//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Jhana78

Pages: 1 [2] 3 4 5 6
16
 [at]  xan to

maaf, saya tidak akan menyampaikan ulang definisi nibbana. di forum ini, saya sudah sangat sering mengemukakan apa itu nibbana. apakah kemudian apa yang saya kemukakan sesuai dengan nibbana yang dimaksud oleh umat budhist atau tidak, saya tidak peduli. karena saya memahami nibbana sebagaimana yang dijelaskan oleh sang budha di dalam sutta dan sebagaimana pengalaman batin saya tentang nibbana.

mari kita teruskan berdiskusi, dan anggaplah nibbana yang saya maksud itu sebagaimana nibbana yang anda fahami dalam konsep budhisme. kalau anda masih memandang saya belum faham konsep nibbana dalam budhisme, sebaiknya lain kali saja kita berdiskusi lagi.

 [at] kemenyan

maaf....saya tidak dapat menjawab komentar anda. apa yang bisa jawab terhadap anda. apapun yang keluar dari diri saya, akan menjadi salah dalam pandangan anda. semoga anda menemukan teman diskusi yang kepandaiannya sebanding dengan anda. saya terlalu bodoh untuk anda. tanks.

17
 [at]  Markos

terima kasih koreksinya. saya tidak berniat berdiskusi dengan anda, karena anda sendiri sekedar mengoreksi, dan tidak bermaksud berdiskusi dengan saya. betul kan?

dan budhisme adalah apa yang anda fahami, bukan apa yang saya fahami. betul kan?

jadi, saya minta izin dari anda....
izinkan saya berdiskusi dengan sdr. sobat Dharma.

 [at]  sobat Dharma

mari kita bahas komentar dari sdr. Markosprawira

Quote from: markos
Secara logika, kalo hinduisme bisa mencapai nibbana, Pangeran Sidhattha dulu ga perlu susah2 mencari "jalan tengah"

adalah sudah menjadi tradisi semua agama baru, memiliki alasan serupa bahwa terciptanya agama baru tersebut adalah karena tidak sempurnanya agama yang terdahulu. seperti Islam terhadap nasrani, seperti protestan terahdap katholik, seperti budhisme terhadap hinduisme. jadi, hal serupa itu merupakan alasan seluruh agama baru.


Markos bilang, secara logika.

ini pertanyaannya?
Jika sebenarnya pada waktu itu Hinduisme benar-benar mampu mencapai nibbana, apakah merupakan sesuatu yang mustahil tercipta agama-agama baru lagi?

sekarang, budhisme adalah ajaran yang sempurna yang mampu mencapai ajaran nibbana, maka apakah kesempurnaan ajaran budhisme tersebut menutup terciptanya agama-agama baru?

faktnya, sejak terciptanya budhisme telah banyak agama-agama baru bermunculan sampai saat ini.

jadi, apakah logic pernyataan markos tersebut. dimana logicnya? bagaimana ketertaikan term-term syllogisnya?

kawanku sobat-Dharma, jangan mudah percaya dengan apa dikatakan bahwa hal tersebut logic, secara logic, atau sudah sesuai dengan logika sebelum benar-benar dibuktikan dan diuji kebenarnanya dengan kaidah-kaidah ilmu logika.

faktnya, Sidharta tidak mampu mencapai nibbana dengan ajran Hinduisme yang ada pada masa sang Budha. tetapi variabel Hinduisme pada waktu itu sama sekali berbeda dengan apa yang disebut dengan Hinduisme.

jika saya sekarang tidak mampu mencapai nibbana dengan ajaran dari sdr. Markosprawira, maka samakah artinya bahwa sang budha tidak dapat tidak dapat mencapai nibbana?

semoga kita bisa berpikir dengan jernih!

segitu dulu ah, kepanjangan!


Quote from: Hendra
Maksud saya itu, bagaimana kita bisa tahu 2 jalan itu bisa menuju nibbana sedangkan kita ini belum mencapainya

oleh karena itu diperlukan kemampuan berpikir logic, sehingga untuk bisa mengetahui apakah suatu ajaran dapat sampai kepada nibbana atau tidak, hal tersebut tidak selalu harus dialami terlebih dahulu.

para ilmuwan dapat mengukur jarak dari bumi ke bulan tanpa merentangkan tali yang panjang. bagaimana caranya?

para ilmuwan juga bisa menggambarkan kehidupan masa dinosaurus secara detail, padahal dia tidak berada pada masa tersebut. bagaimana caranya?

demikian pula dengan persoalan nibbana.

