News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - billy S

#1
berarti benar acara ini bukan merupakan acara pembacaan paritta yang dimana peraturan dari Guru Agung kita berlaku (tidak boleh bernyanyi), melainkan acara ini adalah peresapan makna melalui visual dimana menceritakan pertapa Sumedha (bukan Sumdha tampaknya vin  :P) dengan tekad yang sebegitu kuatnya ingin menjadi Buddha.

Dan dalam hal "tekad" ini juga berhubungan dengan Andrie Wongso sebagai pembicara tampaknya karena ini memang bagian dari keahlian Pak Andrie apabila berbicara soal hal Tekad.

Memang memakai biaya itu agak memicu pro dan kontra, namun dengan disediakannya makanan, tempat yang nyaman, saya rasa itu merupakan harga yang cukup baik karena melihat anak-anak muda sekarang, makan di mall saja sudah lebih dari itu.
#2
Quote from: billy S on 01 April 2012, 07:55:09 PM
Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun Pak William,

AN 5.209

9. Gītassarasuttaṃ

209.[cūḷava. 249] ''Pañcime , bhikkhave, ādīnavā āyatakena gītassarena dhammaṃ bhaṇantassa. Katame pañca? Attanāpi tasmiṃ sare sārajjati, parepi tasmiṃ sare sārajjanti, gahapatikāpi ujjhāyanti – 'yatheva mayaṃ gāyāma, evamevaṃ kho samaṇā sakyaputtiyā gāyantī'ti, sarakuttimpi nikāmayamānassa samādhissa bhaṅgo hoti, pacchimā janatā diṭṭhānugatiṃ āpajjati. Ime kho, bhikkhave, pañca ādīnavā āyatakena gītassarena dhammaṃ bhaṇantassā''ti. Navamaṃ.

Memang benar ini tertulis di gitassarasuttam..
Namun setahu saya, dan mohon dikoreksi alvin apabila saya salah,
Ini adalah drama musikal yang menceritakan tentang kehidupan seseorang, bagaimana perbuatan seseorang tersebut sesuai dengan dhamma, bukan pembabaran dhamma dengan tari-tarian.

Dan apabila saya diperbolehkan memberikan sanggahan, berarti apakah dengan ini anda maksud bhikkhu Girirakkhito Mahathera telah melanggar vinaya dengan menciptakan gita - gita vihara yang hampir seluruh vihara di Indonesia memutarnya (saya yakin seluruh umat Buddha di Indonesia pernah mendengar lagu ciptaan beliau) ?

Terima Kasih
#3
Quote from: william_phang on 01 April 2012, 06:58:10 PM
Saya rasa para senior mempermasalahkan menyampaikan dhamma dalam nyanyian dan tarian deh....

----------------------------------

"Para bhikkhu, ada lima bahaya (keburukan) jika Dhamma diucapkan dengan suara yang dinyanyikan :
- Ia akan senang (bangga) pada dirinya sendiri sehubungan dengan suaranya yang telah didengarnya
- Orang lain akan senang mendengar suaranya tersebut (mereka akan tertarik pada lagunya tersebut, bukan pada Dhammanya)
- Umat awam akan mencemoohkan (karena musik hanya pantas untuk mereka yang masih menyukai kesenangan indera)
- Karena sibuk mengatur suaranya tersebut, maka konsentrasinya menjadi pecah (ia melupakan makna dari apa yang sedang dibacanya)
- Orang-orang yang mendengarnya bisa terjebak dalam pandangan-pandangan yang mengandung persaingan (dengan berkata: "Guru-guru dan pembimbing kami melagukannya seperti itu", hal ini akan menyebabkan timbulnya pertentangan dan saling membanggakan diri pada umat Buddha generasi yang akan datang)

-----------------------------

Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun Pak William,

AN 5.209

9. Gītassarasuttaṃ

209.[cūḷava. 249] ''Pañcime , bhikkhave, ādīnavā āyatakena gītassarena dhammaṃ bhaṇantassa. Katame pañca? Attanāpi tasmiṃ sare sārajjati, parepi tasmiṃ sare sārajjanti, gahapatikāpi ujjhāyanti – 'yatheva mayaṃ gāyāma, evamevaṃ kho samaṇā sakyaputtiyā gāyantī'ti, sarakuttimpi nikāmayamānassa samādhissa bhaṅgo hoti, pacchimā janatā diṭṭhānugatiṃ āpajjati. Ime kho, bhikkhave, pañca ādīnavā āyatakena gītassarena dhammaṃ bhaṇantassā''ti. Navamaṃ.

Memang benar ini tertulis di gitassarasuttam..
Namun setahu saya, dan mohon dikoreksi alvin apabila saya salah,
Ini adalah drama musikal yang menceritakan tentang kehidupan seseorang, bagaimana perbuatan seseorang tersebut sesuai dengan dhamma, bukan pembabaran dhamma dengan tari-tarian.

