News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - sonermaniac

#1
Quote from: dtgvajra on 15 September 2012, 08:16:15 PM
Pada saat Buddha Gotama masih hidup, ada ribuan murid beliau yang mencapai tingkat kesucian yang sama dengan Buddha Gotama, yang dikenal sebagai para Arahat.
Arahat bukanlah gelar jabatan, tetapi julukan bagi seseorang yang telah mencapai kesucian tertinggi, mencapai kebebasan yang sempurna.

Setelah Buddha Gotama mencapai Parinibbana (wafat),  masih ada banyak Arahat yang masih hidup. Demikian pula pada masa berikutnya.


Ada berapa banyak Paus pada saat Yesus masih hidup?
Dan juga setelah Yesus  wafat, pada saat tsb ada berapa banyak Paus secara bersamaan? :-?
Setahu saya, Paus hanya boleh ada satu.
Berarti , jika anda sudah menjadi Paus, saya kehilangan kesempatan untuk menjadi Paus; harus menunggu anda wafat dulu baru bisa menjadi Paus, itupun kalau tidak ada orang lain yang terlebih dahulu menjadi Paus.

Berbeda dengan ajaran Buddha Gotama.
Jika anda melaksanakan Dhamma ajaran Buddha Gotama dan menjadi Arahat, tidak akan menghalangi semua pelaksana Dhamma untuk menjadi Arahat, tetapi justru akan memberikan semangat kepada semua pelaksana Dhamma untuk berupaya lebih keras lagi mencapai Kesucian tertinggi.

Nah , disini ada perbedaan, tetapi perbedaan tidak harus berarti saya benar anda salah atau sebaliknya anda benar saya salah, iya kan?

Saya senang berdiskusi dengan anda, selamat bermalam minggu

_/\_
Ya, betul.. Paus hanya ada boleh satu  :P
hmm iyaaaa  ;D heheehe tukar tukaran informasi
Tetapi meski kami tak bisa setingkat nabi atau rasul rasul Yesus, kami diminta mengikuti cara hidupnya, dan mengingatnya  ;D
#2
Quote from: dtgvajra on 15 September 2012, 05:52:17 PM
Jawaban saya juga serius lho, jelasnya adalah  : "Belum menjadi Buddha"

Dan  - mungkin - hanya ajaran Buddha yang mendorong pengikutnya untuk mencapai peringkat yang sama dengan Guru/Nabi nya; yaitu menjadi Buddha juga.

Maksudnya, masih memegang ajaran ajaran Buddha  :whistle:

Di ka****k meski tidak diajarkan para pengikutnya agar menjadi seperingkat dengan nabi/guru nya, kami diajarkan agar mengikuti cara hidupnya dan tata cara bedoanya  ^-^
Lagipula, paus, pemimpin kami merupakan tahta turunan dari Santo Petrus, rasul Yesus. Sehingga bila anda menjadi paus, akan mencapai peringkat yang sama dengan Petrus, meski Paus tersebut belum tentu di beatifikasi, diberikan gelar santo, nabi, atau diberi penghormatan sebesar kepada Santo Petrus
CMIIW ya
#3
Maksud saya, dalam
"Masih buddha" itu,
masih itu sendirikan berarti masih atau tetap atau still dalam bahasa inggris ?
Jadi maksud saya Masih Buddha itu, mereka masih beragama Buddha, atau belum pindah ke agama yang lain.
Bukan saya berpikir bahwa umat Buddhist itu akan pindah ke kr****n, mohon maaf bila salah paham  :)) ^:)^
#4
 [at] Kainyn_kutho
Yah, memang ada beberapa umat protestan yang toleransi dan menghargai agama orang  ;D
Tetapi, rata rata bila saya bertemu protestan, dan bila mereka tahu saya ka****k, pasti akan berkata "ka****k lebih ke maria" atau "Protestan lebih tertuju imannya", maksudnya lebih tertuju karena mereka memang hanya Mengutamakan Bapa-Putra-RohKudus, dan tidak mendoakan dan memberi penghormatan kepada Maria dan Santo-Santa. Karena menurut mereka, orang mati ya udah, ngapain mau di doain lagi.
Papa saya juga saudaranya rata rata masih beragama Buddha, ada satu yang beragama protestan. Dia bener bener udah meninggalkan tradisi leluhurnya. Nggak ceng beng, nggak sembahyangin leluhur lagi, bahkan nggak mau tarok buah buahan dll saat sedang ziarah, juga waktu saudara papa saya meninggal, salah satu saudaranya(Saya kurang tahu apakah orang yang sama atau bukan, yang pasti protestan) melarang kami untuk menaruh buah buahan  ::)