18
^
menarik juga, coba kubaca dulu Baghavad Gita-ku. Kira2 Bab yang mana Bro? Di bagian depan, pertengahan atau akhir?

wauduh...kalo soal yang ginian, saya minta ampun dah.

di samping saya ini ada rak buku, salah satunya ada bagavad gita. tapi saya enggan untuk mengambil dan mencari halaman referensinya.

kalau boleh tahu, anda budhisme atau hinduisme?

kalau saya muslim.

10 tahun yang lalu, ketika saya pesantren di salah satu pesantren Islam di Sumedang, saya selalu membawa-bawa bagavad gita, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Departemen Kebudayaan.

setiap hari, disamping mengahafal alQuran dan alHadits, saya juga menghafal bagavad gita, kata demi sekata, sehingga olah-olah setiap kata dari bagavad gita tersebut saya hafal. tapi saya tidak pernah menghafalkan nomor bait dan halamannya.

19
Pengembangan DhammaCitta / Re: DhammaCitta versi Offline
« on: 12 May 2009, 04:12:10 PM »
eh, saya nanti kebagian enggak ya?

mau donk!

20
Temuan menarik... boleh tahu sumber dari Hindu yang mengatakan demikian? Apakah menyatu dengan ilmu dan menyatu dengan tindakan itu? Apakah itu juga metode meditasi?
Namun, setahuku dalam Buddhisme, baik samatha maupun vipassana keduanya bak dua sisi dari satu koin yang sama


dalam baghavad Ghita, Shri Khrisna berkata, "di dunia ini, hanya ada dua jalan, menyatu dengan ilmu atau menyatu dengan perbuatan."

masih pada bagavad gita Khrisna menjelaskan praktik meditasi, dimana perhatian di pusatkan kepada ujung hidung ketika menarik dan mengeluarkan nafas. Khrisna berkata kepada Arjuna, "lakukanlah hal itu terus meneru, sampai hatimu menjadi suci." inilah yang kemudian saya simpulkan sebagai padanan meditasi samatha dalam budhisme.

kemudian pada bab awal dari bagavad gita, Khrisna menjelaskan cara manungal dengan ilmu pengetahuan, artinya menyadari saja segala sesuatu sebagaimana adanya. Khirsna berkata, "ada dua cara mendengarkan ajaranku ini, yaitu dengan cara intelektual atau dengan cara yoga. " dan Arjuna diperintah untuk mendengarkan ajaran Khrisna dengan cara yoga, yaitu mendengar sebagaimana adanya, melihat sebagaimana adanya, melihat arti ajaran khrisna di dalam diri Arjuna sendiri. itulah yang disebut mendengakan ajaran dengan cara Yoga. dan inilah ajaran yang menurut saya adalah padanan dari meditasi vippsana dalam Budhisme.

21
Meditasi / Re: berapa cepat memasuki jhana?
« on: 12 May 2009, 03:28:56 PM »
 [at] bond

kalau dalam keadaan normal, seharusnya objek objek jhana dilepaskan ya?
bagaimana cara melepaskannya?


Quote from: indra
jika kita tidur, kadang-kadang kita perlu waktu berjam2 untuk bisa lelap, dan di saat lainnya, begitu kepala menyentuh bantal udah langsung hilang kesadaran, bahkan saya sendiri sewaktu gak mau tidur, misalnya waktu nyetir, malah bisa ketiduran.

perumpamaan yang sangat tepat.

22
setelah saya membaca kitab-kitab budhisme, serta praktik meditasi samatha vippasana lebih dari 2 tahun lamanya, maka saya menyimpulkan bahwa ada dua jalan menuju nibbana :

1. melalui meditasi samatha
dengan pencapaian jhana tertinggi, akhirnyapun akan sampai kepada nibana. objek mental yang menjadi pusat konsentrasi dalam meditasi samatha, akhirnyapun akan lenyap sepenuhnya dan terealisasilah nibbana.

2. melalui meditasi vippasana
ketika meditator melihat apa adanya di dalam tubuh batin, maka sejauh-jauh melihat / menyadari, maka yang dilihatnya hanyalah seputar materi maupun mental. tapi ketika lenyaplah seluruh materi maupun mental, maka disitulan nibbana teralisasi.


dalam Hinduisme, nibbana di capai melalui dua jalan pula :
1. menyatu dengan ilmu
kira-kira meditasi vippsana dalam budhisme

2. menyatu dengan perbuatan
kira-kira meditasi samatha dalam budhisme


bagaimana menurut anda?

