersih. Dengan begitu kamu bisa terhindar dari sakit penyakit. Dalam pengajaran tidak ada sanksi hukuman, tetapi penjabaran konsekwensi dari sebuah tindakan. Disini tidak ada larangan, tetapi pemberitahuan apa yang semestinya dihindari. Larangan selalu datang dengan sanksi. Ingat itu.

Hukuman/ sanksi: Budi ketahuan oleh ayahnya makan tanpa cuci tangan, lalu dia dijewer dan dihukum berdiri menghadap tembok.

Konsekwensi: Budi makan tanpa cuci tangan, lalu besoknya mencret.

Apakah seorang kr****n atau Muslim bisa menjalankan ajaran Buddha? Sangat bisa, tidak peduli siapa dia, ketika dia berbuat welas asih, menghindari pembunuhan atau perbuatan keji, atau begitu dia mengorbankan keegoisannya demi orang lain, begitu dia memberi makan orang kelaparan yang dia tidak kenal, dia sudah menjalankan ajaran Buddha tanpa meninggalkan identitas agamanya. Apakah Buddha pernah mengatakan kamu tidak boleh punya Tuhan kalau mau menjalankan ajaran Nya? Buddha bukan agama, tetapi sebuah ajaran universal, yang bisa lintas agama dan golongan. Saya tidak mengerti mengapa sebagai seorang Buddhist anda begitu sulit menerima ini.

Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:21:57 PMsebagai referensi, saya berikan definisi doktrin versi KBBI:

dok·trin n 1 ajaran (tt asas suatu aliran politik, keagamaan; 2 pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, ketatanegaraan) secara bersistem, khususnya dl penyusunan kebijakan negara: dl sejarah Amerika kita kenal -- Monroe

Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:21:57 PMApakah tidak ada ajaran dalam Buddhisme yang memenuhi definisi di atas? bagaimana dengan ajaran Empat Kebenaran Mulia, Ajaran Paticcasamuppada, dll apakah itu juga bukan doktrin?

Buddhism bukan agama, bukan partai politik, tidak mengatur ketata negaraan dan tidak menyusun sistem. Jadi tidak bisa masuk kedalam kategori Doktrin.

#3
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:54:40 PM
silakan tunjukkan di mana saya memelintir kata anda, yg saya tanyakan adalah kata2 anda sendiri. apakah anda tidak menyarankan agar menggunakan kata "Atheist" ketika saya mempertanyakan itu? apakah anda membantah memberikan definisi agama adalah "bertuhan"?

anda memang tidak mengatakan bahwa atheist adalah orang beragama, tetapi anda menyarankan atheist dicantumkan dalam field agama dan ini bermakna bahwa atheist memenuhi syarat sebagai agama, dan dengan demikian juga bermakna bawah atheist bertuhan. apakah salah salah menyimpulkan hal ini? kalau salah tolong ditunjukkan kesalahan saya.

Kita sedang berbicara dalam lingkup konteks, bila Buddha itu tidak sepantasnya dicantum ke dalam kolom agama, maka kata apa yang semestinya, atau paling dekat. Kata atheist dikolom agama itu untuk MENGAKOMODASI kata Buddha, bukan mengakomodasi kata AGAMA.


Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:54:40 PMsewaktu dulu ada perdebatan mengenai ketuhanan dalam Buddhisme, ternyata para pendahulu kita yg bijaksana mampu membuktikan adanya ketuhanan dalam Buddhisme, dan saya bisa menerima hal itu.

Siapa Tuhan yang disembah pengikut Buddha?

Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:54:40 PMdi mana saya mengatakan bahwa Oxymoron adalah kata umpatan/ejekan? tapi terima kasih atas penjelasan anda atas definisi oxymoron itu, dan tampaknya kata itu lebih tepat ditujukan pada pernyataan anda sendiri.
http://grammar.about.com/od/mo/g/oxymoronterm.htm

we're not using voice here, but think carefully before clicking "post". That probably would save you from losing your ass.

