//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - SUGI THEN

Pages: 1 [2] 3 4
16
Agama Parmalim → Agama Bumi dan Agama Langit
{COPASAN}


”Aku pilih agama langit saja deh. Langit khan lebih tinggi dari bumi. Lagian apa Sampean lupa dengan pribahasa: Gantungkanlah cita citamu setinggi langit”

:mrgreen: Duh Mbah, komentarnya tidak nyambung. Nanti kalau ada yang membalas dengan mengatakan “Aku pilih agama bumi aja. Alasannya karena aku hidup di bumi bukan di awang awang”. Nah, berabe khan?

Topik ini bukan sedang membahas tentang pemilu yang mengajak pembaca untuk memilih, juga bukan topik tentang anak-anak berebut mainan. Ayo, bagusan mana: main layangan atau main kelereng? Main layangan berarti harus mendongak ke atas, kulit hitam terbakar sinar matahari, sedangkan kalau main kelereng merunduk terus, badan kotor berlepotan tanah.

Blog ini menulis tentang keberagaman yang untuk topik kali ini saya akan membahas tentang penggolongan agama. Diantara beragam penggolongan yang ada mungkin kebanyakan pembaca khususnya di Indonesia hanya mengenal satu penggolongan saja yaitu agama bumi dan langit saja.

:mrgreen: Apa itu agama bumi dan langit?

Pertanyaan ini mungkin terasa aneh dan janggal bagi kebanyakan orang, tapi yang jelas tidak semua orang mengetahuinya dan juga tidak semua sekolah mengajarkannya, jadi wajar kalau tidak tahu.

Agama bumi dan langit adalah penggolongan agama berdasarkan asalnya yaitu agama buatan Tuhan atau berasal dari Tuhan dan agama buatan manusia. Agama yang berasal dari Tuhan disebut agama Langit dan lawannya adalah agama bumi. Berikut penggolongannya lebih lengkap:

Agama Langit yaitu Islam, kr****n dan Yahudi
Agama Bumi yaitu agama selain 3 agama di atas yaitu Hindu, Buddha, Shinto, Konghuchu, Sikh, Jain dan ratusan agama tidak jelas lainnya.

Diantara 3 agama langit tersebut manakah yang posisinya lebih tinggi? Jawabannya tentu saja agama Islam, kalau anda tanya pada orang Islam, agama kr****n untuk orang kr****n dan Yahudi untuk orang Yahudi.

:mrgreen: Yang jelas khan penggolongan di atas sudah sempurna dan benar Mbah?

Tulisan ini tidak membahas benar dan salah tapi hanya sekedar menuliskan saja. Selain penggolongan yang sudah semurna seperti di atas ada juga alternatif penggolongan lain yang sepertinya tidak ada salahnya untuk diketahui.

Agama Suku, Hukum dan Pembebasan

Penggolongan ini dibuat oleh Ernst Trults seorang teolog kr****n ternama asal Jerman, yaitu membagi agama menjadi 3 lapisan secara vertikal :

Lapisan paling bawah adalah agama-agama suku,
Lapisan kedua adalah agama hukum, contohnya : agama Yahudi dan Islam;
Lapisan ketiga adalah agama-agama pembebasan, yang berturut turut terdiri dari Hindu, Buddha dan kemudian diakhiri dengan agama kr****n sebagai puncaknya.

Karena penulisnya sendiri adalah seorang teolog kr****n jadi tentu saja sudah bisa ditebak kalau penulisnya akan menempatkan agamanya sebagai yang tertinggi. Penggolongan ini mungkin sangat kontroversial dan bahkan mungkin menyulut emosi dan fanatisme pembaca. Namun kalau membaca penggolongan lainnya di bawah ini mungkin emosi anda akan lebih tersulut lagi.

Agama Nabi dan Spiritualitas

Ram Swarup, seorang intelektual Hindu dalam bukunya ; ” Hindu View of Christianity and Islam” menggolongkan agama ke dalam 2 kelompok yaitu :

Agama-agama kenabian, contohnya Yahudi, kr****n dan Islam
Agama-agama spiritualitas contohnya Hindu dan Buddha

Berikut penjelasan penulisnya lebih lanjut: “Agama-agama kenabian adalah bersifat dogmatik dan dangkal secara spiritual, penuh klaim kebenaran yang cendrung menimbulkan KONFLIK sepanjang sejarah. Sebaliknya agama-agama Spiritualitas Yoga kaya dan dalam secara spiritualitas dan membawa kedamaian”. Pendapat yang tentu saja sangat wajar karena penulisnya sendiri adalah orang Hindu.

Agama Menggelikan dan Mengerikan

Istilah dan pengelompokan ini adalah tidak resmi dan hanya umum ditemukan di dunia maya. Agama apa saja yang termasuk kelompok mengerikan dan mana yang menggelikan sepertinya tidak terlalu penting untuk ditulis disini. Pengelompokan konyol ini sepertinya hanya semacam sindiran atau ejekan yang ditujukan pada sejumlah orang yang sedang berdebat tentang agama di suatu forum, milis atau jaringan sosial. Dalam pembicaraan formal, tentu saja istilah ini tidak akan pernah digunakan.

Agama Abrahamic dan Non Abrahamic

Penggolongan ini banyak digunakan di kalangan akademis dan penulisan ilmiah seperti antropologi dan dilingkunan penulis yang independen. Agama digolongkan berdasarkan wilayah dimana agama-agama itu lahir.

Agama Abrahamik merupakan rumpun agama yang ada di Timur Tengah (Semitic) yang meliputi agama Yahudi, kr****n, dan Islam.
Agama-agama non-Abrahamik yang agama selain 3 agama di atas. Agama non-Abraham ini bisa dibagi lagi menjadi beberapa kelompok yaitu: Indian religion, Iranian religion, Folk religion dan New religius movement.

Diantara agama Abrahamik tersebut manakah yang lebih hebat, lebih asli atau lebih benar? Tentu saja pertanyaan ini adalah tidak penting karena pembagiannya hanya berdasarkan wilayah semata bukan tinggi rendah.
OPINI PENUTUP :

Agama bumi adalah buatan manusia ?

Jawabannya adalah YA. Agama Buddha contohnya adalah merupakan agamanya Sidartha Gautama. Tripitaka sendiri adalah kitab yang berisi kumpulan khotbah dari Sidartha, bukan khotbah dari Tuhan. Saya yakin tidak akan ada orang Buddha yang bodoh dengan mengatakan bahwa ajarannya adalah wahyu dari Tuhan.

Bagaimana dengan agama bumi lainnya? Ya sama saja. Agama Hindu misalnya, walaupun mungkin dibantah oleh sebagian pemeluknya tetap saja tidak bisa menyembunyikan sejumlah fakta bahwa ajarannya DIBUAT OLEH MANUSIA. Lantunan doa dan ayat memuji kebesaran Tuhan, Maha Pengampun, Maha Penyayang, Maha Besar dst jelas merupakan karangan dari manusia belaka. Tuhan jelas tidak akan bodoh membuat ayat untuk memuji diri sendiri, membuat ajaran yang isinya agar ciptaannya (manusia) mengekor atau mengikutnya. Itu mah sama dengan sinetron.

Kesimpulan tentang Agama Bumi:

“Agama bumi, adalah agama yang dibuat oleh manusia. Ajarannya sangat tergantung pada nabi dan kondisi wilayahnya. Kalau nabi berkharakter tegas, ajarannya juga tegas, kalau nabi-nya berkharakter keras maka ajarannya juga keras menjurus kasar. Kalau nabi tidak doyan daging maka ajarannya menjadi vegetarian, kalau tidak suka daging sapi maka ajarannya akan melarang pengikutnya makan sapi, kalau nabi senang bermain dengan anak anak, senang memiliki keluarga besar atau sebaliknya suka menyendiri alias hidup men-jomblo maka ajarannya juga akan menyesuaikan”.

Agama langit adalah buatan Tuhan?

Bagaimana dengan agama langit? Benarkah merupakah agama yang diturunkan langsung dari Tuhan? Jawabannya sepertinya sangat sederhana. Agama langit dipercaya oleh pengikutnya sebagai agama asli dan dan sempurna karena bersumber langsung dari Tuhan. Penjelasan ini sepertinya sudah cukup jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi.

Kesimpulan Umum

Bagi saya pribadi agama adalah merupakan jejak peradaban manusia untuk mencari kedamaian atau Tuhannya.

“Esensi dari agama adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Apakah agama itu muncul MELETUS dari perut bumi atau jatuh dari langit, akhirnya tetap saja prilaku dan perbuatan yang akan menjawabnyua. Prilaku dan Nurani adalah merupakan jawaban paling jujur tentang agama”.
Agama saya termasuk golongan mana? Sepertinya jawabannya harus dikembalikan ke diri sendiri “Apakah anda beragama untuk tujuan mencari Tuhan, mencari kedamaian atau cuma untuk mencari keributan?”

