Quote from: Kainyn_Kutho on 01 September 2012, 09:11:42 AMkalau contoh diatas dapat di megerti,walau ngk sepenuhnya.maklum pemula.tp thanks...nanya lagi...dlm agama budha ktnya tidak mengajarkan konteks ttg tuhan...dan budha pun tidak bisa menolong. umat (karma yg berlaku)...manusia ada saat ngebleng dong...kalau denger budha ngk. Bs tolong .kalo saya berdoa dr kecil tuh gini 'budha berkati keluaga ku....bla...bla...) saya pernah denger bhante yg ngm gitu.jadi agama budha kalau berdoa gimana?
Memang demikian. Yang biasa kita sebut sebagai 'diri sendiri' adalah sebatas persepsi dan ingatan kita. Persepsi maksudnya adalah kesan yang ditangkap oleh indera kita. Jadi misalnya seorang atlet lompat tinggi sudah pensiun, tua, renta, bahkan berjalan pun sulit, maka bagi dia, 'atlet lompat tinggi' itu sudah seperti orang lain, karena dia sudah tidak lagi mempersepsi dirinya demikian.
Kalau ingatan rasanya sudah jelas. Contoh gampang seperti kalau orang mabuk tidak sadar, berbuat yang tidak lazim, lalu direkam kamera. Ketika sadar, dia melihat dirinya sendiri yang mabuk itu juga seperti orang lain, karena dia tidak ingat.
Di dalam Buddhisme memang tidak dikenal suatu hal yang disebut sebagai 'diri', semua hanyalah fenomena yang berproses dan bergantung pada
kondisinya.
? Kok bisa???apa maksunya sembunyi2..