//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - sefung

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13
166
Diskusi Umum / menurut para sesepuh gimana nih (bumi kosong?)
« on: 12 August 2007, 10:16:36 AM »
gw sering membayangkan...begini...
kalau 1 Buddha datang ke dunia ini menyelamatkan 1 milyar makhluk. entah itu dewa, asura,dsb...
kemudian datang Buddha lg menyelamatkan 1 milyar makhluk lg dan seterusnya terus begitu.
mungkinkah bumi ini akan kosong walaupun butuh waktu yg sangat2 lama....

menanti sebuah pencerahan  ^:)^ dari sesepuh2 sekalian

oh kalau udah pernah topic ini digeser aja yah, malu juga salah room meluluh :o

167
Pengalaman Pribadi / Re: Ada pengalaman dengan Mahluk Halus ?
« on: 12 August 2007, 10:08:13 AM »
lanjut donk....kawan2
biasa bacanya yg damai2 skg coba yg ini...
siapa tahu beda rasanya

168
Pengalaman Pribadi / Re: Pengalaman Pribadi..
« on: 12 August 2007, 09:56:59 AM »
menanti sebuah pencerahan

169
Diskusi Umum / Re: minta pencerahanya..
« on: 10 August 2007, 06:44:59 PM »
menanti sebuah jawaban  ^:)^

170
Jurnal Meditasi / Re: "Perjalanan" dimeditasi pertamaku...
« on: 10 August 2007, 12:29:30 PM »
wah kemenyan....mantap d u nya, hebat2 pengalamannya..
emang benar kalau dipikir2, lebih gampang jinakin banteng dari pada pikiran ya.. :-?
saya ini meditasi selalu berhasil dng tidur , ga pernah berhasil konsen selama setengah jam
kalau ada yg bisa minta pencerahannya

171
Meditasi / meditasi pada Bodhisatva Avalokitesvara
« on: 10 August 2007, 08:08:28 AM »
semoga ga salah room lg yah ... _/\_

yang tinggiNya 800000 niyuta yojaya, TubuhNya berwarna kuning keemasan. puncak kepalaNya memiliki gumpalan daging ( usnisa siraskata ) yg belakagNya terdapat aura. wajahNya 100000 yojana. didalam aura tersebut memiliki 500 NIrmanakaya Buddha yang tampak seperti Sakyamuni Buddha. masing-masing Nirmanakaya Buddha diringi oleh 500 Bodhisatva - perwujudan bersama para dewa-dewa yg tak terhitung jumlahnya.

didalam lingkarang yang memacar dari seluruh tubuhNya, nampak titerangi berbagai wujud dan ciri-ciri makhluk yang hidup dalam 5 alam kehidupan.

pada pundak kepalaNya terdapat mahkota surgawi yg terbuat dari maniratna, seperti yg diikatkan pada ( kepada ) dewa sakra, dimana didalamnya terdapat Nirmanakaya Buddha yg tinggi tubuhNya 25 yojana.

wajah Avalokitesvara berwarna seperti emas jambunada. rambut halusnya terletak diantara ke dua alis mata memilki warna tujuh permata, yang darinya memancar keluar 84000 macam sinar. didalam tiap-tiap sinar terdapat Nirmanakaya Buddha yang tak terhitung jumlahnya, masing-masing diiringi oleh Bodhisatva perwujudan yang tak terhitung, menciptakan perwujudan-perwujudan mereka yang memenuhi dunia di sepuluh penjuru.

warna kedua lenganNya dapat disamakan dengan bunga teratai merah ( padma ) , dan dihiasi dengan gelang-gelang. yang keindahanNya terlihat melalui 80 juta sinar yang memancar keluar dariNya.
telapak tanganNya memiliki 10 jari tangan, tiap-tiap jari tangan memiliki 84000 garis tajam seakan mereka dicap diatasnya. tiap- tiap garis memiliki 84000 warna , tiap-tiap warna memiliki 84000 sinar halus dan lembut, yang menyinari segala sesuatu yang ada, dengan tangan-tangan permata inilah ia ( Avalokitesvara Bodhisatva ) mengayomi dan melindungi semua mahkluk.

sewaktu Bodhisatva Avalokitesva mengangkat kaki, telapak kakiNya terliaht ditandai dengan cakra berjeruji 1000, dengan keagungaNya berubah menjadi 500 juta pilar cahaya. sewaktu meletakan kakiNya, bunga-buanga berlian dan permata tersebar dimana mana dan memenuhi segenap penjuru.

semua ciri-ciri utama dan ciri-ciri tambahan kemulian tubuhNya yang lain sempurna, dan sama sekali tidak berbeda dari ciri-ciri utama dan ciri-ciri tambahan kemulian tubuh Sang Buddha, kecuali tanda-tanda Usnisa-Siraskata dan keningNya tak terlihat, yang tak dapat diperbandingkan dengan milik Sang Lokanatha, demikianlah persepsi dari wujud dan tubuh nyata Bodhisatva Avalokitesvara, yg merupakan meditasi ke sepuluh.

selanjutnya Sang Buddha bersabda kepada Ananda, " Barang siapa yg ingin bermeditasi pada Bodhisatva Avalokitesvara harus berbuat dengan cara yg telah Aku terangkan. mereka yang mempratekan meditasi ini tidak akan mengalami suatu bencana apapun, mereka akan terbebas dari semua rintangan yg diakibatkan oleh karma, sehingga terbebas dari karma-karma buruk yg akan membawa mereka kedalam berbagai kelahiran dan kematian selama berkalpa-kalpa yg tak terhitung jumlahnya.
hanya mendengarkan nama Bodhisatva Avalokitesvara ini saja telah memungkinkan seseorang memperoleh kebahagian yang tak terukur, lalu berapa banyak lagi kebahagiaan yg diperoleh bagi mereka yg rajin merenungkanNya?

172
Pengalaman Pribadi / Re: Pengalaman Pribadi..
« on: 10 August 2007, 07:51:38 AM »
 _/\_
eh...ada yg pernah mimpi sama avalokitesvara ga sih... atau sama Buddha gitu ^:)^

173
Diskusi Umum / Re: minta ilmunya
« on: 09 August 2007, 11:14:58 PM »
tidak ada prosedur apa pun, cukup sediakan tempat dan Buddha Rupang/Gambar Buddha, Buddha Rupang/Gambar Buddha untuk di hormati bukan di sembah, sehingga ditempatkan di tempat yg dirasa layak [jangan di kamar tidur/kamar mandi].

apakah Buddha Rupang harus di baca parita ? saya rasa itu tergantung dari pemilik altar, jika dirasa perlu untuk membaca parita [bisa menimbulkan kepuasan/kebahagiaan bathin] ya silakan baca parita, misalkan membaca-kan parita manggala dan mengundang deva... [sebagai tanda di-sah-kannya altar tersebut sebagai tempat untuk melakukan puja bhakti]

oh ya [ini pesan salah satu Bhante] jangan jadikan altar sebagai tempat pajangan berbagai macam Buddha Rupang, kesan nya jelek kurang bagus.


thanx atas pencerahanya.... _/\_

174
Mahayana / Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« on: 09 August 2007, 11:12:24 PM »
Namun Anda menolak untuk memperhatikan kata-Ku, dan memaksa perihal pandangan bahwa Aku mati. Aku melihat massa umat manusia, tenggelam dalam suatu lautan bencana, dan untuk alasan itulah Aku tidak mewujudkan diriKu, membuat mereka mendambakan Aku, ketika hati mereka mulai memohon, Aku muncul segera untuk mengajarkan Dharma".