Saya juga sering lihat di berita, bagaimana umat Protestan di korea mendoakan vihara vihara dan kuil agar roboh -- juga sangat tidak menghormati umat Buddhist yang merupakan mayoritas disana (Meski sebagian orang korea juga atheist). Tetapi sepertinya umat Buddhist disana memilih untuk diam  :)
Dan saya pernah baca di forum ini, ada survey bahwa agama Catholic dan Buddha adalah dua agama yang paling dipercayai oleh orang orang korea (Maksudnya yang bisa diandalkan atau yang sampai sekarang belum membuat masalah) dan toleransi yang baik antar dua agama itu  ^:)^

Oh ya saya mau tanya, kalau umat Buddhist di Indonesia rata rata beraliran Theravada atau Mahayana ? Saya sering mendengar kata kata "Paritta" "Bhante" dari teman teman saya di sekolah

[at] ryu
soal umat buddhist juga ada yang suka menjelek jelekkan ajaran lain kan, pasti di setiap agama ada saja oknum oknum begitu, di ka****k juga pasti ada, protestan apalagi..
#5
Saya juga punya ! Nggak terlalu buruk sih, tapi menunjukkan betapa kurangnya toleransi umat protestan
Dulu saya punya mantan pacar agama kr****n, anak pendeta  :| . Suatu hari saya ajak ke gereja ka****k. Papanya sih boleh, soalnya iseng iseng aja.
Tetapi akhirnya setelah tiba di gereja ka****k, si cewek itu gak mau ikutin tata cara kami. Nggak mau sujud dulu lah, terus waktu jalan misa gak mau ikutin jalannya. Disuruh sujud gak mau dll, akhirnya dia bilang "Ribet banget sih !" Terus sempet gerutuk gerutuk "Aneh ya cara kalian." ,  terus gak mau nerima berkat (berkat bukan hosti),  ::)
Terus ada satu temen saya dulu kr****n, cowok. Suatu hari entah lagi ngomongin apa, tiba tiba dia bilang "kr****n lebih duluan ada ya dari ka****k" (kr****n maksudnya protestan)
Saya jawab "Nggak lah, ka****k dulu."
"Nggak ! kr****n ?"
"Emang gimana bisa kr****n dulu?" Saya jawab
Dan jawabannya, sangat mengejutan saya  :))
"Kalian kan kr****n ka****k, liat aja, kr****n nya duluan kan yang disebut ? Bukan ka****k kr****n ?"  :)) :)) :)) :)) :)) :))
Akhirnya saya memilih ngalah, debat sama orang keras kepala  :))

Hahaha bener tuh, kalo KKR emang bisa nyembuhin, kenapa di rumah sakit kr****n yang terkenal masih berjubel ?
Jujur saya sendiri nggak percaya tentang protestan yang ke neraka, dll  ^-^

Orang yang maksa kalo keterlaluan jangan disabarin lagi, semprotin aja langsung  :P

Bagi saya disini nggak pengalaman buruk kok. Malah menyenangkan. Bisa tuker informasi, dan meluruskan pandangan tentang ka****k yang salah  :P
Kalo soal ka****k dituduh nyembah patung, bener banget juga tuh. Udah berapa banyak temen yang bilang ka****k nyembah patung. Ada juga yang nuduh ka****k nyembah Maria juga lah  :(, dan bahkan ada satu temen saya muslim, dia kira kalo ka****k itu pakek dewa dewa  ::)

[at] dtgvajra
Tentu nggak pantas dong. Masa mengabaikan permintaan terakhirnya orang tua --
Saya rasa oom nya dipaksa tuh, atau memang di convert waktu nggak sadar  ::)

Oh ya, soal patung. Patung di agama ka****k sama Buddha itu fungsinya sama. Biar kita doa lebih terkonsentrasi dll. Nggak ada cerita ka****k atau buddhist nyembah patung  :P
Soal salib, memang kami menggunakan salib sangat banyak. Karena salib dengan corpus (tubuh kristus / salib yang ada Yesus nya) sendiri lambang dari agama ka****k  :))
Kalo soal hosti, itu memang tradisi, karena Yesus sendiri pun mengatakan agar kami mengingatnya dengan cara roti tersebut, karena roti tersebut merupakan tubuh kristus  :x


[at] Kainyn_kuto
Jangan dianggap semua kr****n gitu dong, meski rata rata begitu  :D
Kami yang ka****k cinta damai kok, Catholic love Buddhist  :x
#6
 [at] bluppy dan will_i_am

Terima kasih  :)
Penjelasan saya kalau kurang jelas silahkan bertanya lagi  :))