--------------------------------------------------------------------------------------------------

17


PENDAHULUAN

Buddha Penyembuhan ( Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata ) adalah salah satu dari ketiga Buddha utama dalam objek pemujaan Mahayana dan merupakan seorang Buddha dari masa lalu.  Lebih dikenal sebagai Buddha Pengobatan atau Guru Penyembuhan, Beliau sangat dekat di hati pemuja-Nya karena banyak di antara mereka yang benar-benar telah menerima berkah-Nya dalam bentuk penyembuhan ajaib dari berbagai penyakit.
   
Kemanjuran dari Sang Buddha dalam mencegah bencana dan memberikan pengikut dan pemuja yang cukup besar sejak dinasti C’hin Timur ( AD 317 – 420 ) sampai sekarang.  Sutra Buddha Pengobatan ( Bhaisajya Sutra ) yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa China pada masa itu, memberikan gambaran yang lengkap tentang Buddha tanpa bandingan itu, tanah Buddha dan kedua belas ikrar Agungnya.  Sekalipun demikian, sutra yang diterjemahkan oleh Guru Tripitaka Hsuan Tsang ( bhiksu yang terkenal dari dinasti T’ang ) kemudian dan dikenal sebagai Sutra Guru Penyembuhan ( Bhaisajyaguru-Vaidurya-Prabhasa-Tathagata ) menjadi lebih terkenal dan dibaca oleh kebanyakan orang di masa ini.
   
Selain menyembuhkan penyakit, melindungi dari bencana seperti kelaparan, kekeringan dan wabah, memberikan panjang umur dan membantu yang meninggal, Sang Buddha dikenal telah memberikan berbagai manfaat  duniawi kepada mereka yang bersujud kepada-Nya.   Di dalam vihara Buddha-ruphang-Nya biasanya  diketemukan sebagai tiga serangkai dengan Buddha Sakyamuni dan Buddha Amitabha ( Sakyamuni di tengah, Bhaisajya di sebelah kanan-Nya, dan Amitabha di sebelah kiri-Nya ).  Bila digambarkan sendiri, Beliau memegang simbol-Nya ( mangkok berisi obat ) dengan tangan kiri-Nya dan biasanya diikuti kedua siswa-Nya, yaitu Bodhisattva Cahaya Surya dan Bodhisattva Cahaya Rembulan.
Sewaktu masih menjadi Bodhisattva, Beliau membuat dua belas ikrar agung untuk membebaskan makhluk hidup dari belenggu karma.  Beliau berikrar untuk melindungi kemajuan mereka ke arah penerangan, membantu mereka memegang larangan, membebaskan mereka dari perangkap praktek keagamaan yang menyimpang dan doktrin palsu, memberikan makanan dan minuman kepada mereka yang lapar, memulihkan tubuh yang cacat, menolong mereka yang akan dihukum mati dan membimbing mereka ke arah kehidupan yang tenang dan berbahagia.  Dari kedua belas ikrar-Nya, ikrar ketujuh secara khusus menjamin untuk membebaskan manusia dari penyakit badaniah dan mengusir kebingungan spirituil sehingga Beliau dijuluki sebagai “Tabib Jiwa.”
   
Disebabkan oleh akar kebajikan dari kehidupan di masa lampau, anda sekarang memiliki kesempatan yang langka untuk menumbuhkan dan mengembangkan karma baik untuk masa yang akan datang.  Agar bisa begitu, anda hanya perlu menjunjung nama Guru Penyembuhan ini dengan tulus dan tanpa keraguan.  Sehari-hari anda harus merenungkan ikrar atau wujud-Nya, mengucapkan nama-Nya, dan memberikan persembahan dengan apapun yang bisa diberikan.  Bagi mereka yang mengalami banyak kesusahan, sakit-sakitan, penderitaan, bencana, dalam keluarga banyak perselisihan dan sebagainya dapat melakukan pengucapan nama Buddha ini untuk menghilangkan segala macam kesulitan, pengucapan selengkapnya adalah; “Namo Siao-Zai Yen-Shou Yao-She-Fuo” dalam bahasa Mandarin, atau “Nambu Siao-Zai Yang-Siu Yok-She Hud” dalam Hokkian, atau “Namo Siao-Zai Yang-Shiu Yok-She-Hud” dalam logat Teochew, atau “Namo Bhaisajyaguru Buddha” dalam Sansekerta.
   
Di dalam Sutra Guru Penyembuhan, Sang Buddha ( Sakyamuni ) juga mengungkapkan kepada Bodhisattva Manjusri suatu dharani agung yng harus diucapkan seseorang guna menolong makhluk hidup dari penyakit dan kesusahan.
   
Sewaktu mengucapkan dharani atau nama Sang Buddha, seseorang harus membayangkan Buddha-ruphang Buddha tersebut, maka dia akan memasuki suatu keadaan ‘samadhi pengucapan Buddha,  di mana seseorang mengucap tetapi tidak mengucap dan tidak mengucap tetapi mengucap.  Satu hal penting yang perlu diperhatikan agar bisa mendapatkan manfaat dan hasil sebesar-besarnya, baik dari pengucapan ( recitation ) dharani, nama Buddha maupun Sutra itu sendiri adalah sangat diperlukan keyakinan dan ketekunan yang tidak surut di dalam melaksanakannya.
   
Akhir kata perlu diketahui bahwa peringatan ulang tahun Sang Buddha Bhaisajyaguru jatuh pada tanggal 30 bulan 9 penanggalan Chandrasangkala ( Lunar Calendar ).  Semoga segenap makhluk hidup bisa mendengar, membaca, mengerti, menerima, mempertahankan, dan menyebarluaskan sutra ini sehingga dengan demikian memperoleh berkah, manfaat, perlindungan, kedamaian, dan kegembiraan bagi mereka sendiri maupun makhluk lainnya.

18


"MENGENAL LEBIH DEKAT SOSOK AVALOKITESVARA BODHISATTVA"

Avalokitesvara (Sanskerta: अवलोकितेश्वर , Bengali: অবলোকিতেশ্বর, arti. "Tuan yang melihat ke bawah", bahasa China: 觀世音) adalah Bodhisattva yang merupakan perwujudan sifat welas asih dari semua Buddha. Ia adalah Bodhisattva yang paling dimuliakan dalam tradisi Buddha Mahayana. Di China dan ranah yang dipengaruhi budaya China, Avalokitesvara seringkali digambarkan sebagai seorang Dewi yang dikenal sebagai Dewi Kwan Im. (Akan tetapi, dalam mitologi Tao, asal mula Kwan Im memiliki kisah yang berbeda dan tidak ada sangkut pautnya dengan Avalokitesvara.

Di India, Avalokitesvara juga dimuliakan dengan sebutan Padmapāni ("Pemegang bunga teratai"), Lokesvara ("Tuan di Dunia") atau Tara. Dalam Bahasa Tibet, Avalokitesvara dikenal sebagai Chenrezig, སྤྱན་རས་གཟིགས་ (Wylie: spyan ras gzigs), dan dipercaya sebagai reinkarnasi Dalai Lama, Karmapa dan para Lhama terkemuka lainnya. Di Mongolia, ia dikenal sebagai Megjid Janraisig, Xongsim Bodisadv-a, atau Nidüber Üjegči.

Dalam bahasa Jepang, Kwan Im disebut Kannon' (観音) atau secara resmi Kanzeon (観世音). Dalam bahasa Korea disebut Gwan-eum atau Gwanse-eum, dan dalam bahasa Vietnam Quán Âm atau Quan Thế Âm Bồ Tát.

Avalokitesvara sendiri asalnya digambarkan berwujud laki-laki di India, begitu pula pada masa menjelang dan selama Dinasti Tang (tahun 618-907). Namun pada awal Dinasti Song (960-1279), berkisar pada abad ke 11, beberapa dari pengikut melihatnya sebagai sosok wanita yang kemudian digambarkan dalam para seniman. Perwujudan Kwan Im sebagai sosok wanita lebih jelas pada masa Dinasti Yuan (1206-1368). Sejak masa Dinasti Ming, atau berkisar pada abad ke 15, Kwan Im secara menyeluruh dikenal sebagai wanita.

Kwan Im pertama diperkenalkan ke China pada abad pertama SM, bersamaan dengan masuknya agama Buddha. Pada abad ke-7, Kwan Im mulai dikenal di Korea dan Jepang karena pengaruh Dinasti Tang. Pada masa yang sama, Tibet juga mulai mengenal Kwan Im dan menyebutnya dengan nama Chenrezig. Dalai Lama sering dianggap sebagai emanasi dari Avalokitesvara di dunia.