"Demikianlah kekuatan gaib-Ku. Selama asam kheya kalpa koti yang tak terhingga, Aku senantiasa berada diatas puncak Gunung Gridhakuta, dan telah hidup di berbagai negeri lainnya. Ketika umat menyaksikan akhir dari suatu kalpa, dan segalanya terbakar dalam suatu kobaran api besar, negeriKu ini, tetap aman dan tidak terganggu, serta senantiasa dipenuhi dengan para dewa dan manusia. Aula-aula dan istana-istana dalam taman serta hutan kehijauannya, dihiasi dengan segala macam permata. Pahon­-pohon yang subur menumbuhkan banyak bunga serta buahnya, dan umatya disitu berbahagia dan tenang nyaman. Para dewa menabuh tambur surgawi, membuat alunan simphoni yang tiada akhirnya. Suatu hujan dari bunga-bunga mandarava putih, menyirami sang Buddha serta umatnya. Tanah suciKu tiada dapat dihancurkan, namun manusia melihat seolah terbakar dalam api, penuh dengan kesedihan, ketakutan dan perselisihan, suatu tempat dari kesulitan-kesulitan yang tak terhingga".

"Umat manusia ini dengan berbagai kejahatannya, disebabkan oleh akibat dari perbuatan jahat mereka, bahkan tidak akan mendengar nama dari sang Tri ratna ( ketiga pusaka ), meskipun berkalpa koti berlalu".
"Tetapi mereka yang mengikuti jalan jalan yang berjasa, yang lembut, tenang dan tegas, mereka semua akan bertemu dengan Aku, disini dalam wujud manusia, mengajarkan Dharma. Pada saat-saat lainnya Aku akan mengajarkan umat ini, panjangnya usia sang tahtagata yang tak terhingga, dan kepada mereka yang bertemu dengan Aku, hanya setelah suatu waktu lama, Aku akan menerangkan betapa sulitnya untuk dapat berjumpa dengan sang Buddha sesungguhnya".
"Demikianlah kekuatan kearifan-kebijaksanaanKu, bahwasanya memberi penerangan yang jauh tak terhingga. Jiwa ini yang telah bertahan selama kalpa yang tak terhingga, aku telah memperolehnya sebagai hasil pertapaan yang lama".
"Wahai kalian umat yang bijaksana, bebaskanlah diri kalian dari segala keraguan perihal ini. Putuskanlah mereka sekaligus untuk selamanya. Kata-kata sang Buddha adalah benar, tidak palsu. Beliau bagaikan tabib yang terampil, menggunakan beberapa alat untuk menyembuhkan anak-anak beliau, yang telah keracunan/tersesat. Beliau masih hidup tapi mengatakan kepada mereka, bahwa beliau telah wafat, Tiada seorang pun dapat mengatakan ajaran beliau palsu. Aku adalah ayah dari dunia ini, menyelamatkan mereka yang menderita dan berduka".

"Karena kesesatan-kesesatan umat manusia biasa, Aku katakan bahwa Aku telah tiada, meskipun sesungguhnya Aku hidup, karena apabila mereka melihatKu bahwa Aku selalu ada, kesombongan serta keserakahan timbul dalam jiwa mereka. Mereka menyerahkan dirinya kepada kelima nafsu, dan jatuh ke dalam jalan yang buruk, Aku senantiasa mengetahui umat mana yang melaksanakan Dharma, dan mana yang tidak, dan sebagai jawaban kepada kebutuhan mereka demi penyelamatannya, Aku mengajarkan mereka berbagai jenis ajaran-ajaran".

"Hal ini adalah pikiranKu senantiasa, bagaimana dapat Aku membuat seluruh mahluk hidup, memperoleh jalan masuk menuju “jalan” teragung, dan cepat memperoleh kesadaran Buddha".

175
Mahayana / Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« on: 09 August 2007, 11:11:53 PM »
Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, sutra-sutra yang dibabarkan oleh sang Tahtagata seluruhnya adalah dimaksudkan untuk menyelamatkan umat manusia dari penderitaan-penderitaan mereka. Kadangkala Aku berkata perihal diriKu sendiri, kadangkala perihal orang lain; terkadang Aku menunjukan diriKu sendiri, kadangkala diri orang lain, terkadang pula Aku memperlihatkan tindakan-tindakanKu, kadang­kadang tindakan-tindakan orang lain. Seluruh ajaran-ajaranKu adalah benar dan tiada palsu".
"Alasannya adalah bahwa sang Tahtagata memahami aspek sesungguhnya perihal ketiga alam dunia tepat sebagaimana adanya. Tiada pasang ataupun surut dari kelahiran
sampai kematian, juga tiada kehidupan dalam dunia ini dan kematian di kemudian. Jiwa bukanlah berbobot (substansial) pun juga tidak kosong, bukan tetap (konsisten) pun tidak beraneka ragam, pun juga bukan seperti apa yang dipahami oleh mereka yang berada dalam ketiga alam dunia tersebut. Semua hal tersebut sang Tahtagata melihatnya dengan jelas tanpa kekeliruan".

"Umat manusia memiliki sifat yang berbeda, nafsu yang berbeda, gaya perilaku yang berbeda, pendapat dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, dari hasratKu untuk menanamkan bibit-bibit kesadaran dalam hati mereka, Aku telah mengajarkan berbagai ajaran lewat cerita-cerita hubungan masa lampau, perumpamaan-perumpamaan dan kata-kata lainnya. Pelaksanaan yang tepat bagi seorang Buddha ini telah aku laniutkan tanpa henti-hentinya".
"Semenjak Aku mencapai kesadaran Buddha, telah berlalu suatu jangka waktu yang tak terbayangkan lamanya. Panjangnya usia jiwa Aku adalah kalpa koti yang tak terhingga. JiwaKu senantiasa berada dan tiada akan berakhir. Wahai umat yang berkeyakinan tulus, pada suatu saat Aku pun telah melaksanakan pertapaan bodhisattva dan jiwa yang telah Aku peroleh pada saat itu masih belum berakhir. JiwaKu masih akan berlangsung dua kali lipat sebanyak kalpa koti lagi dari sekarang.
Meskipun sebenarnya aku tidak pernah wafat sesungguhnya. Aku telah meramalkan kematianKu. Dengan cara­-cara inilah, sang Tahtagata mengajarkm umat manusia".
"Alasannya adalah demikian. Apabila sang Buddha berada didunia ini terlalu lama, umat manusia yang berbakat/moral rendah tidak dapat menghimpun rejeki yang dibutuhkan untuk mencapai kesadaran kebuddha-an. Serakah/tamak dengan kelima nafsu, mereka akan terjebak dalam jaringan pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat yang menyesatkan. Dengan melihat sang Tahtagata tetap hadir berada dan tidak mati di dunia ini, maka mereka akan menjadi sombong dan egois serta akan melalaikan pelaksanaan pertapaan agama Buddha-nya. Mereka tidak akan berhasil untuk menyadari betapa sulitnya untuk dapat berjumpa dengan sang Tahtagata serta tidak akan menaruh rasa hormat kepada beliau".