Semoga seluruh makhluk hidup berbahagia  ^:)^

Tanya dong,  ;D apakah umat buddhist disini pernah punya pengalaman buruk sama umat ka****k atau kr****n, thanks  :P
#7
Quote from: Andre lung on 14 September 2012, 01:54:54 PM
gue sejujurnya heran sama org buddhist......di muka umum kelakuan kalian bak org suci...tapi dibelakangnya kalian sama saja dgn umat fpi
ckckckc.......kok bisa2nya kalian nyembah patung....ajaran sesat tuh........
apalagi gue pernah liat umat budhist rata2 kelakuannya bagaikan cikai yg ga punya semangat hidup.....
coba kalian umat buddhist...datang ke gereja bethany disana kalian akan menyaksikan kebesaran Tuhan Yesus yg dimuliakan lewat nyayian2 suci
jadi kesimpulan gue agama budhist tidak selevel dengan penganut kr****n Protestan yg akan diselamatkan pada waktunnya bebas dari api neraka
just comment......
Maaf, sebagai sesama umat yang percaya kepada Yesus (meski saya ka****k) saya tidak senang dengan comment anda. Oknum oknum yang kaya gini yang bikin nama Kekr****nan tercemar --.
Oh ya, mereka nggak menyembah patung. Buddhist dan Catholic sama saja, ada patung tapi gunanya biar doanya lebih terkonsentrasi (sorry kalo salah).
Semua agama itu sama, semuanya mengajarkan kebaikan, meski masing masing punya ada kekhasan sendiri, jadi tolong hargai iman orang.
Papa saya buddhist tuh, tapi semangat hidupnya mantep, makanya bisa sekolahin saya, melihara saya. 
Tolong ngaca dulu sebelum komentarin orang orang, karena orang kaya kamu juga bikin saya sebel sama Protestan (meski nggak semua), stop lah kefanatikan yang berlebihan, bukannya bikin bangga, tapi malah malu maluin  ::)

QuoteNah seperti itulah 'kasih' yang bersyarat.  Aku mengasihi kamu asal kamu menyembah aku, aku mengasihimu asal kau juga mengasihiku, dst, dll.

Berbeda dengan kasih seorang ibu kepada anaknya yang tanpa pamrih.  Nah manusia saja bisa punya cinta kasih yang begitu besar, masa tuhan yang katanya 'MAHA pengasih' koq rasa kasihnya cuma seupil, kalo tidak disembah manusia jadi marah dan hilanglah kasihnya tuhan itu.     Masak rasa kasih tuhan kalah sama seorang ibu? 

Trus seseorang yang berada nuh jauh di antah berantah (misalnya pedalaman afrika) dan tidak pernah mendapat pelajaran menyembah tuhan.  Apakah si tuhan juga marah karena merasa sudah kasih waktu tapi si orang itu tidak juga menyembah2 tuhan?  Kan salah tuhan sendiri tidak menyuruh gembalanya mendatangi si domba yang terpencil itu sehingga dia tidak mengenal tuhan?  Kesalahan tuhan seperti ini mengapa ditimpakan kepada si manusia berupa neraka sepanjang masa?   

Hmm.. (kebetulan kmaren2 pelajaran agama bahasnya hampir mirip mirip kaya gini  ^-^)
Memang Allah rindu akan orang orang menyembah / berdoa kepadanya.
Allah memang mengasihi seluruh manusia. Bagi Allah semua manusia sama, tidak ada pandang bulu.
Soal "aku mengasihimu asal kau mengasihiku" nggak sepenuhnya benar, (maaf kalau comment saya agak bertentangan dengan sebelum sebelumnya, karena saya juga kurang mendalami alkitab dan pengetahuan saya masih sangatlah kurang) Karena Yesus ada berkata kira2 "Bila seseorang menampar pipi kanan mu, berikan pipi kirimu", "kasihilah musuhmu", itu dapat dianalogikan kepada Allah yang selalu mengasihi orang orang, meski orang tersebut tidak menyembah atau dll. Tetapi tentu kasihnya kepada yang mencintai dan yang berdoa kepadanya berbeda dengan yang tidak. Bagi yang menerima Tuhan dan mewartakan kerajaan Allah (kebaikan dll), tentu akan masuk surga. Seperti yang saya bilang, karena Tuhan itu sabar, maka ia juga menunggu orang orang agar kembali kepadanya. Tetapi bila sampir hayat orang tersebut, ia masih belum kembali kepadanya, ya itu, Tuhan akan menghukumnya di alam lain (Neraka atau apalah).
Tuhan itu tidak pernah berhenti berkerja. Ia tidak hanya diam saja. Ia aktif memperkenalkan dirinya kepada orang orang melalui apa saja. Juga dikatakan bahwa orang ka****k merupakan orang pilihan. Tidak semua orang dapat mendapat kesempatan untuk diselamatkaan  ;) .
Tetapi saya tidak mengatakan bahwa selain ka****k akan masuk neraka ya  :)