Jauh sebelum masuknya agama Buddha menjelang akhir Dinasti Han, Kwan Im Pho Sat telah dikenal di Tiongkok purba dengan sebutan Pek Ie Tai Su atau Pek Ie Nio Nio dalam bahasa hokkien yaitu Dewi Berbaju Putih Yang Welas Asih ("Dewi Welas Asih"). Di kemudian hari, Dewi Kwan Im identik dengan perwujudan dari Buddha Avalokitesvara. Pengertian Avalokitesvara Bodhisatva dalam bahasa Sanskerta adalah:

"Avalokita" (Kwan / Guan / Kwan Si / Guan Shi) yang bermakna Melihat ke Bawah atau Mendengarkan ke Bawah (“Bawah” disini bermakna ke dunia, yang merupakan suatu alam (Sanskerta:lokita/loka).
Kata "Isvara" (Im / Yin), berarti suara (suara jeritan mahluk atas penderitaan yang mereka alami).

Kwan Im sebagai seorang Bodhisatva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Di negara Jepang, Kwan Im Pho Sat terkenal dengan nama Dewi Kanon. Dalam perwujudannya sebagai pria, Kwan Im disebut Kwan Sie Im Pho Sat. Dalam Sutra Saddharma Pundarika Sutra (Miau Fa Lien Hua Cing) disebutkan ada 33 (tiga puluh tiga) penjelmaan Kwan Im Pho Sat. Sedangkan dalam Maha Karuna Dharani (Tay Pi Ciu / Ta Pei Cou / Ta Pei Shen Cou) ada 84 (delapan puluh empat) perwujudan Kwan Im Pho Sat sebagai simbol dari Bodhisattva yang mempunyai kekuasaan besar.

Altar utama di Kuil Pho Jee Sie (Phu Tho San) di persembahkan kepada Kwan Im Pho Sat dengan perwujudan emanasi sebagai “Buddha vairocana”, dan di sisi kiri atau kanan berjajar 16 (enam belas) perwujudan lainnya. Perwujudan Kwan Im di altar utama Kim Tek Ie/Jing De Yuan, salah satu Klenteng tertua di jakarta Indonesia adalah King Cee Kwan Im (Kwan Im Membawa Sutra Memberi Pelajaran Buddha Dharma Kepada Umat Manusia). Disamping itu, terdapat pula wujud Kwan Im Pho Sat dalam Chien Chiu Kwan Im / Jeng Jiu Kwan Im / Qian Shou Guan Yin. (Kwan Im Seribu Lengan / Tangan) sebagai perwujudan Kwan Im yang selalu bersedia mengabulkan permohonan perlindungan yang tulus dari umatnya.

Ketika agama Buddha memasuki Tiongkok (Masa Dinasti Han), pada mulanya Avalokitesvara Bodhisattva bersosok pria. Seiring dengan berjalannya waktu, dan pengaruh ajaran Taoisme serta Kong Hu Cu, menjelang era Dinasti Tang, profil Avalokitesvara Bodhisattva berubah dan ditampilkan dalam sosok wanita.

Dari pengaruh ajaran Tao, probabilita perubahan ini terjadi karena jauh sebelum mereka mengenal Avalokitesvara Bodhisattva, kaum Taois telah memuja Dewi Tao yang disebut “Niang-Niang” (Probabilitas adalah Dewi Wang Mu Niang-Niang). Sehubungan dengan adanya legenda Puteri Miao Shan yang sangat terkenal, mereka memunculkan tokoh wanita yang disebut “Guan Yin Niang Niang”, sebagai penganti Avalokitesvara Bodhisattva pria.

Lambat laun tokoh Avalokitesvara Bodhisattva pria dilupakan orang dan tokoh Guan Yin Niang-Niang menggantikan posisinya dengan sebutan Guan Yin Phu Sa. Dari pengaruh ajaran Kong Hu Cu, mereka menilai kurang layak apabila kaum wanita memohon anak pada seorang Dewa. Bagi para penganutnya, hal itu dianggap sesuai dengan keinginan Kwan Im sendiri untuk mewujudkan dirinya sebagai seorang wanita, agar lebih leluasa untuk menolong kaum wanita yang membutuhkan pertolongan.

Dari sini jelas bahwa tokoh Avalokitesvara Bodhisattva berasal dari India dan tokoh Guan Yin Phu Sa berasal dari Tiongkok. Avalokitesvara Bodhisattva memiliki tempat suci di gunung Potalaka, sedangkan Kwan Im Pho Sat memiliki tempat suci di gunung Phu Tho Shan di kepulauan Zhou Shan, China. Kesimpulan atas hal ini adalah tokoh Avalokitesvara Bodhisatva merupakan stimulus awal munculnya Kwan Im Pho Sat.

19


Bahkan seekor burung perkutut saja tidak meragukan kebesaran Buddha Amitabha kenapa kita sebagai seorang manusia meragukan kebesaran Buddha Amitabha ini foto asli bukan photoshop loh terlihat tanggal, bulan, tahun dan jam pemotretan sewaktu diambil foto tersebut!

Namo Sukhavati loka Maha Maitri Maha Karuna Amitabha Buddha  _/\_

20
Mahayana / APAKAH YANG DIMAKSUD "MAHAYANA" ITU?
« on: 29 March 2012, 06:16:51 PM »


APAKAH YANG DIMAKSUD "MAHAYANA" ITU?

Banyak umat Buddha yang tidak memahami apa arti dari kata Mahayana itu sendiri, banyak umat Buddha beranggapan bahwa Mahayana itu adalah sebuah tradisi aliran dalam Buddhistme, apakah Sang Buddha pernah membuat aliran tradisi Mahayana? apabila anda berpikiran demikian anda termasuk yang memiliki pandangan keliru atas dasar kata dari Mahayana itu sendiri, Terciptanya kata Mahayana bukanlah untuk merujuk kepada sebuah tradisi aliran dalam Buddhistme tetapi adalah sebuah "KONSEP" sebuah cara berpikir yang disebut Konsep Bodhisattva atau Konsep Bersama yaitu sebuah konsep atau sebuah cara berpikir untuk saling berbagi, saling tolong menolong antar sesama mahluk hidup, saling bergotong royong, saling mengasah, saling mengasih dan saling mengasuh itulah konsep dasar dari kata Mahayana itu sendiri.

Apabila anda mengikuti tradisi aliran Mahayana tetapi tidak saling berbagi hanya berpikir untuk dirinya sendiri, tidak saling tolong menolong hanya berpikir untuk menolong dirinya sendiri, tidak saling bergotong royong tetapi hanya mengutamakan dirinya sendiri, tidak saling mengasah hanya perduli dirinya sendiri, tidak saling mengasih hanya berpikir untuk dirinya sendiri, dan tidak saling mengasuh hanya ingin mengasuh dirinya sendiri tandanya anda bukanlah seorang Mahayana, anda hanya memiliki pikiran yang sangat sempit, tidak bisa disebut seorang "MAHA" yang berarti luas dan besar.

Sebaliknya apabila anda bukan pengikut tradisi Mahayana tetapi berpikiran sebaliknya selalu berpikir untuk kebahagian mahluk lain, selalu ingin berbagi, selalu ingin menolong kepada semua mahluk hidup, saling bergotong royong, saling mengasah, saling mengasih, dan saling mengasuh sesungguhnya andalah seorang Mahayana itu sendiri meskipun anda bukanlah pengikut dari tradisi aliran Mahayana.

Maka itu Sang Buddha Sakyamuni bersabda demikian :

舍利弗,若有眾生,內有智性,從佛世尊聞法信受,殷勤精進,欲速出三界,自求涅槃,是名聲聞乘,如彼諸子為求羊車、出於火宅。
"Sariputra, bila ada insan yang mempunyai kebijaksanaan, ia mendengarkan Dharma dari seorang Buddha, meyakini dan mengamalkannya dengan tekun, bertekad untuk segera terbebas dari triloka, ia mengejar Nirvana bagi dirinya sendiri, dinamakan SRAVAKA yana.
Diumpamakan bagaikan seorang anak yang meloloskan diri dari rumah berapi demi sebuah kereta yang ditarik oleh kambing.

若有眾生,從佛世尊聞法信受,殷勤精進,求自然慧,樂獨善寂,深知諸法因緣,是名辟支佛乘,如彼諸子為求鹿車、出於火宅。
Bila ada insan, mendengarkan Dharma dari Buddha Bhagavan, meyakini dan dengan tekun melaksanakannya, berusaha untuk memperoleh Prajna alamiah, gemar berlatih seorang diri , dengan mendalam memahami nidana sarva dharma, dinamakan PRATYEKABUDDHA yana.
Diumpamakan bagai seorang anak yang meloloskan diri dari rumah berapi demi sebuah kereta yang ditarik oleh rusa.