"Sebagai suatu kelayakan, oleh karenanya sang Tathagata berkata kepada para bhiksu dengan mengatakan," Anda sekalian harus mengetahui ada suatu hal yang jarang terjadi untuk dapat hidup pada suatu waktu ketika sang Buddha muncul di dunia ini “. Alasannya adalah bahwa sekalipun setelah suatu antara tenggang waktu dari masa tak terbatas, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu kalpa koti asam kheya. Beberapa manusia dari bakat yang rendah mungkin saja kebetulan melihat seorang Buddha, namun yang lainnya mungkin tidak berkesempatan. Oleh karena itu Aku memberitahukan mereka, ‘Para bhiksu, adalah jarang sekali bahwa seorang dapat melihat sang Tathagata’. Ketika umat mendengar kata-kata ini, mereka pasti menyadari betapa sulitnya dan jarangnya dapat bertemu dengan seorang Buddha dan kemudian mereka akan menanamkan sebab kesadaran ke-buddha-an di dalam hati mereka. Oleh karena itulah maka sang Tahtagata menunjukan kematian dirinya meskipun sesungguhnya beliau tidak pernah menjadi musnah".

Wahai umat yang berkeyakinan tulus, Dharma mana saja dari Buddha mana pun adalah senantiasa seperti ini. Karena sang Buddha mengungkapkan Dharma untuk menyelamatkan umat, maka semuanya itu adalah benar dan tiada satu pun yang palsu".
"Bayangkanlah seorang tabib yang terampil serta bijaksana yang dapat membuat obat untuk menyembuhkan segala penyakit. Ia mempunyai banyak anak, mungkin sepuluh, dua puluh atau bahkan seratus. Ia pergi ke suatu negeri yang jauh untuk mengurus suatu hal".

"Kemudian anak-anak meminum sejenis racun yang telah membuat mereka liar karena kesakitan, dan mereka jatuh berliuk sampai ke tanah".
"Pada saat ini sang ayah kembali kerumahnya dan menemukan anak-anaknya telah meminum racun. Beberapa anak telah kehilangan kesadarannya, sedangkan yang lainnya tidak. Melihat sang ayah mereka dari kejauhan, semuanya merasa gembira dan berlutut untuk menyambutnya, sambil berkata, ‘Betapa untungnya bahwa Anda telah kembali dengan selamat! Karena kebodohan kami telah salah meminum racun. Kami mohon kepada Anda untuk menyembuhkan kami dan biarkanlah kami hidup lebih lama l agi".
"Sang ayah setelah melihat anak-anaknya menderita seperti ini, mengikuti berbagai resep. Dengan mengumpulkan daun obat-obatan yang halus yang warnanya sempurna, sedap baunya serta sari rasanya, beliau menggilingnya, menyaring serta mencampurkan mereka menjadi satu. Dengan memberikan suatu pengobatan ini pada anak-anaknya beliau mengatakan pada mereka, Obat yang sangat manjur ini adalah berwarna sempurna, sedap baunya dan sari rasanya. Minumlah, dan kalian akan segera disembuhkan dari penderitaan-penderitaan dan akan bebas dari segala kesulitan­kesulitan".

"Anak-anak tersebut yang tidak kehilangan kesadarannya dapat melihat bahwa obat yang manjur itu adalah enak baik warna maupun harumnya, maka mereka segera meminumnya dan sama sekali sembuh dari penyakitnya. Mereka yang telah kehilangan kesadarannya sama gembiranya rnelihat ayahnya kembali serta memohon kepadanya untuk mengobati penyakitnya, tetapi ketika mereka diberikan obat tersebut, mereka menolak untuk meminumnya".
"Hal ini dikarenakan karena racun tersebut telah merembes mendalam, menyebabkan mereka kehilangan pikiran sejati mereka. Oleh karenanya mereka berpikir bahwa obat tersebut tidak akan enak meskipun warnanya menarik dan harum baunya. Maka sang ayah berpikir,’Kasihan anak-anakKu’. Racun telah merasuki jiwa mereka dan sama sekali mengacaukan pikiran mereka. Meskipun mereka gembira melihat Aku dan memohon kepada Aku untuk menyembuhkan mereka, mereka menolak untuk meminum obat manjur yang Aku berikan. Kini Aku harus menggunakan cara untuk membuat mereka meminumnya. Maka Ia mengatakan kepada mereka:’Dengarkanlah anak-anakKu. Aku kini telah tua dan lemah. JiwaKu sudah mendekati akhir. Aku tinggalkan obat manjur ini di sini untuk kalian sekarang. Kalian seyogyanya meminumnya dan janganlah khawatir bahwa kalian tidak akan sembuh’ . Dengan memberikan instruksi atau petunjuk kepada mereka, Ia pergi lagi kenegeri lain, dari sana ia mengirimkan seorang kurir kerumahnya untuk mengumumkan, ‘ayah kalian telah wafat"’.

"Mendengar bahwa sang ayah mereka telah meninggalkannya dan wafat, maka sang anak-anak telah diliputi oleh rasa duka cita dan membayangkan kembali: `Seandainya ayah kita masih hidup, ia pasti mengasihani kita dan menjaga kita, tetapi kini ia telah meninggalkan kita dan wafat di negeri yang jauh. Kita kini hanyalah yatim piatu yang tiada seorang pun dapat diandalkan’. Dalam kesedihannya yang tak habis­-habisnya, mereka akhirnya terbangun. Mereka menyadari bahwa sesungguhnya obat tersebut memiliki warna yang menarik, baunya yang harum serta rasanya yang enak, maka mereka meminumnya dan tersembuhkan dari segala akibat keracunan. Sang ayah, setelah mendengar bahwa anak-anaknya telah tersembuhkan, kembali pulang dan menjumpai mereka semua. `Kini, wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, apakah yang kalian pikir perihal ini? Dapatkah siapa saja mengatakan bahwa dokter mahir ini bersalah dari membohongi?’. ‘ Tidak, yang dimuliakan sedunia’. Selanjumya sang Buddha berkata : `Sama pula halnya dengan Aku. Sang waktu sesungguhnya tiada terbatas… seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, asam kheya kalpa koti … semenjak Aku mencapai jiwa ke-buddha-an. Demi umat manusia Aku telah menggunakan cara-cara yang jitu ini, memberikan perihal kewafatan Aku sendiri. Tetapi tiada seorangpun dapat dengan beralasan menuduh Aku dari membohong".