23
Meditasi / Re: 7 cara mengembangkan kebijaksanaan (panna)
« on: 12 May 2009, 03:02:47 PM »
ufs! hebat banget!

24
Meditasi / Re: berapa cepat memasuki jhana?
« on: 12 May 2009, 02:58:13 PM »
yang saya herankan....

kadang-kadang saya bisa cepat masuk jhana, dalam beberapa hembusan nafas, saya bisa masuk ke dalam jhana. tapi di lain waktu, saya harus bermeditasi hingga 10 jam untuk bisa mencapai jhana.


jika minggu ini bisa masuk jhana dengan cepat, minggu depan sangat lambat. seringnya sih lambat. kok bisa gitu ya?

25
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 10 May 2009, 12:16:17 PM »
 [at]  Lim

rupanya sdr. Hendra Susanto berkompeten untuk membantu mengatasi permasalahan anda. silahkan anda lanjutkan berkonsultasi denganya, saya of dari thread ini.

tanks!

26
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 10 May 2009, 10:37:28 AM »
sebenarnya siapa yang terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi Lim, psikolog atau paranormal?

menurut saya, bukanlah Psikolog atau paranormal, tapi siapa saja yang mau dengan sukarela pergi ke sana dan membantu Lim mengatasi masalahnya secara langsung.

saya sendiri, hanya bisa ngomong doang di sini. kalau gak terjun langsung ke sana, gak bisa banyak membantu.

maaf ya Lim!
sebenarnya saya sudah sangat sering mengatasi masalah seperti itu, tapi saat ini, seandainya anda meminta saya datangpun, saya tidak dapat melakukannya. karena sudah lama saya memutuskan untuk berhenti menjadi paranormal. menjadi paranormal merupakan pekerjaan yang memberat bagi saya, terutama bagi keluarga saya sendiri.

semoga ada orang yang membantu Lim, apakah dia seorang psikolog atau paranormal, yang penting masalah Lim teratasi.

27
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 10 May 2009, 09:32:26 AM »
 [at] Liem

saya akan menceritakan pengalaman yang mungkin bisa bermanfaat bagi sdr. Liem

dulu, saya seorang guru Penjaskes di salah satu SD di Bandung.

guru wali kelas satu menceritakan kepada saya, bahwa ada salah satu siswa kelas satu, umur 7 tahun, hampir setiap hari kerasukan di dalam kelas, namanya Rio. waktu terjadinya selalu sama, yaitu pukul 9 pagi. beberapa rekan guru meminta saya untuk memeriksa dan mengobati anak tersebut.

saya mencoba memeriksa tubuh dan batin anak tersebut. tapi, saya tidak menemukan sesuatu yang janggal dari padanya, tidak pula menemukan sesuatu semacam makhluk halus. maka saya mencoba hadir setiap hari di sekolah, agar dapat melihat anak tersebut ketika sedang kerasukan. tapi anehnya, jika saya ada di sekolah, anak tersebut tidak pernah kerasukan. akhirnya, sehubung dengan kesibukan saya sendiri, masalah itu terlupakan.

ternyata kebiasaan anak tersebut kesurupan terus berlangsung hingga kelas 3. padahal, orang tuanya telah mencoba mengobati Rio ke banyak tabib, termasuk ke psikolog. proses belajar seringkali terganggu, karena Rio ngamuk-ngamuk di kelas. wali kelas 3 melaporkan hal itu kepada saya.

selama ini, saya tak benar-benar serius menangani anak tersebut, karena sepertinya pihak orang tuanya tidak begitu menginginkan anaknya sembuh. buktinya, kawan saya memberi tahu orang tuanya agar mereka minta bantuan kepada saya, tapi setelah tiga tahun berlalu orang tuanya tak pernah datang kepada saya untuk sekedar sharing tentang masalah anaknya.

tapi,...karena saya kasihan terhadap anak-anak lain yang seringkali terganggu proses belajarnya oleh Rio, maka saya mencari akal, bagaimana agar saya bisa menemukan Rio ketika dia sedang kerasukan.

jadual mengajar saya di kelas 3 adalah hari rabu. suatu ketika, pada hari selama saya mengatakan pada anak-anak kelas 3 bahwa saya tidak akan datang mengajar esok hari, karena harus mengikuti suatu acara.  tapi, karena saya batal mengikuti acara tersebut, sayapun datang ke sekolah. pada waktu itulah saya menemukan Rio sedang kerasukan. semua orang ketakutan. Rio ngamuk. anak sekecil itu mampu melempar-lemparkan bangku dan kursi sekolah hingga pada terbalik.

