Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Tasfan

#1
Berdasarkan pemantauan dan pemilihan Tim Ehipassiko, DHAMADUTA AWARD pertama dianugerahkan dengan penuh bakti kepada RAMA SUDHARMA SULIANDRI LIMANUS, Dharmaduta di Padang atas pelayanan, pengabdian, dan komitmen seumur hidupnya kepada Dharma.

Sejak 1980, pada usia 22 tahun, beliau sudah berjuang memajukan Dharma sebagai Ketua Gelanggang Remaja Buddhis Padang. Pengembangan Wihara Buddhawarman di Padang adalah wujud aksi konkret beliau. Di tengah gempa yang terus melanda, beliau tegar melayani umat dan memutar Roda Dharma di Padang. Kini beliau tengah mengembangkan Sekolah Nasional Plus Manjushri.

Pada 12 Des 2010 Ehipassiko menyerahkan kepada Rama Sudharma S.L.:
- Trofi Dharmaduta Award
- Dana Dharmaduta Rp8.000.000

Berikut wawancara Ehipassiko dengan Rama Sudharma S.L.

1. Bagaimana awalnya Rama bisa terjun sebagai Dharmaduta?
Pada waktu saya 22 tahun, hanya ada 2 penceramah, yaitu Alm. Rama Dharma Kusuma dan Alm. Rama Gayaswara. Meraka memotivasi saya untuk berceramah karena saya senang belajar dan membaca buku Dharma. Awalnya saya menolak karena belum pede, apalagi yang mendengar adalah teman-teman seusia dan bapak/ibu yang lebih tua. Namun daripada puja bakti tanpa ceramah Dharma, akhirnya saya memberanikan diri.

2. Pengalaman apa yang paling berkesan selama menjadi Dharmaduta?
Ketika saya harus menjelaskan tentang agama Buddha dan perkembangannya di Sumatera Barat di aula Kantor Gubernur di depan para anggota DPA yang berkunjung untuk melihat kerukunan hidup beragama di ranah Minangkabau ini. Mereka terdiri dari para profesor dan tokoh agama lain yang sudah berumur, sedangkan saya harus mewakili umat Buddha dalam usia 26 tahun. Ternyata saya tampil dengan lancar, karena saya mensugesti diri bahwa walaupun yang akan mendengar adalah para pakar, namun dalam pengetahuan agama Buddha, saya pasti lebih "pakar".

3. Apa yang selalu membuat Rama bersemangat berbagi Dharma?
"Di antara semua pemberian, pemberian Dharma adalah yang tertinggi". Sabda Buddha inilah yang membuat saya selalu semangat. Orang kaya bisa berbuat baik dengan memberikan materi, namun saya juga bisa berbuat baik dengan berbagi Dharma. Saya juga sering diundang ceramah oleh organisasi non-Buddhis, saya lihat mereka begitu antusias, damai, dan bahagia setelah mendengar Dharma.

4. Apa yang Rama lakukan pasca-gempa 30 September 2009 yang melumpuhkan Padang?
Saya juga jadi korban. Rumah saya rusak berat, kakak ipar saya meninggal tertimpa reruntuhan. Selama 3 hari kami sekeluarga bertahan tidur di teras rumah dan di mobil. Tiap hari saya mondar-mandir dari rumah ke wihara karena kami mendirikan Posko Buddhayana Peduli Gempa di wihara untuk membantu korban dan menyalurkan bantuan. Banyak masyarakat yang menumpang mandi dan mencuci di wihara karena listrik padam dan pasokan air terhenti. Saya terus mengimbau mereka untuk tidak larut dalam kesedihan. Inilah saatnya kita menerapkan tekad Bodhicitta yang sering kita nyanyikan dan renungkan. Saya tak mampu menahan air mata, bukan air mata kesedihan, tapi air mata semangat berbagi. Bantuan kami bagi dari rumah ke rumah dan penampungan. Kami juga terjun ke desa-desa terpencil dengan semangat "melayani untuk sempurna – sempurna untuk melayani".

5. Apa lagi yang ingin Rama lakukan demi kemajuan Dharma di Sumatera Barat?
Saya sedang fokus mengembangkan Sekolah Nasional Plus Manjushri. Saya juga berupaya mencetak Dharmaduta muda untuk membantu pembabaran Dharma, serta mengadakan pelatihan. Kondisi Padang saat ini kurang kondusif karena banyaknya isu gempa dan tsunami. Banyak umat dan aktivis yang pindah ke kota lain. Namun bagi saya situasi ini harus dihadapi dengan sabar dan tenang seimbang, karena "ini pun pasti berlalu".