Baca saja kalimatmu sendiri.

Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:28:08 PM


tapi anda benar, pertanyaan dan jawaban ini jadi tampak seperti pertanyaan moron dengan jawaban idiot
#4
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
22 December 2012, 08:51:35 PM
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:44:34 PM
bagaimana jika kata "reinkarnasi" diberi definisi sesuai "tumimbal lahir", apakah ini jadi tidak bisa diterima juga? Sang Buddha sendiri juga banyak memasukkan kata serapan yg sudah berlaku sebelum masa Sang Buddha, misalnya kata "Nibbana" yg aslinya memiliki arti berbeda dengan "Nibbana" dalam konteks ajaran Sang Buddha. kata "Dhamma", "Sangha" dll yg memiliki arti berbeda dengan apa kemudian diajarkan oleh Sang Buddha.

Mengapa harus memberi definisi lain kepada sebuah kata yang sudah punya definisi sendiri? Bila Reinkarnasi diberi definisi Tumimbal lahir, lalu bagaimana definisi asli dari Reinkarnasi itu sendiri? Apakah harus mencari kata yang baru? Mengapa harus mempersulit sesuatu yang seharusnya gampang, demi memenuhi keinginan?

Kata serapan itu sah2 saja selama setelah diserap, tetap merujuk pada hal yang sama. Misalnya  computer, diserap menjadi komputer tanpa mendua kan arti.

#5
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:28:08 PM
mari kita telusuri, pertama anda menyatakan bahwa Buddhisme tidak memenuhi syarat sebagai agama karena tidak bertuhan, lalu anda menyarankan agar field agama dalam KTP ditulis Atheist, yg menyiratkan bahwa Atehist memenuhi syarat sebagai agama. pertanyaan saya adalah tuhan apa, kalau begitu, yg disembah oleh para atheist?



Sepertinya anda orang yang gemar memelintir fakta. Bila saya mengisyaratkan Atheist sebagai agama, mungkin kah saya berpendapat kata itu cocok mewakili Buddhist yang JELAS2 saya sebut bukan bagian dari agama?


Saya tidak pernah menyarankan, atau menganjurkan Atheist itu ditulis sebagai identitas agama. Itu saya katakan karena anda bertanya apa yang semestinya ditulis disana bila Buddhism bukan agama. Dan itu tidak berarti saya mengatakan Atheist adalah orang beragama, atheist adalah orang yang berada diluar dari ranah agama.

Sekarang saya bertanya, menurut anda apakah Buddhism itu agama? Pantaskah Buddha itu dituliskan dikolom agama?


Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:28:08 PMtapi anda benar, pertanyaan dan jawaban ini jadi tampak seperti pertanyaan moron dengan jawaban idiot

Anda sepertinya merasa kata Oxymoron adalah kata umpatan/ ejekan seperti moron dan idiot. Saya katakan kepada anda, kata Oxymoron itu bukan ejekan tetapi sebuah kondisi dimana sebuah kalimat kontradiksi dengan dirinya sendiri. Misalnya, siapa Tuhan dari seorang Atheist.

http://grammar.about.com/od/mo/g/oxymoronterm.htm

Don't raise your voice, improve your argument. That probably would save you from the bad light.  :)
#6
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
22 December 2012, 08:33:12 PM
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:07:22 PM
apakah anda tidak mengatakan ini?

Begini, sepertinya anda punya kebiasaan membaca tanpa mengerti arah dan konteks. Saya jabarkan secara detail buat anda.

Yang saya maksudkan dengan tidak penting, adalah fisik ( lihat quote saya dibawah ) dari sebuah kata. Anda mengerti kata fisik? Tidak penting kata itu harus Tumimbal lahir, Tumambil Lihar dll, tidak penting kata itu ada didalam KBBI karena kita bukan sedang membahas kosa kata, fonetik atau morfologi. Yang penting adalah, bila kata itu disepakati merujuk pada sebuah kondisi tertentu, yang tidak bias dari apa yang dimaksud oleh pencetus kondisi itu.