saya segera masuk untuk melihat. dan Rio langsung mentap mata saya. itu sebagai usaha mengukur kekuatan dan menyebarkan pengaruhnya kepada saya. maka sayapun memandang matanya. dari mata saya mupun rio keluar energi yang saling mendorong. akhirnya energi dari mata rio itu terdesak, dan akhirnya energi dari saya menembus mata Rio. tunduklah si makhluk halus itu pada saya. ketika saya memanggilnya, dia nurut. dia mengikuti kemana saya pergi, walaupun berjalan merangkak dan menggeram seperti harimau.

saya melangkah menuju ke ruang kantor guru. Rio yang sedang kerasukan mengikuti saya dari belakang. dan saya memberi isyarat kepada guru wali kelas, agar melanjutkan proses belajar. di ruang guru tersebut, saya melakukan analisa terhadap Rio. saya tidak segera mengusir makhluk halus tersebut, melainkan mencoba menggali informasi sebanyak-banyak dengan cara bertanya. selain dengan bertanya, sayapun menggali informasi dengan cara deteksi energi, dan lain-lainnya.

akhirnya, saya simpulkan bahwa masalah Rio sangat kompleks. masalah utamanya tidak terletak pada Rio itu sendiri, melainkan pada ayahnya. Ayah Rio sendirilah yang telah menanamkan "siluman harimau" pada diri Rio, sebagai penjaga bagi Rio sendiri dari bahaya tindak kekerasan orang lain. Ini cukup membingungkan bagi saya. Jika saya mencabut siluman Harimau yang sudah menyatu dengan diri Rio itu, maka tentu ayahnya tidak akan suka dan bisa menuntut kepada saya. tapi kalau Rio di biarkan, tentu sangat menganggu proses belajar.

pihak sekolahpun memanggil ayah Rio terkait kasus yang dialami Rio. tapi, ayahnya tak pernah datang untuk memenuhi panggilan tersebut. akhirnya, saya membuat perjanjian dengan siluman Harimau tersebut, bahwa saya tidak akan mengusirnya, selama dia tidak merasuki Rio di dalam kelas, ngamuk-ngamuk dan mengganggu proses belajar. Jika janji tersebut dilanggar, maka saya akan mengusirnya secara paksa atau memasukannya ke dalam botol. makhluk tersebut ketakutan, dan sejak saat itu tidak berani lagi merasuk ke tubuh Rio di sekolah. tapi di rumahnya masih sering terjadi.

pernah suatu ketika, Rio keraskan lagi. tapi saya tidak melihat ada makhluk halus di dalamnya alias si Rio pura-pura kerasukan.  inilah masalah kedua dari Rio. dia sudah ketagihan dengan sensasi kerasukan tersebut akibat kebiasaan yang bertahun-tahun. jadi, walaupun sudah tidak ada makhluk yang merasuk, tapi dirinya menginginkan hal itu terjadi. hal ini memang dapat dimaklumi. seperti orang yang biasa mengkonsumi narkoba, tentu akan ketagihan bila dihentikan. kerasukanpun merupakan candu yang menyebabkan seseorang ketagihan. untuk penanganan masalah yang kedua ini, diperlukan usaha psikologis dan dukungan dari lingkungan.

maka saya menyarankan kepada guru wali kelas agar tidak takut lagi kalau melihat Rio kerasukan. lanjutkan saja proses belajar, dan jangan ditanggapi. semakin ditanggapi semakin menjadi-jadi. bahkan saya membolehkan guru kelasnya untuk memarahi Rio, apabila terlihat kerasukan lagi. misalnya, "apa-apaan sih Rio, bertingkah kayak gitu? apa gak malu?" demikian pula teman-teman Rio, saya ajari untuk tidak panik dan mengabaikan saja perilaku Rio yang pura-pura kerasukan.

proses penyembuhan psikologis tersebut menampakan hasil yang luar biasa. bila Rio sudah mulai termenung, menandangkan dia hendak kerasukan (pura-pura), gurunya segera memberi bertanya jawab dengan Rio, atau mnyuruh Rio untuk tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal-soal. terapi ini sangat berhasil.

jadi, menurut saya, banyak faktor yang menyebabkan seorang kerasukan. semua permasalahan itu harus dilihat, dan diatasi semuanya. jangan hanya menangani persoalan gaibanya saja, tapi juga perlu penganganan persoalan fisik dan psikologisnya. dan jangan pula hanya melihat persoalan psikologisnya saja. jika itu benar-benar gangguan makhluk gaib, maka seringkali upaya konsultasi dengan psikolog tidak membuahkan hasil yang memuaskan. misalnya seperti pada kasus Rio, sudah sering dibawa ke psikolog, tapi karena akar masalahnya tidak dicabut, ya Rio tidak bisa sembuh. dan terapi psikologi baru efektif setelah akar permasalahannya, yaitu hantu dari tubuh Rio dapat di taklukan.