Soal gagal produksi atau apa

Awalnya manusia itu diciptakan dengan gambaran Allah. Tetapi karena Hawa tergoda oleh iblis (Ular), ia memakan buah yang dilarang Allah. Hingga akhirnya mereka mengenal dosa dll, sampai sekarang.
Iblis juga awalnya merupakan malaikat yang tak turut dan membangkang kepada Allah, sehingga diusir oleh Allah, serta pengikut2 iblis itu ke bumi.
Dan karena Malaikat2 itu tidak terikat daging, dan memiliki pengetahuan sempurna, ia tak diberi kesempatan bertobat oleh Allah. Dan karena itu juga iblis dan pengikutnya iri kepada manusia karena masih terikat dengan daging, dan tidak memiliki pengetahuan sempurna, jadi meski manusia berdosa Allah masih mengampuninya dan memberi kesempatan bertobat. Karena itulah iblis dan pengikutnya berusaha menyesatkan manusia  ^-^ (pernah baca di ekaristi.org > semacam forum ka****k)

Mohon diskusinya yang sehat ya  :), Catholic love Buddhist ~ saya datang bukan bermaksud untuk menginjili atau apalah, saya hanya berusaha untuk menjawab pertanyaan2 yang dilontarkan member disini  ;D meski jawaban saya belu tentu 100% benar...

Kalau saya diajak orang kr****n untuk ke gereja mereka, saya mau mau saja. Tapi kalau sampai diajak pindah ke kr****n, saya pasti menolaknya  8),
kalau ada teman saya yang kr****n membandingkan dengan ajaran ka****k (meski belum pernah), saya menjawab "Maaf, saya nggak tertarik dengan ajaran kalian. Saya masih percaya dengan gereja ka****k."
mungkin umat buddhist bisa menjawab "Maaf, saya nggak tertarik dengan ajaran kalian. Saya masih percaya dengan agama yang saya jalani sekarang"  ;D
#8
Quote from: sanjiva on 13 September 2012, 04:04:48 PM
Kasih a11ah di sini bukanlah kasih tanpa syarat, melainkan kasih yang bersyarat dan memaksa.
Memaksa berupa apa?
--> Silahkan baca signature gw  ^-^

Senang dengan cara berdiskusi anda.  ;)

IMHO, Nichiren Soshu bukanlah buddhism yang sebenarnya karena tidak mengakui Buddha Gotama sebagai pendiri dan 'nabi' (guru).  Makanya ajarannya juga mungkin kurang 'berisi' sehingga papa anda perlu menambah dengan kunjungan doa ke kelenteng.

Kelenteng belum tentu konghucu, karena ada juga yang tao, dan ada juga yg gabungan tao-konghucu plus sedikit mahayana buddhism.

_/\_
Kalau soal "Berdoa kepadaku atau aku akan menyiksamu selamanya ",
Ya gimana Allah mau mengasihi seseorang, kalau orang itu saja tidak percaya atau berdoa kepada Tuhan/Allah :D, dan karena Tuhan itu seorang yang sabar, maka dari itulah Tuhan juga memberikan waktu kepada orang orang akan keselamatannya, tetapi kalau ditolak terus menerus ya seperti dibawah yang saya bold

Tuduhan yang sering dilontarkan terhadap Alkitab ialah bahwa didalamnya terdapat dua konsep yang berbeda tentang Allah. Menurut dugaan orang Perjanjian Lama memperkenalkan Allah yang suka murka saja, sedangkan Perjanjian Baru diduga melukiskan Allah yang penuh kasih saja.

Dalam Perjanjiam Lama terdapat cerita-cerita tentang perintah Allah untuk membinasakan kota Sodom, pembasmian orang-orang Kanaan, dan banyak cerita lainnya mengenai hukuman dan murka Allah. Para penuduh itu mengatakan bahwa hal ini memperlihatkan dewa primitif yang suka perang yang bertentangan dengan ajaran Yesus tentang kasih sebagaimana terdapat dalam Khotbah di Bukit.

Tampaknya gagasan-gagasan tentang Allah ini saling bertentangan. Akan tetapi, bila kita memikirkan kembali sejenak akan nyata hal yang sebaliknya. Yesus sendiri menyatakan bahwa Perjanjian Lama boleh disimpulkan dalam perintah-perintah untuk mengasihi Allah dan sesama kita (Matius 22:37-40). Ia juga berkata bahwa Allah dalam Perjanjian Lama senantiasa menghedaki kasih dan belas kasihan lebih daripada persembahan (Matius 9:13; Matius 12:7).

Sikap ini dapat terlihat dengan pernyataan-pernyataan seperti, "Apakah Aku berkenan kepada kematian orang Fasik?.... Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?" (Yehezkiel 18:23).

Allah tidak mungkin membinasakan bangsa-bangsa tertentu, kecuali Ia adalah Allah yang adil dan kejahatan bangsa-bangsa itu tidak dapat lagi dicegah dan dimaafkan.

Ia memang bermaksud dan ingin menghukum mereka sebagai suatu bagian dari rencanaNya. Apa yang dikehendakiNya sesuai dengan perangaiNya yang suci. Ia lakukan dalam keadilan, dalam kasus mereka, asalkan mereka belum bertobat dan menyesuaikan diri dengan sifatNya (Yeremia 18).