"Pada saat itu yang dimuliakan sedunia, ingin mempertegas ajaran ini sekali lagi, maka telah berkata dalam sajak. Semenjak aku mencapai ke - Buddha - an, berkalpa koti yang tak terhitung telah berlalu, seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, asam kheya kalpa koti, Aku telah mengajarkan Dharma secara berkelangsungan, selama kalpa koti yang tak terhingga ini, dan membuat berjuta-juta yang tak terbatas, memasuki jalan menuju ke - Buddha - an".
"Aku membiarkan umat menyaksikan nirwanaKu, sebagai suatu cara untuk menyelamatkan mereka, tetapi sesungguhnya Aku tidak mati/wafat, Aku senantiasa berada di sini, mengajarkan Dharma".
"Aku senantiasa berada disini, namum karena kekuatan gaib-Ku, orang-orang yang tersesat tidak dapat melihat Aku, meskipun Aku berada di dekatnya".

"Ketika umat manusia menyaksikan kemoksyaan-Ku, mereka akan tersebarluas menghormati peninggalan-Ku, mereka semua akan memiliki pikiran-pikiran yang mendambakan dan di dalam hati mereka akan terlahir suatu pendambaan akan Aku".
"Ketika mereka menjadi simgguh-sungguh berkeyakinan, jujur dan terus terang, lembut dalam pikirannya, dengan penuh kesungguhan mendambakan melihat sang Buddha, bersedia menyerahkan jiwa raganya untuk itu, maka Aku beserta persamuan para Sangha akan muncul bersama di atas puncak Gunung Gridhrakuta".

"Lalu aku beritahukan orang-orang, bahwa Aku senantiasa berada disini, tidak pernah mati bahwa Aku pada saat-saat tertentu tampak hidup, saat-saat tertentu mati, sebagai suatu cara yang layak. Seandainya ada mereka didalam dunia-dunia lainnya yang menghortnati serta ikhlas keyakinannya, diantara mereka juga Aku mengajarkan Dharma yang terunggul".

176
Mahayana / Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« on: 09 August 2007, 11:09:36 PM »

Pada saat ini Yang Mulia bangkit dengan tenang dari meditasi (samadhi) seraya menyapa Sariputra : Kearifan semua Buddha adalah tidak terbatas dalamnya serta tidak terkirakan. Pintu gerbang menuju kearifan ini sulit untuk dimengerti dan sulit untuk dimasuki. Tiada kaum Sravaka maupun kaum Pratekyabuddha dapat memahami.
Dasar alasannya adalah bahwa Buddha telah melaksanakan pertapaan yang tidak terhingga pada ratusan ribu kalpa koti Buddha - Buddha yang tidak terbilang. Beliau telah membuktikan dirinya pada pelaksanaan-pelaksanaan ini sedemikian beraninya serta tidak pernah lelah sehingga namanya dikenal diseluruh alam semesta. Beliau telah menyadari Dharma yang mendalam serta tiada taranya dan membabarkannya sesuai dengan tahap kemampuan umat manusia, namun demikian niat dan hasrat beliau adalah sangat sulit dimengerti.
Sariputra, semenjak aku mencapai kesadaran Buddha, aku telah membabarkan ajaranKu secara meluas melalui cerita-cerita/ kisah - kisah perihal hubungan -hubungan masa lampau serta banyak perumpamaan-perumpamaan, dan dengan cara-cara yang tidak terhitung telah membina umat manusia untuk melepaskan dirinya dari segala keterikatan/ keterbelengguan.
Dasar alasannya adalah bahwa Sang Tathagata memiliki kedua-duanya baik cara*-cara maupun kearifan yang sempurna:*

Sariputra! Kearifan Sang Tathagata meliputi segala-galanya dan mendalam sekali. Welas asihnya tak terhingga, serta ajaran-ajaranNya tidak mengenal batas-batas. Diberkahi dengan kekuatan, keberanian, pemusatan, kebebasan ( dari karma dan nafsu ) dan kecakapan untuk bermeditasi ( berpikir secata mendalam ), ia bermukim dalam ketiada-keterbatasan dan menyadari Dharma yang tiada pernah disadari sebelumnya.
Sariputra, Sang Tathagata memiliki kekuatan untuk mengerti yang mana diantara ajaran-ajaran ( yang sesuai / cocok bagi pendengarnya ), untuk membabarkan ajaran*-ajaran dalam suatu cara bijaksana, dan untuk menggembirakan hati umat manusia dengan kata-kata yang hangat serta lembut. Dengan kata lain, Sariputra, Sang Buddha telah menyadari Dharma yang tidak terhingga, tidak terbatas serta terunggul.
Sariputra ! aku tidak mengatakan lebih lagi, karena apa yang telah dicapai oleh Sang Buddha adalah Dharma / Hukum yang paling langka serta paling sulit untuk dimengerti dan dipahami.
Hakikat kebenaran dari seluruh fenomena, hanyalah dapat dimengerti antara Buddha dengan Buddha. Hakikat kebenaran ini mencakupi bentuk perwujudan, sifat, hakikat, kekuatan pengaruh, sebab terpendam, hubungan ( jodoh ), akibat terpendam, akibat terjelma ( nyata ), dan konsistensi mereka dari awal dan akhir.
Ketika itu Sang Buddha menyapa kepada para Boddhisattva dan seluruh hadirin : " Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, percaya serta pahamilah kata-kata sejati Sang Tathagata ". Lagi Sang Buddha menyapa kepada umat : " Percayalah serta pahamilah kata-kata Sang Tathagata ".
Pada saat ini para Boddhisattva beserta seluruh hadirin, mulai dengan Boddhisattva Maitreya mengatupkan telapak tangan mereka seraya berkata : " Yang dimuliakan seluruh dunia, hasrat tunggal kami hanyalah memohon Anda mengajarkan kami. Sudah tentu kami akan percaya kepada kata-kata Sang Buddha ". Dengan demikian mereka katakan tiga kali, dengan mengulangi kata-kata, " Hasrat tunggal kami hanyalah memohon anda mengajarkan kami, sudah tentu kami akan percaya kepada kata-kata Sang Buddha.
Ketika yang dimuliakan sedunia melihat bahwa para Boddhisattva mengulangi permohonan mereka tiga kali dan lebih tanpa hentinya, beliau berkata pada mereka : " Camkanlah baik-baik dan dengarkanlah rahasia Sang Tathagata serta kekuatan gaibNya”.
Seluruh dewa-dewi, manusia serta asura dari dunia ini percaya bahwa setelah meninggalkan istana bangsa Sakya, Buddha Sakyamuni telah mendudukan dirinya ditempat pengungkapan/ pembabaran yang tidak jauh dari kota Gaya dan telah mencapai kesadaran Agung.
Tetapi wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus ! Sang waktu sesungguhnya tiada terbatas dan tak terkirakan…adalah seratus, seribu, sepuluh ribu, ratusan ribu, kalpa koti…sejak aku sesungguhnya mencapai Kesadaran Buddha.