Artikel ini bisa ditilik di Bulletin EHIPASSIKO 02, terbit 20 Des 2010. Love You.

#2
Jadi sudah YA Mahabiksu lagi... agak lebay sih.
Bhante Thich dst aja udah cukup.
_/\_
#3
Thanks.

Tapi bukannya itu Thera atau Mahathera ya?
#4
Numpang nanya ya  _/\_

Mahabhiksu artinya apa ya?

Yang Ariya artinya apa ya?

Thanks


#6
Diskusi Umum / Re: Komik Ehipassiko
20 April 2010, 09:41:44 PM
dukun lol.
#7
Quote from: williamhalim on 15 July 2009, 04:32:08 PM
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright

Thanks Om Indra atas info nya.
Jadi jelas sekarang soal copyright ini... berarti buku yg sama, bisa diterbitin dua penerbit, asal judul dalam bahasa indonesia dan covernya diganti abis ya....

Buku MPH sendiri, saya saksikan sendiri telah banyak jasanya.
Orang2 disekitar sy banyak yg terbantu diringankan masalah hidupnya dengan membaca buku MPH. Minimal, pikiran mereka menjadi lebih terbuka, mereka mendapatkan sudut pandang yg baru atas masalah pribadi mereka... Sbg catatan, semua pembaca MPH yg terbantu ini bukan berasal dari kalangan Buddhist.

Masalah mereka beragam: ada yg frustasi dgn tingkah suaminya, ada yg kecewa melihat tingkah laku anaknya, ada yg merasa terbebani dgn problema keluarga yg beruntun, ada yg merasa berat hidupnya krn masalah keuangan, dll...

::




Dear MoM Indra dan MoM William yang baik,

mengenai perihal copyright buku cacing sebaiknya bertanya langsung lah ke penerbit Awareness yang bersangkutan. Janganlah menyalah duga bahwa kita bisa menerbitkan buku seenaknya tanpa pandang copyright, apalagi menduga dan menuduh bahwa sebuah penerbit berani melakukan karya pembajakan (yang jelas melanggar sila ke-2).

Harap kita berhati-hati dalam dunia maya sekarang ini, jangan asal post. Sebab apa yang kita katakan tersimpan selamanya, dan jika itu tidak benar tentu saja akan berakibat parah.

Banyak orang yang akan salah pandangannya karena informasi MoM Indra yang belum tentu benar, apalagi kesan MoM william yang membenarkan.

Perlu diketahui bahwa hak copyright atas buku cacing ini ada di tangan penerbit ehipassiko-karaniya sesuai kontrak yang berlaku. Informasi selengkapnya mohonlah langsung menuding pihak ehipassiko, jangan menuding lewat belakang begini.

Dalam dunia modern ini kita harus pandai memilah informasi apalagi mengedarkannya, sebab semua yang tertulis dewasa ini mau se-ekstrem apa pun terdengar kredibel. Anehnya orang dengan nick yang tak jelas pun akan terdengar kredibel. Ini berbahaya sekali.

Dalam asumsi bahwa buku Dhamma tidak boleh dijual alias "haram" bagi anda, ya silakan anda melekat pada pandangan tersebut. Tapi mohon jangan pernah mendiskreditkan pihak yang berusaha mengubah pandangan hidup banyak orang dengan cara yang piawai.

Dharma adalah milik semua orang bukan sekte atau pandangan tertentu saja. Sebaiknya anda rekoleksi pandangan anda, sebab atta itu sungguh halus sekali.

Sebagai bahan pertimbangan saya akan memberikan contoh:
jika buku sutta dibagikan kepada umat non-buddhis secara gratis, tentu mereka tidak akan mau menerimanya, apalagi membacanya.

Jika kita bisa membawakan tema Dharma ini secara universal, menarik, menggugah hati, menyentuh, membawa ke kebenaran, maka orang itulah yang menilai dan mendapat keuntungan, tidak peduli apa kepercayaan dan pandangannya.

Itulah kebijaksanaan yang baik, bukan pandangan ekstrem.

Nah, apakah pandangan anda ekstrem? mohon kaji, sebab jika anda ekstrem, anda bukan Buddhis.

Salam sayang,

tasfan sadikin