Dalam kasus orang Amori, Allah memberikan mereka waktu ratusan tahun untuk bertobat, namun mereka tidak bertobat (Kejadian 15:16). Nuh berkotbah 120tahun lamanya kepada orang-orang sezamannya sebelum air bah tiba (Kejadian 6:3). Gambaran Perjanjian Lama yang sebenarnya ialah mengenai Allah yang sangat sabar, yang memberikan kepada bangsa-bangsa ini kesempatan-kesempatan yang tak terhitung banyaknya untuk bertobat dan kembali ke dalam hubungan yang harmonis dengan Dia. Hanya jika mereka terus-menerus menolak, maka Ia mengadili dan menghukum mereka karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu.

Bertentangan dengan kepercayaan yang populer, pernyataan-pernyataan yang paling tegas tentang pernghukuman dan murka dalam Alkitab telah diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Dalam Matius 23, misalnya Ia mengecam pemimpin-pemimpin agama pada zamanNya, mengatakan mereka orang munafik dan pemimpin palsu, serta memberitahukan mereka bahwa mereka akan dibuang selama-lamanya dari hadapan Allah.

Dalam Matius 10:34 Yesus berkata bahwa tujuan misiNya bukanlah untuk mempersatukan, melainkan untuk menceraikan. "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai, melainkan pedang". Selanjutnya Ia berkata bahwa firmanNya akan menyebabkan akan menyebabkan seorang ayah anak laki-laki, seorang ibu melawan anak perempuannya, dan seorang menantu perempuan melawan ibu mertuanya (Matius 10:35).

Kita menjumpai penghukuman maupun kasih tersebar diseluruh Perjanjian Baru; belas kasihan, dan juga penghukuman tersebar diseluruh Perjanjian Lama. Allah adalah tetap dan tidak berubah, tetapi keadaan keadaan yang berbeda menuntut penekanan-penekanan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, waktu kita membaca kedua Perjanjian itu dengan semestinya, keduanya menyatakan Allah Kudus yang sama, yang kaya akan rahmat, namun yang tidak akan membiarkan dosa tanpa dihukum.
Dari http://www.sarapanpagi.org/allah-di-pl-dan-di-pb-vt15.html

Soal Nichiren Shoshu,
saya juga kurang tau :D, dan sepertinya papa saya juga sekarang selalu ke vihara yang normal (Entah itu Mahayana atau apa, intinya bukan vihara NSI). Dan papa saya juga sekarang altar tempat persembahan (Kalau NSI ada semacam kotak hitam untuk berdoa dll, kurang tahu namanya apa) juga sudah jarang dibuka. Bahkan kotak hitam itu ditinggalkan di rumah saya (Saya baru pindahan kira kira setahun). Tetapi ia masih mengaku sebagai Buddhist  :|, mungkin Buddha KTP kali ya, hehehe....
Tetapi papa saya juga masih teguh imannya di Buddha, soalnya saya ia juga pernah bilang "Kalau papa janji sama manusia, manusia bisa lupa. Tapi kalo papa janji sama Dewa, Dewa nggak akan bisa lupa"  :)

#9
Quote from: dtgvajra on 13 September 2012, 12:38:14 AM
Maaf juga saya menjawab jawaban anda.
Benarkah Tuhan di Perjanjian Lama sama dengan yang di Perjanjian Baru?
Menurut pelajaran agama yg saya terima, saya mendapat kesan Tuhan di Perjanjian Baru lebih Pemaaf dan Murah Hati, sedangkan Tuhan di Perjanjian Lama lebih -maaf sekali lagi- "Gila Hormat" , "Membela hanya kaum Yahudi", "Kejam", dan "Keterlaluan".
Contoh : Pertikaian antara Musa dengan Firaun; apakah kesalahan rakyat Mesir , sampai Tuhan mencabut nyawa setiap anak sulung setiap keluarga di Mesir.? Tidak cukupkan mencabut putra tertua Firaun saja?( walaupun menurut saya, tidak adil juga, bahkan pengadilan jaman sekarang jauh lebih baik, seorang anak dibawah umur, belum bertanggung jawab terhdp perbuatannya, mengapa harus dihukum mati oleh Mr T?)
Apakah ini cara  Mr. T untuk menekan ayahnya agar mengikuti kehendaknya membebaskan kaum Yahudi? 
Jika demikian apa bedanya - maaf -  dengan Mafioso yang melakukan teror menekan seorang ayah agar mematuhi kehendaknya dengan mengancam akan membunuh orang orang yang dicintainya?


Saya tidak bisa menerima karakter Mr. T.  sosok mahluk yang adikuasa spt yg diceritakan di P. Lama.