Seandainya ada seseorang yang dapat menghancurkan lima ratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, kalpa kati ( nayuta’ = 1012 ), asam kheya ( asogi’ = 1051 ) tata dunia utama menjadi butiran - butiran debu, lalu membawa semuanya menuju ketimur, dengan manaburkan / menjatuhkan sebutir debu setiap kali menyeberangi lima ratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu nayuta ( kalpa koti ), asogi ( asam kheya ) dunia-dunia. Seandainya bahwa ia meneruskan menjelajah ke arah timur dengan cara demikian, sarnpai ia menghabiskan seluruh butiran-butiran debu tersebut. Wahai, orang-orang yang berkeyakinan tulus! Bagaimana pandangan kalian? Dapatkah kiranya jumlah dari seluruh dunia tersebut terbayangkan atau terpikirkan?
Bodhisatva Maitreya beserta yang lainnya berkata kepada sang Buddha," yang dimuliakan sedunia, dunia-dunia ini tiada terbatas dan tidak terhingga. Mereka berada di luar jangkauan perkiraan. Mereka melebihi kemampuan imajinasi/daya khayal. Tiada orang dari kaum sravaka maupun kaum pratekyabuddha bahkan dengan kearifan yang bebas dari kesesatan sekalipun dapat membayangkan/memperkirakan jumlah angkanya. Meskipun kami kini berada pada tahap dimana kami tidak akan mundur dalam keyakinan, kami pun tidak berkemampuan untuk memahami hal ini. Yang dimuliakan sedunia, memang dunia-dunia ini adalah tiada terbatas serta tak terhingga". Kemudian sang Buddha berkata kepada para bodhisattva agung : "sekarang, wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, Aku menyatakan dengan tegas kepada kalian. Seandainya seluruh dunia-dunia ini, apakah mereka menerima satu butiran debu ataukah tidak, sekali lagi dihancurkan menjadi debu. Anggaplah sebutir debunya mewakili satu kalpa. Lalu sang waktu yang telah berlalu semenjak aku mencapai kesadaran Buddha sesungguhnya melampau ini sampai seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, kalpa (nayuta), koti (asogi), asam kheya (aeons).".
"Bahkan semenjak itu Aku senantiasa berada di dunia ini, membabarkan Dharma serta menyebarluaskan ajaran-ajaran. Dan juga Aku telah membina serta memberikan manfaat kepada umat manusia pada seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, kalpa (nayuta), koti (asogi) dunia-dunia lainnya".
Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, selama waktu ini Aku telah mengajarkan umat perihal Buddha Nento dan lain-lainnya, dengan mengatakan bahwa Aku akan mengakhiri seluruh penderitaan dan wafat. Kesemuanya ini Aku perbuat melalui cara-cara mendidik yang berbeda yang disesuaikan kepada kecakapan umat manusia tersebut".

"Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, ketika umat datang kepadaKu, Aku dapat mengerti dengan pandangan mata seorang Buddha, tingkat dari keyakinan mereka serta mutu-mutu lainnya. Tergantung kepada apakah kecakapan mereka itu tajam ataukah tumpul, Aku mengatur kemunculanKu, mengajarkan di berbagai dunia yang berbeda, menggunakan nama-nama yang berbeda dan menjelaskan berapa lama ajaran-ajaranKu akan berpengaruh. Pada lain kesempatan ketika Aku muncul, Aku telah mengatakan kepada umat bahwa Aku akan segera memasuki nirwana, dan Aku menggunakan berbagai cara untuk membabarkan ajaran-ajaran yang gaib dan membuat umat manusia bergembira di dalam hatinya".
"Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, Aku, sang Tahtagata, telah memperhatikan bahwa umat manusia telah merasa senang dan puas dalam ajaran-ajaran yang rendah, miskin kebajikannya serta diberatkan oleh kekotoran jiwa. Oleh karenanya Aku telah mendidik mereka bahwa Aku telah membuang keduniawian dalam masa keremajaanKu dan kemudian mencapai kesadaran Buddha. Tetapi sesungguhnya waktu semenjak Aku mencapai kebuddhaan adalah jangka waktu yang panjang seperti yang telah Aku babarkan. Hal ini hanyalah suatu ikhtiar yang Aku pergunakan untuk membina umat serta membuat mereka memasuki jalan menuju kesadaran Buddha".

177
Jika ada orang melihat stupa ini, mendangar suara genta-gentanya, mendengar nama stupa ini, atau berada dibawa bayanganya, seluruh hambatan akibat karma buruknya akan dilenyapkan. Dambaan-dambaan hatinya akan terpenuhi. Ia akan menikmati hidup yang damai serta terlahir ditanah Buddha Sukavathi setelah kematiaanya. Apabila ada orang yang menggunakan sedikit tanah untuk memperbaiki dinding stupa yang rusak atau menggunakan sebongkah batu kecil untuk menyangga stupa itu, berkah kebajkanya akan berlimpah dan usianya akan bertambah panjang. Ia akan terlahir sebagai raja pemutar roda dharma setelah kehidupan ini.

Setelah Aku parinirvana, jika ada seseorang diantara empat kelompok penganut ajaranKu mempersembahkan dupa dan bunga, dengan tulus berikar menlafalkan dharani ini didepan stupa demi membebaskan para makhluk yang berada di alam penderitaan, maka setiap kalimat yang diucapkanya akan memancarkan cahaya gemilang hingga menyinari tiga alam sengsara. Seluruh penderitaan akan berakhir. Para makhluk akan terbebas dari penderitaan dan benih Buddha akan bertunas, mereka akan terlahir di tanah Buddha manapun sesuai kehendak mereka.

Jika ada orang yang berdiri dipuncak gunung dan melantunkan dharani ini dengan tulus, semua mahkluk yang berada dijangkaun pandangan orang itu, baik yang berambut, berbulu, hidup didalam tempurung, memiliki cangkang, yang hidup digunung, hutan, sungai atau lautan, akan terbebas dari belenggu dan kebodohan. Tiga hakekat asal Buddha akan memanifestasikan dirinya. Mereka akan bernaung dalam kedamaian nirvana. Jika ada orang yang berjalan dengan orang ini dijalan yang sama, menyentuh bajunya, menapaki jejak kaki orang ini, atau berbicara denganya, kejahatan berat mereka akan dimusnahkan dan selain itu mereka akan mencapai kesuksesan.

Saat itu Buddha memberitahu Vajrapani, “ Kini, Aku menyerahkan sutra dharani ini yang penuh misteri ini kepadamu. Engkau hendaknya menghormati dan melindunginya. Semoga sutra dharani ini dapat tersebar keseluruh penjuru dunia. Jangan biarkan para makhluk berhenti mempelajarinya.

Vajrapani berkata,” aku sangat beruntung dapat berjumpa dengan yang dijunjung. Kami berikrar untuk melindungi dan menyebarkan sutra ini siang dan malam demi membalas budi kami kepada Sang Buddha. Jika ada orang yang menjalin, mempertahankan, dan merenungkan terus menerus sutra ini, kami akan meminta mahadewa Sakra, Empat Maharaja Langit, seluruh Naga, dan delapan kelompok makhluk surgawi untuk melindungi orang ini siang dan malam tanpa pernah meninggalkanya sekejappun.”