Dan apabila saya diperbolehkan memberikan sanggahan, berarti apakah dengan ini anda maksud bhikkhu Girirakkhito Mahathera telah melanggar vinaya dengan menciptakan gita - gita vihara yang hampir seluruh vihara di Indonesia memutarnya (saya yakin seluruh umat Buddha di Indonesia pernah mendengar lagu ciptaan beliau) ?

Terima Kasih
#4
saya kira sangatlah tidak bijaksana apabila sudah mengkritik anak-anak muda yang ingin melakukan sebuah gebrakan dan perubahan sebelum melihat hasilnya.

Dan selama acara ini tidak mengganggu masyarakat, saya kira kita sebagai senior seharusnya mensupport anak-anak muda ini dan memberi saran, bukan langsung "membantai dan menjatuhkan" mereka.

Hargailah kerja keras dan ide-ide mereka..

Ide-ide anda semua belum tentu lebih baik, apalagi yang tukang-tukang mengkritik di forum ini tidak memberikan solusi ataupun ide baru juga atau dengan kata lain "kuno".

Terima kasih banyak im_alvin, saya kebetulan pulang dari australia bulan Mei, dan saya akan menghubungi Bella atau Nadia segera dalam waktu dekat.

Tetap semangat dan ingat, semakin tinggi padi, semakin merunduk, Semakin tinggi sebuah pohon Kelapa, Semakin kencang terpaan angin yang mengenainya. Semoga anda dan seluruh tim tetap semangat.

Acara ini harus sukses.

Regards,
Billy Sukmana Tan

#5
Quote from: Indra on 30 March 2012, 04:37:01 PM
apakah anda juga tertarik mendengar dakwah dari tukang tipu no. 1 sedunia? gratis loh

kata2 anda dapat dipakai sebagai bukti dengan tuduhan pengrusakkan nama baik pasal 27 ayat 3 UU ITE..   :x

Quote from: adi lim on 01 April 2012, 06:29:57 AM
IMO
anda menggunakan kata 'Ehipasiko' dengan tujuan utk melihat show drama musikal sudah termasuk melanggar ucapan yang tidak benar, karena Ehipasiko tidak pantas utk diaplikasi dalam hal demikian.

lebih baik anda langsung mengatakan dalam bahasa Indonesia yang baik dan tepat (misal : datanglah utk membuktikan), dari pada mengatakan bahasa Pali (Ehipasiko) yang latah dan diplesetkan, karena aplikasi itu tentunya sangat mengecilkan Dhammanussati yang setiap hari anda hormat(namaskara) dan sangat di Agungkan oleh umat Buddhis.

Jika anda menggunakan kata Ehipasiko dalam hal mengajak utk melihat pertunjukkan dengan berbayar, saya anggap anda menjual Dhamma ! (cari untung demi kebaikan yang lain, tetap tidak benar)

Anda mengatakan tujuan utk membantu pemuda bersemangat menyebarkan Dhamma, dengan cara menjual Dhamma tentunya perbuatan keliru,
Dan alasan muda-i/umat Buddhis diajak utk berpartisipasi dalam penyebaran Dhamma bukanlah cara demikian.

tambahan :membayar dan melihat Drama musikal (walaupun tema Buddhis) bukan Penyebaran Dhamma tapi utk menambah nafsu kepuasan mata melihat dan telinga utk mendengar hal2 yang nikmat.
mungkin Alvin bisa mengulang Mangala Sutta utk memastikan cara membahas Dhamma dan mendengarkan Dhamma.
_/\_

Kata2 Ehipassiko sendiri diambil dari kamus bahasa Pali berarti:

Ehipassiko (Sanskrit: Ehipaśyika "which you can come and see" — from the phrase ehi, paśya "come, see!").

Ada hubungannya dengan Buddha? TIDAK.. Melanggar sila?? TIDAK.. Tapi itu merupakan salah satu dari 6 kualitas ajaran Buddha yang seluruhnya adalah :

1. Svākkhāto (Sanskrit: Svākhyāta "well proclaimed")
2. Sandiṭṭhiko (Sanskrit: Sāṃdṛṣṭika "able to be examined")
3. Akāliko (Sanskrit: Akālika "timeless, immediate")
4. Ehipassiko (Sanskrit: Ehipaśyika "which you can come and see"
5. Opanayiko (Sanskrit: Avapraṇayika "leading one close to")
6. Paccattaṃ veditabbo viññūhi (Sanskrit: Pratyātmaṃ veditavyo vijñaiḥ "To be personally known by the wise")

Yang berarti kata2 tersebut adalah BAHASA PALI NORMAL dan TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN MENJUAL DHAMMA.

Mohon anda sebaiknya sedikit mempelajari dahulu sebelung langsung asal bunyi..

Malu uiy.. :P