若有眾生,從佛世尊聞法信受,勤修精進,求一切智、佛智、自然智、無師智、如來知見、力、無所畏,愍念、安樂無量眾生,利益天人,度脫一切,是名大乘,菩薩求此乘故,名為摩訶薩,如彼諸子為求牛車、出於火宅。
Bila ada insan, yang mendengarkan Dharma dari Buddha Bhagavan, meyakini dan dengan tekun mengamalkannya, demi memperoleh Sarvajna (berbagai macam kebijaksanaan), Buddhajna, Jnana alamiah, Jnana yang diperoleh tanpa seorang pembimbing, avatarana , kekuatan, abhaya (tiada rasa takut), belas kasih, tekad untuk memberikan ketenteraman bagi para insan, memberi manfaat bagi Dewa dan manusia, membebaskan semua, dinamakan "MAHAYANA", oleh karena Bodhisattva menekuni kendaraan ini, maka dinamakan Mahasattva.
Diumpamakan anak yang meloloskan diri dari rumah berapi demi sebuah kendaraan yang ditarik oleh lembu

Sumber : Saddharma pundarika sutra bab 3 perumpamaan.

Sang Buddha pun melakukan hal yang sama sewaktu beliau mencapai penerangan sempurna beliau berbagi ilmu pengetahuannya tidak untuk sendiri, beliau menolong semua mahluk dengan pembabaran Dharmanya tidak hanya menolong dirinya sendiri, mengajarkan untuk saling bergotong royong, saling mengasah saling mengasih dan saling mengasuh terhadap siswa-siswinya, semoga kita bisa menjadi seorang Mahayana yang baik, baik dalam berpikir, baik dalam berucap dan baik dalam berprilaku.

Semoga bermanfaat dan semoga semua mahluk hidup berbahagia.

Sarve Sattva Bhavantu Sukhinah.  _/\_

21


"Sejarah Singkat Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi"

Master Cheng Yen dilahirkan pada tanggal 14 Mei 1937, di Desa Qingsui, Kabupaten Taichung, Taiwan. Sewaktu masih kecil, beliau diangkat pamannya menjadi anak dan menetap di Desa Fengyuan, Taichung bersama paman dan bibinya. Ayah angkatnya memiliki usaha bioskop di beberapa kota, seperti Taichung, Feng Yuan, Qingshui, Tanzi, dan tempat lainnya. Sebagai putri sulung, dan juga otaknya yang cerdas, maka meski belum genap berusia 20 tahun, beliau sudah sanggup membantu pekerjaan ayahnya, disamping juga membantu mengurus pekerjaan rumah tangga.

"Jodoh Dengan Buddha"

Master memiliki kodrat luwes dan tulus serta berbakti. Di tahun 1952, saat beliau berumur 15 tahun, Ibunya menderita acute gastric perforation (luka lambung akut) yang perlu dioperasi. Pada zaman itu, pembedahan merupakan tindakan yang sangat membahayakan. Oleh karena itu, Master Cheng Yen senantiasa berdoa demi kesehatan Ibunya, dan dengan tulus mengucapkan nama Bodhisattva Avalokitesvara, bahkan berikrar, "Asalkan Ibu dapat disembuhkan, umurku rela dikurangi 12 tahun dan akan mulai menjalankan hidup bervegetarian.” Tekad ini dilakukan beliau agar umur ibunya bisa bertambah panjang. Karena sikap baktinya pada orangtua yang besar dan juga ketekunan dari Master Cheng Yen dalam merawat, penyakit ibunya bisa sembuh tanpa harus dioperasi—seperti mukjizat. Maka sejak itu, Master Cheng Yen pun mulai bervegetarian untuk memenuhi ikrarnya.

Bulan Juni 1960, ayahnya yang masih produktif dan merupakan sosok yang sangat penting baginya, mendadak meninggal dunia karena terserang penyakit. Dari mulai terjangkitnya penyakit hingga meninggal dunia tidak memakan waktu lebih dari 24 jam (1 hari). Hal ini memberi pukulan batin yang sangat hebat baginya. Beliau bertanya pada diri sendiri, apa sebenarnya hakikat kehidupan ini? Datang dari mana dan setelah meninggal akan menuju ke mana? Pertanyaan ini membuka titik perubahan kehidupan yang dicari-cari, sehingga beliau seringkali mengunjungi Vihara Ci Yun untuk mempelajari ajaran Buddha.

Justru pada kurun waktu itu, Master Cheng Yen menyadari bahwa kehidupan sebagai seorang wanita yang bisa berbelanja dan berkuasa mengatur uang belum bisa disebut bahagia. Beliau menganggap, sebagai seorang wanita, bila mampu memikul tanggung jawab di masyarakat, itu sama halnya seperti tanggung jawab seorang pria. Memperluas kasih sayang, memberi kepedulian kepada masyarakat, dan meluas kepada setiap umat manusia hingga menjadi menyayangi masyarakat dan semua makhluk, inilah kebahagiaan sejati.

Niat Master Cheng Yen dalam upaya melepaskan diri dari kehidupan duniawi sempat beberapa kali mengalami kegagalan. Pada tahun 1961, kebetulan di suatu kesempatan yang sangat berjodoh, beliau memutuskan meninggalkan keluarga dan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi. Beliau bersama seorang guru datang ke sebuah Vihara Wangmu yang sangat bersahaja serta bobrok di Gunung Luye di Kabupaten Taidong—tanpa mencukur rambut, membina diri dalam ajaran Buddha. Di atas gunung, tanpa air, listrik, beras, minyak, dan juga tanpa bantuan dari penduduk desa.

Pada siang hari, mereka berdua pergi ke ladang memungut kacang tanah dan sayur yang tercecer dari hasil panen para petani untuk dimasak dengan air tawar sebagai lauk makanan. Malam harinya, mereka mengajar penduduk desa membaca sutra. Di kala cuaca dingin, tidak ada baju mantel untuk mereka menahan terpaan hawa yang menggigilkan, selimut tidurpun sudah usang dan banyak lubang bekas sobek, mereka melewati hari dengan susah dan penuh keprihatinan. Kendati demikian, tekad Master untuk mempelajari dan memperdalam ajaran Buddha sedikitpun tak luntur. Kemudian suatu ketika beliau meninggalkan Luye dan beberapa kali mengalami kesulitan juga, yang pada akhirnya beliau datang dan berdiam di Hua-lian, terjalinlah tali persahabatan dengan biarawan tua setempat bernama Xu Cong Min. Kala itu Master berusia 25 tahun dan berhubung tidak ada guru yang memangkas rambutnya, maka Beliau memotongnya sendiri. Saat Vihara Lingji Taipei menyelenggarakan mimbar sila-sila ajaran Buddha di bulan Februari 1963, Master memohon Guru Dharma Yin Sun agar menerimanya sebagai murid, Guru Dharma berpesan kepada Master: "Sesudah menjadi Biksuni, anda harus senantiasa bertindak demi Buddha dan semua makhluk!", Master dianugrahi nama Buddhis [Cheng Yen] dengan nama kecilnya [Hui Zhang].



Setelah mendapat gemblengan kehidupan biksuni selama 32 hari dan kembali ke Hualian, Master menetap dalam sebuah rumah papan kecil yg berukuran kurang-lebih 4 meter persegi di belakang Vihara Puming dekat desa Jiamin, Beliau mulai menekuni dan mempelajari makna ajaran Sutra Lotus serta menghafal isi kitab tersebut setiap hari, beliau menyalin satu bagian dari isi Sutra Lotus itu setiap bulan, kemudian disebarkan kepada semua orang. Karena tidak menerima bantuan, maka penghidupan yang dihadapi cukup sulit, oleh karena itu, setiap kali bersembahyang, tiada sajian buah-buahan ataupun bunga, kendati demikian, beliau tetap saja bangun jam satu setiap pagi untuk mempelajarinya dan hasil yang didapatnya disebarkan waktu sembahyang bulanan.

Bulan Oktober 1963, Master pindah ke Vihara Cishan di Hualian memberikan ceramah Sutra Ksitigarbha selama sekitar 8 bulan, ternyata menarik banyak peminat, banyak murid seniornya yang berada di Griya Perenungan sekarang merupakan pengikut yang berjalin jodoh dengan Master di waktu itu. Kemudian, Master mengajak beberapa muridnya ini kembali mondok di Vihara Puming, sambil melatih diri di ruang belakang. Waktu itu sudah masuk musim gugur di tahun 1964, Master dan para muridnya menetapkan ketentuan pelatihan, antara lain :
1. Tidak mengadakan acara pembacaan doa untuk pihak luar;
2. Tidak mengadakan acara dharma untk pihak luar,
3. Tidak meminta sumbangan, semuanya diusahakan secara mandiri.

Sampai saat ini, biaya pengeluaran Griya Perenungan masih seperti semula yaitu dari hasil pendapatan kerajinan tangan para murid dan sama sekali tidak menyentuh atau mengunakan dana Tzu Chi satu senpun.

Tahun 1966, Guru Dharma Yin Sun atas undangan Universitas Kebudayaan Taipei untuk memberikan ceramah, waktu itu tempat ibadah Miao yunlan di desa Jiayi tidak ada colon pengurus yang tepat, maka Guru Dharma mengharapkan Master bisa mengajak para murid ke Jiayi untuk menetap di sana.