Jika Mr. T di P. Lama dan di P. B adalah sama; dengan  adanya perubahan karakter pada diri Mr. T, apakah terjadi 'Pencerahan' shg Mr. T menjadi  lebih baik, lebih pemaaf dan lebih bijak?
Kalau demikian berarti Mr. T di P. Lama bukanlah mahluk sempurna, dan juga berarti tidak ada kepastian jika beliau akan tetap berkarakter baik, pemaaf dan bijak, masih ada kemungkinan berubah lagi bukan?

Maaf ya, saya sama sekali tidak berniat menjelekkan agama K*****, 75% dari teman teman saya yang saya hormati dan sayangi adalah yang beragama K******,  ibu saya pun memilih agama K*****, dan bagi saya yang penting adalah beliau bahagia dengan pilihannya.
Saya hanya mengungkapkan kejanggalan yang ada.

Buddhist love Catholic

^:)^ ^:)^ ^:)^
Kainyn_Kutho dan dtgvajra (gimana ya caranya biar bisa quote 2 comment..)

Mengapa dalam Perjanjian Lama Allah begitu berbeda dengan dalam Perjanjian Baru?


Tanya :
"Mengapa dalam Perjanjian Lama Allah begitu berbeda dengan dalam Perjanjian Baru?"


Jawab :


Saya percaya bahwa pada pertanyaan ini didasarkan pada salah pengertian yang mendasar mengenai apa yang Perjanjian Lama dan Baru ungkapkan mengenai pribadi Allah. Cara lain untuk mengekspresikan pemikiran yang sama adalah waktu orang mengatakan, "Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang murka sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang mengasihi." Fakta bahwa Alkitab adalah penyataan diri Allah secara progressif melalui peristiwa-peristiwa sejarah dan cara Allah berhubungan dengan manusia sepanjang sejarah memungkinkan terjadinya salah pengertian terhadap Allah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namun ketika orang membaca baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru langsung jelas bahwa Allah tidak berbeda dan bahwa murka dan kasih Allah diungkapkan dalam kedua Perjanjian.

Contohnya, dalam Perjanjian Lama Allah dikatakan sebagai "penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" :
Keluaran 34:6
Bilangan 34:6
Ulangan 4:31
Nehemia 9:17
Mazmur 86:5; 15;
Mazmur 108:4;
Mazmur 145:8;
Yoel 2:13

Dan di dalam Perjanjian Baru kasih setia dan kemurahan Allah dinyatakan dengan lebih jelas dalam pernyataan :


"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).


Dalam Perjanjian Lama kita juga menemukan bahwa Allah memperlakukan Israel dengan cara yang sama seperti seorang ayah yang pengasih terhadap anak-anaknya. Saat mereka secara sengaja berdosa kepadaNya dan menyembah berhala, Tuhan akan menghukum mereka, namun setiap kali mereka bertobat dari penyembahan berhala, Tuhan menolong dan membebaskan mereka. Allah juga bersikap demikian terhadap orang-orang kr****n dalam Perjanjian Baru. Misalnya, Ibrani 12:6 memberitahu kita, sbb :


"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak" (Ibrani 12:6).


Demikian pula dalam Perjanjian Lama kita melihat penghakiman dan murka Tuhan dicurahkan atas orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat. Dalam Perjanjian Baru kita melihat bahwa "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman." (Roma 1:18 ).

Bahkan sekalipun kita hanya membaca Perjanjian Baru secara sekilas, kita akan melihat dengan jelas bahwa Yesus berbicara lebih banyak mengenai neraka daripada mengenai surga. Jadi jelas bahwa dalam Perjanjian Lama Allah tidak berbeda dengan dalam Perjanjian Baru. Berdasarkan naturnya, Allah tidak dapat berubah dan walaupun dalam ayat-ayat Alkitab tertentu aspek tertentu dari natur Allah lebih ditekankan dari aspek-aspek lainnya, Allah sendiri tidak pernah berubah.

Ketika seseorang betul-betul membaca dan mempelajari Alkitab, nyata dengan jelas bahwa dalam Perjanjian Lama dan Baru Allah tidak berbeda. Dan sekalipun Alkitab terdiri dari 66 kitab yang bebeda, ditulis di tiga benua, dalam tiga bahasa, dalam kurun waktu sekitar 1500 tahun, oleh lebih dari 40 penulis (dari berbagai latar belakang), Alkitab tetap merupakan satu kesatuan dari awal sampai akhir tanpa kontradiksi. Dalam Alkitab kita menemukan bagaimana Allah dengan kasih, kemurahan dan keadilan memperlakukan orang-orang berdosa dalam berbagai situasi. Alkitab benar-benar adalah surat cinta Allah pada umat manusia. Kasih Allah kepada ciptaanNya, khususnya umat manusia, nyata dalam Alkitab. Dalam Alkitab kita menemukan Allah dengan kasih dan murah hati menarik manusia ke dalam hubungan yang khusus dengan diriNya, bukan karena manusia pantas mendapatkannya, namun karena Allah itu penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setiaNya. Namun kita juga melihat Allah yang suci dan benar, Allah yang adalah Hakim bagi semua yang tidak taat kepada FirmanNya dan menolak menyembah Dia dan memilih menyembah allah yang mereka ciptakan sendiri, menyembah berhala dan illah-illah lain dan bukan menyembah Allah yang esa dan sejati (Roma 1).