Quote from: Endangered_Mind on 21 December 2012, 06:02:27 PM
Fisik kata tidak penting, yang penting adalah makna yang diwakili oleh kata tersebut. Terlepas dari kata itu benar secara bahasa Indonesia atau tidak, apakah ada didalam kamus bahasa Indonesia atau tidak, tidak menjadi persoalan. Computer dan komputer, hardware atau perangkat keras, penulisan tidak semestinya jadi permasalahan.

Lalu mengapa saya katakan PENTING untuk umat Buddha menggunakan kata Tumimbal Lahir dan bukan Reinkarnasi? Karena disini konteksnya bukan lagi masalah fisik sebuah kata, tetapi melibatkan dua kata berbeda dengan arti yang berbeda tetapi tercampur aduk dan salah dimengerti.



#7
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:16:05 PM
di atas anda menjelaskan tentang agama sbb:

Kalau begitu, tuhan apakah yg disembah oleh ATHEIST? jika penganut Buddhisme seharusnya beragama ATHEIST di KTP mereka.

ATHEIST = A-Theist, Tidak bertuhan. Pertanyaan anda itu bisa disebut sebagai pertanyaan Oxymoron.
#8
Quote from: Indra on 01 October 2012, 02:06:47 PM
Seseorang yg percaya bahwa manusia diciptakan oleh superman tidak mungkin lagi percaya bahwa semua makhluk itu terlahir kembali berulang2 karena nafsunya.

Dalam kepercayaan Buddhism, tidak ada mahluk yang dilahirkan berulang2. Semua mahluk hanya lahir sekali, ketika dia mati maka raganya, jiwanya, rohnya hancur. Yang tersisa adalah sebuah karma yang harus diteruskan, dilanjutkan oleh mahluk yang sama sekali baru secara raga, jiwa dan roh.

Anatta, segala sesuatu adalah tanpa adanya "roh"/"jiwa"/batin yang kekal.


Quote from: Indra on 01 October 2012, 02:06:47 PMdan sebaliknya seorang yg percaya bahwa makhluk2 tu terlahir berulang2 karena nafsunya tidak mungkin lagi percaya bahwa manusia muncul karena diciptakan oleh superman. Jadi doktrin Buddhisme bertolak belakang dengan doktrin agama lain, seseorang tidak mungkin menganut kedua ajaran ini pada waktu yg sama.

Seandainya mahluk itu bisa lahir berulang2, apa itu secara langsung membuktikan tidak ada pencipta? Darimana kesimpulan ini datang? Seseorang yang pekerjaannya adalah merakit dipabrik, setiap hari mengulang2 pekerjaan yang sama juga punya hari pertama dan hari terakhir dia bekerja. Sesuatu yang repetisi tidak serta merta membuktikan dia tidak punya awal dan akhir, tidak punya pencipta, pemrakarsa dan sebagainya. Logika anda kacau.

Dan dalam Buddhism tidak ada doktrin, Buddha tidak menciptakan peraturan, tidak membuat larangan. Doktrin itu hanya bisa ada ketika ada satu set peraturan dan larangan dibuat untuk diikuti sampai ke titik koma bahkan kalau perlu enforce dengan paksaan. Buddhism adalah sebuah pengajaran, penjabaran tentang bagaimana sebuah sistem yang mengikat dan berlaku disemesta bekerja. Buddhism adalah sebuah walkthrough bagi orang, bagaimana untuk menjalani kehidupannya didalam system tersebut dengan lebih baik. Tidak ada hukuman bagi orang yang tidak mau mengikuti, yang ada hanyalah konsekwensi.

Saya berani katakan seseorang beragama apapun atau tidak beragama sama sekali bisa menjalankan ajaran Buddha, bahkan tidak perlu mempercayai adanya KARMA dan tidak mempercayai Tumimbal Lahir seseorang bisa menjalankan ajaran Buddha dan mencapai keabadian sama baik atau sama sulitnya dengan yang percaya.