Namun, Master sudah bertahun-tahun menetap di Hualian sehingga membuat kedua orang lanjut usia dan 30 orang pengikutnya yang biasa mendampingi beliau melatih diri merasa berat berpisah dengannya, mereka mengajukan permohonan kepada Guru Dharma agar bisa tetap tinggal bersama Master. Beliau menghadapi dilema tetapi berkat adanya ikatan jodoh, akhirnya Beliau tetap tinggal di Hualian.

22
Tibetan / "FOTO BHIKSU TIBET MEMBAKAR DIRI SAMPAI HANGUS"
« on: 20 March 2012, 01:20:19 AM »
"HARGA MAHAL DEMI SEBUAH KEMERDEKAAN"



23
Kesehatan / Orang Religius Lebih Sehat Dan Bahagia
« on: 28 February 2012, 08:44:01 AM »
"Orang Religius Lebih Sehat"



Ghiboo.com - Acap kali orang religius dianggap kolot. Namun, penelitian terbaru menunjukkan menjadi orang religius memiliki status kesehatan yang lebih baik.

Sebuah riset dilakukan oleh perusahaan Gallup terhadap 676 ribu orang Amerika. Para peneliti melakukan survei melalui wawancara telepon untuk menilai atau menggambarkan seberapa sehat masyarakat, yang dibagi berdasarkan beberapa kategori, seperti kualitas hidup, kesehatan emosional, kesehatan fisik, kebiasaan perilaku sehat, kepuasan kerja, akses ke dokter dan sumber daya kesehatan lainnya.

Setiap tanggapan dari partisipan akan diberikan skor dengan skala 0-100. Dalam wawancara tersebut, partisipan juga diminta untuk menyebutkan agama mereka (jika ada).

Survei yang dilakukan sejak awal Januari 2010 ini menunjukkan orang yang beragama memiliki nilai lebih tinggi dalam skor kesehatan dan kesejahteraan secara umum dibandingkan orang yang kurang atau tidak religius. Namun, orang yang kurang atau tidak religius memiliki skor tertinggi dalam kesehatan fisik.

Dalam penelitian, peneliti mencatat bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk usia, jenis kelamin dan ras/etnis, dimana orang tersebut hidup dalam sebuah negara, kelas, dan status pernikahan.

Peneliti beranggapan bahwa ibadah dalam sebuah agama membuat seseorang mengalami interaksi sosial dan persahabatan dengan orang lain. Sebuah agama juga bisa menjadi sarana 'meditasi' dan menyediakan mekanisme untuk mengatasi masalah hidup, seperti berdoa, sehingga bisa mengurangi stres, depresi, kekhawatiran serta meningkatkan kebahagiaan. Akibatnya, orang yang religius lebih dapat hidup lebih lama.

Penelitian ini turut mendukung bahwa unsur religius menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Riset lain yang dilakukan National Institutes of Health menemukan bahwa orang yang berdoa setiap hari terbukti memiliki risiko 40 persen lebih rendah terkena hipertensi dibandingkan dengan mereka yang jarang berdoa.



"Berdoa = Meditasi = Cara Sehat dan Bahagia"



Dan pertanyaan mudah itu lah yang membuat Richard Davidson memutuskan untuk membuat sebuah pusat penelitian Center for Investigating Healthy Minds, dimana belasan peneliti mempelajari apa yang bisa menimbulkan hal positif pada pikiran.

Hasil yang didapat menunjukkan kalau meditasi bisa memperbaiki empati, belas kasih, kebaikan dan perhatian. Bahkan temuan lebih lanjut dari tim tersebut adalah sebuah konsep bahwa otak orang dewasa bisa diubah lewat berbagai latihan. Penelitian memang banyak menunjukkan kalau meditasi berhubungan dengan perubahan metabolisme, tekanan darah, aktivitas otak, dan proses fungsi tubuh lainnya. Meditasi juga sering digunakan untuk mengatasi stres dan mengurangi rasa sakit.

Meditasi memang identik dengan praktek agama Buddha. Tapi setiap agama sebenarnya juga melakukan praktek meditasi pada pelaksanaan doa dan ibadahnya. Karena meditasi menuntut kita untuk berkonsentrasi mengosongkan pikiran dan mencapai ketenangan batin. Dan bukankah itu yang kita dapatkan dari berdoa dan beribadah, selain menunaikan kewajiban kita pada agama yang kita anut?

Bagaimana menurutmu? Jika memang semudah itu, nggak ada salahnya untuk dicoba, kan?

24
Diskusi Umum / Usaha Supremasi China Atas Dunia Buddhist
« on: 24 February 2012, 01:27:42 PM »
"Usaha Supremasi China Atas Dunia Buddhist"


Buddhistzone.com | Bodh Gaya, India – Agama sebagai geopolitik. Situs suci Buddhis Bodh Gaya di India dan Lumbini di Nepal merupakan dua lokasi ziarah agama yang sangat suci telah menjadi dua pusat Permainan Besar antara India dan China.

Bodh Gaya merupakan jantung dari dunia Buddhis yang tidak terbantahkan. Namun, kemuliaan Bodh Gaya sedang ditantang oleh Yayasan Pertukaran dan Kerja Sama Asia Pasifik (Asia Pacific Exchange and Co-operation Foundation -APCEF) dari Hong Kong, yang menyokong Lumbini sebagai tempat kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama.

Wakil ketua eksekutif yayasan tersebut, Xiao Wunan kelahiran Beijing, telah menjelaskan pengembangan Lumbini menjadi sebuah ‘Mekkah’ sebagai bagian dari rencana investasi China sebesar 3 milyar Dolar Amerika Serikat di Nepal.

Selama ratusan tahun para umat berdatangan ke Bodh Gaya, sebuah kota kecil sekitar 100 kilometer sebelah selatan Patna, ibukota Bihar – India bagian Timur Laut yang berbatasan dengan pegunungan Himalaya. Pada masa kehidupan Sang Buddha dikenal dengan nama Uruvela, tepat dimana Petapa Gautama mencapai pencerahan.

Di sinilah Pangeran Siddhartha Gautama dikatakan duduk di bawah sebuah pohon ara suci (Inggris: sacred fig – ed) dan masuk ke dalam meditasi yang mendalam menjadi Buddha, setelah sebelumnya selama enam tahun mengembara. Pohon ara suci, sebuah spesies dari pohon ara, kemudian dikenal sebagai pohon Bodhi (Bo – pencerahan). Kini pohon yang berada di situs tersebut dikatakan merupakan keturunan dari pohon Bodhi yang asli. Bagi beberapa umat, sebuah lempengan batu pasir merah yang menandai tempat meditasi pertama Sang Buddha dikatakan menjadi pusat dunia.

Berkembangnya pengaruh China merupakan sesuatu yang diakui dan ditakuti oleh New Delhi juga Moskow. Ketidaksenangan China sudah cukup untuk memaksa membatalkan rencana pidato Perdana Menteri India, Manmohan Singh di konferensi Kongregasi Buddhis Global di Delhi pada November 2011 (bersama dengan seluruh anggota Parlemen India), meskipun Delhi menggaris bawahi bahwa pembatalan acara tersebut sama sekali bukan merupakan apa yang Beijing benar-benar inginkan.

Lumbini, 171 km, di tenggara Kathmandu, merupakan sebuah komponen kunci dalam tujuan China untuk mengeluarkan Nepal dari kekuasaan India sebagai sebuah “negara satelit”. Investasi China tersebut didesain untuk mengubah kota yang kini tertidur tersebut menjadi sebuah tujuan wisata kelas satu termasuk sebuah bandar udara dan jalan bebas hambatan baru, hotel-hotel, sebuah pusat konvensi, sebuah universitas Buddhis, dan tempat ziarah bagi umat Buddha dari seluruh dunia.

Menurut Xinhua News Agency, pada bulan Juli 2011, Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations Industrial Development Organization) dan Yayasan Pertukaran dan Kerja Sama Asia Pasifik menandatangi sebuah nota kesepahaman di Beijing untuk memulai pengembangan Lumbini.

Pemerintah Nepal yang merasa terganggu karena hal tersebut tidak dikonsultasikan, akhirnya mendesak Beijing untuk menyangkal laporan-laporan dalam media massa di Nepal atas sebuah fakta rahasia dengan unsur-unsur kelompok Maois (kaum komunis di Nepal) negara tersebut dan sebagai gantinya mengatakan bahwa mereka telah menandatangani nota kesepahaman dengan Khagda Bahadur (menteri pariwisata), juga dengan seorang pemimpin Maois, Pushpa Kamal, yang memiliki nama perang Prachanda (salah seorang wakil ketua APECF) bersama dengan Steven Clark Rockefeller Jr (anggota keluarga Rockefeller generasi kelima), Jack Rosen (ketua Kongres Yahudi Amerika), dan Leon Charney (taipan real estate dan mantan penasihat kepresidenan Amerika Serikat).