Karena karakter Allah yang adil dan suci, semua dosa, baik dari masa lalu, sekarang dan masa depan harus dihakimi. Namun demikian Allah dalam kasihNya yang tidak terbatas telah menyediakan pembayaran bagi dosa dan jalan pendamaian supaya orang berdosa dapat bebas dari murkaNya. Kita melihat kebenaran yang indah ini dalam ayat-ayat seperti 1 Yohanes 4:10 "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yohanes 4:10). Dalam Perjanjian Lama Allah menyediakan sistim korban persembahan di mana dosa dapat ditebus; namun sistim ini hanya sementara dan untuk mengantisipasi kedatangan Yesus Kristus yang akan mati di salib untuk benar-benar menggantikan dan menebus dosa-dosa kita. Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama diungkapkan dengan lebih jelas dalam Perjanjian Baru dan puncak pernyataan kasih Allah, yaitu pengutusan Anaknya Yesus Kristus diungkapkan dengan segala kemuliaan. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru diberikan "menuntun engkau kepada keselamatan" (2 Timotius 3:15) dan ketika kita mempelajarinya dengan teliti, nyata dengan jelas bahwa Allah dalam Perjanjian Baru tidak berbeda dengan Allah dalam Perjanjian Lama.


Disalin dari :
http://www.gotquestions.org/Indonesia/Allah-berbeda.html

dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa Tuhan di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah sama  :P

Tenang aja hehehe, saya terima pendapat semuanya dengan baik kok hehehe. Anggap aja ini sebagai sarana tukar pikiran :D, lagian papa saya juga Buddhist (Nichiren Shoshu) kok, meski dia sekarang lebih sering berdoa ke klenteng. Entah dia pindah Kong Hu Chu atau tidak  ;D
#10
Quote from: DeNova on 12 September 2012, 07:40:57 PM
Setuju banget ma bro sonermaniac, kebetulan kondisi saya serupa, sekolah di sekolah ka****k, tetep ka****k tapi menghormati dan mencintai ajaran Sang Buddha sebagai dasar logika berpikir dan bertindak saya...
Lagipula papa saya juga Buddha koq, mak engkong juga buddha.... Kalau sembahyangan masih 3 kali setaon... Betapa indahnya jika setiap manusia menghormati agama teman2nya seperti agama mereka sendiri...  _/\_
wuahahaha iya kebetulans ama nih... engkong sama ama saya masih Buddha juga kok (meski diajak ke gereja ikut aja, hehehe. btw gak dipaksa loh). saudara nyokap juga masih banyak yang Buddha, saudara bokap juga hehehe....
Iya, :D intinya saling menghormatin agama aja  :)) , apalagi sama agama leluhur sendiri  ^:)^
Dan selama saya di gereja palembang, rata rata umat ka****k chinese... sama seperti agama Buddha, jadi ya bisa bersama sama lah kita   ^-^
kebetulan bokap juga bukan buddhist garis keras, jadi dia masih mau ikut ke gereja :D, saya dan nyak (bersama adek, cici) ikut ikut aja ke vihara sama kelenteng, ikut pegang hio :x
#11
Quote from: erwin w on 01 July 2012, 12:01:20 PM
"dulu kalau ngak salah bokap aye ada bilang kalau dia sudah yakin dengan agama buddha dan ngak bakal pindah , tapi tetap dipaksa2 , benar2 agresif . ckckck"

Tanyakanlah pada penginjil yang bermaksud baik tersebut. Saya ingin tahu pendapat anda mengenai hal ini "Jika pengarang lagu A mengarang dan menyanyikan lagu A, pengarang lagu B mengarang dan menyanyikan lagu B dst . Dan pada akhirnya pengarang lagu F mengarang dan menyanyikan lagu F dan sekalian membuat buku yang mengatakan bahwa lagu A, B, C, D, E adalah lagu karangannya. Anda menyebut apakah pengarang lagu yang bernama F ini yang mengakui bahwa lagu2 yang bukan dikarangnya dan dinyanyikannya adalah karangannya atau hasil karyanya? Apakah seseorang bisa yang lahir di tahun 2000an mengarang lagu di tahun 1800 dan apalagi mengklaim lagu-lagu sebelumnya adalah miliknya?

Minta penginjil tersebut untuk mengambil kesimpulan sendiri dan jangan membicarakan hal-hal lain sebelum dia menjawabnya.