28
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 10 May 2009, 09:20:10 AM »
 [at]  hendra susanto

anda berpendapat bahwa jika hal tersebut dianggap berhubungan dengan hantu, maka itu disebut pembodohan publik?

ah, pemikiran seperti itu merupakan arogansi dari kaum yang menganggap dirinya rasionalis hanya karena tidak mampu mengenal dunia gaib.

seorang dokter hendaklah berbicara tentang ilmu yang sudah dipelajarinya saja, tanpa harus menyalahkan ilmu yang dipelajari orang lain. kalau dia seorang dokter, jangan merasa lebih pintar matematika dari seorang hali matematika.

sebaliknya, seorang matematikawan, jangan merasa lebih pintar soal ilmu kedokteran dari pada seorang dokter.

seorang ahli psikologi, hendaklah berbicara benar menurut pengetahuan yang sudah dipelajarinya, tanpa harus menyalahkan dan mengejek pengetahuan kebatinan yang dimiliki ahlinya.

sebaliknya, ahli kebatinan hendaklah berbicara benar menurut pengetahuan yang sudah dipelajarinya, tanpa harus menyalahkan dan mengejek pengetahuan psikologi yang dimiliki ahlinya.

menurut saya, persoalan psikologi dan hantu ada kaitannya.

seseorang yang sehat mental, umumnya tidak dapat diganggu oleh hantu. orang yang punya masalah mental, mudah diganggu hantu. hal itulah yang kemudian menimbulkan kesimpulan bahwa "tidak ada hantu" pada orang yang kerasukan, hanya ada orang yang mengalami "gangguan jiwa". ini pandangan yang keliru, pak Hendra. saya sudah pernah mendiskusikan persoalan ini dengan seorang psikolog secara panjang lebar. tetapi memang benar, bahwa umumnya, terapi psikologis dapat membantu menyembuhkan gejala kerasukan, tetapi bukan berarti "tidak ada hantu", malainkan pembentukan mental yang positif, membuat hantu itu tidak dapat merasuk lagi.

saya menemukan kasus si A dan si B.
si A ini secara psikologis termasuk orang yang "normal".
tapi si B secara psikologi termasuk orang yang "sangat bermasalah".

tapi, si A sering mengalami gejala kerasukan yang dianggap psikolog itu adalah "mental yang bemasalah". tapi di luar waktu kerasukan, keadaan mental si A jauh lebih positif di banding si B.

fataknya begini :
seorang psikolog atau yang percaya pada sains, ilmu pengetahuan, menganggap diri rasionalis, akan memandang segala permasalah dari sudut rasionalis, empirisme, ilmu pengetahuan dan sains. serta menolak hal-hal yang berbau mistis, roh, hantu, santet, dll.

sebaliknya, seorang ahli kebatinan akan memandang segala sesuatunya dari sudut kebatinan pula. jangankan masalah kerasukan. masalah batuk pilek aja akan dihubungkan dengan persoalan gaib.

itu adalah dua sisi yang fanatik.
orang yang tidak fanatik akan melihat segala sesuatu secara objektif, apa adanya.


29
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 10 May 2009, 06:57:23 AM »
kayaknya sdr. Hendra Susanto mau melakukan analisis psikologi ni, pake nanya latar belakang segala. tapi ada benarnya juga. soalnya makhluk halus tidak akan merasuki orang yang mentalnya sehat. jadi, penyembuhan psikologis bisa merupakan salah satu solusi untuk penyembuhan seseorang. jadi, objek garapannya bukan bagaimana mengusir makhluk halus tersebut, melainkan bagaimana meningkatkan pertahanan diri melalui penggembangan mental.

30
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 09 May 2009, 05:26:53 PM »
manknya makhluk2 kek gitu mempunyai intelektualitas yg sama kek kita ya?

sebagian dari mereka ada yang lebih pandai dari manusia kebanyakan. mereka cerdas dan pandai berfilsafat. mereka juga belajar dan mengembangkan teknologi. umat hindu biasanya menyebut mereka dengan sebutan Dewa. tapi makhluk jenis ini jarang. diantara sejuta makhluk halus, mungkin hanya ada satu dari golongan dewa.

Pages: 1 [2] 3 4 5 6
anything