Wakil ketua eksekutif Xiao mengatakan secara terbuka bahwa ia berharap Lumbini akan mempertemukan semua tradisi Buddhis – Mahayana yang di praktikan di China, jepang, dan Korea Selatan dengan non-Mahayana yang dipraktikkan di Asia Tenggara, dan Buddhisme Tibet.

Tampaknya, bagaimana juga, menurut laporan media, salah seorang Buddhis yang menjadi tujuan Beijing yang tidak ada hubungannya dengan proyek Lumbini yang mungkin paling berpengaruh di dunia saat ini adalah Dalai Lama, pemimpin Tibet di pengasingan yang mengepalai Buddhisme tradisi Tibet (Vajrayana) aliran Gelug atau Topi Kuning. Nampaknya tak seorang pun yang berhubungan dengan proyek Lumbini tersebut telah menghubungi Dharmasala (Dharlamsala), kantor pimpinan Buddhis tersebut di India untuk mengundang beliau ikut berpartisipasi. China menganggap beliau sebagai seorang pelanggar hukum dan pemberontak yang memicu pemberontakan di Tibet.

Setelah puluhan tahun mengakui atheisme sebagai kebijakan resmi negara oleh Partai Komunis, yang sikap resminya menyatakan bahwa agama adalah candu bagi masyarakat, Presiden Hu Jintao menyatakan sebuah kebijakan “kehidupan sosial yang harmonis” pada tahun 2006. Sejak saat itu, pengaruh China dalam agama kian berkembang, dengan catatan bahwa Beijing secara efektif dapat memilih para pemimpin agama tersebut, seperti yang terjadi dengan cabang Gereja ka****k di China.

Dengan demikian, pengaruh Beijing dalam urusan-urusan Buddhis pada khususnya telah berkembang. Partai Komunis telah memilih sendiri Panchen Lama (jabatan tertinggi kedua di Buddhisme tradisi Tibet), setelah menyingkirkan anak kelahiran kembali dari tokoh agama Tibet tersebut, dan dengan sia-sia mencoba untuk mendidik Karmapa Lama dengan doktrin sosialis sampai akhirnya ia melakukan pelarian diri yang dramatis dari China dan bergabung bersama Dalai Lama di India.

Ini merupakan sebuah asas pasca Revolusi Kebudayaan, sebuah asas penyelamatan ‘muka’ untuk bersekutu dengan Beijing, maka anda akan menikmati kebebasan dan manfaat. Hal ini berhasil diterapkan pada sebagian besar organisasi Buddhis di China.

Tawar-menawar untuk mengooptasi keyakinan Buddhis dianggap sebagai bagian dari penguasaan terhadap wilayah Himalaya yang dianggap penting bagi Beijing jika China terus mengambil keuntungan dari pengaruhnya atas Organisasi Kerjasama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization – SCO), sebuah organisasi keamanan bersama yang didirikan tahun 2001 oleh China, Kazakhstan, Kirgizstan, Rusia, Tajikistan, Uzbekistan. Meskipun secara nominal Rusia merupakan anggota yang setara, Moskow khawatir kehilangan daya tarik ekonomi sekali waktu dan soft power-nya[1].

Hal ini terjadi secara khusus dengan berdirinya Institusi Konfusius di banyak negara Asia Tengah kecuali Tajikistan, dan melatih para kaum muda yang cerdas dan menjanjikan di negara-negara tersebut berbahasa Mandarin. Dalam kilas balik pada masa dominasi Dinasti Han dan Tang terhadap Jalur Sutra dan imperialis Qing, pengaruh pembangkit listrik tenaga air dari manufaktur China di negara-negara pasca bubarnya Soviet mendorong Rusia untuk menarik perhatian kembali terhadap kekuatan blok-blok Asia Tengah dan Eropa Timur.

Bersama negara-negara Asia Tengah, China menikmati keuntungan dari menyanggah zona miskin Xinjiang yang sepertinya akan bergejolak secara politik pada masa yang akan datang karena pencampuran antara Buddhis Tibet dan Muslim Uighur (pasukan elit anti-pemberontakan China, Snow Leopard, saat ini digelar di daerah tersebut).

Buddhisme juga membentuk bagian depan kedua dari diplomasi keagamaan antara China dan sebuah blok kekuasaan yang berbeda, yaitu blok Pasifik-Atlantik (negara adidaya Amerika Serikat). Sejak pendudukan China terhadap Tibet, Dalai Lama telah menjadi promoter bagi nilai-nilai “universal” – sebuah kata yang diterjemahkan oleh penguasa Beijing sebagai “Dunia Barat” atau “Amerika”.

Hal ini telah mengasilkan sebuah skenario buruk bagi umat Buddha di China juga masyarakat China yang mempraktikkan Buddhisme Tibet, yaitu: harus memilih antara mengecam seorang pemimpin keagamaan Tibet yang sangat sah atau jatuh pada perangkap media yang menyebut Tibet sebagai sebuah Shangri-la[2] yang tercerahkan dengan para bodhisattva-nya sebelum pendudukan Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army – PLA).

Pilihan ini berkembang menjadi lebih menyakitkan dengan adanya warga Tibet yang membakar dirinya sendiri. Setelah mengangkat Panchen Lama-nya sendiri, sekarang seluruh kelahiran kembali para pemimpin Buddhis Tibet harus disetujui oleh pemerintah China, yang menambah kekhawatiran bahwa ini berarti Dalai Lama yang akan datang harus dipilih oleh Beijing.

Dari sisi pihak Tibet, kisah ini tentu saja jauh lebih kompleks dan bersifat pribadi, dan Dalai Lama jauh lebih berpikir jangka panjang daripada kemauan Beijing terhadap diri beliau.

Dilihat dari sudut ini, paranoia China terhadap Tibet bukan merupakan pilihan yang dipikirkan dengan tidak baik tetapi sebuah keengganan dan keraguan yang dibuat oleh pihaknya meskipun tahu hal tersebut membuat mereka terlihat tidak dewasa dan tidak mencerminkan kebenaran. Hal ini cukup sesuai dengan gambaran yang lebih besar yang dapat kita lihat di abad ini.

Permainan catur yang aneh ini telah membawa sebuah pengamatan ironis dari saya pada konferensi Kongregasi Buddhis Global di Delhi yang berusaha dihentikan oleh China, dimana banyak Buddhis dari Taiwan juga ada dari Malaysia, Siangapura, dll., hampir semua dari mereka adalah Buddhis etnis Tionghoa, namun hampir tidak ada satu pun Buddhis dari China daratan. Saya adalah salah satu dari sedikit Buddhis dari Hong Kong.

Institusi vihara – sangha – berada di atas nasib yang selalu berfluktuasi dari dunia politik sekuler. Mengawasi makhluk hidup selama 2600 tahun adalah apa yang akan Sangha lakukan untuk selamanya. Sementara itu, bagaimana pun juga, orang-orang tak bersalah telah mati sebagai korban dalam Permainan Besar negara-negara adidaya. Umat Buddha berjuang sebesar umat lainnya untuk menemukan solusi, menjadi bidak-bidak diplomatik yang bisa menyekakmat sang raja atau setidaknya memerangkap sang ratu.

[1]soft power: kekuatan lunak – kemampuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan melalui daya tarik daripada melalui paksaan – Joseph S. Nye.

[2]Shangri-la: dalam istilah modern mengacu pada Shambhala, sebuah kerajaan mistis dalam tradisi Tibet.

Sumber : Bhagavant (Ed : Buddhistzone.com)

25
Diskusi Umum / Bhiksu Asing Gadungan Dibekuk Imigrasi
« on: 24 February 2012, 01:18:50 PM »
"Bhiksu Asing Gadungan Dibekuk Imigrasi"


Buddhistzone.com | Jakarta, Indonesia – Tiga orang bhiksu asing gadungan dibekuk oleh petugas imigrasi Jakarta Barat. Dengan menyamar menjadi bhiksu, tiga orang warga negara asal China menyalahgunakan visa kunjungan ke Indonesia dan melakukan kegiatan mengemis di jalan-jalan dan di seputar kompleks perumahan di Jakarta Barat.

Seperti yang dilaporkan oleh Republika, ketiganya ditangkap oleh petugas imigrasi Jakarta Barat pada Rabu (22/2).

Bermula dengan ditangkapnya Wang Xian Xiang oleh petugas imigrasi pada Rabu siang, saat pria asing berusia 40 tahun tersebut sedang mengemis di seputar kompleks Taman Palem, Jakarta Barat. Dengan mengenakan jubah bhiksu, Wang Xian melakukan kegiatan meminta-minta di kompleks perumahan.

Berdasarkan paspor yang dibawa oleh Wan Xian, petugas imigrasi menelusuri kediaman sementara pria tersebut yang berlokasi di daerah Mangga Besar. Di sebuah rumah kos tempat tinggal sementara Wan Xian, petugas menemukan dua orang pria asal China lainnya, yaitu Bai De Huai yang berusia 42 tahun dan Wang Bu Shi yang berusia 40 tahun. Saat para petugas melakukan penggeledahan, mereka juga menemukan jubah bhiksu.