Buddha berkata, “ Baik sekali, Vajrapani, engkau melindungi dharma ini dan jangan hentikan curahan kebajikanya bagi semua makhluk di masa mendatang.
Pada saat itu, Yang Dijunjung Dunia telah selesai mengucapkan dharani Materai Kotak dan membabarkan dharma. Kemudian mereka pergi mengunjungi rumah sang bramana dan menerima persembahannya. Seluruh makhluk surgawi dan umat manusia memperoleh memfaat yang sangat besar. Mereka lalu pulang ke tempat kediamanya masing-masing.

Seluruh bhiksu, bhiksuni, umat awam pria dan wanita, naga surgawi, yaksha, ghandarva, asura, garuda, kinnara, dan maharoga, yakni semua makhluk, baik manusia ataupun bukan manusia bersuka cita karena pembabaran dharma ini. Mereka menyakini, menerima, mempertahankan, dan mempratekkan apa yang baru saja dibabarkan oleh Sang Buddha.

178
Namas-trya-dhvikãnãm sarva tathãgatãnãm
Om bhuvi-bhavana vare va-care vaca-te
Culu-culu dhara-dhara
Sarva tathãgata dhãtu dhare padmãm bhavati
Jaya vare mucule smara
Tathãgata dharmma cakra pra-vartana
Vajre bodhi-manda alankãra alankrte
Sarva tathãgata-adhisthite
Bodhaya-bodhaya bodhi-bodhi buddhya-buddhya
Sambodhani-sambodhaya cala-cala-calantu
Sarva-ãvaranãni sarva pãpa vigate huru-huru
Sarva soka vigate
Sarva tathãgata hrdaya
Vajrini sambhara-sambhara
Sarva tathãgata guhya dhãrani mudre buddhe-subuddhe
Sarva tathãgata-adhisthita dhãtu garbhe svãhã
Samaya-adhisthite svãhã
Sarva tathãgata hrdaya dhãtu mudre svãhã
Su-pratisthita stûpe tathãgata-adhisthite
Huru-huru hûm-hûm svaha
Om sarva tathãgata-usnisa dhãtu mudrãni
Sarva tathãgatam sadhãtu vibhûsita-adhi-sthite
Hûm-hûm svãhã

Ketika Sang Buddha selesai mengucapkan dharani ini, semua Buddha melantunkan pujian dari dalam gundukan itu, “ Baik sekali ! baik sekali ! Sakyamuni, Engkau hadir ditengah kekeruhan dunia serta membabarkan dharma mendalam ini demi kepentingan pada makhluk yang tidak memiliki sandaran hidup. Dharma penting ini akan bertahan demi melimpahkan kebajikan, kedamaian, serta kebahagiaan bagi semua makhluk dalam kurun waktu yang lama.”

Pada saat itu, Sang Buddha memberitahu Vajrapani , “ Dengarlah ! dengarlah ! dharma yang penting ini memiliki kekuatan spiritual dan kebajikan yang tak terukur. Ini bagaikan mutiara berharga penghias pada sebuah panji. Ia laksana penyebar batu-batu permata berharga demi memenuhi segenap dambaan makhluk hidup.

Jika ada pelaku kejahatan berat yang terjatuh kedalam neraka, yang sangat menderita dan tidak mengetahui pada siapa ia seharusnya berlindung. Bila putra atau cucu ini menyebut nama orang yang meninggal itu dan melafalkan dharani ini sebanyak tujuh kali, cairan tembaga serta besi yang panas dan membara di neraka dengan sekejap akan berubah menjadi kolam yang menyejukan, yang airnya memiliki delapan sifat menyenangkan. Sebuah bunga teratai dengan tudung mulia diatasnya akan muncul. Pintu neraka akan pecah berantakan dan jalan menuju bodhi akan terbuka lebar. Bunga teratai itu akan terbang dan menghantarnya menuju ketanah Buddha Sukavati. Seluruh kebijaksanaan akan muncul dengan sendirinya. Ia akan berbahagia karena memiliki kesempatan untuk mendengar dharma serta berjumpa dengan seorang Buddha.
Jika ada orang yang menderita berbagai penyakit dan diserang oleh rasa sakit yang dasyat karena telah melakukan kesalahan berat, apabila ia melafalkan dharani ini sebanyak dua puluh satu ( 21 ) kali. Seluruh penyakit dan kekwatiranya akan lenyap. Ia akan menikmati tak terhitung berkah kebajikan serta berusia panjang.

Jika seseorang terlahir di keluarga yg miskin karena kekikiranya dimasa lampau, dimana pakainya tidak sanggup untuk menutupi seluruh tubuhnya. Selalu kekurangan makanan demi mempertahankan hidup, penampilannya menjadi lemah dan kurus. Orang lain tidak suka berjumpa denganya. Apabila orang ini merasa malu dan pergi kesebuah gunung guna memetik beberapa bunga liar, menggiling beberapa batang kayu guna dijadikan dupa. Setelah itu, ia pergi kedapan stupa ini untuk menghaturkan hormat serta persembahan, berjalan mengelilingi tujuh kali searah dengan jarum jam, meneteskan air mata dan menyesali kesalahanya. Kemiskinan orang itu akan sirna dengan segera dan kemakmuran akan diperoleh. Tujuh permata berharga akan tercurah dengan derasnya, tidak ada kekurangan lagi. Tetapi mulai saat itu, ia harus mulai menghaturkan persembahan pada Buddha dan dharma serta beramal pada orang miskin. Jika ia menjadi kikir, kemakmuran yang diperoleh akan lenyap dengan seketika.

Jika seseorang mendirikan sebuah stupa dengan tinggi empat jari demi menamkan benih kebajikan. Entah ia menggunakan tanah liat atau batu bata sesuai dengan kemampuanya, lalu menuliskan dharani ini dan meletakannya kedalam stupa. Kemudian ia bernama skara dihadapan stupa itu sambil membawa bunga-bunga harum, maka awan harum akan memancar keluar dari stupa itu dikarenakan kekuatan dharani serta keyakinanya . Cahaya harum dan berwujud awan akan membumbung menuju seluruh alam dharma ( Dharmadathu ). Keharuman dan kegemilangan ini akan memanifestasikan aneka kebajikan. Pahala dan kebajikanya sama dengan yang telah disebut diatas. Tidak ada harapan yang tidak terpenuhi.

Pada jaman kemerosotan, jika ada pria atau wanita berbudi dari kalangan empat kelompok umat Buddha, berusaha keras untuk membangun stupa-stupa semacam ini dan meletakan dharani ajaib ini kedalamnya, jasa dan pahala kebajikanya sungguh tak terukur.
Jika ada orang mengharapkan berkah dengan menjunjungi stupa ini, dimana ia mempersembahkan setangkai bunga atau dupa, bernama skara dihadapan stupa tersebut, menghaturkan persembahan, serta mengelilingginya searah jarum jam, dikarenakan kebajikan semacam itu, orang tersebut dengan sendirinya akan memperoleh kebahagiaan , kedudukan tinggi, dan kemakmuran tanpa perlu bersusah paya. Umur panjang dan kekayaan akan dimilikinya tanpa perlu meminta. Musuh dari berbagai penjuru akan dikalahkan tanpa perlu bertarung, kebencian dan kutukan akan sirna tanpa usaha apapun, penyakit dan wabah penyakit akan menghindar dari sendirinya, suami yang mulia atau istri yang baik akan diperoleh tanpa mencari, putra cerdas serta putri cantik akan diperoleh dan seluruh dambaan akan terpenuhi.