#9
Quote from: Indra on 22 December 2012, 08:03:43 PM
menurut anda, kata apa yg seharusnya dicantumkan oleh penganut Buddhism pada field "Agama" di KTP? mengingat menurut anda Buddhisme bukan agama.

Semestinya adalah ATHEIST. Pada dasarnya seorang Buddhist adalah seorang atheist. Tapi perundang2an di NKRI tidak memperbolehkan seseorang menjadi atheist.
#10
Quote from: Indra on 21 December 2012, 09:31:00 PM
menurut anda, kata apa yg seharusnya dicantumkan oleh penganut Buddhism pada field "Agama" di KTP? mengingat menurut anda Buddhisme bukan agama.

Perihal mengapa Buddha dicantumkan sebagai agama diKTP sebenarnya adalah sebuah paradox, Buddhism tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah agama. Buddhism itu unik, dia berada diranah spiritual sebagaimana agama2 berada, tetapi dia bukan agama. Tetapi secara umum saya setuju dengan saudara Sunya, pencantuman Buddha sebagai Agama di KTP adalah formalitas untuk memenuhi peraturan perundang2an.

Tapi yang pasti integritas dan identitas dari Buddhism tidak ditentukan oleh sebuah perundangan2 yang bersifat partial. Tidak hanya karena dia dicantumkan dikolom agama KTP Indonesia, maka terlepas dari apa sejatinya, Buddhism lantas harus berubah jadi agama.
#11
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
22 December 2012, 12:53:29 AM
Quote from: Indra on 21 December 2012, 11:17:03 PM
tentu saja lucu, bahkan saya nyaris terguling2 karena tidak bisa menahan ketawa. justru karena saya membaca dengan sesama maka saya menemukan adanya kontradiksi itu.

Terima kasih atas pengajaran dari anda, lain kali saya akan lebih teliti memilih kata. Semoga sekarang anda sudah bisa mengerti apa yang saya maksudkan.

Quote from: Indra on 21 December 2012, 11:17:03 PM
dan komentar bahwa suatu kata itu adalah benar dalam bahasa indonesia juga menurut anda tidak penting, ini juga pendapat lucu, jadi bagaimana anda bisa berharap orang lain bisa mengerti jika anda tidak menggunakan bahasa yg benar?

Dimana kira2 saya mengatakan itu?
#12
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
21 December 2012, 11:10:54 PM
DOPOST
#13
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
21 December 2012, 11:10:26 PM
DOPOST
#15
Diskusi Umum / Re: Beda tumimbal lahir dan reinkarnasi
21 December 2012, 11:06:53 PM
Quote from: Indra on 21 December 2012, 09:26:29 PM
lucu juga, anda mengcounter pernyataan anda sendiri, di satu sisi anda menyarankan agar tidak mempermasalahkan kata yg dipakai, tapi di sini lain anda mempermasalahkan perbedaan antara "reinkarnasi" vs "tumimbal lahir". Jadi sebenarnya penting atau tidak penggunaan kata yg dipakai itu?

Sepertinya anda salah paham. Maksud saya itu , TIDAK PENTING kata itu BENAR secara bahasa Indonesia, siapa yang membuatnya dan HARUS ada dalam KBBI. Yang PENTING adalah makna yang dibawanya adalah yg benar.

Kalau mengenai penggunaaan kata merujuk pada hal yang tepat, TENTU PENTING untuk menghindari kesalah pahaman yang lebih lanjut.  KOMPUTER atau COMPUTER, benar atau salah menurut bahasa Indonesia itu tidak penting selama keduanya merefer pada benda yang sama. Tapi kalau KOMPUTER dianggap KUE BAKUL, tentu perlu diluruskan.

Jadi kalau anda membaca lebih seksama, sebenarnya tidak ada yang lucu.