Meskipun pada dasarnya keberadaan bhiksu asing gadungan bukanlah hal yang sama sekali baru terjadi, nampaknya pihak imigrasi khususnya Imigrasi Jakarta Barat baru menyadari hal ini.

Diwakili oleh Kepala Seksi Penindakan Keimigrasian Jakarta Barat, Muhammad Reza Al-Kahf, pihak imigrasi baru menyadari modus warga negara asing yang menyalahgunakan visa kunjungan dengan menyamar menjadi bhiksu untuk mencari nafkah, dan menganggapnya sebagai modus baru.

Bagi kalangan umat Buddha Indonesia, keberadaan bhiksu-bhiksu atau bhikkhu-bhikkhu asing gadungan bukanlah hal yang baru. Para bhiksu/bhikkhu gadungan tersebut diperkirakan beroperasi di kawasan-kawasan pecinan di Jakarta maupun di daerah lain seperti di Pontianak, Kalimantan Barat, yang mereka anggap sebagai kantung-kantung umat Buddha.

Selain mengemis, tidak jarang pula ada yang menjajakan pernak-pernik Buddhis yang mereka klaim sebagai jimat keberuntungan, beberapa ada yang menjajakannya dengan sedikit memaksa. Di antara mereka mempergunakan bahasa asal mereka untuk menjajakan barang dagangannya.

Fenomena bhiksu/bhikkhu gadungan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di negara lain seperti di Malaysia dan Singapura. Bahkan, di negara yang mayoritas masyarakatnya adalah umat Buddha seperti Thailand, di mana jumlah bhiksu/bhikkhu-nya melimpah, juga tidak luput dari fenomena bhiksu/bhikkhu gadungan ini.

Keberadaan para bhiksu/bhikkhu gadungan tersebut jelas merugikan masyarakat khususnya umat Buddha, dan terutama mencoreng komunitas para bhiksu/bhikkhu. Bagi mereka, khususnya non-Buddhis yang tidak mengetahui dan tidak bisa membedakan antara para bhiksu/bhikkhu gadungan ini dengan yang sebenarnya, tentu akan mencibir atau setidaknya mengernyitkan mata mereka terhadap pemuka agama Buddha.

Sebagai salah satu usaha untuk meredam fenomena bhiksu/bhikkhu gadungan ini, sekelompok Buddhis di Malaysia, tahun lalu mendirikan sebuah korps yang mereka sebut dengan Sentra Penjaga Kesucian Sangha (The Sangha Sanctity Protection Centre– SSPC ) yang bertugas sebagai “Polisi Sangha” untuk menghentikan operasi para bhiksu/bhikkhu gadungan yang diperkirakan memiliki jaringan atau sindikat.

26
Diskusi Umum / ABORSI MENDATANGKAN MALAPETAKA
« on: 20 February 2012, 08:03:31 PM »
KISAH NYATA
PEKERJA ABORSI DAN AKIBATNYA

oleh : Bhante Wongsin Labhiko

Ayat Dhammapada syair ke-17 berbunyi :

"Di dunia ini Ia menderita, Di dunia sana Ia menderita. Perilaku kejahatan menderita di kedua dunia itu, Ia meratap ketika berpikir, "Aku telah berbuat jahat", dan Ia akan lebih menderita lagi ketika berada di alam sengsara."

Ada sebuah kisah nyata, yang terjadi sekitar 46 tahun yang lalu (sebelum Bhante Wongsin menjadi Bhikkhu). Di Thailand terdapat sebuah vihara yang jauh dari orang desa maupun kota. Di lingkungan Vihara, ada pohon bodhi yang sangat besar, umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun.

Pada hari itu Bhante Wongsin dan gurunya (Luangpi Jagaro) yang pada waktu itu menjadi kepala vihara di sana menunjukkan kepada Bhante Wongsin seorang wanita yang sedang menari-nari sambil bertepuk tangan dan berteriak,"Selamat jalan anakku, selamat jalan anakku, kita tidak lama akan bertemu lagi."

Terus berulang-ulang ia ucapkan. Ya... wanita tersebut memang terganggu jiwanya. Wanita tersebut bernama Duen yang artinya bulan. Bhante Wongsin bertanya pada gurunya, "Apa yang menyebabkan wanita itu menjadi gila?" Lalu Luangpu Jagaro mulai menceritakan kehidupan wanita itu.

Sekitar 45 tahun yang lalu, kehidupan wanita itu amatlah jaya. Itu disebabkan karena ia berhasil dalam pekerjaannya, tapi sayangnya pekerjaan itu amatlah bertentangan dengan Dhamma & Vinaya. Pekerjaannya sebagai penggugur kandungan atau aborsi.

Sebelumnya wanita itu sering dinasehati oleh para Bhikkhu bahwa pekerjaan itu tidak baik, disarankan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik, yaitu pekerjaan yang tidak melanggar sila. Karena bila hal itu terus dilakukan akan mengakibatkan penderitaan di masa yang akan datang.

Tapi wanita itu menjawab,"Bhante, saya ingin mencari uang yang cukup banyak, setelah cukup maka saya akan berhenti, saya sanggup menanggung semua resiko bahkan yang terburuk sekali pun."

Dari pekerjaannya menggugurkan kandungan, ia mendapat banyak uang. Penghasilannya bisa mencapai 500 sampai 100 baht per harinya, maka tidak heran ia bisa membangun rumah yang sangat besar dan mewah. Kemudian ia menikah dengan seorang laki-laki pilihannya.

Namun, dua bulan kemudian rumahnya yang megah itu habis terbakar, ia menjadi miskin dan kehidupannya kembali seperti dulu, menjalankan pekerjaannnya sebagai penggugur kandungan. Tetapi pasiennya tidaklah sebanyak dulu. Kian hari pasiennya kian sedikit. Satu tahun kemudian wanita tersebut melahirkan seorang bayi laki-laki yang gemuk, manis dan sangat lucu. Kehadirannya membawa kebahagiaan bagi sepasang suami istri itu.

Kini mereka sekeluarga tinggal di sebuah gubuk yang sangat sederhana. Karena kesederhanaannya itu, banyak anjing yang dapat keluar masuk dengan mudah ke gubuk tersebut, lalu memakan beras milik si wanita. Beras yang dengan susah paya ia dapat kian hari kain berkurang, sehingga membuatnya jengkel.

Suami istri itu kemudian menyiapkan rencana untuk membalas dendam kepada anjing-anjing itu bila mereka datang kembali.

Menjelang larut malam saat suami istri itu tertidur, terdengar suara mencurigakan. Si istri terbangun kemudia membangunkan suaminya untuk menjalankan rencana buruk mereka. Mereka siap mengayunkan pedang yang sudah di asah, secepat kilat sang suami mengayunkan pedang ke arah suara yang mencurigakan dan ..... kreekkk!! Sekali penggal, tidak terdengar lagi suara apapun, setelah itu dengan geram dipotong-potongnya tubuh itu menjadi 12 bagian. Lalu setelah selesai, suami istri itu bergegas menyalakan pelita.

Namin betapa terkejutnya pasangan suami istri itu, setelah mengetahui apa yang telah mereka lakukan. Makhluk yang telah dibunuhnya ternyata bayinya sendiri yang dikira seekor anjing yang sering mencuri beras. Bayi yang sangat disayanginya telah penuh dengan lumuran darah dan sudah tidak berbentuk, yang terlihat cuma potongan-potongan daging akibat sabetan pedang. Suami istri itu tidak percaya akan apa yang dilihatnya, semuanya sudah terlanjur, ia hanya bisa menangis sejadi-jadinya sambil berteriak-teriak hingga akhirnya ia pingsan.

Keesokan harinya setelah mayat bayi mereka dikremasi, suaminya ditangkap dan ditahan karena dituduh telah membunuh secara keji dan terencana. Sedangkan Duen, sang istri kehilangan kesadarannya akibat penyesalan dan kesedihan yang teramat sangat.

Mungkin inilah akibat dari perbuatan yang telah ia lakukan karena menekuni pekerjaan yang salah yaitu membantu orang lain menghilangkan nyawa makhluk lain.

Walaupun makhluk tersebut mungkin masih berupa gumpalan darah atau belum berwujud manusia, namun di dalamnya telah terdapat unsur kehidupan, sehingga jika unsur itu dihilangkan, maka ia telah melakukan pembunuhan.

Dan hal ini telah ia lakukan secara berulang-ulang tanpa merasa takut ataupun menyesal sehingga bila saatnya tiba maka sesal pun akan datang, namun sayang penyesalan selalu datang terlambat.