Jika terdapat burung, burung dara, anjing, srigala, nyamuk, dan semuk, terkena banyangan stupa ini atau menginjak rerumputan disekitarnya, halangan karma mereka akan sirna serta terbebas dari kebodohan, mereka akan menerima kekayaan dharma

179
Yang di Junjung Dunia, mengapa stupa tujuh permata ini menjadi gundukan lumpur sekarang ?
Buddha berkata kepada Vajrapani, “ ini bukanlah gundukan lumpur sama sekali. Ia merupakan stupa agung dan ajaib. Stupa ini tidak terlihat keagunganya karena pengaruh karma buruk orang yang melihatnya. Stupa itu tak terlihat tetapi keseluruhan tubuh Buddha yang tersimpan didalamnya tidaklah rusak, bagaimana mungkin tubuh vajra seorang Buddha dapat dihancurkan ?

Setelah aku parinirvana, pada jaman kemerosotan dan kekacauan, umat manusia akan melakukan tindakan-tindakan jahat, mereka akan terjerumus keneraka. Mereka tidak menyakini tiga permata, mereka tidak menamkan benih kebajikan. Buddha dharma akan lenyap karenaya. Tetapi stupa yang kuat dan kokoh ini tidak akan hancur karena berkat kekuatan spiritual semua Buddha. Para mahkluk yang diliputi pandangan salah diselubungi oleh karma buruk. Mereka menyia-yiakan permata berharga dan tidak tahu bagaimana memfaatkanya, itulah yang menyebabkan aku menanggis hari ini dan begitupula dengan semua Buddha lainya.

Buddha memberitahu lebih jauh kepada Vajrapani, “ jika ada yang menyalin sutra ini, dan meletakanya kedalam stupa, maka stupa itu akan berubah menjadi stupa gudang vajra semua Buddha. Ia juga merupakan stupa Berkah Rahasia Hati Dharani Semua Buddha. Ia merupakan stupa sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha. Ia juga merupakan stupa Puncak Mahkota Usnisha dan Mata Semua Buddha.

Sutra ini akan dilindungi oleh kekuatan spiritual semua Buddha. Apabila ada orang yang meletakan sutra ini kedalam stupa atau patung Buddha, patung itu akan menjadi terbuat dari tujuh permata, serta memiliki daya kekuatan sehingga dapat mengabulkan segenap dambaan. Paying, tirai, jala, roda, piring, genta, alas dan anak tangga berharga akan tercipta dengan kekuatan berkah spiritual tersebut. Benda-benda yang terbuat dari lumpur, kayu, batu, atau bata akan berubah menjadi tujuh permata berharga karena kekuatan sutra ini.
Semua Buddha akan menambahkan daya kekuatanya dan tanpa henti memberkahi sutra ini dengan sabda-sabda murni.

Jika ada orang yang menghaturkan hormat dihadapan stupa ini serta mempersembahkan dupa serta bunga, kesalahan berat selama delapan juta kalpa akan dihapuskan. Ia akan terhindar dari segenap bencana dalam kehidupanya. Ia akan terlahir dikeluarga buddhis setelah wafat. Apabila ada orang yang seharusnya terjerumus kedalam neraka avici, namun menghaturkan penghormatan pada stupa ini walau sekali saja atau berjalan mengelilinggi searah jarum jam, maka gerbang neraka akan tertutup baginya dan jalan menuju bodhi ( pencerahan ) akan terbuka lebar.

Semua Buddha akan menberkahi dengan kekuatan spiritualnya tempat-tempat dimana terdapat stupa-stupa atau gambar Buddha ( semacam itu ). Tidak ada angina topan, badai dan halilintar yang membahayakan akan menimpa. Tidak ada ular berbisa, cacing berbahaya, serta hewan beracun lainya akan dapat melukai. Tidak ada singa, gajah gila, harimau, srigala, dan lebah liar akan membahayakan orang yang hidup disana. Tidak ada kepanikan yang disebabkan oleh makhluk halus yaksa, raksasa, buta, nakhunshe, zheli, makhluk-makluk menakutkan atau penyakit ayan. Tidak akan ada penyakit baik karena serangan hawa dingin atau panas, tidak pula terjangkit penyakit lilou, tanzhu, borok, atau scabies.
Seseorang akan terhindar dari bencana hanya dengan semata mata memandang pada stupa itu.

Tidak ada wabah penyakit yang akan menimpah orang, kuda, hewan, anak laki-laki dan perempuan. Mereka tidak akan mengalami kematian tidak wajar, mereka tidak akan terluka oleh senjata tajam, air, maupun api. Mereka tidak akan menderita karena kelaparan atau kemiskinan. Tidak ada serangan gaib dan makhluk halus jahat serta mengerihkan sanggup mencelakakan mereka.

Empat Maharaja Langit beserta pengikutnya akan melindungi mereka, para jendral yaksa dari ke dua puluh delapan devisi berserta matahari, bulan, panji lima bintang, dan bintang-bintang berekor akan melindungi mereka siang dan malam. Seluruh naga surgawi akan mengumpulkan uap air sehingga hujan dapat turun tepat pada waktunya. Seluruh makhluk surgawi termasuk dari surga Trayastimsha akan datang tiga kali guna menghaturkan persembahan.
Seluruh makhluk surgawi akan hadir tiga kali demi melantunkan pujian, mengelilingi serta menghaturkan sembah sujud bagi tempat tersebut. Maharaja Sakra beserta gadis-gadis surgawi akan turun menghaturkan persembahan tiga kali baik siang maupun malam. Tempat ini diberkahi oleh semua Buddha. Stupa ini memiliki kemuliaan seperti itu karena terdapat sutra didalamnya.

Jika ada orang mendirikan stupa ini dengan tanah liat , batu, kayu, emas, perak, tembaga atau timah hitam., lalu meuliskan dharani ini serta meletakanya didalam, stupa tersebut akan berubah menjadi tujuh permata mulia begitu dharani ini diletakan didalamnya. Anak tangga, piring, paying, tirai, genta, dan roda semuanya berubah menjadi tujuh permata mulia. Tubuh-tubuh Buddha yang berada di empat penjuru stupa ini akan melimpahkan perlindunganya baik siang maupun malam karena kekuatan dharma.

Stupa tujuh permata dengan sarira seluruh tubuh yang ajaib dan berharga akan bertumbuh dengan kekuatan dharani ini hingga tingginya mencapai surga Akanistha. Seluruh makhluk surgawi akan menghaturkan penghormatanya, melindungi, serta memberikan persembahan pada stupa ini, baik siang maupun malam, saat tingginya mencapai alam surga.