Katakan, "saya ingin bertanya kepada anda. Apakah cerita mengenai Yesus dan ajarannya ditulis di kitab perjanjian baru? Apakah cerita mengenai nabi Musa dan nabi-nabi lainnya ada di perjanjian lama dan ditulis jauh sebelum Yesus lahir? Jika benar, maka "mengapa cerita mengenai nabi lainnya dan ajarannya diklaim sebagai ajaran  Christ (Christianity)?"

Berbeda dengan agama Buddha. Dalam masa kelahiran sampai wafat, Buddha mengajarkan apa yang ditemukannya dan ajaran-ajarannya dicatat dan disebut ajaran Buddha.

Ajaran manakah yang saya akan pilih? Tentunya ajaran yang mengajarkan untuk tidak mengambil yang bukan hak miliknya? Apakah anda memilih ajaran yang mengajarkan untuk tidak mengambil yang bukan hak miliknya? 

Semoga membantu
Numpang jawab ya... maaf kalo salah, saya juga ka****k yang nggak terlalu mendalami kitab, tapi coba jawab ya...

Sebenarnya Allah nya agama ka****k itu sudah ada sejak sebelum adanya Yesus, dimana Yesus datang untuk menggenapi kitab taurat (gak salah, kmaren2 blajar di sekolah heheee). Seperti musa membelah laut teberau, itukan karena mukjizat allah, juga waktu Allah memberitahu nuh untuk membuat bahtera, itu diakui ajaran agama ka****k karena memang "Allah" yang di Perjanjian Lama dan "Allah" yang di perjanjian baru itu sama. Maka karena kami menganut konsep tritunggal, maka Allah = Yesus = Roh kudus :D, dan Yesus itu sabda Allah, maka isi2 di Perjanjian Lama itu bisa dikatakan ajaran Yesus, karena Yesus adalah putera ,  dan Sabda Allah.
Sorry kalo ada salah ngomong :p Thx

Btw saya sebagai umat ka****k tidak pernah memaksa seseorang ajak masuk ke agama saya, baik menginjilinya atau apalah, karena itu kebebasan mereka, hehehe..
Catholic love Buddhist :D
#12
Hai semua, gue member baru disini :D. Kebetulan gue agama ka****k, hehehe..
Sebenernya nggak semuanya gitu kok, dan menurut gue emang ka****k lebih sangat toleransi dari kr****n. Gue salah satu ka****k yang Chinese, dan gue masih ngikutin tradisi tradisi nenek moyang gue kaya ceng beng, megang hio, doain leluhur, dan karena ka****k emang ngijinin itu.
Dan gue pribadi jujur gak terlalu seneng sama "saudara muda" ka****k alias protest*an (nyebutnya protest*an aja jangan kr****n heheh), karena mereka agak fanatik. Bokap nyokap gue juga agak ngelarang sama protest*an, buktinya waktu gue mau iseng2 diajak cewek gue ke gereja protest (mantan gue protest*an), ortu gue langsung ngelarang hehehe...
Dan emang kalo ada ka****k yang ngehina agama Buddha, gue minta maaf aja :D, karena maaf, temen gue yang agama Buddha juga ada yang ngehina Yesus, depan muka gue lagi, katanya " Yesus apaan bisanya digantung aja.", dan gue diemin aja, karena Buddha itu juga agama nenek moyang gue, dan gue tau nggak semua orang agama Buddha kayak gitu. Gue juga punya banyak temen yang agama Buddha tuh, tapi gue nggak pernah tuh "nginjilin" mereka, karena bagi gue buat apa gue maksa maksa mreka masuk ka****k tapi bukan dari kemauan / memang belom ada hati buat pindah :D, dan berhubung gue sekolah di sekolah umum (meski yang punya ka****k), masing2 pelajarin agama sendiri, kadang juga gue buka Ehipassiko (buku cetak agama Buddha) temen gue, buat baca baca dan pelajarin hehehe... Bagi gue itu pengetahuan tambahan :D, oh ya dulu SD gue sekolah di sekolah ka****k, dan emang seluruh agama harus belajar ka****k. Tetapi suster suster nggak maksa Buddhist buat pindah ke ka****k kok. Buddhist nya juga doa pake cara mereka sendiri , meski doa nya pake teks ka****k, dan teks nya masih agak netral kok. Cuma paling lindungilah kami dll, dan paling ada bagian "Dalam nama bapa, putra dan Roh kudus amin" nya aja, itupun gak wajib bagi agama lain buat pakek itu :D. Lagian bokap gue juga masih Buddhist :D (Nichiren Shoshu, buddha jepang punya), dan kayanya sekarang dia Kong Hu Chu hehehe... Gue sendiri masih cukup sering ke Vihara dan ke Kelenteng kok :D

Thanks, sorry kalo ada salah ngomong :p
Salam dari umat ka****k yang cinta damai !