Oleh sebab itu maka kita seharusnya senantiasa berhati-hati dalam bertindak dan senantiasa mengingat akan ajaran Sang Buddha karena perbuatan buruk yang ditanam akan menghasilkan akibat yang buruk pula jika dilaksanakan. Ini adalah hukum yang abadi dan akan berlalu sampai kapan pun juga.

Dikutip dari Majalah Vipassana tahun ke-9/Mei 2001

{Sahabat Sedharma yang berbahagia janganlah kita melakukan hubungan yang tidak aman apabila anda tidak berniat memiliki keturunan jangan karena kesalahan kita mengakibatkan nyawa seorang bayi hilang begitu saja sebaiknya hindarilah hubungan di luar nikah apabila anda sudah menikah gunakanlah pengaman seaman-aman mungkin}



27
Mahayana / "ALTAR DEPAN"
« on: 04 January 2012, 05:14:49 PM »

"ALTAR PARA BUDDHA"

Banyak umat Buddhist khususnya umat Buddhist tradisi Mahayana tidak memahami betul tentang altar Para Buddha yang diletakan didepan sehingga mereka menganggap altar didepan vihara Mahayana adalah altar TUHAN/THIEN dalam tradisi mahayana altar didepan adalah altar untuk menghormati Para Buddha dari sepuluh penjuru dan tiga masa waktu Buddha yaitu Buddha masa lampau, Buddha masa sekarang dan Buddha masa yang akan datang, maka dari itu sewaktu kita bersembahyang dialtar depan sebaiknya kita membacakan "NAMO DASADISANI TRIADHAVANI SARVA BUDDHA" atau dalam bahasa mandarinnya adalah "NAMO SE FANG SAN SE YI JIE CU FO" sewaktu kita melakukan puja bakti di pagi hari atau chao khe dalam bahasa mandarinnya dalam tradisi Mahayana kita selalu membacakan LENG YEN COU atau SURANGGAMA DHARANI yaitu sebuah dharani untuk menghormati Para Buddha, Para Bodhisattva, Para Dharmapala, serta Para Deva lalu dilanjutkan atau diakhiri dengan pembacaan SRI DEVI DHARANI atau SAN NI THIEN COU dengan meletakan dupa dialtar depan dalam tradisi Mahayana tata cara sembahyang yang sebenarnya adalah sewaktu kita mengambil dupa dan bersembahyang harusnya sembahyang kealtar Buddha yang didalam baru kealtar depan bukan sebaliknya tetapi karena penganut tradisi Mahayana kebanyakan adalah suku Tionghoa yang dimana masih memiliki kepercayaan terhadap Taoisme dan Khonghucu masih melakukan sembahyangan dari altar depan menuju altar dalam karena kebudayaan ini sudah turun menurun demikian jadi sulit untuk dirubah meskipun dirubah akan terlihat aneh oleh masyarakat tionghoa lainnya tetapi tata cara yang sebenarnya tetap dilakukan oleh para bhiksu Mahayana sedangkan umat diberikan pengertian dan kebebasan untuk beribadah, kenapa tata cara sembahyangan Mahayana sembahyang dari dalam menuju keluar banyak sekali maksud dan filosofinya yaitu salah satunya kita seharusnya menghormati guru junjungan kita Buddha Sakyamuni sebelum kita menghormati Buddha atau Bodhisattva yang lain dikarenakan kita dapat memahami Buddha Dharma dan mengenal Para Buddha serta Para Bodhisattva dikarenakan jasa budi besar dari sang guru junjungan kita lalu sembahyang dari dalam menuju keluar diartikan bahwa segala sesuatu semua berawal dari dalam yaitu dari diri kita sendiri bukan dari luar atau dari luar diri kita sendiri! semoga membantu!

{Sarve Sattva Bhavantu Sukhinah/Semoga Semua Mahluk Berbahagia}

28
Vegetarian / Marcell Siahaan Berhenti Vegetarian karena Masakan Istri
« on: 02 January 2012, 08:10:50 AM »


Marcell Siahaan Berhenti Vegetarian karena Masakan Istri

Marcell Siahaan merupakan salah satu orang yang menjalani program vegetarian atau tidak mengkonsumsi daging, hal itu dijalani Marcell hampir beberapa tahun. Tapi saat mantan suami Dewi Lestari ini menikah lagi dengan Rima Melati Adams, pria kelahiran Bandung Jawa Barat, 21 September 1977 ini menghentikannya. Marcell mengaku berhenti vegetarian karena masakan istrinya yang lezat. Ini yang membuat Marcell tidak bisa menahan godaannya.

“Saya dulu vegetarian sekarang sudah berhenti karena saya mengapresiasi masakan istri saya. Istri saya perempuan yang tukang masak yang sangat hebat, jadi kalau saya tetap vegetarian saya akan sangat rugi tidak dapat menikmati apa yang telah disajikan untuk saya. Dan menurut saya itu sudah satu penghargaan atas kepandaian istri saya. Talenta dia itu pun karunia dari Tuhan buat saya. Saya ingin menikmati apa pun yang sudah dihasilkan dari tangannya,” tutur Marcell, saat ditemui di jalan Wijaya Timur 1, Tendean, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (30/12/2011) malam.

Dengan berhenti vegetarian, bukan berarti Marcell bisa memakan apa saja, bintang film Madame X ini tetap memiliki batasan. Kebiasaan pola makan yang dulu tetap ia jalani sampai sekarang. Marcell lebih memperbanyak porsi makan buah-buahan dan sayur-sayuran ketimbang memakan daging. “Karena walau pun saya sudah tidak vegetarian, tapi tetap ada beberapa pola yang sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa diubah, seperti makan buah sebelum makan, bukan sesudah makan, minum air putih yang banyak itu pun sebelum makan. Itu yang saya lakukan setiap hari, terus kebiasaan saya makan sayur juga harus selalu dilakukan. Soalnya saya enggak bisa kalau harus selalu makan daging. Kalau daging hanya sesekali saja,” tandasnya.

29


Misteri Boneka Okiku Dari Jepang, Boneka Setan Yang Rambutnya Terus Tumbuh


Pertama kali mendengar tentang boneka okiku ini sekitar 1 bulan silam tepatnya pada acara cerita horor radio malam jumat. Menurut penuturan orang yang pernah melihat boneka ini, boneka ini memang seram dengan segala nuansa non logisnya. Bagaimana bisa benda mati bisa menumbuhkan rambutnya terus menerus.

Hampir seperti jenglot, boneka ini benar-benar di luar nalar. Seorang peneliti jepang mengungkapkan bahwa dari hasil uji forensik rambut yang ditumbuhkan boneka ini sama persis dengan rambut pada anak usia 10 tahun.

Nama Okiku ini diambil dari seorang anak yang sedang bermain dengan boneka dengan ukuran tinggi 40 sentimeter, berpakaian kimono dengan mata hitam seperti manik-manik dan rambut yang lebat. Boneka Okiku telah ada di kuil Mannenji di kota Iwamizawa Prefektur Hokkaido) sejak tahun 1938.

Awalnya boneka ini dibeli tahun 1918 oleh seorang pemuda bernama Eikichi Suzuki di sapporo, Di sana ia melihat sebuah boneka cantik Jepang dengan Kimono. Boneka ini dibeli Eikichi untuk adiknya yang berumur 2 tahun yang bernama Okiku, anak ini sangat menyenangi boneka ini dan memainkannya setiap hari.

Tapi sayang, Okiku meninggal tak lama setelah itu karena demam.
Kemudian pada saat pemakamannya, Keluarga ingin memasukkan boneka ke dalam peti mati-nya tapi entah mengapa mereka lupa.
Keluarga gadis tersebut kemudian menempatkan boneka itu di altar rumah tangga dan berdoa untuk setiap hari dalam rangka memperingati Okiku.
Beberapa waktu kemudian, mereka melihat rambut mulai tumbuh.Menurut cerita ini merupakan roh dari gadis itu yang berlindung di dalam boneka itu.

Tahun 1938 keluarga Suzuki pindah ke shakalin, boneka okiku akhirnya dititipkan di kuil Mannenji di Hokkaido.
Menurut pendeta di kuil itu, boneka tradisional jepang selalu berambut pendek, dia juga membenarkan kalau rambut boneka Okiku terus memanjang, walaupun dipotong terus secara berkala, tapi rambutnya tumbuh terus.
Menurut kuil, boneka tradisional awalnya memiliki rambut dipotong pendek, tapi seiring waktu terus bertambah panjang sekitar 25 sentimeter, hingga ke lutut boneka.
Meskipun rambut boneka ini dipotong secara berkala, namun menurut cerita rambut tersebut tumbuh lagi.

Cerita ini telah menginspirasi berbagai macam film-film Horor Jepang Populer salah satunya adalah film Haunted School.

30
Kafe Jongkok / "PERTEMUAN"
« on: 28 December 2011, 10:47:59 AM »
Hayooo........Tebak yang ngaku jago dharma kedua Buddha bertemu apa yang mereka bicarakan???



Pages: 1 [2] 3 4