Vajrapani berkata,” kami mengharap agar Buddha berbelas kasih pada kami dan sudi mengucapkan dharani tersebut.”
Buddha berkata,” dengarkan dan hafalkan, jangan sampai lupa. Perwujudan gemilang tubuh semua Buddha dari jaman sekarang dan akan datang beserta sarira seluruh tubuh Buddha masa lampau terdapat dalam dharani materai kotak ini. Selain itu, ketiga tubuh Buddha juga berada didalamnya.” Kemudian Buddha menlafalkan dharani itu :

180
Buddha menyetujui apa yang dikatakan brahma Tanpa Kekotoran dan Suara mendalam itu. Beliau mengumumkan pada semua yang hadir ditempat itu, “ kalian semua hendaknya pergi kerumah brahmana ini guna menerima persembahan sehingga ia dapat memperoleh pahala kebajikan besar.” Kemudian Buddha berdiri dari tempat duduknya dan bersamaan dengan itu memancarlah cahaya aneka warna. Semua orang yg menyaksikan ikut bangkir berdiri dan mulai berjalan bersama-sama.

Selanjutnya, sang brahmana beserta keluarganya berjalan sambil membawa dupa serta bunga . demikian pula dengan naga surgawi, delapan kelompok mahkluh hidup dan empat maharaja langit. Mereka berjalan didepan menjadi pembuka serta penunjuk jalan bagi Buddha.

Tidak beberapa Buddha berjalan, tibalah Ia di sebuah taman yang bernama “ Kaya “
Disana terdapat stupa tua yang rusak dan ditumbuhi oleh alang-alang dan rumput. Stupa itu terkubur dalam tumpukan ubin serta bebatuan. Ia tampak bagaikan seongok rumput. Buddha berjalan menuju stupa tersebut, yang memancarkan sinar gilang gemilang. Terdengarlah suara pujian dari gundukan Lumpur itu : “ Bagus sekali, bagus sekali, dan engkau, wahai brahmana, akan menerima pahala dan kebajikan luar biasa.” Kemudian Buddha menghaturkan penghormatan kepada stupa itu dan berjalan mengelilingi searah jarum jam.

Buddha mengambil jubahNya dan meletakanya diatas gundukan lumpur tersebut. Ia menitikan air mata dengan derasnya. Setelah menanggis Buddha tersenyum kembali. Pada saat itu, pada Buddha dari sepuluh penjuru menyaksikan peristiwa tersebut dan meneteskan air mata pula. Mereka memancarkan sinar terang pada stupa ini. Semua orang yang melihatnya menjadi gemetar dan binggung. Bodhisatva Vajrapani juga menitikan air mata pada kesempatan itu. Ia berjalan kehadapan Buddha dengan sikap hormat sambil membawa vajranya dan bertanya :
“ mengapa cahaya yang dipancarkanya begitu gemilang ? mengapa Engkau menanggis ?
Para Buddha dari sepuluh penjuru nenampakan diri dengan cemerlang yang sama. Kami berharap Tathagata menjawab pertanyaanku dihadapan semua yang hadir ditempat ini.”

Sang Bhagavan memberitahu Vajrapani,” tak terhingga Dharma Materai Rahasia Dhrani Hati terdapat dalam stupa Kumpulan Sarira seluruh tubuh Buddha ini. Stupa ini benar-benar dipenuhi olehNya tanpa ada celah sedikitpun, sebanyak biji wijen dengan ratusan dan ribuan koti tubuh Buddha, yang banyaknya juga bagaikan biji wijen. Ratusan dan ribuan koti kumpulan sarira seluruh tubuh Buddha, bahkan 84.000 dharma bersemayam dalam stupa ini.

Selain itu, tak terhingga sarira yang berbentuk seperti kepala Buddha terdapat didalamnya. Hingga musabab yang luar biasa inilah, tidak peduli dimanapun stupa ini berada, ia memiliki daya spiritual yang luar biasa. Pahala kebajikanya sanggup mengabulkan seluruh dambaan duniawi.

Kemudian hadirin mendengarkan apa yang baru saja dibabarkan Buddha tersebut. Mereka menghapuskan segenap kekotoran batin dan begitu pula dengan seluruh kekwatiran dalam diri masing-masing.
Mereka merealisasi mata dharma nan murni serta memperoleh buah hasil sesuai dengan kondisi spiritual dan timbunan pahala kebajikan mereka yang beraneka ragam. Beberapa orang mencapai tingkatan Sakadagami, shrotapanna, anagami, arahat, prayeka Buddha, Bodhisatva, avaivartas, serta kebijaksanaan sarvajnana. Selanjutnya ada juga mencapai tingkatan bohisatva pertama, kedua, hingga kesepuluh. Beberapa diantara mereka menyempurnakan enam paramitha. Sang brahmana sendiri menghapuskan kekotoran batinya dengan merealisasi lima penembusan spiritual.

Ketika Bodhisatva Vajrapani menyaksikan hal yang ajaib ini, ia bertanya pada Buddha, “ bagus sekali, sungguh ajaib. Kami memperoleh pahala kebajikan luar biasa setelah mendengarnya. Jika kami mendengarkan ajaran kebenaran segenap hati menyakininya, berapa besarkah jasa serta pahala kebajikan yang kami peroleh ?

Buddha berkata, “ Dengarlah wahai Vajrapani, jika ada pria atau wanita serta empat kelompok siswaKU yang memiliki keyakinan dimasa mendatang menuliskan sutra ini, maka tindakannya itu dapat disamakan dengan menyalin seluruh sutra yang dibabarkan sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha, semua Buddha akan menjaganya laksana melindungi matanya sendiri, atau bagaikan seorang ibu yang merawat anaknya. Apabila seseorang membaca sutra ini, maka tindakan itu dapat disepadankan dengan membaca semua sutra yang dibabarkan para Buddha di masa lampau, sekarang dan mendatang. Oleh kerena itulah, sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha, yang tercerahi, sebanyak biji wijen hadir semuanya tanpa celah sedikitpun. Mereka menampakan diri guna melimpahkan berkah baik siang maupun malam pada ini.

Semua Buddha yang jumlahnya bagaikan butiran pasir disungai gangga akan hadir, kendati para Buddha yang telah hadir sebelumnya masih belum meninggalkan tempat tersebut. Mereka datang bergiliran bagaikan pasir yang bergerk memutar dalam putaran air. Mereka dan datang tanpa henti, jika seseorang mempersembahkan bunga, jubah indah serta perhiasan, yang elok dipandang pada sutra ini, maka seluruh persembahan itu akan berubah menjadi bunga-bunga surgawi, sedangkan jubah serta perhiasanya akan menjadi benda-benda yang terbuat dari tujuh jenis permata dihadapan sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha dari sepuluh penjuru tersebut. Benda-benda ini akan berlipat ganda sehingga setinggi gunung sameru guna dipersembahkan. Benih kebajikan yang mereka tanam sunggulah besar.”

Pada saat itu, para naga surgawi, delapan kelompok mahkluk baik manusia dan bukan manusia mendengar mengenai hal ini. Mereka merasa keheranan dan berkata satu sama lain, “ Begitu gundukan lumpur terbengkalai ini. Ia telah berubah wujud secara spiritual karena berkah para Buddha.”
Vajrapani bertanya pada Buddha kembali

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13
anything